TENTANG
WALIKOTA JAMBI,
1
4. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
2
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
14. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 05 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2011 Nomor 5);
15. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan Perkotaan (Lembaran Daerah Kota Jambi
Tahun 2013 Nomor 4 Seri B Nomor 1).
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3
6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Jambi.
7. Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan adalah Pajak atas bumi dan
atau bangunan yang dimiliki, dikuasi, dan atau dimanfaatkan
oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan
untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan.
8. Surat Setoran Pajak Daerah, yang disingkat SSPD dan atau Surat
Tanda Terima Setoran, yang disingkat STTS, adalah Bukti
pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan oleh
wajib pajak atas pembayaran atau penyetoran pajak yang
terutang ke kas daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh
Walikota.
16. Nomor Objek Pajak atau Nomor SPPT yang selanjutnya disebut
NOP.
4
21. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang yang selanjutnya disebut
SPPT.
31. Pajak yang terutang pajak adalah Pajak yang masih harus dibayar
dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat
Tagihan Pajak Daerah (STPD), Surat Keputusan Pembetulan,
Putusan Banding serta Putusan Peninjuan Kembali yang
menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.
BAB II
Pasal 2
5
(4) Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran
pajak bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari
libur Nasional, pembayaran atau penyetoran pajak dapat
dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Pasal 3
(5) SSPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau STTS berfungsi
sebagai bukti pembayaran yang berwenang atau apabila telah
mendapatkan validasi.
BAB III
TEMPAT PEMBAYARAN
Pasal 4
6
(4) Penunjukkan tempat pembayaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dituangkan dalam suatu dokumen tertulis yang
ditandatangani oleh Walikota dan Pimpinan Bank atau tempat
lain yang ditunjuk sebagai tempat pembayaran.
7
2.8 Memindah bukukan saldo penerimaan PBB ke Bank
pada hari Jumat atau hari kerja berikutnya apabila hari
Jumat libur;
2.9 Menyusun laporan mingguan penerimaan PBB yang
dirinci perkelurahan dan mengirimkannya ke Dinas
Pendapatan selambat-lambatnya hari Jum’at atau hari
kerja berikutnya apabila hari Jum’at libur dan
menyampaikan tembusannya kepada Camat.
8
5. Tata cara penyetoran penerimaan daerah oleh Wajib
Pajak / Wajib Bayar / Wajib Setor / Bendahara
Penerimaan diatur sebagai berikut :
5.1 Pembayaran melalui loket/teller Bank:
1. Mengisi formulir bukti setoran dengan data yang
lengkap, benar dan jelas dalam rangkap 4;
2. Menyerahkan formulir bukti setoran kepada petugas
Bank dengan menyertakan uang setoran sebesar nilai
yang tersebut dalam formulir yang bersangkutan;
3. Menerima kembali formulir bukti penyetoran lembar
ke 1 dan lembar ke 3 yang telah diberi NTB serta
dibubuhi tanda tangan/paraf, nama pejabat Bank,
Cap Bank, tanggal dan waktu/jam setor sebagai bukti
setor;
4. Menyampaikan bukti setoran kepada Unit terkait.
Pasal 5
(1) Pembayaran PBB yang terutang dilakukan di tempat pembayaran
yang ditunjuk atau tempat pembayaran Elektronik.
9
Pasal 6
Pengawasan terhadap tempat pembayaran, tempat pembayaran
Elektronik, Bank dan Bank Persepsi Elektronik dalam rangka
pengelolaan penerimaan PBB dilakukan oleh Dinas Pendapatan.
Pasal 7
Tempat pembayaran yang telah ditunjuk melaporkan rekening yang
digunakan untuk menampung dana pembayaran PBB kepada
Walikota.
BAB IV
Pasal 8
(1) Pajak yang masih harus dibayar dalam STPD, Surat Keputusan
Pembetulan, Putusan Banding serta Putusan Peninjauan Kembali
yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah
harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterbitkan.
Pasal 9
Pasal 10
(1) Permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (2), harus diajukan secara tertulis paling lama 9 (sembilan)
hari kerja sebelum jatuh tempo pembayaran, disertai dengan
alasan dan bukti yang mendukung permohonan, serta :
10
a. jumlah pembayaran pajak yang dimohon untuk diangsur,
masa angsuran, dan besarnya angsuran; atau
b. jumlah pembayaran pajak yang dimohon untuk ditunda dan
jangka waktu penundaan.
Pasal 11
(1) Wajib Pajak yang mengajukan permohonan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) harus memberikan jaminan
yang besarnya ditetapkan berdasarkan pertimbangan Kepala
Dinas Pendapatan, kecuali apabila Kepala Dinas Pendapatan
menganggap tidak perlu.
Pasal 12
11
(3) Apabila jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan Walikota tidak
menerbitkan suatu keputusan, permohonan disetujui sesuai
dengan permohonan Wajib Pajak, dan Surat Keputusan
Persetujuan Angsuran Pembayaran Pajak atau Surat Keputusan
Persetujuan Penundaan Pembayaran Pajak harus diterbitkan
paling lama 5 (lima) hari kerja setelah jangka waktu 7 (tujuh)
hari kerja tersebut berakhir.
Pasal 13
Pasal 14
12
Pasal 15
(5) Bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan terhadap
angsuran atau penundaan atas pembayaran Surat Tagihan Pajak
Daerah.
Pasal 16
Pasal 17
13
(2) Dalam hal besarnya kelebihan pembayaran pajak dan/atau
pemberian imbalan bunga lebih kecil dari utang pajak yang
belum diangsur, besarnya angsuran dari sisa utang pajak
ditetapkan kembali dengan ketentuan :
a. Jumlah pokok dan bunga setiap angsuran tidak lebih dari
jumlah setiap angsuran yang telah disetujui; dan
b. Masa angsuran paling lama sama dengan sisa masa angsuran
yang telah disetujui.
14
Pasal 18
(1) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas suatu surat
ketetapan pajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun pajak, atau
Tahun Pajak setelah Tahun 2014 yang pelunasannya telah
memperoleh persetujuan untuk diangsur atau ditunda, Wajib
Pajak wajib melunasi seluruh pajak yang masih harus dibayar
yang telah disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan,
sebelum keberatan diajukan.
(3) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas suatu surat
ketetapan pajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak sebelum Tahun 2014 yang pelunasannya telah
memperoleh persetujuan untuk mengangsur atau menunda
persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran utang
pajak tersebut tetap berlaku dan Wajib Pajak wajib melunasi
sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan.
Pasal 19
(1) Dalam hal terhadap utang pajak yang tercantum dalam surat
ketetapan pajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak sebelum Tahun 2014 yang telah mendapat
persetujuan untuk diangsur pembayarannya diterbitkan Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan
Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang menerima
sebagian, besarnya angsuran dari sisa utang pajak ditetapkan
kembali dengan ketentuan ;
a. Jumlah pokok dan bunga setiap angsuran tidak lebih dari
jumlah setiap angsuran yang telah disetujui; dan
b. Masa angsuran paling lama sama dengan sisa masa angsuran
yang telah disetujui.
(2) Dalam hal terhadap utang pajak yang tercantum dalam surat
ketetapan pajak untuk Masa pajak, Bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak setelah Tahun 2014 yang telah mendapat
persetujuan untuk diangsur pembayarannya diterbitkan Surat
Keputusan Pembetulan atau Putusan Peninjauan Kembali yang
menerima sebagian, besarnya angsuran dari sisa utang pajak
ditetapkan kembali dengan ketentuan :
a. Jumlah pokok dan bunga setiap angsuran tidak lebih dari
jumlah setiap angsuran yang telah disetujui; dan
b. Masa angsuran paling lama sama dengan sisa masa angsuran
yang telah disetujui.
15
(3) Dalam hal terhadap utang pajak yang tercantum dalam surat
ketetapan pajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak sebelum Tahun 2007 yang telah mendapat
persetujuan untuk ditunda pembayarannya diterbitkan Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan
Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang menerima
sebagian, Wajib Pajak tetap wajib melunasi utang pajak tersebut
sesuai dengan jangka waktu penundaan.
(4) Dalam hal terhadap utang pajak yang tercantum dalam surat
ketetapan pajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak setelah Tahun 2014 yang telah mendapat
persetujuan untuk ditunda pembayarannya diterbitkan Surat
Keputusan Pembetulan atau Putusan Peninjauan Kembali yang
menerima sebagian, Wajib pajak tetap wajib melunasi utang
pajak tersebut sesuai dengan jangka waktu penundaan.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Ditetapkan di Jambi
Padatanggal 17 FEBRUARI 2014
WALIKOTA JAMBI,
dto
SYARIF FASHA
Diundangkan di Jambi
dto
DARU PRATOMO
16