Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisa dan Perancangan Sistem


Perancangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian
ini adalah metode Prototyping. Prototyping adalah proses yang digunakan untuk
membantu pengembangan perangkat lunak dalam membentuk model dari perangkat
lunak yang harus dibuat. Metode ini dilakukan secara bertahap, yaitu dengan
mengembangkan suatu prototype yang sederhana terlebih dahulu baru kemudian
dikembangkan dari waktu ke waktu sampai perangkat lunak selesai dikembangkan.
Prototype merupakan bentuk dasar atau model awal dari suatu sistem atau subsistem .
Tahap-tahap dalam metode Prototyping ditunjukkan pada Gambar 4.1.1.

Gambar 4.1.1 Tahapan dalam Model Prototyping .

Pengumpulan kebutuhan sistem dilakukan dengan wawancara dengan Bapak Dani


Selaku teknisi di BPR Naribi Perkasa. Pada wawancara yang telah dilakukan tersebut,
menyatakan bahwa PT Naribi Perkasa telah mempunyai wacana akan menerapkan IP
Camera sebanyak 4 titik pemantauan. Sehingga dibutuhkan perencanaan yang lebih
matang, dengan cara menghitung dan analisis kebutuhan dari setiap penggunaan IP
Camera terutama penggunaan bandwidth untuk akses melalui internet. Selain itu
dibutuhkan kriteria hasil video yang berbeda untuk setiap IP Camera karena kondisi dan
keadaan dari setiap titik yang akan dipantau misalnya perbedaan dari ruangan yang
ramai oleh siswa atau ruangan yang sepi tapi terdapat barang yang berharga. Sehingga
didapatkan sistem monitoring area menggunakan IP Camera untuk meningkatkan
keamanan dari BPR Naribi yang efektif dan efisien. Selain itu dari sisi pemantauan, user
dapat memantau dari mana saja atau dengan cara mobile yang akan meningkatkan
fleksibiltas dari sistem keamanan dengan IP Camera.
Perancangan sistem menggunakan Unified Modelling Language (UML), terdiri
dari use case diagram, activity diagram, sequence diagram, class diagram dan
deployment diagram. Use case diagram pada Gambar 4.1.2 menunjukan sistem ini
hanya memiliki satu aktor karena pengguna dari aplikasi ini nantinya akan
menggunakan dengan fitur yang sama. Aktor adalah beberapa karyawan yang
ditugaskan, mereka mempunyai hak untuk menggunakan aplikasi dengan fitur
memenejemen kamera yang tersedia dengan menambah, mengubah atau menghapus
kamera. Kemudian aktor dapat mengatur aplikasi mereka sendiri dengan men-setting
password dari aplikasi sesuai dengan aktor yang menggunakan aplikasi tersebut.

add camera

delete
camera
user
setting

share

Gambar 4.1.2 Use Case Diagram Activity


diagram merupakan salah satu cara untuk memodelkan eventevent yang terjadi
dalam use case [11]. Untuk kebutuhan proses dari sistem yang akan dibangun, terdapat
dua activity diagram yaitu aktifitas user yang paling utama adalah request video dari IP
Camera pada Gambar 4 merupakan Activity Diagram Streaming IP Camera. kemudian
aktifitas yang berikutnya adalah mengubah kualitas video dengan cara mengirim
parameter ukuran dari kompresi.

Gambar 4.1.3 Activity Diagram Streaming IP Camera.

Sequence diagram merupakan interaction diagram yang memperlihatkan event-


event yang berurutan sepanjang berjalannya waktu. Sequence diagram user pada
perancangan ini meliputi manajemen IP Camera yang tersimpan dalam database
smartphone yaitu menambahkan atau mendaftarkan IP Camera baru, mengubah data
dari IP Camera yang telah tersimpan dan menghapus IP Camera dari database.
Class diagram sistem pada Gambar 4.1.4 merupakan perancangan class utama yang
akan dibuat pada aplikasi tersebut, meliputi : class Camera, class CGIHttpRequest, class
HttpCGICommand, class DBHelper, class Parameter, class Setting. Pada class diagram
sistem terdapat lima relasi yaitu
Class Camera memiliki relasi one to one dengan class CGIHttpRequest. Dalam
proses request dengan IP Camera hanya ada satu objek Camera yang akan
diakses.
Class Camera memiliki relasi one to one dengan class HttpCGICommand.
Dalam membuat command atau perintah untuk request dengan IP Camera
mempunyai satu objek Camera.
Class Camera memiliki relasi one to many dengan class DBHelper. Dalam
DBHelper dapat memiliki satu atau lebih objek Camera.
Class Parameter memiliki relasi one to many dengan class HttpCGICommand.
Dalam proses request dengan IP Camera pesan yang dikirim dapat memiliki
satu atau lebih objek Parameter.
Class Setting memiliki relasi one to one dengan class DBHelper. Dalam
DBHelper hanya dapat memiliki satu objek Setting.

Gambar 4.1.4 Class Diagram aplikasi IP Camera


Deployment diagram menggambarkan detail bagaimana komponen di-deploy
dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau
piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi
server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal. Dirancangkan agar aplikasi ini akan
mengakses sebuah router server yang terhubung dengan IP Camera seperti pada Gambar
4.1.5. Saat user melakukan request streaming video maka aplikasi akan terhubung
dengan router server.

Gambar 4.1.5 Deployment Diagram.

Perancangan desain antarmuka adalah merancang gambaran sementara dari


aplikasi yang akan dibuat. Pada aplikasi ini terdapat beberapa rancangan antarmuka dari
menu yang tersedia dalam aplikasi tersebut. Pada Gambar 4.1.6 merupakan tampilan
Manage Camera, pada form tersebut bisa disebut juga sebagai form utama karena menu-
menu utama berhubungan dengan form ini. Pada form ini terdapat daftar kamera yang
telah berhasil didaftarkan atau daftar kamera yang telah tersimpan didalam database.
Gambar 4.1.6 Desain Antarmuka Form Manage Camera.

Form utama dari aplikasi ini akan digambarkan pada Gambar 4.1.7, pada gambar
tersebut akan memperlihatkan form streaming video dari IP Camera desain antarmuka
untuk form tersebut adalah streaming video secara fullscreen. Selain itu pada form ini
juga berisi menu untuk mengatur kompressi, tampilan, membuat Log dan melihat
kamera yang aktif atau terkoneksi.

Gambar 4.1.7 Desain Antarmuka Form Camera Viewer.


Proses evaluasi prototype dilakukan sebanyak dua kali pengujian oleh pembuat dan
pengguna. Penjelasan setiap tahap evaluasi prototype adalah sebagai berikut:

1. Evaluasi Tahap Pertama Evaluasi prototype pertama dilakukan setelah


perancangan awal aplikasi. Dalam tahap ini melakukan perancangan desain
tampilan. Hasil dari evaluasi tahap pertama memperbaiki tampilan form Manage
Camera aplikasi agar lebih menarik dan mudah dipahami pengguna dengan
membuat menu utama dengan tulisan dan bergambar, karena tampilan awalnya
masih terlalu sederhana dan hanya terdiri dari menu utama yang berbentuk tulisan
saja.
2. Evaluasi Tahap Kedua Evaluasi tahap kedua ini dilakukan setelah fungsi utama
yang ada pada aplikasi selesai dibuat. Hasil dari evaluasi tahap ke-dua antara lain:
a. Perlu menambahkan preview pada saat menambahkan IP Camera baru, agar
lebih jelas dan user tahu bahwa kamera yang telah ditambahkan;
b. Perlu menambahkan menu help yang berisikan petunjuk penggunaan aplikasi
atau user guide ;

Berdasarkan rancangan yang telah dipaparkan, dikembangkan suatu aplikasi


dengan platform Android yang dapat melakukan streaming video dari IP Camera
dengan media internet. Dengan hasil aplikasi berikut ini:

a. Form Manage Camera


Form Manage Camera adalah form utama dari aplikasi yang dirancang.
Pada form ini menginformasikan daftar dari IP Camera yang telah ditambahkan
kemudian juga jalan utama untuk akses ke semua bagian aplikasi atau
berisikan menu-menu utama. Fungsi utama dari form ini adalah untuk
memenejemen atau mengatur dari daftar IP Camera yang telah tersimpan dalam
database SQLite.
b. Form Add Camera
Untuk mendapatkan video dari IP Camera pertama yang perlu dilakukan
adalah menambahkan atau mendaftarkan IP Camera di database SQLite. Untuk
memasukkan kamera baru yaitu dengan masuk ke form Add Camera pada form
untuk menambahkan kamera user harus memasukan Name, Servername/IP,
Port, Username dan Password. User tidak bisa menyimpan kamera baru yang
telah dilengkapi datanya apabila belum dites. Tujuan dari tes kamera adalah
untuk mendapatkan koneksi dari IP Camera. Setelah koneksi berhasil dilakukan
user baru bisa menyimpan kamera.
c. Form Edit Camera
Edit Camera merupakan form yang digunakan user apabila ingin
mengubah data kamera yang berada pada database SQLite misalnya karena
data yang telah terdaftar sudah berubah alamat server-nya atau telah terubah
pengaturannya. Untuk mengakses pada form Edit Camera user masuk dulu pada
form Manage Camera kemudian pilih data yang akan di-edit dengan cara long
click pada data tersebut kemudian akan muncul Context Menu pilih edit.
d. Form Camera Viewer

Gambar 4.1.8 Form Camera Viewer Aplikasi IP Camera.


Camera Viewer merupakanform yang memiliki bagian utama dari aplikasi
ini yaitu untuk form untuk streaming video dari IP Camera. Tampilan dari
Camera Viewer ditunjukan pada Gambar 9, pada form tersebut memilki bagian
utama berupa tampilan hasil streaming atau berupa video, kemudian dalam
gambar tersebut juga menampilkan seberapa kecepatan video yang diterima
berupa jumlah frame yang diterima setiap detik. Pada form tersebut juga
mempunyai mempunyai beberapa menu untuk mengakses menu Setting
Appreance, Setting Compression, Create Log, All Camera dan Manage Camera.
e. Form Setting Compression

Gambar 4.1.9 Form Setting Compression Aplikasi IP Camera.


Pada form Setting Compression user dapat mengubah kualitas gambar dari
streaming video yang dihasilkan atau dikirim oleh IP Camera, dengan seekbar
User cukup menarik ke kanan atau ke kiri untuk mengaturnya. Apabila user
menarik seekbar ke kiri maka besar kompresi kecil dan jika ditarik ke kanan
maka kompresi yang dihasilkan lebih besar. Maka jika semakin besar
kompresi yang diatur maka gambar yang dihasilkan memilki pixel yang lebih
kecil tetapi video yang dihasilkan mempunyai delay yang lebih kecil. Tetapi
dalam mengatur kompresi dapat diatur secara otomatis sehigga hasil yang
ditampilkan nantinya berdasarkan seberapa besar bandwidth dari jaringan yang
tersedia dengan cara besar kompresi diset pada angka 0 (nol) maka secara
otomatis hasil streaming dari IP Camera akan menyesuaikan bandwidth.
Gambar 10 adalah tampilan dari form Setting Compression.
4.1.2 Cara Menggunakan IP Cam Viewer

Langkah-Langkahnya:

1. Instal melalui kabel usb


2. Setelah diinstal jalankan aplikasi

3. Tap tombol + (add)


4. Tap Scan Camera
5. Isikan Alamat IP/Domain DVR terlebih dahulu dan tap tombol Test

6. Maka akan terjadi proses loading

7. Pilih ADT DYK4500 dan Tap tombol Add


8. Tap tombol Save

9. Tap tombol back (panah)


10. Hasil dari konfigurasi
4.2 Hasil Pengujian
Pengujian ini berfungsi untuk melihat sejauh mana aplikasi ini dapat berjalan
dan untuk menemukan kesalahan yang mungkin terjadi. Parameter dalam pengujian
ini menggunakan user requirements yang telah dijelaskan pada tahap sebelumnya.
Pengujian yang digunakan adalah pengujian manfaat. Tujuan dari pengujian aplikasi
ini adalah untuk mengetahui kemampuan dari aplikasi untuk streaming video dari IP
Camera melalui jaringan internet.

a. Spesifikasi pengujian :
1. Aplikasi Android :
Smartphone Android yang digunakan adalah Advan Vandroid T1C dengan
platform Android Froyo 2.2.
Koneksi internet smartphone menggunakan Broadband Indosat IM3 dengan
kekuatan sinyal HSDPA.
Lokasi atau tempat memantau di Jl Ir.H. Juanda, Ciputat.
2 PT BPR Naribi Perkasa :
IP Camera TP-Link SC3130 yang menggunakan kompresi video MJPEG.
Koneksi internet dari ISP Firstmedia dengan maksimal bandwidth 8Mbps.
Pengaturan jaringan internet menggunakan router Mikrotik dengan limit
bandwitdh download dan upload sebesar 256kb untuk port IP Camera.

Pengujian yang dilakukan yaitu dengan streaming video menggunakan aplikasi


TelsaCamera yang telah ter-install pada smartphone Android. Streaming dilakukan
selama 5 menit untuk setiap pengujian. Pengujian dilakukan pada kompresi 10%,
20%, 30%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 99%. Hasil dari setiap pengujian berupa
LOG untuk pencatatan banyaknya frame setiap detik. Hasil pengujian yang telah
dilakukan pada tanggal 25 Mei 2017 jam 09.15 sampai dengan jam 10.30 dapat
ditunjukan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Streaming Video IP Camera.
Frame / Kompresi ( % )
Second 10 20 30 40 50 60 70 80 90 99
1 124 69 50 49 33 20 15 12 5 3
2 35 93 30 39 62 38 38 24 7 2
3 4 18 27 40 61 37 50 22 12 2
4 0 0 0 19 48 65 35 31 6 5
5 0 0 0 0 1 20 77 63 14 10
6 0 0 0 0 0 5 1 74 28 12
7 0 0 0 0 0 0 1 100 50
8 0 0 0 0 0 0 0 1 68 116
9 0 0 0 0 0 0 0 0 12 45
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17
11 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4
12 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 163 180 107 147 205 185 216 228 256 270
RATA/RATA 0,69 1,03 0,64 1,08 1,79 1,99 2,57 3,41 5,71 7
Frame Rate

Pada Tabel 4.2 menunjukan hasil dari pengujian streaming video dari IP Camera
yang berupa tabel dari pengujian setiap kompresi. Pada kolom pertama menyatakan
jumlah frame untuk setiap detiknya dan kolom ke-2 merupakan pengujian pada
kompresi 10% selama 5 menit dengan hasil untuk 1 frame /detik- nya mendapatkan
124 kali. Kemudian untuk 2 frame /detik-nya mendapatkan 35 kali pada
mendapatkan 4 kali pada 3 frame/detik-nya. Pada kolom ke-3 sampai ke-11
menjelaskan hasil dari kompresi yang lainnya. Kemudian pada kompresi 90%
terdapat nilai 0 FPS pada frame 10 diakibatkan beberapa kemungkinan diantaranya
karena keadaan dari ISP yang menyediakan internet pada pekantoran ataupun
broadband yang digunakan pada smartphone. Rata-rata frame rate didapat dengan
perhitungan rumus Mean pada data tunggal selama 5 menit atau 300 detik yaitu :

+ + + +
=


Contoh menghitung rata-rata pada kompresi 50% :

(1 33)(2 62)(3 61)(4 48)(5 1)(6 0)(7 0)(8 0)


(9 0)(10 0)(11 0)(12 0)(13 0)(14 0)(15 0)
=
300
= 1,79 FPS

Tahap pengujian berikutnya dilakukan dengan wawancara dan simulasi aplikasi


dengan Bapak Dani, S.kom yang menjabat sebagai Kepala Teknisi Komputer BPR
Naribi Perkasa yang ditunjuk sebagai penanggung jawab atas penelitian yang
dilaksanakan. Dari hasil pengujian yang telah dipaparkan pada Tabel 4.2 maka 4
titik pantau yang direncanakan sebelumnya dirumuskan kriteria titik yang berbeda
berdasarkan alasan-alasan dari struktur dan ruang gerak area. Pada Tabel 4.2
menunjukan 4 titik yang direncanakan dan Gambar 4.1.1 menunjukan struktur
bangunan perkantoran PT. BPR Naribi Perkasa.
Gambar 4.1.3 Struktur Ruang Perkantoran PT. BPR Naribi Perkasa.

Pada Gambar 4.1.3 menunjukan titik sudut atau struktur bangunan dari
Perusahaan PT. BPR Naribi Perkasa dengan keterangan :
a) Halaman Depan
b) Teller dan Customer Service lantai 1
c) Berangkas lantai 1
d) Ruang Kerja Karyawan lantai 2
Dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan, menyimpulkan titik-titik pantau
IP Camera pada Tabel 2 berikut :

Tabel 4.2 4 Titik Pantau IP Camera


No Titik IP Camera Gedung Kompresi Alasan

Mengawasi keadaan
Halaman
1 A 70% masuknya orang dan
Perkantoran
parkiran.

Teller&Customer Mengawasi Transaksi


2 A 70%
Service Teller

Tingkat Pengawasan
3 Berangkas A 50%
Diperketat
Tingkat Kinerja
4 Ruang Kerja A 60%
Karyawan

Dari pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa kriteria dari setiap
titik atau area. Dengan beberapa kategori kompresi yang digunakan yaitu 50%,60%
dan 70%. Kompresi yang digunakan berbeda-beda berdasarkan tingkat keramaian dan
cepat pergerakan dari setiap titik pantau. Kemudian selain itu kompresi yang
diterapkan berbanding lurus dengan besar bandwidth yang digunakan. Dalam
penerapan yang telah dilakukan tidak menggunakan kompresi 90% atau 99% karena
hasil gambar yang diperoleh sudah tidak jelas sehingga walaupun pergerakan video
lebih cepat tapi gambar yang dihasilkan belum memenuhi kebutuhan untuk
memantau ruangan. Berikut ini adalah contoh penjelasan dari titik yang telah
diterapkan:
- Pada titik 3 atau kamera pada ruang berangkas dengan kompresi 50% karena pada
area tersebut tingkat keramaian yang lebih rendah dari area yang lain yaitu dengan
kondisi bahwa kamera pada ruangan tersebut mengawasi berangkas dan pengunjung
khusus yang rata-rata hanya mengawasi berangkas. Pada Tabel 4.2 dengan kompresi
tersebut mendapatkan hasil pengujian dengan rata-rata frame rate 1,79 FPS dengan
pertimbangan bahwa pergerakan dari karyawan yang lebih sering berada di ruang
kerja dengan video yang kecepatannya lambat telah mampu merekam kegiatan dari
ruang berangkas.
- Pada titik 2 atau kamera pada ruang teller dengan kompresi 70% karena pada area
tersebut tingkat keramaian yang lebih tinggi dari area yang lain yaitu dengan
banyaknya nasabah dan calon nasabah yang masuk atau keluar. Pada Tabel 4.2
dengan kompresi tersebut mendapatkan hasil pengujian dengan rata-rata frame rate
3,41 FPS dengan pertimbangan bahwa pergerakan dari nasabah di ruang teller
memungkinkan nasabah/calon untuk pergerakannya kurang dari 1 detik.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa aplikasi ini
sudah berjalan secara fungsional dan mengeluarkan informasi sesuai dengan yang
diharapkan. Sehingga hasil analisis dari kebutuhan untuk menerapkan sistem
monitoring menggunakan IP Camera sudah memenuhi kebutuhan.
BAB V

SIMPULAN DAN PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisis dan perancangan aplikasi yang dirancang maka
dibuat beberapa kesimpulan. Pertama aplikasi dapat melakukan streaming dari IP
Camera menggunakan smartphone Android. Kedua aplikasi monitoring dapat
menyimpan daftar alamat-alamat IP Camera yang berbeda-beda sehingga
memudahkan dalam pengaksesan IP Camera. Kemudian yang terakhir aplikasi
mampu mengubah kualitas dari video yang dihasilkan sehingga mempengarungi
kecepatan dari video yang diterima maka 4 titik pantau yang akan dimonitoring dapat
diklarifikasikan hasil yang berbeda berdasarkan kebutuhannya.

5.2 Penutup
Wassalamualaikum Wr.Wb.
DAFTAR PUSTAKA

1) Handoko, Rika Mandasari & Bino Pramana B. 2010. Analisis dan Perancangan
Aplikasi Monitoring IP Camera Menggunakan Protokol HTTP pada Mobile
Phone. Jakarta : BINUS.
2) Samalo, Yenny, Vans Andriawan, & Achmad Hadi. 2012. Analisis dan
Perancangan Sistem Pemantau Area dengan Menggunakan IP Camera pada PT.
Pertamina Depot Plumpang . Jakarta: BINUS.
3) Chandra, Eric, & Zein Rezky H. 2012. Analisis dan Perancangan Aplikasi
Monitoring Area dengan Webcam pada Smartphone Berbasis Android. Jakarta
:BINUS.
4) Mulyadi. 2010. Membuat Aplikasi untuk Android . Yogyakarta: Gava Media.
5) Winarno, Edy, & Ali Zaki 2011. Membuat Sendiri Aplikasi Android untuk
Pemula . Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
6) Cooper, Martin. 2010. Step by Step Smartphone Android. Massachusetts: Pace
University.
7) Innes, Greg. 2009. What Is an IP Camera?. http:/www.networkwebcams.com/ip-
camera-learning-center/. (Diakses tanggal 10 Mei 2012).
8) Anonymous.2006. MJPEG vs MPEG4 Understanding the differences,advanrages
and disadvantages of each compression technique, ON-Net Surveillance Systems
Inc. http://www.onssi.com/downloads/OnSSI_WP_compression_techniques.pdf.
(Diakses tanggal 10 Juli 2012).
9) Widhiartha, Putu. 003. Pengantar Kompresi Data. IlmuKomputer.Com. (Diakses
tanggal 3 Juli 2012).
10) Pressman, Roger. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku
Satu). Yogyakarta: Andi.
11) Nugroho, Adi. 2005. Rational Rose Untuk Pemodelan Berorientasi Objek .
Bandung: Informatika.

Anda mungkin juga menyukai