Anda di halaman 1dari 16

Kasus

Seorang perempuan berusia 12 tahun, masuk Rumah Sakit dengan keluhan tonjolan dibelakang
telinga. Benjolan disertai dengan demam, nyeri (+), keluhan sakit kepala (+) kadang-kadang
mual muntah disangkal, pandangan kabur disangkal, keluhan pusing berputar disangkal. Sejak
6 tahun yang lalu os mengeluh sering keluar cairan dari telinga kiri, cairan berwarna kekuningan
dan kadang-kadang berbau. Sejak 5 tahun yang lalu, os beberapa kali timbul bisul dibelakang
telinga dan dioperasi di Puskesmas. Sejak 2 minggu sebelum masuk Rumah Sakit, timbul lagi
benjolan di belakang telinga dan os kemudian di rujuk ke Rumah Sakit.

Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum : tampak sakit sedang, compos mentis, dyspneu (-),
stidor (-), retraksi (-). Pada pemeriksaan THT : telinga : AD : dalam batas normal, retroaurikula
dekstra : dalam batas normal. AS : liang telinga lapang, secret (+), mukopurulen, membrane
timpani perforasi total. Retroaurikula sinistra : benjolan (+), fluktuatif (+), nyeri tekan (+).
Hidung dan tenggorok dalam batas normal.

Pasien didiagnosis sebagai Otitis Media Supuratif kronik dengan abses retroaurikula sinistra
dengan kecurigaan komplikasi intracranial. Dilakukan insisi dan drainase abses RAS, didapatkan
pus 5 cc dan dipasang drain. Dilakukan pemeriksaan Rontgen Mastoid posisi schuller dengan
hasil : tampak gambaran kronik mastoiditis kanan dan kiri tipe sklerotik. Tak ada destruksil
kolesteatoma.

Hasil audiogram : AD : pendengaran normal. AS tuli konduktif ringan. Hasil kultur pus adalah
staphylococcus aureus.

Pasien dikonsulkan ke bagian neurologi dan didapatkan kesan OMSK dengan suspek abses
serebri disarankan CT-Scan kepala. Dilakukan CT-Scan mastoid dengan hasil : mastoiditis
duplek dengan tanda destruksi pada tulang mastoid dan CT-Scan kepala dengan hasil : SOL pada
temporoparietal kiri. Pasien diberi terapi sesuai dengan protokol OMSK dengan komplikasi
intracranial : cefotaksim 2 x 500 mg, metronidazole 3 x 250 mg, klorampenikol 4 x 550 mg.

Pasien dikonsulkan ke bagian bedah saraf : kesan abses intraserebral temporoparietal sinistra.
Saran : IVFD NaCl, Kemicetin 2 x . % ampul, penicillin 4 x 500 mg, metrodidazole 3 x 250
Mg, rencana operasi drainase abses bila keluarga setuju, dilakukan insisi drainase abses otak
dengan burr hole oleh bedah saraf.
a. Analisa Data

NO. Data Etiologi Masalah


1. DS : Pasca trauma Nyeri kronis
karena gangguan
Klien mengeluhkan nyeri dan keluhan (misl
sakit kepala. infeksi/inflamasi)
Klien mengeluh sering keluar cairan
dari telinga kiri, cairan berwarna
kekuningan dan kadang-kadang
berbau sejak 6 tahun .
P : Benjolan dibelakang telinga
Q : berdenyut
R : sakit Kepala, pandangan kabur
disangkal, keluhan pusing berputar
disangkal
S : Skala 6
T : Hilang timbul
DO : Klien tampak sakit sedang
Pemeriksaan THT : Pada telinga secret
(+)
Retroaurikula sinistra : benjolan (+),
fluktuatif (+), nyeri tekan (+).
Hasil kultur pus adalah staphylococcus
aureus.

2. DS: Klien mengeluh demam Penyakit Hipertermi


DO: -
3. DS : Factor risiko Risiko Infeksi
gangguan
Klien mengeluhkan benjolan integritas kulit
dibelakang telinga.
Klien mengeluh sering keluar
cairan dari telinga kiri, cairan
berwarna kekuningan dan kadang-
kadang berbau sejak 6 tahun
DO : AS : secret (+),
4. DS : Klien mengeluhkan benjolan disertai ketidaknyamanan Insomnia
fisik
dengan demam, nyeri, keluhan sakit
kepala (+),kadang-kadang mual muntah
disangkal, pandangan kabur disangkal,
keluhan pusing berputar disangkal
DO : -
5. DS : Klien mengeluh sering keluar cairan gangguan Hambatan
persepsi
dari telinga kiri, cairan berwarna komunikasi
(pendengaran)
kekuningan dan kadang-kadang berbau verbal
sejak 6 tahun .
DO :
Pemeriksaan THT : Pada telinga secret
(+)
6. DS : Klien mengatakan Sejak 5 tahun Edema pada sisi Risiko
yang lalu,beberapa kali timbul bisul pembedahan
perlambatan
dibelakang telinga dan dioperasi di
Puskesmas. Sejak 2 minggu sebelum pemulihan
masuk Rumah Sakit, timbul lagi benjolan
pasca-bedah
di belakang telinga dan kemudian di rujuk
ke Rumah Sakit.
DO : Retroaurikula sinistra : benjolan (+)
7. DS : - Faktor resiko Harga diri
gangguan citra
DO : Retroaurikula sinistra : benjolan (+) rendah
tubuh
situasional
8. DS : Klien mengatakan Sejak 5 tahun kurang informasi Defisiensi
yang lalu,beberapa kali timbul bisul Pengetahuan
dibelakang telinga dan dioperasi di
Puskesmas. Sejak 2 minggu sebelum
masuk Rumah Sakit, timbul lagi benjolan
di belakang telinga dan kemudian di rujuk
ke Rumah Sakit.
DO : -

b. Diagnosa
1. Nyeri kronis b.d pasca trauma karena gangguan (misl infeksi/inflamasi)
2. Hipertermi b.d penyakit
3. Risiko Infeksi b.d factor risiko gangguan integritas kulit
4. Insomnia b.d ketidaknyamanan fisik
5. Hambatan komunikasi verbal b.d gangguan persepsi (pendengaran)
6. Risiko perlambatan pemulihan pasca-bedah b.d Edema pada sisi pembedahan
7. Harga diri rendah situasional fak.res gangguan citra tubuh
8. Defisiensi Pengetahuan b.d kurang infornmasi

a. Perencanaan NOC dan NIC


No Diagnosa NOC NIC Rasional
1 Nyeri Kronis Pain Control Pain Management Pain Management
berhubungan Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian 1. Menentukan lokasi,
dengan pasca tindakan keperawtan nyeri konfrehensif yang karakteristik, onset
trauma karena selama 3 x 8 jam meliputi lokasi, atau durasi,
gangguan (misl diharapkan pasien karakteristik, onset atau frekuensi, kualitas,
infeksi/inflamasi mampu melakukan durasi, frekuensi, intensitas atau
)
tindakan pribadi untuk kualitas, intensitas atau beratnya nyeri atau
mengontrol nyeri. beratnya nyeri atau faktor pencetus
Dengan kriteria hasil factor pencetus untuk menentukan
: 2. Observasi adanya manajemen
1. Mengenali kapan petunjuk non verbal pengontrolan nyeri
nyeri terjadi (2 ke mengenai yang sesuai
4) ketidaknyamanan 2. Petunjuk non verbal
2. Menggambarkan terutama pada mereka mengenai
faktor penyebab ( yang tidak dapat ketidaknyamanan
2 ke 4) berkomunikasi secara yang ditunjukkan
3. Menggunakan efektif dapat untuk menilai
tindakan 3. Gunakan strategi tingkat nyeri
pengurangan nyeri komunikasi terapeutik 3. Komunikasi
tanpa analgetik (2 untuk mengetahui terapeutik dapat
ke 4 ) pengalaman nyeri membantu
4. Melaporkan neri 4. Gali pengetahuan dan mengurangi tingkat
yang terkontrol ( 2 kepercayaan pasien nyeri dan
ke 4 ) mengenai nyeri pengalaman nyeri
Keterangan : 5. Kendalikan factor masa lalu dapat
1 : Tidak pernah lingkungan yang dapat mempengaruhi
menunjukkan mempengaruhi respon tingkat nyeri yang
2 : Jarang pasien mengenai sekarang
menunjukkan ketidaknyamanan 4. Tingkat pengetahuan
3 : Kadang-kadang 6. Kurangi faktor-faktor dapat mempengaruhi
menunjukkan yang dapat mencetuskan respon pasien
4 : Sering nyeri terhadap tingkatan
menunjukkan 7. Ajarkan prinsip-prinsip nyeri
5 : Secara konsisten manajemen nyeri 5. Suhu ruangan yang
menunjukkan 8. Dukung istirahat atau panas dan suara
tidur yang adekuat bising dapat
Pain Level 9. Berikan individu memperparah tingkat
Setelah dilakukan penurun nyeri yang nyeri pasien
tindakan keperawatan optimal dengan 6. Modifikasi suhu
selama 3 x 8 jam peresepan analgetik ruangan dan
pasien mampu lingkungan (mis.
melaporkan keparahan Analgetic Administration suhu ruangan panas
tingkat nyeri. 1. Tentukan lokasi, dan suara bising)
Dengan kriteria hasil karakteristik, kualitas 7. Ajarkan tekhnik
: dan keparahan nyeri distraksi, relaksasi
1. Nyeri yang sebelum mengobati untuk membantu
dilaporkan ( 2 ke 4 pasien pasien dalam
) 2. Cek perintah pengobatan mengurangi nyeri
2. Panjangnya meliputi obat, dosis dan 8. Istirahat atau tidur
episode nyeri ( 2 frekuensi analgetik yang yang tercukupi dapat
ke 4 ) diresepkan membantu
3. Ekspresi nyeri 3. Cek adanya riwayat menurunkan tingkat
wajah ( 2 ke 4 ) adanya alergi obat nyeri
Keterangan : 4. Monitor tanda-tanda 9. Kolaborasikan
1 : Berat vital sebelum dan dengan dokter
2 : Cukup berat sesudah pemberian pemberian analgetik
3 : Sedang analgetik
4 : Ringan 5. Evaluasi keefektifan Analgetic
5 : Tidak ada analgesic dengan Administration
interval yang teratur 1. Membantu dalam
4. Frekuensi nafas pada setiap setelah menentukan
5. Denyut nadi radial pemberian khusunya analgetik yang aman
6. Berkeringat setelah pemberian diberikan
Keterangan : pertama kali, juga 2. Mengevaluasi
1 : Devasi berat dari observasi adanya tanda kebenaran
kisaran normal dan gejala efek samping pengobatan meliputi
2 : Deviasi yang cukup obat dan dosis yang
berat dari kisaran telah diresepkan
normal 3. Menentukan
3 : Deviasi sedang analgetik yang sesuai
dari kisaran normal diberikan agar tidak
4 : Deviasi ringan dari menimbulkan alergi
kisaran normal 4. Pemberian anlgetik
5 : Tidak ada deviasi dapat mempengaruhi
dari kisaran normal tanda-tanda vital
pasien
5. Mengetahui
keefektifan
pemberian obat dan
efek samping yang
dtimbulkan
2 Hipertermi b.d Setelah dilakukan Perawatan Demam Perawatan Demam
penyakit tindakan keperawatan 1. Pantau suhu dan TTV 1. Mengetahui perubahan
selama 3x8 jam pasien. suhu, suhu 38,9-41,1C
diharapkan suhu tubuh 2. Monitor warna kulit dan menunjukkan proses
kembali normal. suhu pasien. inflamasi dan Tanda-
Dengan kriteria hasil : 3. Kolaborasi dalam tanda vital dapat
pemberikan obat atau memberikan gambaran
Termoregulasi cairan IV keadaan umum klien.
- Peningkatan suhu 4. Dorong konsumsi cairan 2. proses peningkatan
kulit (skala 2 ke 4) 5. Tingkatkan sirkulasi udara suhu menunjukkan
- Hipertermia (skala 2 proses penyakit
ke 4) Kontrol infeksi infeksius akut
- Perubahan warna 1. Anjurkan pasien 3. Obat antiperitik untuk
kulit (skala 2 ke 4) mengenai teknik menurunkan panas dan
mencuci tangan dengan antibiotik mengobati
Tingkat tepat. infeksi basil
ketidaknyamanan 2. Anjurkan pengunjung salmonella typhi dan
- Tidak dapat untuk mencuci tangan pemberian cairan IV
beristirahat (skala 3 paada saat memasuki & Untuk mengganti
ke 5) meninggalkan ruangan cairan tubuh yang
- Rasa gatal (skala 2 pasien. hilang akibat
ke 4) 3. Cuci tangan sebelum & evaporasi.
- Meringis (skala 3 ke sesudah kegiataan 4. Untuk mengganti
5) perawatan pasien. cairan yang hilang
4. Pastikan penanganan selama proses
1 : Berat aseptic dari semua evaporasi.

2 : Cukup berat saluran IV. 5. Penyediaan udara


3 : Sedang 5. Tingkatkan intake nutrisi bersih sangat penting
4 : Ringan yang sesuai. untuk kesehatan.
5 : Tidak ada
Kontrol infeksi
1. Cuci tangan yang
dianjurkan
menggunakan teknik
7 langkah yang benar.
2. Agar pengunjung
tidak membawa
patogen atau bakteri
kepada pasien.
3. Agar tim kesehatan (
perawat ) dan pasien
tidak terinfeksi
kuman .
4. Penanganan melalui
IV lebih cepat karena
langsung melalui
pembuluh darah.
5. Agar pasien tidak
kekurangan nutrisi.

3 Risiko infeksi
Kontrol Risiko Kontrol Infeksi Kontrol Infeksi
b.d factor
risiko Setelah dilakukan 1. Ajarkan pasien dan 1. Pengetahuan tentang
gangguan tindakan keperawatan keluarga mengenai tanda tanda dan gejala
integritas kulit selama 1 x 30 menit. dan gejala infeksi dan dimulainya infeksi
Control risiko yang kapan harus dapat membantu
dapat dilakukan klien melaporkannya kepada individu atau keluarga
meningkat. penyedia perawatan untuk melakukan
kesehatan. penanganan infeksi,
Kriteria hasil :
2. Ajarkan ada pasien dan jika terjadi.

1. Memodifikasi gaya keluarga mengenai 2. Memberikan

hidup untuk bagaimana menghindari pengetahuan tentang

mengurangi risiko. ( infeksi cara menghindari

2 ke 3 ) 3. Pastikan teknik perawatan infeksi meliputi tanda,

2. Mengenali factor luka yang tepat gejala dan cara

risiko individu ( 2 ke pencegahannya.

3) 3. Perawatan luka yang

Perlindungan Infeksi aseptic dapat

Ket : mengurangi peluang


1. Monitor adanya tanda dan munnculnya infeksi.
1 : tidak pernah
gejala infeksi sistemik dan
menunjukkan
local Perlindungan Infeksi
2 : jarang
2. Monitor kerentanan
menunjukkan 1. Pantauan adanya
terhadap infeksi.
3 : kadang kemerahan, edema dan
3. Berikan perawatan kulit
menunjukkan peningkatan suhu yang
yang tepat.
4 : sering menunjukkan merupakan tanda
4. Ajarkan pada pasien dan
5 : konsisten adanya infeksi.
keluarga bagaimana cara
menunjukkan 2. Pantau adanya
menghindari infeksi
perlukaan dan
Keparahan Infeksi
terkelupasnya kulit

Setelah dilakukan yang merupakan

tindakan keperawatan kerentanan terjadinya

selama 3 x 24 jam. infeksi.

Keparahan tanda dan 3. Menjaga kelembaban

gejala infeksi yang ada dan tekstur kulit

pada klien berkurang. dengan krim pelembab


yang tepat agar kulit
Kriteria hasil : terjaga.
4. Memberikan
pengetahuan tentang
1. Kemerahan ( 2 ke 4 )
cara menghindari
2. Cairan luka yang
infeksi meliputi tanda,
berbau busuk ( 2 ke 4
gejala dan cara
)
pencegahannya
3. Nyeri ( 2 ke 4 )

Ket :
1 : berat
2 : cukup berat
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada

4. Insomnia b.d Tidur Peningkatan Tidur Peningkatan Tidur


Ketidaknyama Setelah dilakukan 1. Tentukan pola tidur/ 1. Dengan menentukan
nan fisik tindakan keperawatan aktivitas pasien pola tidur/aktivitas
selama 3 x 24 jam 2. Monitor/catat pola tidur diharapkan pasien
diharapka insomnia pasien dan jumlah jam dapat meningkatkan
pasien berkurang. tidur kualitas tidur
Dengan criteria hasil : 3. Monitor pola tidur 2. Dengan
1.Pola tidur (skala 2 ke pasien, dan catat kondisi memonitor/mencatat
4) fisik (misalnya apnea pola tidur pasien
2. Kualitas tidur (skala tidur, sumbatan jalan diharapkan pasien
2 ke 4) nafas, nyeri) dapat tidur dengan
Keterangan : 4. Anjurkan untuk tidur teratur
1. Sangat terganggu siang di siang hari jika 3. Dengan mengetahui
2. Banyak terganggu diindikasikan, untuk kondisi fisik saat
3. Cukup terganggu memenuhi kebutuhan pasien tidur, maka
4. Sedikit terganggu tidur dapat mengatasi
5. Tidak terganggu gangguan pada saat
tidur
1. Mulai tidur (skala 2 4. Tidur siang hari dapat
ke 4) memaksimalkan
2. Nyeri (skala 2 ke 4) istirahat
Ket :
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

5. 1. Hambatan Komunikasi Peningkatan Komunikasi : Peningkatan


komunikasi Setelah dilakukan Kurang Pendengaran Komunikasi : Kurang
verbal b.d
tindakan keperawatan 1. Lakukan/atur pengkajian Pendengaran
gangguan
persepsi selama x jam, dan skrining rutin terkait 1. Dengan melakukan
(pendengaran) diharapkan klien dengan fungsi pengkajian dan
mampu berkomunikasi pendengaran skrining fungsi
dengan baik. Dengan 2. Monitor akumulasi pendengaran, maka
kriteria hasil serumen yang berlebihan dapat diketahui fungsi
1. Menggunakan 3. Bersihkan serumen yang pendengaran pasien
bahasa tertulis (skala 2 berlebihan dengan ujung tersebut
ke 4) kain lap yang di pelintir 2. Dengan memonitor
2. Mengenali pesan sambil menurunkan daun akumulasi yang
yang diterima (skala 2 telinga (aurikula) berlebihan dapat di
ke 4) 4. Hindari lingkungan yang kontrol dari jumlah
3. interpretasi akurat berisik saat pengeluaran serumen
terhadap pesan yang berkomunikasi 3. Dengan
diterima (skala 2 ke 4) membersihkan
Keterangan : serumen yang
1.Sangat terganggu berlebihan dengan
2. Banyak terganggu kain lap yang
3. Cukup terganggu dipelintir dapat
4. Sedikit terganggu mengurangi jumlah
5. Tidak terganggu serumen yang keluar
4. Lingkungan yang
berisik dapat
mengganggu proses
komunikasi verbal
6 Risiko Pemulihan Perawatan Daerah (Area) Perawatan Daerah
perlambatan Pembedahan : Segera Sayatan (Area) Sayatan
pemulihan
Setelah Operasi 1. Jelaskan prosedur pada 1. Dengan menjelaskan
pasca-bedah
b.f.r. Edema Setelah dilakukan pasien, gunakan prosedur pada
pada sisi tindakan keperawatan persiapan sensorik pasien, pasien dapat
pembedahan
selama x jam, 2. Periksa daerah sayatan mengerti
2. diharapkan pemulihan terhadap kemerahan, 2. Dengan memeriksa
pasca bedah dapat bengkak, atau tanda- daerah sayatan dapat
teratasi. Dengan criteria tanda dehiscence atau mengurangi resiko
hasil : eviserasi infeksi
1.Pembengkakan sisi 3. Monitor proses 3. Dengan memonitor
luka (skala 2 ke 4) penyembuhan di daerah dapat mengetahui
2.Sakit kepala (skala 2 sayatan apakah daerah
ke 4) 4. Bersihkan daerah sekitar sayatan tersebut
Keterangan : sayatan dengan mengalami
1. Berat pembersihaan yang tepat penyembuhan atau
2. Cukup berat 5. Arahkan pasien tidak
3. Sedang bagaimana 4. Dengan
4. Ringan meminimalkan tekanan memebersihkan
5. Tidak ada pada daerah insisi dapat mengurangi
resiko infeksi
5. Dengan
meminimalkan
tekanan dapat
mengurangi
terjadinya luka baru
7 Harga diri Setelah dilakukan Peningkatan harga diri Peningkatan harga diri
rendah tindakan keperawatan 1. Monitor pernyataan 1. Mengidentifikasi
situasional
selama 4 x 24 jam, pasien mengenai harga persepsi pasien
fak.res
gangguan citra pasien mampu menilai diri. terhadap kondisinya.
tubuh harga diri sendiri. 2. Tentukan kepercayaan 2. Menilai seberapa
Dengan kriteria hasil : diri pasien dalam hal besar penilaian pasien
Harga diri penilaian diri. terhadap diri sendiri
3. Dukung pasien untuk 3. Meningkatkan
1. Verbalisasi bisa mengidentifikasi perasaan berarti,
Penerimaan diri ( kekuatan. memberikan
skala 2 ke 4 ) 4. Bantu pasien untuk penguatan yang
2. Tingkat percaya diri mengatasi bullying atau positif.
( skala 2 ke 4 ) ejekan 4. Menentukan cara
*Skala : 5. Berikan hadiah atau yang tepat dalam
1 = tidak pernah positif pujian terkait dengan mengatasi harga diri
2 = jarang positif kemajuan pasien dalam rendah dan
3 = kadang-kadang mencapai tujuan. memotivasi pasien
positif 6. Monitor frekuensi 5. Memberikan hadiah
4 = sering positif verbalisasi negatif atau pujian dapat
5 = konsisten positif terhadap diri. meningkatkan harga
7. Monitor tingkat harga diri klien, sebagai
Citra tubuh diri dari waktu ke waktu, motivasi, dan
1. Penyesuaian dengan tepat. mendorong
terhadap pengulangan perilaku
perubahan Peningkatan citra tubuh yang diharapkan
tampilan fisik ( 1. Bantu pasien untuk 6. Mengidentifikasi
skala 2 ke 4 ) mendiskusikan masalah
*skala : perubahan-perubahan
1= tidak pernah positif (bagian tubuh) 7. mengetahui
2 = jarang positif disebabkan adanya peningkatan harga
3 = kadang-kadang penyakit, dengan cara diri pasien.
positif yang tepat. Peningkatan citra
4 = sering positif 2. Bantu pasien untuk tubuh
5 = konsisten positif mendiskusikan stressor 1. mengetahui
yang mempengaruhi intervensi yang
citra diri terkait dengan tepat, bersifat
kondisi penyakit. terbuks & agar
3. Bantu pasien untuk pasien aktif
mengidentifikasi mengikuti program
tindakan-tindakan yang perawatan
akan meningkatkan 2. mengetahui sumber
penampilan. dari stressor &
4. Monitor frekuensi dari mempermudah
pernyaataan mengkritisi intervensi.
diri. 3. meningkatkan harga
diri klien, sebagai
motivasi.
4. Mengetahui adanya
rasa negatif pasien
terhadap dirinya.

8 Defisiensi Pengajaran : Proses


Pengetahuan Penyakit
b.d kurang 1. Kaji tingkat pengetahuan
infornmasi pasien terkait dengan
proses penyakit yang
spesifik
2. Jelaskan patofisiologi
penyakit dan bagaimana
hubungannya dengan
anatomi dan fisiologi
sesuai kebutuhan
3. Review pengetahuan
pasien mengetahui
kondisinya
4. Kenali pengetahuan
pasien mengenai
kondisinya

4. Evaluasi
Tgl / No. Diagnosa Evaluasi Paraf
Jam Keperawatan
1 S: Pasien sudah tidak lagi mengeluhkan Nyeri pada kepalanya
O:
a. Wajah pasien sudah berkurang meringisnya
b. TTV :
RR : 48 x /mnt
T : 36,50C
Nadi : 85x/mnt
TD : 110/60 mmHg
c. Skala nyeri dari 8 ke 3
A: masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
2 S: Pasien mengatakan sudah tidak mengeluhkan sulit bernafas
O:Suara nafas sudah normal
RR : 48 x /mnt
T : 36,50C
Nadi : 85x/mnt
TD : 110/60 mmHg
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan. Tetapi pantau kondisi pasien
3 S :Pasien mengatakan tidak ada lagi darah yang keluar di
kepala,hidung dan telinga
RR : 48 x /mnt
T : 36,50C
Nadi : 85x/mnt
TD : 110/60 mmHg
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan. Tetapi pantau kondisi pasien

4 S: Pasien mengatakan sudah lebih baik


O : - Pasien tidak cemas lagi
IMT : Normal : 15, 681
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan. Tetapi pantau kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai