Pembahasan :
1. Refleks Moro : Pada pemeriksaan refleks moro di dapatkan hasil, lengan akan
abduksi dan ekstensi, tangan terbuka, dan kaki fleksi. Bisa juga diikuti dengan
menangis. Reaksi positif adalah normal pada bayi usia 3-6 bulan.
2. Asimetric Tonic Neck Reflex (ATNR) : kedua lengan dan kedua tungkai ekstensi
pada arah sisi wajah, atau peningkatan tonus ekstensor, fleksi lengan dan tungkai sisi
yang berlawanan, atau peningkatan tonus fleksor.
3. Refleks mencari (Rooting Reflex) : Bayi akan membuka mulutnya dan langsung
memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya kemudian akan
menghisap. Reaksi positif terjadi sejak bayi lahir hingga bayi berusia 2-4 bulan.
4. Refleks Hisap (Sucking Reflex) : Bayi akan langsung menghisap jari pemeriksa.
Refleks negatif didapatkan bila tak ada respon menghisap jari pemeriksa,
menunjukkan ada kelainan pada susunan saraf. Bayi prematur yang lahir sebelum usia
kandungan 34 minggu biasanya belum memiliki refleks mengisap. (akika)
5. Refleks menggenggam (Grasping reflex) : Semua jari akan fleksoi menggenggam
jari yang menekan telapak tangannya.
6. Reflex Babinski : pada reaksi positif pada bayi akan terjadi fleksi pada jari-jari kaki
dan akan menarik tungkai. Terjadi normal pada bayi sejak lahir hingga berusia 4
bulan. Reaksi negatif, pada bayi akan timbul respon dimana jempol kaki akan
dorsofleski, sedangkan jari-jari lain akan membuka atau menyebar. (ibu)
7. Reflex Galant : tulang belakang bayi akan melengkung ke sisi yang di rangsang.
8. Reflex Landau : bayi akan mengangkat kepala,dan tulang belakang bayi akan
menjadi lurus.
9. Refleks Parasut : Didapatkan hasil positif karena pada saat pemeriksaan terdapat
respon lengan dan kaki bayi menjadi ekstensi.
10. Refleks Berdiri : Didapatkan hasil positif karena pada saat pemeriksaan kepala dan
thoraks tegak serta dorsifleksi kedua kaki.
11. Refleks Merangkak : Didapatkan hasil positif karena pada saat pemeriksaan kepala
dan thoraks tegak, abduksi-ekstensi lengan dan tungkai ke arah samping dan terdapat
reaksi perlindungan pada bagian samping bawah. Tapi pada pemeriksaan terdapat
reaksi negatif : kepala dan thoraks tidak tegak sendirinya,tidak ada keseimbangan atau
reaksi perlindungan.
Intervensi :
Diberi pendidikan kesehatan pada orang tua terutama ibu si bayi tentang bagaimana
mengatasi keterlambatan reflex merangkak pada bayi.
1. Pastikan bayi sudah memiliki kemampuan tengkurap bolak balik dan menopang tegak
tubuh saat bayi tengkurap.
2. Sehabis bayi mandi, dapat membuatnya berbaring tengkurap tanpa menggunakan baju
untuk memudahkan bayi bergerak.
3. Menatih dengan penuh kesabaran. Masa menatih (titah, bahasa Jawa) merupakan
masa yang membutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra. Karena tangan kita harus
mendampingi kemanapun si kecil bergerak.
4. Gunakan berbagai alat sebagai bantuan. Kursi plastik yang kokoh, meja kecil yang
ringan, maupun galon air mineral yang tidak terisi penuh bisa menjadi alat yang
menarik untuk didorong-dorong anak.
5. Pastikan lingkungan di sekitar anak cukup aman. Hal ini bertujuan untuk
meminimalisir terjadinya kecelakaan. Seperti menyingkirkan benda-benda yang
mudah diraih dan mudah pecah.
6. Lakukan dengan kegembiraan. Ambillah jarak dari si kecil dengan memegang mainan
atau benda yang menarik perhatiannya. Mintalah anak untuk mengambilnya dan
berikan pelukan hangat saat dia berhasil menjangkaunya. Perlebar jarak untuk
meningkatkan kemampuannya.
7. Terus berikan semangat pada anak. Belajar berjalan merupakan kombinasi dari latihan
kemandirian, kepercayaan diri, pantang menyerah, dan kesabaran.
8. Konsultasikan dengan dokter ahli jika anak tidak juga menunjukkan kemajuan dalam
kemampuan berjalan meskipun sudah dilakukan stimulasi yang memadai.