Anda di halaman 1dari 15

STATUS PSIKIATRI

Nama : Chato Haviz Danayomi FK UPN NRP : 161 0221 062


Dr Pembimbing: Dr. dr. Suzy Yusna Dewi, Sp.KJ (K) Tanda Tangan

I. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap :An. FHW
Tempat dan Tanggal Lahir :Jakarta, 11 September 2001
Umur :15 tahun
Jenis Kelamin :Laki- laki
Status Perkawinan :Belum Menikah
Pendidikan Terakhir :MTS
Pekerjaan :Pelajar
Bangsa/ Suku :Indonesia/ Jawa
Agama :Islam
Alamat :JL. Mawar III, Blok S 10 no 16. RT01/03.
Cileduk Indah II, Kel Pedurenan, Kec Karang
Tengah, Kota Tangerang
Tanggal Masuk RSJSH :13 Maret 2017
Ruang Perawatan :Ruang Bangsal Anak
Rujukan/ Datang sendiri/ Keluarga :Diantar Keluarga

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Riwayat Perawatan:
Pasien belum pernah dirawat di RSJSH
Autoanamnesis
21 Maret 2017, pukul 16.00 WIB di Bangsal Anak
22 Maret 2017, pukul 16.30 WIB di Bangsal Anak
23 Maret 2017, pukul 11.00 WIB di Bangsal Anak

1
Alloanamnesis
22 Maret 2017, pukul 19.50 WIB di Rumah Orang Tua pasien

A. Keluhan Utama
Pasien datang ke RSJSH karena tidak dapat berkonsentrasi, lemas, dan tidak
dapat komunikasi sejak 4 jam SMRS.

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien datang ke RSJSH tidak dapat berkonsentrasi, lemas, dan tidak dapat
komunikasi sejak 4 jam SMRS. Saat ini pasien mengelukan ingin pulang, pasien
merasa sudah sehat dan pasien terus berbicara hal apapun. Saat berbicara pasien terus
menggerakan kedua tangan, telihat sangat percaya diri, pasien tidur hanya 2 jam
seharian, topik yang dibahas berubah ubah dari teknologi hingga kimia, dan terus
merespon hal apapun yang ada didepannya. Pasien menjelaskan bahwa ketika dia
dirumah sakit akan menurunkan rangking disekolahnya, ketika ditanyakan ke orang
tua bahwa pasien tidak mendapat rangking. Hari selanjutnya ketika dijelaskan hal
tersebut pasien mengaku memang biasa aja prestasinya. Pasien tidak pernah
mendengat suara bisikan, maupun melihat hal aneh yang tidak dapat dilihat.
Tiga hari SMRS pasien merasa lemas dan tidak dapat melakukan aktivitas
setelah pasien berobat ke RS M. Setelah pasien diberikan obat clobazam dan noxetine.
Pasien tidak dapat bersekolah karena tidak dapat berkonsentrasi dan merasa lelah
sepanjang hari. aktivitas yang dilakukan pasien hanya duduk dan tidak ada kegitaan
berat yang dilakukan pasien, namun tetap saja pasien terus merasa tidak ada tenanga
untuk beraktivitas. Setiap hari pasien hanya tertidur lama, setelah bangun pasien tidak
memiliki semangat, wajah pasien juga terlihat murung seharian, tidak percaya diri
untuk sekolah. Pasien juga lupa jika meletakkan barang. Pasien sangat menyadari hal
tersebut menjadi gangguan disekolah sehingga pasien mempunyai semangat besar
untuk sembuh.
Dua minggu SMRS pasien terus bermain game walaupun sudah merasa lelah.
Pasien terus bermain game selama 3 jam mesikipun sudah sangat lemas, tidak dapat
melakukan aktivitas lainnya, terdapat malas dan tidak minat terhadap sekolah, fokus
dan perhatian berkurang terhadap pelajaran, pasien tidur dengan tidak nyenyak
walaupun jam tidur lebih dari 8 jam, dan nafsu makan pasien terus menurun. Kondisi
tersebut menyebaban pasien tidak bersekolah.
2
Satu bulan SMRS orang tua pasien mengatakan bahwa pasien tidak dapat
lepas dari bermain game. Pasien dapat bermain game lebih dari 8 jam seharian. Ketika
sedang bermain game pasien tidak dapat diajak berkomunikasi dengan siapapun,
pasien hanya terfokus untuk bermain game dan memenangkan game tersebut. Pasien
merasa mempunyai banyak tenaga untuk bermain game tersebut, tidur cukup 2 jam
seharian, dan pasien yakin akan memenangkan permainan tersebut. Pasien memulai
main game sejak kelas 4 SD dan intensitas tersebut semakin meningkat. Hal tersebut
menyebabkan masalah pada pasien disekolah. Prestasi akademik pasien menurun, dan
disekolah pasien tidak dapat berkonstrasi dan fokus perhatian pasien terhadap
pelajaran berkurang.
Menurut orang tua pasien, dalam berinteraksi sosial dengan orang lain pasien
tidak dapat terbuka dengan orang lain terutama orang yang baru dikenal, bermain
hanya dengan orang-orang tertentu saja. Keseharian pasien pergi kesekolah biasanya
diantar oleh ayah pasien naik motor, pasien merasa malu sehingga turun jauh dari
sekolah. Karena malu pasien suka membawa mobil kesekolah ataupun pasien. Pasien
sangat taat beribadah karena didasari oleh pendidikan agama yang kuat. Pasien tidak
pernah merokok, meminum alkohol, memakai obat obatan dan lain sebagainya.
Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Dalam tumbuh kembang
pasien tidak memiliki kendala, sesuai usia. Pasien berada dari lingkungan dengan
keadaan ekonomi menengah ke atas, dan tidak ditemukan masalah dalam keuangan.
Pasien juga bersekolah di sekolah unggulan. Orang tua pasien mengkhwatirkan pasien
mengalami ketertinggalan disekolah karena pasien sudah kurang lebih 1 bulan tidak
masuk sekolah, namun hal ini harus dilakukan agar pasien lebih baik dalam
kedepannya. Pasien di rujuk ke RSJSH dengan alasan orang tua tidak mau ada yang
mengetahui hal tersebut.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Sejak 1 tahun terakhir pasien terus bermain game seharian lebih dari 8 jam,
bahkan hanya istirahat 2 jam, pasien terus berbicara dalam saat bermain game
online tersebut. Pasien sangat yakin akan menjadi juara di game tersebut karena
kempauan bermain nya yang luar biasa. Pasien juga tidak peduli terhadap
pelajarannya disekolah.

3
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien tidak pernah mengalami trauma kepada atau gangguan medis
lainnyayang dapat memicu kehilangan kesadaran pasien

3. Riwayat Gangguan Sebelumnya

3 hari SMRS Saat di Saat di


1 bulan SMRS 2 minggu SMRS
IGD Bangsal

Ket:
Game > 8 jam Tidak dapat Tidak dapat lakukan Wajah Banyak bicara
Tidur 2 jam lakukan aktivitas aktivitas, hanya tiduran murung Banyak ide
Tidak sekolah Hilang minat Hilang minat berbeda
Banyak bicara Tidak focus Tidak focus Tampak Tidur hanya 2 jam
Banyak ide Tidak nafsu makan Tidak nafsu makan Sangat yakin
apatis
Percaya diri akan Tidur tidak nyenyak Tidur tidak nyenyak dengan prestasi
menang Wajah murung Banyak gerak
Tidak percaya diri untuk
sekolah

4. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Pasien tidak pernah menggunakan obat-obatan narkotik sebelumnya
5. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Pasien tidak pernah mengalami gangguan sebelumnya

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pasien lahir spontan berat badan
lahir 3800gr, panjang badan 50 cm ditolong oleh dokter. Pasien lahir dalam keadaan
sehat dan langsung menangis. Berat badan Pada saat lahir, ibu pasien tidak pernah
mengalami sakit dan tidak terdapat riwayat mengkonsumsi obat-obatan pada masa
kehamilan.

2. Riwayat Perkembangan Kepribadian


a. Masa bayi ( 1 12 bulan )
Proses tumbuh kembang sesuai dengan usianya. Tidak ada keterlambatan tumbuh
kembang pada pasien. Perkembangan saat 3 bulan motorik kasar dapat
mengangkat badan, motorik halus dapat membuka tangan, interaksi social dapat

4
senyum spontan, dan bicara berbentuk kata cooing dan ketawa. Pada usia 6 bulan
motorik kasar dapat duduk sebentar, motorik halus dapat memindahkan benda,
interaksi social dapat menunjukkan suka dan tidak suka, dan bicara berbentuk kata
babbling. Saat usia 9 bulan motoric kasar dapat menarik untuk berdiri, motoric
halus dapat mengambil dengan jari, interaksi social dapat bermain ciluk ba, dan
bicara dapat menirukan suara imitasi. Perkembangan saat usia 12 bulan motoric
kasar dapat berjalan dengan dituntun, motoric halus dapat melepas benda,
interaksi social dapat dipanggil datang, dan bicara 1 2 kata.

b. Masa balita ( 1-5 tahun )

Saat usia 18 bulan perkembangan motoric kasar naik tangga dibantu, motoric
halus makan dengan sendok, interaksi social mengikuti mimic, dan berbicara
lebih dari 8 kata. Saat 2 tahun perkembangan motoric kasar dapat berlari, motoric
halus menyusun 6 balok, interaksi social dapat bermain dengan lainnya, dan
bicara 2-3 kalimat. Pada saat 3 tahun pasien dapat berdiri dengan satu kaki sampai
dengan 2 detik, dan dapat melompat. Usia 4 tahun dapat menggambar orang
dengan 3 bagian tubuh. Usia 5 tahun dapat mengerti konsep lawan kata.

c. Masa anak ( 6-11 tahun )

Saat usia 6 tahun dapat berpakaian sendiri tanpa perlu bantuan. Setelah itu pada
masa anak tidak ada berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya ketika belum
selesai, tidak cenderung ribut. Sabar ketika menunggu giliran untuk dipanggil.
Tidak ada perkelahian dengan temannya, dan tidak melakukan penyiksaan
binatang

d. Masa remaja ( 12-18 tahun )

Pasien merupakan orang yang berwawasan luas, pasien sangat terinspirasi dari
keberhasilan orang orang seperti para pengusaha, dan orang orang hebat di dunia.
Pasien sangat termotivasi menjadi seorang pengusaha hebat dan sukses. Namun
ada beberapa perilaku yang menyimpang seperti sering tidak masuk disekolah,
dan suka mengusuli teman sekolahnya.

5
3. Riwayat Pendidikan

Pasien menjalani pendidikan hingga saat ini kelas 1 SMK. Tidak ada gangguan dalam
dunia pendidikan sebelumnya. Pasien mengalami kesulitan dalam belajar sejak di
SMK pada saat tidak bisa lepas dari game. Pada saat pesantren dan MTS pasien tidak
mengalami hambatan, sehingga dapat diterima disekolah uanggulan

4. Kehidupan Beragama
Pasien dididik oleh keluarga yang taat beragama sehingga pasien sholat berjamaah di
masjid. Pasien berada dilingkungan pesantren sejak lulus sd, sehingga nilai nilai
agama ditanamkan dengan kuat dalam diri pasien. Bahkan pasien mengetahui banyak
hadis mengenai agama islam
5. Kehidupan Psikoseksual
Pasien tidak pernah berhubungan seksual dan tidak ada penyimpangan seksual yang
dilakukan
6. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah tersangkut masalah hokum sebelumnya
7. Riwayat sosial
Hubungan pasien dengan keluarganya sangat baik. Interaksi social dirumah berjalan
dengan baik, hubungan antar anggota keluarga berjalan harmonis. Namun saat pasien
sudah tidak dapat lepas dari game. Interaksi pasien dengan anggota keluarga sangat
jarang sekali karena pasien hanya fokus dengan game
E. Riwayat Keluarga

K N K N

: perempuan : pasien
: pria

6
F. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya di rumah yang berada di komplek. Pasien
tinggal dirumah tingkat 2 dengan design minimalis. Ayah pasien bekerja sebagai pns
di Kementrian Pendidikan. Tidak ditemukan masalah ekonomi dalam keluarga.
Keadaan ekonomi pasien dan keluarga berada pada posisi menengah ke atas
G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien menyadari dirinya sakit disebabkan tidak dapat lepas dari game. Pasien juga
sadar bahwa penyakitnya disebabkan pasien terlalu lelah dengan bermain game
tersebut. Pasien juga memiliki motivasi besar untuk dapat sembuh dan beraktivitas
rutin seperti biasa

III. STATUS MENTAL (Tanggal 21 Maret 2017, pukul 16:00 WIB)


A. Deskripsi Umum
Kesadaran Neurologis : Compos mentis
Kesadaran Psikiatri :Pada saat ini pasien ekspresi wajah tidak sesuai dengan
cerita pada saat masuk rumah sakit.
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80mmHg
Nadi :86x/ menit
Suhu : 36,4oC
Pernafasan : 22x/ menit

1. Penampilan Umum
Pasien laki-laki sesuai usianya. Bertubuh sedang, warna kulit sawo matang, kuku
tampak rapi, memakai kaos dan celana seragam dari ruangannya, menggunakan topi,
tidak menggunakan sandal jepit, tampak rapi dan terawat

Perilaku dan Aktivitas Motorik


Sebelum Wawancara :Pasien tampak tenang dan sangat ingin dilakukan
wawancara, pasien juga menyadari kasihan dengan
keadaan teman-temnanya. Pasien sangat ingin
menceritakan kondisinya saat ini
Selama Wawancara :Pasien tampak tenang, terdapat kontak mata antara
pasien dengan pemeriksa. Pasien dalam menjawab

7
pertanyaan dengan spontan dan dijawab dengan intonasi
yang cukup jelas tidak terdapat adanya gerakan
stereotipik yang dilakukan oleh pasien. Wawasan pasien
sangat luas dan mengetahui banyak hal
Sesudah Wawancara :Pasien dalam keadaan tenang

2. Sikap Terhadap Pemeriksa


Kooperatif .
3. Pembicaraan
Bicara pasien spontan, artikulasi jelas, intonasi dan volume cukup. Tidak terdapat
hendaya atau gangguan berbicara.

B. Alam Perasaan (Emosi)


1. Suasana Perasaan (mood) :Hipertim
2. Afek / Ekspresi Afektif :Luas
3. Keserasian Afek : Serasi
4. Stabilitas : Stabil
5. Pengendalian : Baik
6. Dramatisasi :Tidak ada

C. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi : Tidak ada
b) Ilusi : Tidak ada
c) Depersonalisasi :Tidak ada
d) Derealisasi :Tidak ada

Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas : Banyak ide
b. Kontinuitas :Koheren
c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Waham : Tidak ada

8
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada

D. Fungsi Intelektual
1. Taraf Pendidikan SMK kelas 1
2. Pengetahuan Umum Baik dan Luas, pasien mengetahui program program
computer terbaru. Mengetahui Bill Gates sebagai pendiri
Microsoft, mengetahui Hitler sebagai pimpinan Nazi
3. Kecerdasan Baik
4. Konsentrasi dan Konsentrasi baik, Perhatian baik (pasien dapat menjelaskan
Perhatian teman temannya yang mengalami gangguan tidak dapat
fokus dalam wawancara, dan temannya tidak dapat
menatap mata saat wawancara)
5. Orientasi
- Waktu Baik (pasien dapat membedakan siang dan malam dan
dengan benar mengingat sudah berapa hari pasien dirawat
di RS)
- Tempat Baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada di RSJ
Soeharto Heerdjan Grogol diruang anak)

- Orang Baik (pasien mengetahui sedang diwawancara oleh dokter


muda).
6. Daya Ingat
- Jangka Baik (pasien dapat menceritakan bagaimana masa
Panjang kecilnya).
- Jangka Baik (pasien mengingat kegiatan apa yang dilakukannya
Pendek selama di RS).
- Segera Baik (pasien dapat dengan segera mengulangi nama
pemeriksa).
7. Pikiran Abstrak Baik (dapat menyebutkan persamaan mobil dan pesawat,
juga menyebutkan persamaan kedua kendaraan tersebut,
pasien mampu berbicara Bahasa inggris dengan baik
8. Visuospasial Baik (pasien dapat menggambar mengikuti gambar yang
telah digambar sebelumnya di hp pemeriksa).

9
9. Kemampuan Baik (pasien makan, mandi, sholat dan berpakaian sendiri).
Menolong Diri

E. Pengendalian Impuls : Baik

F. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial : Baik (pasien mengetahui alcohol itu perbuatan bedosa, pasien
tidak berpacaran karena dianggap tidak diperbolehkan oleh agama)
Uji Daya Nilai : Baik (pada saat pasien ditanya temannya mama papa temannya pasien
menjawab sabar papa mama mungkin ga datang hari ini)
Daya Nilai Realita :Tidak terganggu.

G. Tilikan
Derajat 1 (penyangkalan total terhadap penyakitnya)

H. Reliabilitas :Dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK (pemeriksaan dilakukan pada 21 Maret 2017)


A. Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi :86x/ menit
Suhu : 36,4oC
Pernafasan : 22 x/ menit
TB/BB :160 cm / 65 kg
BMI : 25,4kg/m2
Kulit :Coklat sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik,
kelembaban normal,.efloresensi primer/sekunder (-)

10
Kepala : Normocephali, rambut warna hitam, botak (rambut hanya 1
cm)
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya
tidak ...langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
edem -/-.
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-),
sekret -/-.
Telinga : Sekret -/-, membran timpani intak +/+, nyeri tekan -/-.
Mulut : Bibir kecoklatan, agak kering, sianosis (-), trismus (-),
Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-).
Gigi geligi : Baik
Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher :KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba .
membesar, trakea .letak normal
Thorax
Paru
a. Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun
dinamis, efloresensi primer/ sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal (-),
gerak napas simetris, irama teratur, retraksi (-)
b. Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
c. Perkusi : Sonor pada semua lapangan paru
d. Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi jantung I bunyi jantung II reguler, murmur -,
gallop -
Abdomen
a. Inspeks : Bentuk datar, efloresensi (-)
b. Auskultasi : Bising usus (+)

11
c. Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen, shifting dullness,
Nyeri ketok CVA (-)
d. Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
membesar, balotemen (-)
Ekstremitas
a. Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)
b. Bawah :kaki kiri dan kaki kanan simteris. Tidak tampak deformitas pada
ekstremitas, jaringan parut (-). Akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas
(-).
Genitalia : Tidak diperiksa karena tidak ada indikasi

B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII) : Baik
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : Tidak ada
5. Motorik : Baik
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Belum dapat dinilai
9. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus otot (-
), resting tremor (-), distonia (-), cogwheel phenomenon (-)

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien datang ke RSJSH tidak dapat berkonsentrasi, lemas, dan tidak dapat
komunikasi sejak 4 jam SMRS. Saat ini pasien mengelukan ingin pulang, pasien
merasa sudah sehat dan pasien terus berbicara hal apapun. Saat berbicara pasien terus
menggerakan kedua tangan, telihat sangat percaya diri, pasien tidur hanya 2 jam
seharian, topik yang dibahas berubah ubah dari teknologi hingga kimia, dan terus
merespon hal apapun yang ada didepannya. Pasien menjelaskan bahwa ketika dia
dirumah sakit akan menurunkan rangking disekolahnya, ketika ditanyakan ke orang
tua bahwa pasien tidak mendapat rangking. Hari selanjutnya ketika dijelaskan hal

12
tersebut pasien mengaku memang biasa aja prestasinya. Pasien tidak pernah
mendengat suara bisikan, maupun melihat hal aneh yang tidak dapat dilihat.
Dua minggu SMRS pasien terus bermain game walaupun sudah merasa lelah.
Pasien terus bermain game selama 3 jam mesikipun sudah sangat lemas, tidak dapat
melakukan aktivitas lainnya, terdapat malas dan tidak minat terhadap sekolah, fokus
dan perhatian berkurang terhadap pelajaran, pasien tidur dengan tidak nyenyak
walaupun jam tidur lebih dari 8 jam, dan nafsu makan pasien terus menurun. Kondisi
tersebut menyebaban pasien tidak bersekolah.
Pada pemeriksaan status mental pasien didapati kesadaran neurologis compos
mentis, prilaku dan aktivitas motorik tampak tenang, pembicaraan spontan, tidak
ditemukan adanya gangguan persepsi seperti halusinasi auditorik, maupun halusinasi
visual.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK


Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
kedalam:
1. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kinik Manik tanpa gejala Psikotik
Pasien merasa sudah sehat dan pasien terus berbicara hal apapun.
Saat berbicara pasien terus menggerakan kedua tangan, telihat sangat percaya
diri, pasien tidur hanya 2 jam seharian.
Topik yang dibahas berubah ubah dari teknologi hingga kimia, dan terus
merespon hal apapun yang ada didepannya.
Pasien menjelaskan bahwa ketika dia dirumah sakit akan menurunkan
rangking disekolahnya, ketika ditanyakan ke orang tua bahwa pasien tidak
mendapat rangking.
Aksis II : Kepribadian belum terbentuk
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV: Masalah pendidikan
Dari anamnesa, pasien memiliki masalah dengan pendidikan, dikarenakan pasien
tidak dapat berkonsentrasi pasien tidak dapat menerima pelajaran dengan baik, selain
itu karena lama tidak masuk sekolah pasien dikhawatirkan tertinggal pelajaran. Pasien
cenderung rendah diri, dan hanya bermain dengan teman satu kelompok saja

13
Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global
GAF current: 90-81
GAF HLPY:70-61
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I :F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kinik Manik tanpa gejala
Psikotik
Akssis II : Kepribadian belum terbentuk
Aksis III : Tidak terdapat gangguan
Aksis IV : Masalah pendidikan dan disekolah
Aksis V :GAF current: 90-81
GAF HLPY : 70-61
IX. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologi : Pasien tidak mengalami trauma kepala
B. Psikologik :Banyak bicara, tidur hanya 2 jam, ide yang berpindah-
pindah, percaya diri yang berlebih, pikiran gampang
teraalihkan, banyak gerakan.
C. Sosiobudaya :Tidak ada

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam :Ad Bonam (dikarenakan kualitas hidup pasien terus meningkat)
Quo ad functionam :Dubia Ad bonam(gejala menghilang sehingga pasien dapat
melakukan kegiatan sehari-hari dalam perpikira dan berpikir dan
bekerja)
Quo ad sanationam :Dubia Ad bonam (pasien sudah berkomitmen jika sudah pulang
pasien akan mengurangi main game, dan pasien ingin mengerjar
cita-cita pasien)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Faktor Yang Memperingan:
Kemauan diri pasien untuk sembuh
Dukungan keluarga yang kuat (Primary Support Group)
Tilikan pasien membaik saat diperbolehkan pulang.
b. Faktor Yang Memperberat:
Usia muda menyebabkan prognosis lebih buruk dibandingkan usia tua
Game dirumah masih disediakan

14
Kemampuan bersosialisasi pasien yang tidak dapat cepat beradaptasi dengan
lingkungan

XI. PENATALAKSANAAN
1. Rawat Inap
Dengan indikasi: Pasien mengamuk, dapat membahayakan keluarga dan diri sendiri
dan lingkungan. Saat ini kondisi pasien sudah stabil dan os kembali sehat sebelum
pasien dirawat
2. Psikofarmaka
Litium Carbonate 2 x 200mg
Haloperidol 2 x 2mg
3. Psikoterapi
Psikoedukasi:
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami
pasien, rencana terapi, efek samping pengobatan, dan prognosis penyakit.
o Mengingatkan pasien dan keluarga tentang pentingnya minum obat sesuai
aturan dan datang kontrol ke poli.
o Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan membantu
keadaan pasien.
Psikoterapi
o Sugesti : Menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala
gangguannya akan hilang atau dapat dikendalikan.
o Psikoterapi suportif, : Dengan melakukan pendekatan sosial agar pasien
tidak terfokus hanya bergamain game
o Reassurance : Memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat
sangat penting untuk mengobati penyakitnya.
Sosioterapi :
o Menganjurkan pasien untuk memberikan motovasi untuk pasien mengejar cita
cita nya
o Melibatkan pasien dalam kegiatan di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
dalam aktivitas seperti bermain bola yang terdapat interaksi sosial
o Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rohani dan kegiatan sosial di
lingkungan pasien

15

Anda mungkin juga menyukai