Anda di halaman 1dari 13

TOKOH TOKOH NASIONAL DAN DAERAH DALAM

PERJUANGAN MENEGAKKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tokoh tokoh Nasional dan daerah dalam perjuangan menegakkan negara republik
Indonesia antara lain :

A. Dr. Sutomo

Salah satu pencetus utama organisasi formal pergerakan kemerdekaan Indonesia


adalah berdirinya organisasi Budi Utomo yang didirikan oleh seorang pejuang asal Nganjuk,
Dr.Soetomo. Tokoh ini bernama asli Subroto lahir di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur,
pada 30 Juli 1988. Padawaktu belajar di Stoviaia sering bertukar pikiran dengan pelajar-
pelajar lain tentang penderitaan rakyat dan pada tanggal 20 Mei1908 pelajar STOVIA
mendirikan Budi Utomodann Soetomo diangkat menjadi ketua.

Setelah lulus dari STOVIA tahun 1911, Soetomo bertugas sebagai dokter, dan
sewaktu di Malang ia mampu membasmi wabah pes yang melanda daerah Magetan. Soetomo
memperoleh kesempatan memperdalam ilmu pengetahuan di Belanda tahun 1919 dan pada
tahun 1924 dr. Soetomo mendirikan Indonesische Studie Club (ISC) yang merupakan wabah
bagi kaum pelajar.

ISC berhasil mendirikan sekolah tenun, bank kredit, koperasi dan sebagainya. Tahun
1931 ISC berganti nama menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI).. Di bawah Soetomo PBI
cepat berkembang. Sementara itu tekanan dari Belanda snagat keras, sehingga Desember
1935 Budi Utomo dan PBI digabungan menjadi satu dnegan nama Parindra dan Soetomo
diangkat menjadi ketua.

Pada tahun 1924, Soetomo mendirikan Indonesian Study Club di Surabaya. Pada
tahun 1930 mendirikan Partai Bangsa Indonesia dan pad atahun 1935 mendirikan Parindra.
Soetomo memiliki gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 27 Desember 1961 yang ditetapkan
oleh kepres No. 657.
B. KH. Samanhudi

Samanhudi atau sering diebut Kyai Haji Samanhudi lahir di Lawean, Surakarta,
Jawwa Tengah, 1868; meninggal di Klaten, Jawa Tengah, 28 Desember 1956, Ia
dimakamkan di Banaran, Grogol, Sukoharjo. Sesudah itu Syarikat Islam dipimpin oleh
Oemar Said Tjokroaminoto adalah pendiri Sarekat Dagang Islam. Nama kecilnya ialah
Sudarno Nadi.

Dalam perdagangan Samanhudi merasakn perbedaan perlakuan oleh penguasa Hindia


Belanda antara pedagang pribumi dan pedagang Tionghoa tahun 1911. Pada tahun 1911 Ia
mendirikanSarekat Dagang Islam di Kota Solo untuk mewujudkan cita-citanya.

Samanhudi menjabat ketua orgnisasi Sarekat Dagang Islam yang berubah menjadi
Sarekat Islam pada tanggal 10 September 1912-1914. Kesehatan Samanhudi terganggu sejak
1920 dan menjadikan tidak aktif pada organisasi tersebut.

Samanhudi danugrahkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional berdasarka Keppers


Ri No. 590 Tahun 1961 pada 09 November.
C. HOS. Cokroaminoto

Raden Hadji Oemar Said Cokroaminoto atau H.O.S Cokroaminoto lahir di Ponorogo,
Jawa Timur, 6 Agustus 1882 dan meninggal di Yogyakarta, 17 Desember 1934 umur 52
tahun. Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara. Ayah bernama R.M
Tjokroaminseno seorang pejabat pemerintahan. Kakeknya, R.M Adipati Tjokronegoro,
pernah menjabat Bupati Ponorogo.sebagai pelopor pergerakan nasional, Ia memiliki beberapa
murid yaitu Musso yang sosialis/Komunis, Soekarno yang nasionalis, dan Kartosuryo yang
agamis dan ketiganya saling berselisih. Tahun 1912 Ia bergabung dengan Sarekat Islam.
Sebagai pimpinan Sarekat Islam HOS dikenal dengan kebijakn tegas namun bersahaja.

Seiring perrjalanannya Si digiring menjadi ParPol setelah mendapatkan status badan


Hukum pada 10 Septemer 1912 oleh pemerintah saat itu dikontrol oleh Gubernur Jendral
Idenburg. Perpecahan SI menjadi 2 kubu SI putih berlawanan dengan semaun yang berhasil
membujuk tokoh-tokoh pemuda saat itu seperti Alimin, Tan Malak, dan Darsono dalam kubu
si merah. SI merah dilepas karena sudah berbeda aliran dengan Sarekat Islam. Semaun dan
Darsono dikeluarkan dar SI. Tahun1929 SI diusung Partai Sarekat Islam Indonesia.

HOS cokroaminoto dikenal Pahlawan Pergerakan Nasional yang berbasiskan


perdagangan, agama, dan politik nasionalis.
D. H.Agus Salim

Haji Agus Salim lahir dengan nama Mashudul Haqpembela Kebenaran; lahir di
Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober meninggal d Jakarta, 4
November 1954 umur 70 tahun adalah seorang pejuang kemerdekaan. Dan ditetapkan sebagai
Pahlawan Nasional Indonesia tanggal 27 Desember 1961 melalui Keppres N0.657 Th 1961.
Agus salim lahir dari pasangan Soetan Salim gelar Soetan ohammad Salim(Jaksa pengadilan
tinggi riau) dan Siti Zainab. Agus salim pendidikan dasar ditempatkan ELS, lanjut ke HBS.

Dalam usia muda, dia telah menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing; Belanda,
Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang, dan Jerman. Pada 1903 dia lulus HBS (Hogere Burger
School) atau sekolah menengah atas 5 tahun pada usia 19 tahun dengan predikat lulusan
terbaik di tiga kota, yakni Surabaya, Semarang, dan Jakarta.

Dalam teori komunikasi, pola berpikir seseorang dipengaruhi oleh latar belakang
hidup di lingkungannya. Seorang tokoh yang berperan dalam gerakan moderen Islam di
Indonesia, Agus Salim, memiliki pola berpikir yang dipengaruhi oleh lingkungannya dalam
hal sosial-intelektual. Dia adalah anak dari pejabat pemerintah yang juga berasal dari
kalangan bangsawan dan agama. Jadi, sejak kecil ia hidup di lingkungan yang penuh dengan
nuansa-nuansa keagamaan. Setelah menyelesaikan studi sekolah pertengahannya di Jakarta,
dia bekerja untuk konsulat Belanda di Jeddah (1906-1909). Di sini dia mempelajari kembali
lebih dalam tentang Islam, kendatipun dia memberi pengakuan: meskipun saya terlahir
dalam sebuah keluarga Muslim yang taat dan mendapatkan pendidikan agama sejak dari
masa kanak-kanak, [setelah masuk sekolah Belanda] saya mulai merasa kehilangan iman.

Dengan badannya yang kecil, di kalangan diplomatik Agus Salim dikenal dengan
julukan The Grand Old Man, sebagai bentuk pengakuan atas prestasinya di bidang diplomasi.
Sebagai pribadi yang dikenal berjiwa bebas. Dia tak pernah mau dikekang oleh batasan-
batasan, bahkan dia berani mendobrak tradisi Minang yang kuat. Tegas sebagai politisi, tapi
sederhana dalam sikap dan keseharian. Dia berpindah-pindah rumah kontrakan ketika di
Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta. Di rumah sederhana itulah dia menjadi pendidik bagi
anak-anaknya, kecuali si bungsu, bukan memasukkannya ke pendidikan formal. Alasannya,
selama hidupnya Agus Salim mendapat segalanya dari luar sekolah. Saya telah melalui jalan
berlumpur akibat pendidikan kolonial, ujarnya tentang penolakannya terhadap pendidikan
formal kolonial yang juga sebagai bentuk pembangkangannya terhadap kekuasaan Belanda.
Agus Salim wafat pada 4 November 1954 dalam usia 70 tahun.

Walaupun demikian, tidak berarti bahwa Agus Salim adalah seorang yang anti-nasionalisme.
Perjuangannya dalam mempersiapkan kemerdekaan bangsa kita adalah bukti bahwa dia
adalah seorang yang berjiwa nasionalisme. Perjuangan Agus salim dalam meraih
kemakmuran bagi rakyat Indonesia patut kita apresiasi bersama sebagai rasa syukur kita
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya, kenikmatan hidup saat ini yang kita rasakan di
Indonesia tak lain dan tak bukan adalah hasil jerih payah dari para pejuang kemerdekan dan
alangkah lebih baik apabila perjuangan mereka di masa lalu dapat kita hayati untuk
merevitalisasi semangat dalam diri menggali secara konsisten khazanah-khazanah keislaman,
kemoderenan, dan keindonesiaan.
E. Abdul Muis, Sang Pahlawan Pena

Abdul Muis lahir pada tanggal 3 Juni 1883 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Ia adalah
putera datuk Tumenggung Lareh, Sungai Puar. Sastrawan sekaligus pejuang dan wartawan
meninggal dunia di Bandung tanggal 17 Juni 1959 usia 76 tahun. Dimakamkan di Taman
Pahlawan Cikutra, Bandung. Ia meninggalkan 2 oarang istri dan 13 orang anak.

Pada tahun 1913 Pemerintah Belanda bermaksud mengadakan perayaan untuk


memperingati seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis. Beberapa
orang tokoh pergerakan nasional mendirikan Komite Bumiputera yang berusaha menentang
rencana tersebut. Abdul Muis ikut di dalamnya. Karena itu, ia ditangkap oleh Pemerintah
Belanda.

Dalam Kongres Sarekat Islam (SI) tahun 1916 Muis menganjurkan agar SI bersiap-
siap menempuh cara keras apabila cara lunak dalam menghadapi pemerintah jajahan tidak
berhasil. Setahun kemudian, ia diutus ke Negeri Belanda sebagai anggota Komite Indie
Weerbaar untuk membicarakan masalah pertahanan bagi Indonesia sehubungan dengan
terjadinya Perang Dunia I. Selain itu, ia mempengaruhi tokoh-tokoh Belanda agar di
Indonesia didirikan sekolah teknik. Beberapa tahun kemudian di Bandung berdiri Technische
Hooge School (sekarang Institut Teknologi Bandung atau ITB).

Dalam SI ia berjuang agar diadakan disiplin partai untuk mengeluarkan anggota-


anggota yang sudah dipengaruhi oleh paham komunis. Ia sering berkunjung ke daerah-daerah
untuk membela kepentingan rakyat kecil sambil membangkitkan semangat para pemuda agar
giat berjuang untuk kemerdekaan bangsa dan tanah air. Pada tahun 1922 Abdul Muis
memimpin pemogokan kaum buruh di daerah Yogyakarta. Karena kegiatan-kegiatan tersebut,
Pemerintah Belanda menangkap dan mengasingkannya di Garut, Jawa Barat. Sesudah
Indonesia merdeka ia tetap berada di Jawa Barat. Untuk membantu perjuangan
mempertahankan kemerdekaan, didirikannya Persatuan Perjuangan Priangan.

Abdul Muis terkenal pula sebagai sastrawan. Sebuah hasil karyanya yang terkenal
ialah Salah Asuhan. Ia meninggal dunia di Bandung pada tanggal 17 Juni 1959 dan
dimakamkan di sana.
F. Ki Hajar Dewantoro

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hajar
Dewantara adalah pendiri perguruan Taman Siswa.

Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta tanggal 2 Mei 1989 dengan nama Mas
Soewardi Soeryaningrat. Genap berusia 40 tahun berganti nama Ki Hajar Dewantara. Ki
Hajar Dewantara tamat dasar di ELS lanjut ke STOVIA.

Ki hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan surat kabar antara lain Sedyotomo,
Midden Java, De Express, Tjahja dan Poesara. Dan juga aktif di bidang politik dengan
bergabung ke dalam Budi Utomo, lalu mendirikan Indische Partij.

Komite Boemipoetra itu melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang


bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis dengan
menarik uang dari rakyat jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut.

Sehubungan dengan rencana perayaan itu, ia pun mengkritik lewat tulisan berjudul
Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar
Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga). Tulisan Seandainya
Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker itu
antara lain berbunyi:
"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan
di negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu,
bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan
sumbangan untuk dana perayaan itu.

Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ajarannya yang terkenal
ialah tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di
tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di depan memberi
teladan). Tahun 1957 Ia mendapat gelar Doctor Honoris Causa dan Universitas Gadjah Mada.
Dua tahun setelah mendapat gelar, beliau meninggal tanggal 26 April 1959 d Yogyakarta di
makamkan di Taman Wijaya Brata.
G. Dr. Cipto Mangunkusumo, Pendiri Indische Partij

Cipto Mangun Kusumo dilahirkan pada 4 maret 1886 di Desa Pecagakan Jepara. Ia
adlah putera tertua dari Mangunkusumo (priyayi). Karir Kusumo diawali menjadi kepala
sekolah pada SD di Semarang dan selanjutnya menjadi pembantuadministrasi pada Dewan
Kota Di Semarang, sang Ibu adalah keturunan dari tuan tanah di Mayong, Jepara.

Cipto menyambut baik kehadiran Budi Utomo sebagai bentuk kesadaran pribumi akan
dirinya. Namun, Cipto menginginkan Budi Utomo sebagai organisasi politik yang harus
bergerak secara demokratis dan terbuka bagi semua rakyat Indonesia. Hal ini menimbulkan
perbedaan antara dirinya dan pengurus BU lainnya. Cipto lalu mengundurkan diri dan
membuka praktek dokter di Solo, ia pun mendirikan R.A. Kartini Klub yang bertujuan
memperbaiki nasib rakyat.

Ia kemudian bertemu Douwes Dekker dan bersama Suwardi Suryaningrat mereka


mendirikan Indische Partij pada tahun 1912. Cipto selanjutnya pindah ke Bandung dan aktif
menulis di harian De Express. Menjelang perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda dan
Perancis, Cipto Mangunkusumo dan Suwardi mendirikan Komite Bumiputera sebagai reaksi
atas rencana Belanda merayakannya di Indonesia.

Aksi Komite Bumi Putera mencapai puncaknya pada 19 Juli 1913, ketika harian De
Express menerbitkan artikel Suwardi Suryaningrat yang berjudul Ais ik Nederlands Was
(Andaikan Saya Seorang Belanda). Cipto kemudian menulis artikel yang mendukung
Suwardi keesokan harinya. Akibatnya, 30 Juli 1913 Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
dipenjara. Melihat kedua rekannya dipenjara, Douwes Dekker menulis artikel di De Express
yang menyatakan bahwa keduanya adalah pahlawan. Pada 18 Agustus 1913, Cipto
Mangunkusumo bersama Suwardi Suryaningrat dan Douwes Dekker dibuang ke Belanda.

Selama di Belanda, kehadiran mereka membawa perubahan besar terhadap Indische


Vereeniging, sebuah organisasi mahasiswa Indonesia di Belanda yang semula bersifat social
menjadi lebih politis. Konsep Hindia bebas dari Belanda dan pembentukan sebuah negara
Hindia yang diperintah rakyatnya sendiri mulai dicanangkan oleh Indische Vereeniging. Oleh
karena alasan kesehatan, pada tahun 1914 Cipto Mangunkusumo diperbolehkan pulang
kembali ke Jawa dan sejak saat itu dia bergabung dengan Insulinde. Pada 9 Juni 1919
Insulinde mengubah nama menjadi Nationaal-Indische Partij (NIP).

Pada tahun 1918, Pemerintah Hindia Belanda membentuk Volksraad (Dewan


Rakyat). Cipto Mangunkusumo terpilih sebagai salah satu anggota oleh gubernur jenderal
Hindia Belanda mewakili tokoh yang kritis. Sebagai anggota Volksraad, sikap Cipto
Mangunkusumo tidak berubah. Melihat kenyataan itu, Pemerintah Hindia Belanda pada tahun
1920 mengusir Cipto Mangunkusumo ke luar Jawa. Cipto kemudian dibuang lagi ke
Bandung dan dikenakan tahanan kota. Selama tinggal di Bandung, Cipto Mangunkusumo
kembali membuka praktek dokter dengan bersepeda ke kampung-kampung. Di Bandung pula
Cipto Mangunkusumo bertemu dengan kaum nasionalis yang lebih muda, seperti Sukarno
yang pada tahun 1923 membentuk Algemeene Studie Club. Pada tahun 1927 Algemeene
Studie Club diubah menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI). Meskipun Cipto tidak menjadi
anggota resmi dalam Algemeene Studie Club dan PNI, Cipto tetap diakui sebagai
penyumbang pemikiran bagi generasi muda, termasuk oleh Sukarno.
Pada tahun 1927, Belanda Menganggap Cipto Mangunkusumo terlibat dalam upaya
sabotase sehingga membuangnya ke Banda Neira. Dalam pembuangan, penyakit asmanya
kambuh. Ketika Cipto Mangunkusumo diminta untuk menandatangani suatu perjanjian
bahwa dia dapat pulang ke Jawa untuk berobat dengan melepaskan hak politiknya, Cipto
secara tegas mengatakan bahwa lebih baik mati di Banda. Cipto kemudian dipindahkan ke
Makasar, lalu ke Sukabumi pada tahun 1940. Udara Sukabumi yang dingin Ternyata tidak
baik bagi kesehatan beliau sehingga dipindahkan lagi ke Jakarta hingga Dokter Cipto
Mangunkusumo wafat pada 8 Maret 1943.
H. Douwes Dekker

Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi adalah seorang pelopor nasionalisme


Indoesia di awal abad k-20, wartawan, aktivis politik, penulis buku terkenal serta penggagas
nama Nusantara sebagai nama untuk Hindi Belanda yang merdeka. Setiabudi salah satu
dari Tiga Serangkai.

Douwes Dekker bernama lengkap Dr.Ernest Francois Douwes Dekker lahir 8 oktober
1879 di Pasuruan, Jawa Timur. Orang tuannya adalah Auguste Eduard Douwes Dekker dan
Louis Margaretha Neumann. Sekolah lanjutan pertama di etruskan di HBS Surabaya, lalu
pindah ke Gymnasium Willem III, Batavia. Ketika di buang ke Eropa Douwes mengambil
progam Doctor di Universitas Zurich, Swiss, dalam bidang Ekonomi.

Mendirikan Indische Partij

Kehadiran IP sangat penting di masa awal pergerakan. HOS Cokroaminoto yang


mengaku belajar dari pengalaman vergadering IP. Douwes Dekker mengatakan, berdirinta IP
adalah pernyataan perang, yaitu sinar terang melawan kegelapan, kebaikan melawan
kejahatan, peradaban melawan tirani, budak pembayar pajak kolonial melawan negara
kolonial pemungut pajak. Ini pembalikan terhadap politik etis terang Takashi Shirashi.

November 1913, bertepatan 100 tahun kemerdekaan Belanda atas penjajahan perancis
ada keinginan serupa membuat perayaan di Indonesia. IP mengganggap sebagai penghinaan
Bangsa Indonesia yang masih terjajah.IP melawan rencana itu dan Soewardi Soerjaningrat
menulis karang berjudul Als ik een Naderlander was.. (kalau saya seorang Belanda).
Gara gara tulisan itu Soewardi dan Tjipto di tangkap. Akhirnya Douwes Dekker yang
pulang dari Belanda menulis; Onze helden (Pahlawan Kita). Ia memuji kepahlawanan
Soewardi dan Tjipto. Douwe Dekkerpun ditangkap.
I. Soekarno

Ir. Soekarno lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 meninggal di Jakart, 21 Juni
1970 umur 69 tahun adalah presiden pertama yang menjabat pada periode 1945 1966. Ia
adalah penggali pancasila. Ia adalah proklamator kemerdekaan Indonesia.

A.Latar Belakang dan pendidikan


soekarno lahir dengan nama Kusno Sosrodiharjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi
Sosrodiharjo (Guru). Ibunnya bernama Ida Ayu Nyoman Rai berasal dari Bali. Ketika kecil
Soekarno tinggal bersam kakeknya di Tulungagung. Pada usia 14 TAHUN, SEORANG
BERNAMA Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan di
sekolahkan di HBS. Tmat HBS 1920 lanjut ke Technise Hoge School (ITB) di Bandung dan
tamat pada 1925.
B.Masa pergerakan nasional
tahun 1926 Soekarno mendirikan Algemens Studie Club di Bandung. Organisasi ini
menjadi cikal bakal Partai Nasional Idonesia yang didirikan tahun1927.
C.Masa Penjajahan Jepang
Pemerintah Jepang memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia seperti Soekarno,
Moh.Hatta dll untuk menarik hati penduduk Indonesia. Akhirnya tkoh tersebut bekerja sama
dengan pemerintah pendudukan Jepang, meski ada pula yang melakukan pergerakan bawah
tanah.
D.Soekarno diantara pemimpin Dunia
Saat menjelang pembacaan proklamasi, mengatakan bahwa kita bekerjasama dengan
Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin mengandalkan kekuatan sendiri. Paa bulan
Agustus Ia di undang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan AD wil.Asia Tenggara di Dalat
Vietnamyang menyatakan urusan kemerdekaan adalah urusan rakyat sendiri.
E.Masa perang revolusi
Soekarno bersama tokoh-tokoh mulai mempersiapkan diri menjelnag proklamasi.
Setelah menemui Marsekal terjadilah peristiwa Rengas dengklok tangal 16 agustus 1945.
Para pemuda membujuk untuk segera memeproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dan
akhirnya tanggal 17 agustus 1945 di proklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 18
agustus Soekarno dan Moh.Hatta diangkat menjadi presiden dan wakil presiden.
J. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta yang lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota
kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji
Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya, Hatta
memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya. Sejak duduk di
MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul
perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong
Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond.

9 maret 1942 pemerintah Hindia belanda menyerah ke Jepang dan 22 Maret 1942
Hatta dan Syahriri di bawa ke Jakarta. Pidato yang di ucapkan Hatta di lapang ikada
menggemparkan banyak kalangan. 16 agustus malam Soekarno meminta Hatta menyusun
teks proklamasi yang ringkas. 17 agustus 1945 kemerdekaan Indonesia di proklamasikan oleh
Soekar dan Mo.Hatta atas nama bangsa Indonesia.
DAMAPK POLITIK, BUDAYA, SOSIAL EKONOMI DAN
PENDIDIKAN PADA MASA PENJAJAHAN BARAT DALAM
KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA MASA KINI
Kekuasaan penjajahan barat memiliki dampak dalam berbagai segi kehidupan, seperti di
bidang ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan.

1. Dalam bidang politik, pengaruh kekuasaan Belanda semakin kuat karena intervensi
yang intensif dalam masalah-masalah istana, seperti pergantian takhta, pengangkatan
pejabat-pejabat keraton, ataupun partisipasinya dalam menentukan kebijaksanaan
pemerintahan kerajaan. Dengan demikian, dalam bidang politik penguasa-penguasa
pribumi makin tergantung pada kekuasaan asing sehingga kebebasan dalam
menentukan kebijaksaan pemerintahan istana makin menipis. Di samping itu,
aneksasi wilayah yang dilakukan oleh penguasa asing mengakibatkan makin
menyempitnya wilayah kekuasaan pribumi. Penghasilan yang berupa lungguh, upeti
atau hasil bumi makin berkurang, bahkan hilang sebab kedudukannya telah berganti
sebagai alat pemerintah Belanda.

2. Dalam bidang ekonomi, penghasilan penguasa pribumi makin berkurang. Sudah pasti
keadaan ini akan menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan para penguasa
pribumi. Di pihak rakyat, khususnya para petani dibebani kewajiban untuk mengolah
sebagian tanahnya untuk ditanami dengan tanaman-tanaman eskpor dan masih harus
menyumbangkan tenaganya secara paksa kepada pemerintah kolonial. Hal inilah yang
mengakibatkan runtuhnya perekonomian rakyat.

3. Dalam bidang sosial, perluasan kolonialisme dan imperialisme berakibat


makin melemahnya kedudukan dan perekonomin penguasa pribumi. Penguasa
pribumi lebih banyak ditugaskan untuk menggali kekayaan bumi Indonesia, seperti
memungut pajak, mengurusi tanaman milik pemerintah, dan mengerahkan tenaga
kerja untuk kepentingan pemerintah Belanda.Turunnya kedudukan penguasa
pribumi mengakibatkan turunnya derajat dan kehormatan sebagai penguasa pribumi.

4. Dalam bidang budaya, makin meluasnya pengaruh kehidupan Barat


dalam lingkungan kehidupan tradisional. Tata kehidupan Barat seperti cara bergaul,
gaya hidup, cara berpakaian dan pendidikan mulai dikenal di kalangan atas atau
istana.Sementara itu, beberapa tradisi di lingkungan istana mulai luntur. Tradisi
keagamaan rakyat pun mulai terancam pula. Di kalangan penguasa timbul
kekhawatiran bahwa pengaruh kehidupan Barat mulai merusak nilai-nilai kehidupan
tradisional. Tantangan yang kuat terutama dari kalangan pimpinan agama yang
memandang kehidupan Barat bertentangan dengan norma-norma ajaran agama Islam.
Orientasi keagamaan seperti ini, terdapat juga di kalangan para bangsawan dan
pejabat-pejabat istana yang patuh kepada agama. Dalam suasana kritis, pandangan
keagamaan ini dijadikan dasar ajakan untuk melakukan perlawanan.

5. Pendidikan Indonesia masa kini, tanggal 2 Mei 1994 wajib belajar dasar 9 tahun
untuk tingkat SLTP dicanangkan. Sepuluh tahunnya Indonesia juaga mulai wajib
belajar 6 tahun untuk tingkat SD. Dengan wajib belajar, maka pendidikan minimal
bangsa Indonesia yang semula 6 tahun di tingkatkan menjadi 9 tahun dan
memunkinkan peserta didik untuk lebih lama giat belajar pengetahuan, kemampuan,
dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk menempuh studi lanjutan dan hidup di
masyarakat.

Perubahan dalam berbagai segi kehidupan sebagai akibat makin meluasnya kolonialisme dan
imperialisme di Indonesia menimbulkan kegelisahan, kekecewaan, dan kebencian yang
meluas di kalangan rakyat Indonesia. Itulah sebabnya pada abad ke-19 muncul perlawanan-
perlawanan besar di seluruh wilayah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai