Tokoh tokoh Nasional dan daerah dalam perjuangan menegakkan negara republik
Indonesia antara lain :
A. Dr. Sutomo
Setelah lulus dari STOVIA tahun 1911, Soetomo bertugas sebagai dokter, dan
sewaktu di Malang ia mampu membasmi wabah pes yang melanda daerah Magetan. Soetomo
memperoleh kesempatan memperdalam ilmu pengetahuan di Belanda tahun 1919 dan pada
tahun 1924 dr. Soetomo mendirikan Indonesische Studie Club (ISC) yang merupakan wabah
bagi kaum pelajar.
ISC berhasil mendirikan sekolah tenun, bank kredit, koperasi dan sebagainya. Tahun
1931 ISC berganti nama menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI).. Di bawah Soetomo PBI
cepat berkembang. Sementara itu tekanan dari Belanda snagat keras, sehingga Desember
1935 Budi Utomo dan PBI digabungan menjadi satu dnegan nama Parindra dan Soetomo
diangkat menjadi ketua.
Pada tahun 1924, Soetomo mendirikan Indonesian Study Club di Surabaya. Pada
tahun 1930 mendirikan Partai Bangsa Indonesia dan pad atahun 1935 mendirikan Parindra.
Soetomo memiliki gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 27 Desember 1961 yang ditetapkan
oleh kepres No. 657.
B. KH. Samanhudi
Samanhudi atau sering diebut Kyai Haji Samanhudi lahir di Lawean, Surakarta,
Jawwa Tengah, 1868; meninggal di Klaten, Jawa Tengah, 28 Desember 1956, Ia
dimakamkan di Banaran, Grogol, Sukoharjo. Sesudah itu Syarikat Islam dipimpin oleh
Oemar Said Tjokroaminoto adalah pendiri Sarekat Dagang Islam. Nama kecilnya ialah
Sudarno Nadi.
Samanhudi menjabat ketua orgnisasi Sarekat Dagang Islam yang berubah menjadi
Sarekat Islam pada tanggal 10 September 1912-1914. Kesehatan Samanhudi terganggu sejak
1920 dan menjadikan tidak aktif pada organisasi tersebut.
Raden Hadji Oemar Said Cokroaminoto atau H.O.S Cokroaminoto lahir di Ponorogo,
Jawa Timur, 6 Agustus 1882 dan meninggal di Yogyakarta, 17 Desember 1934 umur 52
tahun. Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara. Ayah bernama R.M
Tjokroaminseno seorang pejabat pemerintahan. Kakeknya, R.M Adipati Tjokronegoro,
pernah menjabat Bupati Ponorogo.sebagai pelopor pergerakan nasional, Ia memiliki beberapa
murid yaitu Musso yang sosialis/Komunis, Soekarno yang nasionalis, dan Kartosuryo yang
agamis dan ketiganya saling berselisih. Tahun 1912 Ia bergabung dengan Sarekat Islam.
Sebagai pimpinan Sarekat Islam HOS dikenal dengan kebijakn tegas namun bersahaja.
Haji Agus Salim lahir dengan nama Mashudul Haqpembela Kebenaran; lahir di
Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober meninggal d Jakarta, 4
November 1954 umur 70 tahun adalah seorang pejuang kemerdekaan. Dan ditetapkan sebagai
Pahlawan Nasional Indonesia tanggal 27 Desember 1961 melalui Keppres N0.657 Th 1961.
Agus salim lahir dari pasangan Soetan Salim gelar Soetan ohammad Salim(Jaksa pengadilan
tinggi riau) dan Siti Zainab. Agus salim pendidikan dasar ditempatkan ELS, lanjut ke HBS.
Dalam usia muda, dia telah menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing; Belanda,
Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang, dan Jerman. Pada 1903 dia lulus HBS (Hogere Burger
School) atau sekolah menengah atas 5 tahun pada usia 19 tahun dengan predikat lulusan
terbaik di tiga kota, yakni Surabaya, Semarang, dan Jakarta.
Dalam teori komunikasi, pola berpikir seseorang dipengaruhi oleh latar belakang
hidup di lingkungannya. Seorang tokoh yang berperan dalam gerakan moderen Islam di
Indonesia, Agus Salim, memiliki pola berpikir yang dipengaruhi oleh lingkungannya dalam
hal sosial-intelektual. Dia adalah anak dari pejabat pemerintah yang juga berasal dari
kalangan bangsawan dan agama. Jadi, sejak kecil ia hidup di lingkungan yang penuh dengan
nuansa-nuansa keagamaan. Setelah menyelesaikan studi sekolah pertengahannya di Jakarta,
dia bekerja untuk konsulat Belanda di Jeddah (1906-1909). Di sini dia mempelajari kembali
lebih dalam tentang Islam, kendatipun dia memberi pengakuan: meskipun saya terlahir
dalam sebuah keluarga Muslim yang taat dan mendapatkan pendidikan agama sejak dari
masa kanak-kanak, [setelah masuk sekolah Belanda] saya mulai merasa kehilangan iman.
Dengan badannya yang kecil, di kalangan diplomatik Agus Salim dikenal dengan
julukan The Grand Old Man, sebagai bentuk pengakuan atas prestasinya di bidang diplomasi.
Sebagai pribadi yang dikenal berjiwa bebas. Dia tak pernah mau dikekang oleh batasan-
batasan, bahkan dia berani mendobrak tradisi Minang yang kuat. Tegas sebagai politisi, tapi
sederhana dalam sikap dan keseharian. Dia berpindah-pindah rumah kontrakan ketika di
Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta. Di rumah sederhana itulah dia menjadi pendidik bagi
anak-anaknya, kecuali si bungsu, bukan memasukkannya ke pendidikan formal. Alasannya,
selama hidupnya Agus Salim mendapat segalanya dari luar sekolah. Saya telah melalui jalan
berlumpur akibat pendidikan kolonial, ujarnya tentang penolakannya terhadap pendidikan
formal kolonial yang juga sebagai bentuk pembangkangannya terhadap kekuasaan Belanda.
Agus Salim wafat pada 4 November 1954 dalam usia 70 tahun.
Walaupun demikian, tidak berarti bahwa Agus Salim adalah seorang yang anti-nasionalisme.
Perjuangannya dalam mempersiapkan kemerdekaan bangsa kita adalah bukti bahwa dia
adalah seorang yang berjiwa nasionalisme. Perjuangan Agus salim dalam meraih
kemakmuran bagi rakyat Indonesia patut kita apresiasi bersama sebagai rasa syukur kita
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya, kenikmatan hidup saat ini yang kita rasakan di
Indonesia tak lain dan tak bukan adalah hasil jerih payah dari para pejuang kemerdekan dan
alangkah lebih baik apabila perjuangan mereka di masa lalu dapat kita hayati untuk
merevitalisasi semangat dalam diri menggali secara konsisten khazanah-khazanah keislaman,
kemoderenan, dan keindonesiaan.
E. Abdul Muis, Sang Pahlawan Pena
Abdul Muis lahir pada tanggal 3 Juni 1883 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Ia adalah
putera datuk Tumenggung Lareh, Sungai Puar. Sastrawan sekaligus pejuang dan wartawan
meninggal dunia di Bandung tanggal 17 Juni 1959 usia 76 tahun. Dimakamkan di Taman
Pahlawan Cikutra, Bandung. Ia meninggalkan 2 oarang istri dan 13 orang anak.
Dalam Kongres Sarekat Islam (SI) tahun 1916 Muis menganjurkan agar SI bersiap-
siap menempuh cara keras apabila cara lunak dalam menghadapi pemerintah jajahan tidak
berhasil. Setahun kemudian, ia diutus ke Negeri Belanda sebagai anggota Komite Indie
Weerbaar untuk membicarakan masalah pertahanan bagi Indonesia sehubungan dengan
terjadinya Perang Dunia I. Selain itu, ia mempengaruhi tokoh-tokoh Belanda agar di
Indonesia didirikan sekolah teknik. Beberapa tahun kemudian di Bandung berdiri Technische
Hooge School (sekarang Institut Teknologi Bandung atau ITB).
Abdul Muis terkenal pula sebagai sastrawan. Sebuah hasil karyanya yang terkenal
ialah Salah Asuhan. Ia meninggal dunia di Bandung pada tanggal 17 Juni 1959 dan
dimakamkan di sana.
F. Ki Hajar Dewantoro
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hajar
Dewantara adalah pendiri perguruan Taman Siswa.
Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta tanggal 2 Mei 1989 dengan nama Mas
Soewardi Soeryaningrat. Genap berusia 40 tahun berganti nama Ki Hajar Dewantara. Ki
Hajar Dewantara tamat dasar di ELS lanjut ke STOVIA.
Ki hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan surat kabar antara lain Sedyotomo,
Midden Java, De Express, Tjahja dan Poesara. Dan juga aktif di bidang politik dengan
bergabung ke dalam Budi Utomo, lalu mendirikan Indische Partij.
Sehubungan dengan rencana perayaan itu, ia pun mengkritik lewat tulisan berjudul
Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar
Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga). Tulisan Seandainya
Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker itu
antara lain berbunyi:
"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan
di negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu,
bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan
sumbangan untuk dana perayaan itu.
Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ajarannya yang terkenal
ialah tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di
tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di depan memberi
teladan). Tahun 1957 Ia mendapat gelar Doctor Honoris Causa dan Universitas Gadjah Mada.
Dua tahun setelah mendapat gelar, beliau meninggal tanggal 26 April 1959 d Yogyakarta di
makamkan di Taman Wijaya Brata.
G. Dr. Cipto Mangunkusumo, Pendiri Indische Partij
Cipto Mangun Kusumo dilahirkan pada 4 maret 1886 di Desa Pecagakan Jepara. Ia
adlah putera tertua dari Mangunkusumo (priyayi). Karir Kusumo diawali menjadi kepala
sekolah pada SD di Semarang dan selanjutnya menjadi pembantuadministrasi pada Dewan
Kota Di Semarang, sang Ibu adalah keturunan dari tuan tanah di Mayong, Jepara.
Cipto menyambut baik kehadiran Budi Utomo sebagai bentuk kesadaran pribumi akan
dirinya. Namun, Cipto menginginkan Budi Utomo sebagai organisasi politik yang harus
bergerak secara demokratis dan terbuka bagi semua rakyat Indonesia. Hal ini menimbulkan
perbedaan antara dirinya dan pengurus BU lainnya. Cipto lalu mengundurkan diri dan
membuka praktek dokter di Solo, ia pun mendirikan R.A. Kartini Klub yang bertujuan
memperbaiki nasib rakyat.
Aksi Komite Bumi Putera mencapai puncaknya pada 19 Juli 1913, ketika harian De
Express menerbitkan artikel Suwardi Suryaningrat yang berjudul Ais ik Nederlands Was
(Andaikan Saya Seorang Belanda). Cipto kemudian menulis artikel yang mendukung
Suwardi keesokan harinya. Akibatnya, 30 Juli 1913 Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
dipenjara. Melihat kedua rekannya dipenjara, Douwes Dekker menulis artikel di De Express
yang menyatakan bahwa keduanya adalah pahlawan. Pada 18 Agustus 1913, Cipto
Mangunkusumo bersama Suwardi Suryaningrat dan Douwes Dekker dibuang ke Belanda.
Douwes Dekker bernama lengkap Dr.Ernest Francois Douwes Dekker lahir 8 oktober
1879 di Pasuruan, Jawa Timur. Orang tuannya adalah Auguste Eduard Douwes Dekker dan
Louis Margaretha Neumann. Sekolah lanjutan pertama di etruskan di HBS Surabaya, lalu
pindah ke Gymnasium Willem III, Batavia. Ketika di buang ke Eropa Douwes mengambil
progam Doctor di Universitas Zurich, Swiss, dalam bidang Ekonomi.
November 1913, bertepatan 100 tahun kemerdekaan Belanda atas penjajahan perancis
ada keinginan serupa membuat perayaan di Indonesia. IP mengganggap sebagai penghinaan
Bangsa Indonesia yang masih terjajah.IP melawan rencana itu dan Soewardi Soerjaningrat
menulis karang berjudul Als ik een Naderlander was.. (kalau saya seorang Belanda).
Gara gara tulisan itu Soewardi dan Tjipto di tangkap. Akhirnya Douwes Dekker yang
pulang dari Belanda menulis; Onze helden (Pahlawan Kita). Ia memuji kepahlawanan
Soewardi dan Tjipto. Douwe Dekkerpun ditangkap.
I. Soekarno
Ir. Soekarno lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 meninggal di Jakart, 21 Juni
1970 umur 69 tahun adalah presiden pertama yang menjabat pada periode 1945 1966. Ia
adalah penggali pancasila. Ia adalah proklamator kemerdekaan Indonesia.
Mohammad Hatta yang lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota
kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji
Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya, Hatta
memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya. Sejak duduk di
MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul
perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong
Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond.
9 maret 1942 pemerintah Hindia belanda menyerah ke Jepang dan 22 Maret 1942
Hatta dan Syahriri di bawa ke Jakarta. Pidato yang di ucapkan Hatta di lapang ikada
menggemparkan banyak kalangan. 16 agustus malam Soekarno meminta Hatta menyusun
teks proklamasi yang ringkas. 17 agustus 1945 kemerdekaan Indonesia di proklamasikan oleh
Soekar dan Mo.Hatta atas nama bangsa Indonesia.
DAMAPK POLITIK, BUDAYA, SOSIAL EKONOMI DAN
PENDIDIKAN PADA MASA PENJAJAHAN BARAT DALAM
KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA MASA KINI
Kekuasaan penjajahan barat memiliki dampak dalam berbagai segi kehidupan, seperti di
bidang ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan.
1. Dalam bidang politik, pengaruh kekuasaan Belanda semakin kuat karena intervensi
yang intensif dalam masalah-masalah istana, seperti pergantian takhta, pengangkatan
pejabat-pejabat keraton, ataupun partisipasinya dalam menentukan kebijaksanaan
pemerintahan kerajaan. Dengan demikian, dalam bidang politik penguasa-penguasa
pribumi makin tergantung pada kekuasaan asing sehingga kebebasan dalam
menentukan kebijaksaan pemerintahan istana makin menipis. Di samping itu,
aneksasi wilayah yang dilakukan oleh penguasa asing mengakibatkan makin
menyempitnya wilayah kekuasaan pribumi. Penghasilan yang berupa lungguh, upeti
atau hasil bumi makin berkurang, bahkan hilang sebab kedudukannya telah berganti
sebagai alat pemerintah Belanda.
2. Dalam bidang ekonomi, penghasilan penguasa pribumi makin berkurang. Sudah pasti
keadaan ini akan menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan para penguasa
pribumi. Di pihak rakyat, khususnya para petani dibebani kewajiban untuk mengolah
sebagian tanahnya untuk ditanami dengan tanaman-tanaman eskpor dan masih harus
menyumbangkan tenaganya secara paksa kepada pemerintah kolonial. Hal inilah yang
mengakibatkan runtuhnya perekonomian rakyat.
5. Pendidikan Indonesia masa kini, tanggal 2 Mei 1994 wajib belajar dasar 9 tahun
untuk tingkat SLTP dicanangkan. Sepuluh tahunnya Indonesia juaga mulai wajib
belajar 6 tahun untuk tingkat SD. Dengan wajib belajar, maka pendidikan minimal
bangsa Indonesia yang semula 6 tahun di tingkatkan menjadi 9 tahun dan
memunkinkan peserta didik untuk lebih lama giat belajar pengetahuan, kemampuan,
dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk menempuh studi lanjutan dan hidup di
masyarakat.
Perubahan dalam berbagai segi kehidupan sebagai akibat makin meluasnya kolonialisme dan
imperialisme di Indonesia menimbulkan kegelisahan, kekecewaan, dan kebencian yang
meluas di kalangan rakyat Indonesia. Itulah sebabnya pada abad ke-19 muncul perlawanan-
perlawanan besar di seluruh wilayah Indonesia.