Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN ASESMEN GERIATRI

SESEORANG WANITA DENGAN STOKE ISKEMIK BERULANG,


HIPERTENSI GRADE II, DIABETES MELLITUS DAN KATARAK

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat


Dalam menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kedokteran Komunitas/Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh:

Anggi Saputri 030.11.029


Anggi Wulandari 030.11.030
Yuse Rishna Kania Ramandhaty 030.11.319

PRAKTEK KEDOKTERAN KELUARGA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

Geriatric medicine berasal dari kata geron (usia lanjut) dan iatreia
(perawatan penyakit), sehingga geriatric medicine diartikan sebagai cabang ilmu
kedokteran yang mempelajari penyakit dan masalah kesehatan pada usia lanjut
menyangkut aspek preventif, diagnosis, dan tata laksana. Geriatric medicine jelas
sangat berkaitan dengan lanjut usia (lansia). Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang
yang mencapai usia 60 tahun ke atas, berdasarkan Undang Undang nomor 13
tahun 1988 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle
age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 90
tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Di Indonesia persentase penduduk lansia tahun 2008, 2009 dan 2012 telah
mencapai di atas 7% dari keseluruhan penduduk. Struktur penduduk tersebut
merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan manusia
secara global dan nasional. Keadaan ini berkaitan dengan adanya perbaikan
kualitas kesehatan dan kondisi sosial masyarakat yang meningkat.
Situasi global pada saat ini di antaranya adalah :
- Setengah jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia.
- Pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang lebih tinggi dari
negara yang sudah berkembang.
- Masalah terbesar lansia adalah penyakit degeneratif.
- Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia penderita penyakit
degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah).
Meningkatnya populasi lansia juga dipengaruhi oleh meningkatnya usia
harapan hidup. Sejak tahun 2004 2015 memperlihatkan adanya peningkatan usia
harapan hidup dari 68,6 tahun menjadi 70,8 tahun. Meningkatnya jumlah
penduduk lansia secara tidak langsung meningkatkan angka beban tanggungan
(dependency ratio), yaitu angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya
orang yang tidak produktif (usia < 15 tahun dan > 65 tahun) dan banyaknya orang
yang termasuk umur produktif (15 64 tahun). Angka ini mencerminkan besarnya
beban ekonomi yang harus ditanggung penduduk usia produktif untuk membiayai
penduduk non produktif. Tahun 2015 Angka Beban Tanggungan Indonesia
sebesar 48,63 per 100, artinya setiap 100 orang penduduk yang masih produktif
akan menanggung minimal 49 orang yang tidak produktif.
Peningkatan populasi lansia di Indonesia dapat menimbulkan permasalahan
terkait aspek medis, psikologis, ekonomi dan sosial sehingga diperlukan
peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lansia. Upaya intervensi kesehatan
dilakukan melalui pendekatan siklus hidup sejak dalam kandungan hingga
dewasa, yang pada akhirnya akan memberikan dampak besar terhadap terciptanya
lansia yang sehat, mandiri dan produktif. Dalam mewujudkan lansia sehat,
mandiri, berkualitas dan produktif harus dilakukan pembinaan kesehatan sedini
mungkin selama siklus kehidupan sampai fase lanjut usia dengan memerhatikan
faktor-faktor resiko yang harus dihindari dan faktor-faktor protektif yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan lansia. Salah satu jenis pelayanan
kesehatan yang dapat diberikan kepada lansia adalah kunjungan rumah atau home
visit. Salah satu pelaksanaan home visit pada lansia adalah dengan melakukan
asesmen geriatri yang bertujuan untuk mengevaluasi kesehatan secara
komprehensif dengan harapan dapat meningkatkan kualitas kesehatan pasien
lansia yang dikunjungi. Pada tulisan ini akan dilaporkan sebuah laporan asesmen
geriatrik pada pasien perempuan usia 70 tahun dengan diagnosis stroke non
hemoragik (hemiparesis dextra), hipertensi grade 2, diabetes mellitus dengan
katarak.
BAB II
ASESMEN GERIATRI

I. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir/Umur : 70 tahun
Alamat : Jalan Madrasah No. 5 RT/RW 09/2,
Gandaria Selatan
Riwayat Pekerjaan : Pedagang
Nama Orang Terdekat : Ny. M
Jumlah Anak : 5
Jumlah Cucu : 2
Jumlah Cicit : -
Pembiayaan Kesehatan : Jaminan kesehatan BPJS

II. Riwayat Medis / Evaluasi Fisik


A. Riwayat Medis
1. Keluhan Utama:
Pasien lemah sisi kanan sejak 4 bulan yang lalu

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien pertama kali mengalami serangan stroke saat 1 tahun yang
lalu, sehingga pasien mengalami kelemahan pada sisi tubuh sebelah
kanan. Setelah stroke pasien tidak rutin memeriksakan diri ke dokter dan
tidak mengkonsumsi obat darah tinggi dan diabetes mellitus. Kemudian
pasien mengalami serangan stroke yang kedua saat 4 bulan yang lalu.
Pasien dirawat di HCCU dan mengalami penurunan kesadaran selama 4
hari. Saat ini pasien masih rutin mengikuti fisioterapi dan kontrol setiap
bulan ke RS.
Sejak 6 bulan terakhir pasien merasa penglihatannya semakin
buram. Pasien merasa melihat asap ataupun embun sehingga pasien
kesulitan untuk melihat. Pasien didiagnosa oleh dokter spesialis mata
dengan katarak, dianjurkan untuk dioperasi namun pasien menolak.
3. Riwayat Pembedahan
Tidak ada
4. Riwayat Opname Rumah Sakit
4 bulan yang lalu karena stroke
5. Riwayat Kesehatan Lain
Stroke, DM, HT, Katarak
6. Riwayat Alergi
Tidak ada
7. Kebiasaan
a. Merokok
Pertanyaan:
- Apakah pasien merokok? Tidak
- Apakah orang terdekat atau disekitar pasien merokok ? Ya, anak
merokok didalam rumah
b. Minum Alkohol
Pertanyaan:
- Apakah pasien minum-minuman beralkohol ? Tidak
c. Olahraga
Pertanyaan:
- Apakah pasien melakukan olahraga ? Tidak
d. Lain-lain
Pertanyaan
- Apakah pasien minum kopi? Tidak
8. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini

Obat yang dikonsumsi Dosis dan pemakaian


Dengan resep dokter
CPG 1 x 75 mg tab
Folid Acid 1 x 1 mg tab
Vit B Komp 2 x 1 tab
Amlodipin 1 x 10 mg tab
Captopril 2 x 50 mg tab
Glibenclamid 1 x 5 mg tab
Bisoprolol 1 x 5 mg tab
Levemir 1x 16 unit (malam)
Tanpa resep dokter
Tidak ada Tidak ada

9. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat
dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?

No. Pertanyaan penapisan Setiap Sering Kadang Jarang Tidak


waktu sekali kadang sekali pernah
1. Berapa seringkah bulan yang
lalu masalah kesehatan anda
menghalangi kegiatan anda
(mis.pergi mengunjungi
teman, aktivitas sosial)?

2. Berapa seringkah bulan lalu


anda merasa gugup?

3. Berapa seringkah bulan lalu


anda merasa tenang dan
damai?

4. Berapa seringkah bulan lalu


anda merasa sedih sekali?

5. Berapa seringkah bulan lalu


anda merasa bahagia?
No. Pertanyaan penapisan Setiap Sering Kadang Jarang Tidak
waktu sekali kadang sekali pernah
6. Berapa seringkah bulan lalu
anda merasa begitu sedih
sampai serasa tak ada
sesuatupun yang mungkin
menghiburnya?

7. Selama bulan lalu, berapa


seringnya perasaan depresi
anda mengganggu kerja anda
sehari-hari?

8. Selama bulan lalu, berapa


sering anda merasa tak ada
lagi sesuatu yang anda
harapkan lagi?

9. Selama bulan lalu, berapa


sering anda merasa tak
diperhatikan keluarga?

10. Berapa sering selama bulan


lalu anda merasa ingin
menangis apa saja?

11. Selama bulan lalu, berapa


sering anda merasa bahwa
hidup ini sudah tak ada
gunanya lagi?

Kesimpulan: Didapatkan tanda-tanda kemungkinan depresi pada pasien


ini dalam 1 bulan terakhir

10. Status Fungsional


a. ADL dasar dan Instrumental

No. Komponen ADL Bisa Perlu Tergantung


sendiri bantuan orang lain
sepenuhnya seseorang sepenuhnya
1. Mandi

2. Ambulansi

3. Tranfer

4. Berpakaian

5. Berdandan
6. BAB / BAK

7. Makan

8. Sediakan makan

9. Atur keuangan

10. Atur minum obat-obatan

11. Ber tilpun

Kesimpulan : pasien dapat melakukan beberapa aktivitas namun


masih membutuhkan bantuan orang lain.

b. Keterbatasan Fungsional
Pertanyaan : Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda
membatasi kegiatan anda berikut ini?

No. Aktivitas >3 bulan <3 bulan Tak


Terbatasi
1. Berbagai pekerjaan berat (mis.
Angkat barang, lari)

2. Berbagai pekerjaan sedang (mis.


menggeser meja / almari, angkat
barang belanjaan)

3. Pekerjaan ringan di rumah yang


biasa dikerjakan

4. Mengerjakan pekerjaan (di


kantor / sehari-hari)

5. Naik bukit / naik tangga

6. Membungkuk, berlutut, sujud

7. Berjalan kl.100 meter

8. Makan, mandi, berpakaian ke


WC

Kesimpulan: Pada pasien didapatkan keterbatasan dalam melakukan


pekerjaan sedang hingga berat
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Keadaan umum Keterangan
Tanda-tanda vital Baring Duduk Berdiri
Tekanan darah (mmHg) 160/100 160/100 -
Nadi (kali/menit) 77 88 -
Laju respirasi (kali/menit) 20 20 -

Status antropometrik 2 bulan yl 1 bulan yl Saat ini


Berat badan (kg) 57 58 60
Tinggi badan (cm) 158 158 158
BMI (kg m-2) 22,8 23,23 24,03

2. Keadaan Kulit : Biasa


Bercak kemerahan : Tidak ada
Lesi kulit lain : Tidak ada
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada

3. Pendengaran

Temuan fisik Ya Tidak


Dengar suara normal
Pakai alat bantu dengar
Cerumen impaksi

4. Penglihatan

Temuan fisik Ya Tidak


Dapat membaca huruf surat kabar
Tanpa kaca mata
Dengan kaca mata
Terdapat katarak/tidak
Kanan

Kiri
5. Mulut

Temuan klinis Keterangan


Higiene mulut Kurang
Gigi palsu Tidak ada
Tonsil T1-T1 tenang, hiperemis (-)
Faring Hiperemis (-), post nasal drip (-)
Lesi yang lain Karies gigi (+), gigi tidak lengkap

6. Leher

Temuan klinis Normal Abnormal (jelaskan)


Derajat gerak
Kel. tiroid

Massa lain : Tidak ada


Kelainan Limfa : Tidak ada

7. Dada
Massa teraba : Tidak ada
Kelainan Lain : Tidak ada
8. Paru-paru

Temuan klinis Kanan Kiri


Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi :
suara dasar Vesikuler Vesikuler
suara tambahan Ronkhi (+), Ronkhi (+),
wheezing (-) wheezing (-)

9. Kardiovaskular
a. Jantung

Temuan klinis Keterangan


Irama Reguler
Bising (murmur) Tidak ditemukan
Gallop Tidak ditemukan
b. Bising pembuluh darah

Temuan klinis Ada Tidak ada


Arteri karotis
Kanan
Kiri
Arteri femoralis
Kanan
Kiri

c. Denyut nadi perifer

Tidak
Temuan klinis +1 +2 +3 +4
Ada
Arteri dorsalis pedis
Kanan
Kiri
Arteri tibialis posterior
Kanan
Kiri

d. Denyut nadi perifer

Temuan klinis Ada Tidak ada


Pedal
Tibial
Sakral

10. Abdomen
Hati membesar : Tidak ada
Massa abdomen lain : Tidak ada
Bising/bruit : Normal
Nyeri tekan : Tidak ada
Cairan asites : Tidak ada
Limpa membesar/tidak : Tidak ada
11. Rektum/Anus: Tidak dilakukan pemeriksaan
12. Genital/Pelvis: Tidak dilakukan pemeriksaan
13. Muskuloskeletal

Temuan Tak Tl. Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki


klinis ada blkg
Deformitas

Gerak
terbatas

Nyeri

Odem

Kesimpulan: Pada pasien didapatkan keterbatasan gerak pada kaki dan


tangan

14. Neurologik / Psikologik


a. Status Mentalis
Pemeriksaan Baik Terganggu
Orientasi
Orang
Waktu
Tempat
Situasi
Daya ingat
Sangat lampau
Baru terjadi
Ingat obyek stlh 5 menit
segera (mengulang)

Kuesioner pendek/portable tentang status mental:

Pemeriksaan Betul Salah


Tanggal berapakah hari ini ?
Hari apakah hari ini ?
Apakah nama tempat ini ?
Berapakah nomor telpon rumah anda ? -
(tidak punya
telepon)
Berapakah usia anda ?
Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn) ?
Siapa nama gubernur sekarang ?
Nama gubernur sebelum ini ?
Nama ibumu sebelum menikah ?
20 dikurang 3 dan seterusnya

Jumlah kesalahan:
0-2 Kesalahan : baik
3-4 Kesalahan : Gangguan Intelek ringan
5-7 Kesalahan : Gangguan intelek sedang
7-10 Kesalahan : Gangguan Intelek Berat

Kesimpulan: Pada pemeriksaan status mentalis dengan menggunakan


kuesioner pendek, maka tidak didapatkan jumlah kesalahan pasien
yang termasuk dengan status mentalis yang baik tanpa adanya
gangguan intelektual.
c. Perasaan Hati/afeksi : baik
d. Umum
Pemeriksaan Normal Abnormal (jelaskan)
Saraf otak
Motorik :
- kekuatan -
-
- tonus

Sensorik :
- tajam -
- raba -
- getaran -

Refleks
Sereblar : - jari ke hidung -
- Tumit ke ujung kaki -
- Romberg -
Gerak langkah -

Kesimpulan: Terdapat kelainan motoric dan sensorik pada pasien.

e. Tanda-tanda lain
Pemeriksaan Ya Tidak Bila Ya, jelaskan
Tremor saat istirahat
Rigiditas cogwebell
Bradikinesia
Tremor intense
Gerakan tak sadar
Refleks patologis

Kesimpulan: Pada pemeriksaan tanda-tanda lain dari gerakan


involunter tidak ditemukan kelainan.

C. RISIKO JATUH

No. Identifikasi Jawaban


1. Apakah ada jatuh beberapa tahun Ya
kebelakang?
2. Kekhawatiran akan jatuh Ya
3. Permasalahan jantung/Vaskular Ya
4. Gangguan kognitif Tidak
5. Inkontinensia Tidak
6. Depresi Tidak
7. Masalah Motorik dan Sensoris Ya
8. Permasalahn spesifik lainnya Tidak
9. Pengobatan psikoaktif Tidak
10. Pengobatan menggunakan sedasi Tidak
11. Pengobatan yang menyebabkan Tidak
hipotensi
12. TUG test >12 detik 15 detik
13. Visus <20/40 atau tidak Ya
pemeriksaan mata >1 tahun
14. Perubahan sistol lebih dari 20 Tidak
mmHg atau diastol lebih sama
dengan dari 10 mmHg, atau pusing
ketika berpindah dari berbaring ke
berdiri

Kesimpulan: Dari tabel di atas tampak pasien memiliki resiko jatuh berat

D. DATA LABORATORIK
Dilakukan pemeriksaan gula darah puasa di laboratorium
Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil
02/6/2017 Gula Darah Puasa 588 mg/dL
28/7/2017 Gula Darah Puasa 428 mg/dL
3/8/2017 Gula Darah Puasa 350 mg/dL
Kesimpulan: Dari hasil lab Gula Darah Puasa terlihat meningkat, bisa
disimpulkan hiperglikemi.

E. HASIL PEMERIKSAAN TAMBAHAN LAIN:


Tidak dilakukan pemeriksaan tambahan

F. DAFTAR MASALAH & RENCANA PENANGANAN

Tanggal Problem/ Rencana


diagnostiK
28 Juli 2017 Hipertensi Memberikan informasi dan edukasi mengenai
grade II tekanan darah tinggi oleh pasien. Informasi
yang diberikan berupa apa saja dampak yang
dapat muncul akibat tekanan darah tinggi.
Edukasi yang diberikan berupa anjuran untuk
membatasi asupan gurih dan garam dalam
makanan sehari-hari, menjaga pola makan
yang baik, konsumsi obat darat tinggi secara
teratur dan menganjurkan pasien rutin kontrol
tekanan darah di Puskesmas.
Rencana pengobatan : amlodipine 1 x 10 mg
Captopril 2 x 50 mg

28 Juli 2017 Paresis Dextra Mengedukasi pasien untuk tetap melakukan


et causa Stroke aktifitas sehari-hari, melatih meremas bola
iskemik untuk meningkatkan kekuatan otot tangan,
tetap menggerakkan kaki agar kekuatan
ototnya kembali.
Rencana pengobatan: rujuk ke Rumah Sakit
untuk mendapatkan fisioterapi

28 Juli 2017 Hiperglikemi Menjelaskan kepada pasien tentang hiperglikemi


dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Meminta pasien untuk mengendalikan
makanan yang banyak mengandung gula dan
karbohidrat tinggi. Mengedukasi pasien untuk
minum obat anti-hiperglikemik secara teratur.
Rencana pengobatan: glibenclamid 1 x 5 mg
Tab; Levemir 1 x 16 unit (malam)
28 Juli 2017 Katarak Menjelaskan kepada pasien tentang katarak dan
komplikasi yang mungkin terjadi. Meminta
pasien agar mau dioperasi untuk memperbaiki
kualitas hidunya
Rencana pengobatan : Rujuk ke Rumah Sakit
yang memiliki spesialis mata
G. LAPORAN LANJUTAN
Ny. S usia 70 th, dengan keluhan lemah tubuh sisi kanan sejak 4 bulan
yang lalu. Pasien mengaku memiliki riwayat Stroke 12 bulan yang lalu.
Pasien merasa lemah sebelah badan yaitu badan sebelah kanan. Tangan dan
kaki terasa lemah sehingga untuk jalan atau beraktivitas sulit, terkadang
terasa kesemutan, Pasien menyangkal ada nya rasa nyeri di bagian tubuh
yang lemas. Pasien mengaku juga mata kiri nya Sulit melihat sudah 6 bulan
lebih, tidak nyeri, tidak berair, hanya terlihat rabun sehingga sulit untuk
melihat. Pasien menyangkal ada keluhan lain seperti demam, sakit kepala,
mual-muntah, gangguan Buang air kecil dan Buang Air besar.
Pasien mengaku memiliki riwayat Stroke dan Diabetes Melitus sejak 12
bulan yang lalu. Tidak memiliki Kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Pasien tidak didapatkan tanda-tanda kemungkinan Depresi dalam 1 bulan
terakhir. Pasien memiliki keterbatasan dalam melakukan pekerjaan sedang
hingga berat. Dari hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan pasien
hipertensi grade II (160/100) dan Indeks Massa Tubuh yang Normal. Dari
hasil pemeriksaan fisik didapatkan pada pemeriksaan mata terdapat Katarak
di Mata Kanan dan kiri, dan dari pemeriksaan neurologis terdapat
Hemiparesis Dextra yaitu kelemahan Kekuatan otot dan gangguan sensoris
pada lengan dan kaki sebelah kanan. Dari hasil pemeriksaan Resiko jatuh
didapatkan pasien memiliki resiko jatuh sedang.
Dari hasil pemeriksaan Lab darah didapatkan hiperglikemi dimana Gula
Darah Puasa pasien pada tanggal 28/7/2017 yaitu 428 mg/dL.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan Lab dapat
disimpulkan pasien mengalami:
Hipertensi Grade 2
Hemiparesis Dextra Sinistra e.c Stroke
Hiperglikemi
Follow up
Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 3/7/2017. Saat kunjungan
didapatkan perbaikan tapi tidak signifikan, Keluhan tambahan tidak ada.
Dan dari hasil pemeriksaan Tanda vital didapatkan Tekanan Darah 150/80.
Dari hasil lab darah didapatkan nilai Gula Darah Puasa 350 mg/dL, menurun
dibandingkan sebelumnya, dan bisa dikategorikan hiperglikemi. Pasien
mengaku kurang pandai dalam mengatur makanannya. Pasien mengaku
minum obat teratur.
Daftar Masalah

Masalah Rencana Penatalaksanaan Lokasi


Hipertensi Pemantauan keadaan umum dan keluhan pasien Kediaman
Grade 2 Pemantauan tekanan darah Pasien
Anjuran untuk kontrol rutin ke puskesmas
Anjurkan ke pasien untuk kontrol sebelum obat
habis sehingga tekanan darah tetap terkontrol.
Edukasi mengenai gaya hidup sehat meliputi
makan- makanan yang bergizi, kurangi makan-
makanan berminyak dan asin atau gurih.
Di sarankan juga untuk pasien tetap beraktifitas
ringan dan dilakukan rutin sehari-hari

Hemiparesis Mengedukasi pasien untuk tidak melakukan Kediaman


Dextra e.c aktivitas Berat Pasien
Stroke Mengedukasi pasien untuk mendapatkan rujukan
ke Rumah Sakit agar di fisioterapi
Mengajarkan pasien latihan ringan agar otot-otot
tangan dan kaki pasien sebelah kanan tetap aktif
Mengedukasi pasien untuk waspada dengan
lokasi yang resiko jatuh nya tinggi

Katarak Oculi Mengedukasi pasien apa itu katarak dan Kediaman


Dextra sinistra komplikasi yang disebabkan oleh katarak Pasien
Memberikan rujukan ke dokter spesialis mata
pada pasien agar mendapatkan tatalaksana lebih
lanjut
Memberi tahu pasien agar berhati-hati ketika
berjalan, Karena ditakutkan tersandung dan
jatuh
Hiperglikemi Pemantauan keadaan umum dan keluhan pasien Kediaman
Anjuran untuk kontrol rutin ke puskesmas Pasien
Anjurkan ke pasien untuk kontrol sebelum obat
habis sehingga tekanan darah tetap terkontrol.
Edukasi mengenai gaya hidup sehat meliputi
makan- makanan yang bergizi, kurangi makan-
makanan yang banyak mengandung karbohidrat
Diharapkan pasien memiliki food diary untuk
melihat makanan apa saja yang pasien makan
Memberikan edukasi kepada pasien agar
melakukan aktifitas ringan yang rutin dalam
jangka waktu tertentu seperti jalan pagi hari
selama 30 menit setiap pagi setiap hari

Pada Pemeriksaan Fisik (Summary)


Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya tekanan darah yang tinggi
(Hipertensi grade 2), Katarak Oculi dextra sinistra, Hemiparesis dextra,
adanya keterbatasan gerak pada kaki kanan.

Pada Assessment Geriatri (Summary)


Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan Lab dapat
disimpulkan pasien mengalami Hipertensi Grade 2, Hemiparesis Dextra e.c
Stroke, Katarak Oculi Dextra Sinistra, Hiperglikemi. Penyakit hipertensi
pada pasien ditandai dengan hasil pemeriksaan Tanda Vital yaitu tekanan
darahnya 160/100 mmHg. Hemiparesis Dextra pada pasien dilihat dari
adanya keterbatasan gerak pada tungkai kanan, dan hasil pemeriksaan
neurologis adanya penurunan kekuatan otot dan sensoris pada tangan dan
kaki kanan pasien. Penyakit katarak pada pasien diketahui dari pemeriksaan
fisik mata dimana Shadow Test +, diduga adanya pengeruhan lensa di kedua
mata nya. Penyakit hiperglikemi pada pasien diketahui dari hasil
pemeriksaan Lab darah, dimana Gula Darah Puasanya tinggi yaitu 428
mg/dL. Pada Pasien juga didapatkan keterbatasan fungsional yaitu tidak
dapat melakukan pekerjaan sedang hingga berat. Dari pemeriksaan Status
Mental tidak terdapat kelainan. Pasien juga memiliki resiko jatuh sedang,
dari ADL (Activity Daily Living) memiliki keterbatasan saat BAK dan BAB.
Rencana Perawatan Terpadu (Comprehensive Care)
- Lingkungan rumah dikondisikan selalu dijaga keamanannya untuk
mengurangi resiko jatuh.
- Istirahat yang cukup.
- Menyesuaikan aktivitas fisik dengan kemampuan pasien.
- Menginformasikan mengenai tentang penyakit yang diderita pasien dan
pentingnya check up rutin.
- Memotivasi pasien untuk senantiasa berfikir positif dan semangat untuk
sembuh agar tidak mempengaruhi kesehatan.
- Meminum obat secara teratur dan sesuai dosis.
- Memberi edukasi keluarga agar selalu memberikan dukungan kepada
pasien untuk tetap semangat.
- Menyarankan pasien untuk melakukan fisioterapi di rumah sakit lalu
dicoba diterapkan di rumah sehingga pasien bisa melakukan fisioterapi
sendiri.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai