Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA

SUPRIYADI
Dosen STIKes Satria Bhakti Nganjuk

Abstrak

Gangguan tidur pada lansia merupakan keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam kuantitas
dan kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang
diinginkan. Terapi musik jawa adalah salah satu bentuk penyembuhan dengan relaksasi secara nonfarmakologis
untuk menyembuhkan gangguan tidur dan meningkatkan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh terapi musik jawa terhadap peningkatan kualitas tidur lansia.

Penelitian menggunakan rancangan Quasy-Eksperiment, yang dilaksanakan pada tanggal 9 31 Agustus


2015. Kualitas tidur dinilai dengan indeks kualitas tidur (Pittsburgh Sleep Quality Index). Sampel penelitian
sebanyak 40 responden, sampling yang digunakan purposive sampling. Variabel independen penelitian adalah
terapi musik jawa, sedangkan variabel dependen penelitian adalah kualitas tidur, data kemudian dianalisa
dengan uji hipotesis Mann Whitney dengan < 0,05.

Hasil penelitian sebelum diberikan terapi musik jawa kualitas tidur kelompok kontrol sebagian besar baik
yaitu sebesar 55% (11) responden sedangkan kualitas tidur kelompok perlakuan sebagian besar kurang yaitu
sebesar 60% (12) responden. Hasil penelitian setelah diberikan terapi musik jawa, kualitas tidur kelompok
kontrol sebagian besar kurang yaitu sebesar 60% (12) responden sedangkan kualitas tidur kelompok perlakuan
seluruhnya baik yaitu sebesar 100% (20) responden. Hasil uji hipotesis Mann Whitney menunjukkan value =
0,000 < = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

Kelompok perlakuan menunjukkan peningkatan kualitas tidur, hal ini karena sebelum memulai tidur
responden merasa rileks yang merupakan efek dari terapi musik jawa sedangkan kelompok kontrol
menunjukkan penurunan kualitas tidur, hal ini karena sebelum memulai tidur responden belum merasa rileks
baik fisik maupun psikologisnya.

Kata kunci : Terapi musik jawa, kualitas tidur, lansia.

Pendahuluan lansia dapat memberikan dampak pada kebahagiaan


Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari
lansia itu sendiri. Lansia akan lebih mudah
siklus kehidupan. Hal ini merupakan salah satu
mengalami depresi, kecemasan dan stres. Hal inilah
kenyataan dan tidak dapat dihindari, dimana
yang memicu bagi sebagian besar lansia
seseorang mengalami perubahan secara biologis,
mengalami gangguan dalam pola tidurnya
psikologis, maupun sosial (Setiati, 2000). Dengan
(Megasari, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan
semakin lanjut usia seseorang, mereka akan
Hui Ling Lai terhadap 60 lansia berusia 65 83
mengalami kemunduran terutama dibidang
tahun di Taiwan dengan menggunakan Pittsburgh
kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan
Sleep Quality Index (PSQI) menunjukkan bahwa
penurunan pada peranan - peranan sosialnya
100% lansia mengalami gangguan pada kualitas
(Nugroho, 2008). Menurunnya peranan sosial
tidur mereka dengan nilai PSQI antara 6 - 16.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penurunan kualitas tidur berupa sulit memulai tidur,

peneliti pada tanggal 24 Mei 2015 dengan petugas terbangun tengah malam dan sulit memulai tidur

UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang, kembali, terjaga sepanjang malam, tidur tidak

terdapat 70% dari 70 jumlah lansia yang mengeluh nyenyak, dan frekuensi terbangun yang sering.

mengenai masalah pada kualitas tidurnya. Berdasarkan hasil penelitian Novy Megasari di UPT
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS)
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan
tahun 2010, jumlah penduduk berusia diatas 50
menunjukkan terapi musik dapat menurunkan
tahun di Indonesia mencapai 38,12 juta orang. Dari
tingkat insomnia pada lansia.
jumlah tersebut, jumlah penduduk berusia diatas 50
Tidur oleh Johson dianggap sebagai salah
tahun di Jawa Timur sebesar 7,83 juta. Sedangkan
satu kebutuhan fisiologis dasar manusia. Tidur
di Jombang jumlah penduduk berusia di atas 50
terjadi secara alami, dengan fungsi fisiologis dan
1
tahun sebesar 244.078. Hasil penelitian Dament et
psikologis yang melekat merupakan suatu proses
al, melaporkan bahwa orang orang yang masih
perbaikan tubuh. Secara fisiologis, jika seseorang
muda dilaporkan efisiensi tidurnya 80 sampai 90%,
tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk
sementara lansia hanya 67% sampai 70 %
mempertahankan kesehatan tubuh, dapat terjadi
(Carpenito, 200p0). Hal yang sama dijumpai pada
efek - efek seperti pelupa, konfusi dan disorientasi,
22 % kasus pada kelompok usia tujuh puluh tahun
terutama jika deprivasi tidur terjadi untuk waktu
(terbangun lebih awal dari pukul 05.00 pagi). Selain
yang lama. Secara psikologis, tidur memungkinkan
itu, terdapat 30 % kelompok usia tujuh puluh tahun
seseorang untuk mengalami perasaan sejahtera serta
yang banyak terbangun di waktu malam hari
energi psikis dan kewaspadaan untuk
(Bandiyah, 2009). Suatu penelitian menemukan
menyelesaikan tugas tugas (Stanley & Beare,
bahwa setelah usia 65 tahun, 13% pria dan 36%
2006). Selama penuaan, pola tidur mengalami
wanita dilaporkan perlu waktu lebih dari 30 menit
perubahan perubahan yang khas yang
untuk bisa jatuh tidur (Rafknowledge, 2004).
membedakannya dari orang orang yang lebih
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
muda. Perubahan perubahan tersebut mencangkup
peneliti pada tanggal 24 Mei 2015 dengan 10 lansia
kelatenan tidur, terbangun pada dini hari, dan
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang,
peningkatan jumlah tidur siang. Jumlah waktu yang
terdapat 6 lansia yang mengalami masalah pada
dihabiskan untuk tidur yang lebih dalam juga
kualitas tidur mereka. Sebagian lansia mengalami
menurun (Stanley & Beare, 2006). Pada usia lanjut, lansia pada kelompok perlakuan 1 hari setelah

gangguan tidur malam hari akan mengakibatkan diberikan terapi musik jawa dan kelompok kontrol.

banyak hal yaitu ketidakbahagiaan, dicekam Uji hipotesis Mann Whitney dengan signifikan 0,05

kesepian dan yang terpenting, mengakibatkan ( = 5%)

penyakit penyakit degeneratif yang sudah Hasil


Pengaruh terapi musik jawa terhadap peningkatan
diderita mengalami eksaserbasi akut, pemburukan,
kualitas tidur lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut
dan menjadi tidak terkontrol (Sudoyo, 2007).
Usia Jombang
Tabel 4.5 Tabulasi distribusi kualitas tidur
Metode kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan setelah diberikan terapi musik
Desain penelitian merupakan suatu strategi
jawa di UPT Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Jombang pada tanggal 9 31
penelitian dalam mengidentifikasikan permasalah
Agustus 2015
sebelum perencanaan akhir pengumpulan data
Kel. Kel. Perlakuan
(Nursalam, 2008). Penelitian ini menggunakan Kualitas tidur Kontrol
% %
rancangan Quasy Eksperiment, yaitu rancangan Sangat Baik 0 0 0 0
Baik 8 40 20 100
untuk mengungkapkan sebab akibat dengan cara Kurang 12 60 0 0
Sangat kurang 0 0 0 0
melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok
Total 20 10 20 100
0
eksperimental, tapi pemilihan kedua kelompok ini
Mann Whitney : value = = 0,05
0,000
tidak menggunakan teknik acak (Nursalam, 2008).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Berdasarkan tabel 4.5 diketahui hasil uji hipotesis
Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Mann Whitney nilai signifikansinya ( value) =
0,000 dengan = 0,05.
Jombang sebanyak 70 lansia dengan teknik

sampling Purposive Sampling dan sample seluruh Pembahasan


lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi Berdasarkan tabel 4.7 diketahui hasil uji

sebanyak 40 lansia. Pengumpulan data dengan Pre hipotesis Mann Whitney yang menunjukan nilai

test pengukuran kualitas tidur lansia pada kelompok signifikan ( value) = 0.000. Nilai signifikan 0,000

perlakuan dan kelompok kontrol 1 hari sebelum < 0,05 ( value < ), hal ini berarti Ho ditolak dan

diberikan terapi musik jawa. Pemberian terapi Ha diterima dengan demikian ada pengaruh terapi

music dan Menggunakan VCD dilengkapi sound musik jawa terhadap peningkatan kualitas tidur

system dan CD. Post test pengukuran kualitas tidur


lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia penting untuk fungsi yang tepat dari otak dan sistem

Jombang. saraf pusat, dan memiliki efek mengurangi aktivitas


Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
otak yang berlebihan dan mempromosikan keadaan
dilakukan Hui Ling Lai terhadap 60 lansia yang
tenang dan berperan dalam transisi tidur NREM
berusia 65 83 tahun di Taiwan. Selama 3 minggu
menjadi REM (Miller, 2015).
lansia diberikan terapi musik selama 45 menit di Musik jawa dalam penelitian ini memiliki

setiap waktu tidur malam. Setelah 3 minggu komponen yang mampu membuat pendengarnya

pemberian terapi musik dan diukur dengan indeks nyaman dan merasa rileks sehingga pada akhirnya

kualitas tidur (PSQI), sleep index mengalami dapat meningkatkan kualitas tidurnya. Umumnya

penurunan yang berarti terjadi peningkatan pada musik jawa adalah musik yang paling dekat dengan

kualitas tidur lansia. Penelitian yang dilakukan para lansia karena seluruh lansia di UPT Pelayanan

Sutrisno (2007) dan Novy Megasari (2010) Sosial Lanjut Usia Jombang merupakan orang jawa

membuktikan bahwa terapi musik dapat dan mengaku menyukai musik jawa. Dengan

menurunkan tingkat insomnia dan meningkatkan mendengarkan musik jawa yang memiliki rirama

kualitas tidur lansia. Penelitian lain yang dilakukan lembut dan sudah akrab di telinga para lansia

Marcus Knight (2011) membuktikan bahwa terapi tentunya lansia akan merasa tenang, nyaman, dan

musik merupakan metode yang efektif untuk rileks.

menangani insomnia. Menurut Drs. Monty P.

Satiadarma, MS / AT, MCP / MPCC dengan Kesimpulan

mendengarkan musik keadaan fisik dan psikis 1. Kualitas tidur lansia pada kelompok kontrol

seseorang dapat dipengaruhi. Jika vibrasi dan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia

harmoni musik yang digunakan tepat, pendengar Jombang sebelum diberikan terapi musik

akan merasa nyaman, tenang dan rileks, sehingga jawa sebagian besar dalam kategori baik

akan mudah tertidur. Selain itu, musik juga mampu yaitu sebesar 55% (11) lansia, sedangkan

merangsang sistem saraf otonom. Sistem saraf ini kualitas tidur lansia pada kelompok

akan mengeluarkan Gamma Amino Butyric Acid perlakuan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut

(GABA), Rnkephalin dan endorphin (Saud, 2009). Usia Jombang sebagian besar dalam

GABA adalah asam butirat gama amino, dan kategori kurang yaitu sebesar 60% (12)

merupakan penghambat neurotransmitter yang lansia


2. Kualitas tidur pada kelompok kontrol di Knight, Marcus. (2011). Research Into The Use Of
Music In The Treatment Of Insomnia.
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang University College Falmouth. [Internet].
Bersumber dari :
setelah diberikan terapi musik jawa sebagian http://marcusknight.yolasite.com/resources/res
earch%20Into%20the%20U> [Diakses pada
besar dalam kategori kurang yaitu sebesar tanggal 23 November 2011. Jam 17.05].

60% (12) lansia, sedangkan kualitas tidur Kozier, Barbara. et, al. (2008). Fundamental Of
Nursing ( Concept, Process and Practice). 8th
lansia pada kelompok perlakuan di UPT edition. US: Prentice.

Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang Kustap, Muttaqin, Moh. (2008). Seni Musik Klasik.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
seluruhnya dalam kategori baik yaitu Pendidikan Nasional.

sebesar 100% (20) lansia. Lai, Ling, Hui. (2004). Music Improves Sleep
3. Ada pengaruh terapi musik jawa terhadap Quality in Order Adults. [Internet]. Bersumber
dari :
peningkatan kualitas tidur lansia di UPT <http://www.images.samlaurel.multiplyconten
t.co.id> [Diakses pada tanggal 10 November
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang. 2011. Jam 15.45].

Hal ini berdasarkan hasil uji hipotesis Mann Maryam, Siti dkk (2008). Mengenal Usia Lanjut
dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Whitney dengan nilai signifikansi value =
Megasari, Novy (2010). Pengaruh Terapi Musik
0,000 dengan = 0,05. Jawa terhadap Penurunan Tingkat Insomnia
Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Magetan. [Internet]. Bersumber
dari : <etd.eprints.ums.ac.id/9462/2/
Daftar Pustaka J210060015.pdf>. [Diakses pada tanggal 11
November 2011. Jam 16.47].
Aizid, Rizem. (2011). Sehat dan Cerdas dengan
Terapi Musik. Yogyakarta: Laksana. Miller, Darrell. (2012). Apa GABA Apakah Dalam
Otak?. [Internet]. Bersumber dari :
Amir, Nurmiati. (2007). Cermin Dunia Kedokteran. <http://www.articlestreet.com/what-does-
[Internet]. Bersumber dari : gaba-do-in-the-brain.html>. [Diakses pada
<http://www.kalbe.co.id/files/15709/gangguan tanggal 10 Maret 2012. Jam 11.43].
tidur pada lansia.> [Diakses tanggal 4
November 2011. Jam 16.21]. Nugroho, Wahyudi (2008). Keperawatan Gerontik
& Geriatrik Edisi 3. Jakarta. EGC.
Bachdar, Safiek, Abdul. (2010). Keberadaan Musik
Campursari dalam Kebudayaan Indonesia. Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan
[Internet]. Bersumber dari : Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
<http://www.scribd.com/ Edisi II. Jakarta: Salemba Medika.
doc/34102558/Campur-Sari> [Diakses tanggal
13 Januari 2012. Jam 15.49]. Potter & Perry (2005). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Bandiyah, Siti. (2009). Lanjut Usia dan
Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Hidayat, Alimul, Aziz. (2009). Metode Penelitian


Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai