SAP BPH New Revisi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BPH (BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA)


DI RUANG 20
RS DR. SAIFUL ANWAR MALANG

DI SUSUN OLEH :
Universitas Brawijaya Malang
Universitas Stikes Kepanjen
Universitas Stikes Kendedes

RS DR. SAIFUL ANWAR

MALANG

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BPH (BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA)

1. Topik
BPH (Benign Prostate Hyperplasia)
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang BPH (Benign
Prostate Hyperplasia), diharapkan peserta penyuluhan mampu memahami
tentang BPH (Benign Prostate Hyperplasia).
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang BPH (Benign Prostate
Hyperplasia), peserta penyuluhan diharapkan mampu :
1. Mengetahui pengertian benigna prostat hiperplasi (BPH)
2. Mengetahui penyebab benigna prostat hiperplasi (BPH)
3. Mengetahui tanda dan gejala benigna prostat hiperplasi (BPH)
4. Mengetahui derajat benigna prostat hiperplasi (BPH)
5. Mengetahui penatalaksanaan benigna prostat hiperplasi (BPH)
6. Mengetahui Tips Hidup Sehat Agar Terhindar BPH

3. Rencana Kegiatan
1. Metode
Ceramah
Tanya Jawab
Diskusi

2. Media dan Alat Bantu


a. PPT
b. Microfon
c. Sound Speaker
d. Proyektor
e. Layar Proyeksi
f. Leaflet

3. Waktu dan Tempat


a. Hari / Tanggal : Sabtu, 30 September 2017
b. Alokasi Waktu : 30 menit
c. Tempat : Ruang 19 RSSA - Malang
4. Materi dan Pemateri
a. Materi :
Mengetahui pengertian benigna prostat hiperplasi (BPH)
Mengetahui penyebab benigna prostat hiperplasi (BPH)
Mengetahui tanda dan gejala benigna prostat hiperplasi (BPH)
Mengetahui derajat benigna prostat hiperplasi (BPH)
Mengetahui penatalaksanaan benigna prostat hiperplasi (BPH)
Mengetahui Tips Hidup Sehat Agar Terhindar BPH
b. Pemateri : Seluruh mahasiswa diruang 20
c. Keluarga dan pasien yang sedang menjalani perawatan di Ruang
20, RSUD Dr. Saiful Anwar - Malang

4. Tempat
Ruang 20, RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
5. Waktu
No Kegiatan Penyuluhan Peserta Media Waktu

1 Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab LCD 5 menit


Memperkenalkan diri salam PPT
Menyampaikan maksud
dan tujuan
Melakukan kontrak
waktu SAP
2 Isi 1. Mengetahui pengertian Memperhatik LCD 15 menit
benigna prostat an penjelasan PPT
hiperplasi (BPH) yang
2. Mengetahui penyebab
diberikan
benigna prostat
oleh
hiperplasi (BPH)
pemateri
3. Mengetahui tanda dan
gejala benigna prostat
hiperplasi (BPH)
4. Mengetahui derajat
benigna prostat
hiperplasi (BPH)
5. Mengetahui
penatalaksanaan benigna
prostat hiperplasi (BPH)
6. MengetahuiTips Hidup
Sehat Agar Terhindar
BPH
3 Evaluasi Sesi tanya jawab Memberikan LCD 5 menit
pertanyaan PPT
Berdiskusi
dengan
pemateri
terkait materi
yang telah
diberikan
4 Penutupan Membuat kesimpulan Menjawab LCD 5 menit
Salam penutup salam PPT
Membagikan leaflet Leaflet

6. Evaluasi
Struktur
1. Tersedianya leaflet sebagai media edukasi
2. Edukasi berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
3. Pemateri menyampaikan materi secara sistematis

Proses
1. Klien memperhatikan dan berkonsentrasi selama kegiatan edukasi
berlangsung.
2. Klien aktif bertanya kepada pemateri terkait materi yang
disampaikan.
3. Klien aktif menjawab pertanyaan pemateri.

Hasil
1. Klien dapat menjelaskan dengan bahasa sendiri poin poin yang
telah dijelaskan yaitu pengertian, etiologi, manifestasi klinis, dan
patofisiologi.

A. Daftar Lampiran
Lampiran Materi
Daftar Pustaka
BPH (BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA)

A. Pengertian Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)


Benigna Prostat Hiperplasi (BPH) adalah suatu keadaan di mana kelenjar
prostat mengalami pembesaran, memanjang ke atas ke dalam kandung kemih
dan menyumbat aliran urin dengan menutup orifisium uretra. BPH merupakan
kondisi patologis yang paling umum pada pria. (Smeltzer dan Bare, 2002).
Sedangkan menurut Price & Wilson (2005) adalah penyakit yang disebabkan
oleh penuaan. Secara umum BPH adalah pembesaran kelenjar prostat non
kanker yang dapat disebabkan karena proses penuaan.

B. Penyebab Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)


Pembesaran kelenjar prostat hingga kini tak diketahui secara pasti, diduga
berkaitan dengan perubahan hormonal yang terkait penuaan. Namun ada
beberapa faktor risiko munculnya BPH, diantaranya :
Usia (> 50 thn)
Riwayat keluarga
Ras (ras kulit hitam resiko 2x, orang Asia resiko > rendah)
Obesitas (terjadi peningkatan estrogen, gangguan pada prostat,
penekanan pada otot organ seksual)
Kurang olahraga : olahraga dapat menurunkan kadar hormon DHT &
obesitas)
Merokok : nikotin pada rokok meningkatkan aktifitas enzim perusak
androgen, sehingga testosteron menurun.
Pola diet :
Kekurangan mineral penting seperti seng, tembaga, selenium
berpengaruh pada fungsi reproduksi pria. Terutama seng, karena
dapat mengecilkan testis sehingga testosteron menurun
Makanan tinggi lemak dan rendah serat menyebabkan testosteron
menurun
Isoflavon dalam kedelai dapat menurunkan resiko BPH karena
mempengaruhi metabolisme testosteron.
Alkohol Konsumsi alkohol akan menghilangkan kandungan zink dan
vitamin B6 yang penting untuk prostat yang sehat.. Prostat
menggunakan zink 10 kali lipat dibandingkan dengan organ yang
lain. Zink membantu mengurangi kandungan prolaktin di dalam
darah. Prolaktin meningkatkan penukaran hormon testosteron kepada
DHT.
Aktivitas seksual : aktivitas seksual yang tinggi menyebabkan
testosteron turun

C. Tanda dan Gejala Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)


a) Gejala pada saluran kemih bawah
1. Gejala iritatif meliputi :
Peningkatan frekuensi berkemih
Nokturia (terbangun pada malam hari untuk miksi)
Perasaan ingin miksi yang sangat mendesak/tidak dapat ditunda
(urgensi)
Nyeri pada saat miksi (disuria)
2. Gejala obstruktif meliputi :
Pancaran urin melemah
Rasa tidak puas sehabis miksi, kandung kemih tidak kosong dengan
baik
Kalau mau miksi harus menunggu lama
Volume urin menurun dan harus mengedan saat berkemih
Aliran urin tidak lancar/terputus-putus
Urin terus menetes setelah berkemih
Waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensi urin dan
inkontinensia karena penumpukan berlebih
Pada gejala yang sudah lanjut, dapat terjadi Azotemia (akumulasi
produk sampah nitrogen) dan gagal ginjal dengan retensi urin kronis
dan volume residu yang besar.
b) Gejala pada saluran kemih bagian atas berupa adanya gejala obstruksi,
seperti nyeri pinggang, benjolan dipinggang (merupakan tanda dari
hidronefrosis), atau demam yang merupakan tanda infeksi
c) Gejala di luar saluran kemih : pasien datang dengan keluhan hernia /
hemoroid, keletihan, anoreksia, mual & muntah, rasa tidak nyaman
pada ulu hati, dan gagal ginjal dapat terjadi dengan retensi kronis yg
besar
D. Derajat Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)
Derajat 1: keluhan prostatisme, penonjolan prostat 1-2 cm, sisa urin kurang
50 cc, pancaran lemah, nokturia, berat + 20 gr.
Derajat 2 : keluhan miksi terasa panas, sakit, disuria, nokturia bertambah
berat, panas & menggigil, nyeri daerah pinggang, prostat lebih menonjol,
batas atas masih teraba, sisa urin 50-100 cc, berat + 20-40 gr.
Derajat 3 : Gangguan lebih berat dari derajat 2, batas sudah tak teraba, sisa
urin > 100 cc, penonjolan prostat 3-4 cm, berat 40 gr
Derajat 4 : Inkontinensia, prostat lebih menonjol dari 4 cm, ada penyulit ke
ginjal seperti gagal ginjal, hidronefrosis

E. Penatalaksanaan Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)


a) Observasi (watchfull waiting) : biasa dilakukan pada pasien dengan
keluhan ringan. Nasehat yang diberikan adalah mengurangi minum setelah
makan malam untuk mengurangi nokturia, menghindari obat-obat
dekongestan, mengurangi minum kopi dan tidak diperbolehkan minum
alkohol agar tidak terlalu sering miksi, kurangi makanan pedas atau asin,
jangan menahan kencing terlalu lama. Setiap 3 bulan dilakukan kontrol
keluhan, sisa kencing, dan pemeriksaan colok dubur.
b) Terapi obat (medikamentosa) : mengurangi resistensi otot polos prostat
dengan adrenergik blocker, mengurangi volume prostat dengan
menurunkan kadar hormon testosteron melalui penghambat 5-reduktas
c) Terapi bedah : tergantung pada beratnya gejala dan komplikasi. Indikasi
absolut untuk terapi bedah yaitu :
Tidak menunjukkan pebaikan setelah terapi medikamentosa
Retensi urin berulang
Hematuri
Tanda penurunan fungsi ginjal
Infeksi saluran kemih berulang
Tanda obstruksi berat seperti hidrokel
Ada batu saluran kemih.

Prosedur operasi yang biasa dilakukan adalah :

Prostatektomi, pembedahan seperti prostatektomi dilakukan untuk


membuang jaringan prostat yang mengalami hiperplasi. Paling invasif dan
dianjurkan untuk prostat yang sangat besar (100 gram
Insisi Prostat Transuretral ( TUIP ), Cara ini diindikasikan ketika kelenjar
prostat berukuran kecil ( 30 gram/kurang ) dan efektif dalam mengobati
banyak kasus BPH. Cara ini dapat dilakukan di klinik rawat jalan dan
mempunyai angka komplikasi lebih rendah di banding cara lainnya.
TURP ( TransUretral Reseksi Prostat ), Operasi ini dilakukan pada prostat
yang mengalami pembesaran antara 30-60 gram. Indikasi TURP ialah
gejala-gejala dari sedang sampai berat, volume prostat kurang dari 60
gram dan pasien cukup sehat untuk menjalani operasi. Komplikasi TURP
jangka pendek adalah perdarahan, infeksi, hiponatremia atau retensio oleh
karena bekuan darah.

F. Tips Hidup Sehat Agar Terhindar BPH


a. Olah raga secara teratur
b. Pertahankan BB ideal
c. Hindari minuman beralkohol
d. Berhenti merokok
e. Minum air putih minimal 8 gelas/hari
f. Mengurangi konsumsi daging dan lemak hewan
g. Asupan produk kedelai
h. konsumsi sayur-sayuran & buah-buahan khususnya yg mengandung
antioksidan tinggi

G. Perawatan kateter secara mandiri di rumah


Kateter adalah suatu selang yang di masukan kedalam vesica
urinaria melalui orifisium uretra yang berfungsi untuk mengeluarkan
urine. Kateterisasi adalah suatu tindakan penyisipan tabung ramping
melalui uretra atau melalui dinding anterior abdomen ke dalam kandung
kemih, reservoir kemih, atau saluran kemih untuk memungkinkan drainase
urin. Kateterisasi adalah salah satu prosedur setelah dilakukannya tindakan
operasi BPH .
Karena kateter merupakan benda asing yang masuk ke dalam tubuh
maka kemungkinan infeksi harus dihindari. Penyebab infeksi pada saluran
kemih umumnya adalah kuman E Coli, Proteus, Klibsiella, Aerobacter,
Pseudomonas Aeruginosa, Streptococcus, Staphylococcus, Providencia,
dan Serratia Marcescens. Mikroorganisme ini bisa masuk kedalam sistem
drainase urine jika sistem ini terbuka oleh berbagai sebab.
Tidak jarang klien setelah boleh pulang ke rumah masih memakai
dauer kateter untuk keperluan drainase temporer atau permanen. Idealnya
kateter dan pipa penyambung untuk drainase jangan sering dicabut.
Namun setiap malam pipa harus dipindahkan dari kantong di paha ke
kantong di tempat tidur untuk semalaman kemudian esoknya dipindahkan
lagi. Untuk mengurangi resiko kontaminasi, klien harus mencuci tangan
dulu, kemudian menghapus kateter dan pipa penyambung dengan alkohol
70 % sebelum membuka dan memasangkan sambungan. Ujung yang tidak
disambungkan dari kantong penampung harus ditutup dengan kasa steril
yang dieratkan dengan tali karet.
Mandi dibawah pancuran atau berendam dengan kateter
diperbolehkan asal tidak ada luka bedah yang belum sembuh. Plester yang
mengeratkan kateter pada tempatnya hendaknya diganti setelah mandi.
Tidak perlu mencabut kateter pada pria atau wanita saat melakukan
hubungan seksual. Pria dapat melipatkan kateter ke penis agar bisa masuk
pada waktu berhubungan. Berikan dorongan dan besarkan harapan klien
untuk kembali ke kehidupan yang wajar sehingga klien menjadi lebih siap
untuk merawat diri sendiri di rumahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aini, N. 2014. Pleno Tutorial BPH (Benign Prostatic Hyperplasia), (Online),


diakses pada 16 Mei 2016.

Citra, B.D. 2009. Benign Prostate Hyperplasia (BPH), (Online), diaksas 16 Mei
2016.

Mansjoer, A, et all, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapis:


Jakarta.

Sjamjuhidayat & De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. 2005. 782-6
Smeltzer, S.C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, Vol 2. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai