Anda di halaman 1dari 34

OVARIES AND TESTES

Ns. Frengki Apryanto., S.Kep., M.Kep


OBJECTIVE
Location
Hrmones
functions of the male and female gonads
Kelenjar Gonads adalah organ yang
memproduksi gamet: sperma pada pria dan
oocyte pada perempuan. Sebagai fungsi
tambahan dalam fungsi reproduksi, gonads
mensekresi hormon.
Ovarium, sepasang oval terletak di rongga
pelvis (perempuan), memproduksi beberapa
hormon steroid: estrogen (estradiol dan
estrone) dan progesteron.
Berikut seks hormon pada perempuan:
FSH dan LH dari anterior pituitari: mengatur siklus
menstruasi, memelihara selama kemilan,
mempersiapkan kelenjar mamae untuk laktasi.
Kedua hormon tsb juga meningkatkan
pembesaran payudara dan pelebaran pinggul
selama pubertas.
Ovarium juga memproduksi inhibin, yaitu protein
hormon yang menghambat sekresi FSH.
Selama kehamilan, ovarium dan plasenta
memproduksi hormon peptida yang disebut
Relaxin (RLX), berfungsi meningkatkan
kelenturan simphisis pubis selama kehamilan
dan membantu dilatasi uterus serviks selama
proses kelahiran.
Kelenjar gonad pada pria, testis terdapat pada
skrotum.
Hormon utama yang diproduksi dan disekresi
adalah testosteron dan androgen.
Testosteron mengatur produksi sperma dan
menstimulasi perkembangan seks skunder pada
pria, seperti pertumbuhan jenggot dan
pembesaran suara.
Testis juga memproduksi inhibin, fungsinya
menghambat FSH.
PINEAL GLAND
AND THYMUS
Location
Histology
Hormon
Function
The role of the thymus in immunity
Pineal adalah kelenjar endokrin berukuran kecil,
terletak pada midline dari otak (lihat gambar).
Mempunyai masa 0,1-0,2 g.
Kelenjar pineal mensekresi melatonin,
Melatonin berkontribusi dalam pengaturan jam
biologis tubuh. (dikontrol oleh suprachiasmatic
nucleus pada hypothalamus)
Melatonin juga membantu adaptasi dari kondisi
gelap ke terang dan hormon ini juga berperan
dalam proses tidur.
Hormon melatonin di stimulasi melalui input visual (retina),
suprachiasmatic nucleus pada hypothalamus menstimulasi
pinealosit untuk mensekresi melatonin.
Sekresi kadar melatonin rendah pada waktu siang hari, dan
meningkat signifikan pada waktu malam hari.
Selama tidur, kadar melatonin meningkat 10x lipat dan kembali
turun sebelum bangun.
Dalam dosis kecil melatonin secara oral, dapat menyebabkan
kantuk. Dimana terapi tsb sangat membantu pada pekerja terutama
yg bekerja pada malam hari (terkena cahaya lampu) atau shift.
Melatonin juga sebagai anti oksidan melindungi kerusakan oksigen
dari radial bebas.
Kadar melatonin tinggi pada masa anak dan menurun menginjak
usia dewasa
Thymus , lokasi dibelakang sternum antara
paru.
Thymus berperan dalam sistem imun.
Hormon yang diproduksi thymosin, thymic
humoral factor (THF), thymic factor (TF), dan
thymopoietin.
Fungsinya membantu maturasi sel T ( tipe sel
darah putih sbg pertahanan terhdap mikroba)
dan memperlambat proses penuaan.
OTHER ENDOCRINE
Growth Factors
Growth factor berperan penting pada pertumbuhan dan perbaikan
jaringan.
Berikut beberapa macam growth factor:
1. Epidermal growth factor (EGF); diproduksi di kelenjar saliva, membantu
proliferasi sel epitel.
2. Platelet-derived growth factor (FGF), diproduksi di platelet darah;
menstimulasi serat otot halus, pertumbuhan neuroglia,.berperan dalam
penyembuhan luka.
3. Fibroblast growth factor (FGF), ditemukan pada kelenjar pituitari dan
otak; menstimulasi proliferasi beberapa sel. Stimulasi pertumbuhan
arteri2 baru (angiogenesis).
4. Nerve growth factor (NGF), diproduksi di submandibula (kelenjar saliva)
dan hipokampus pada otak; menstimulasi proliferasi ganglia (sel saraf),
5. Tumor angiogenesis factors (TAFs), secara normal diproduksi oleh sel
tumor; menstimulasi kapiler2 baru, perbaikan organ, dan penyembuhan
luka.
THE STRESS RESPONSE
O B J E C T I V E
Describe how the body responds to stress
Sangat tidak mungkin untuk menghindari stress dari
kehidupan kita.
Beberapa macam stress, eutress (seseorang
mempersiapkan reaksi pertahanan terhadap stresor
dan ini sangat membantu). Berikutnya distress
(ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi
stresor dan ini sangat merugikan).
Beberapa stimulus yang dapat menyebabkan respon
stres disebut stressor.
Stressor pada tubuh manusia: panas atau dingin,
polusi, racun pada serangga atau bakteri, perdarahan,
atau reaksi emosional yang berlebihan.
Tiga tahap respon stress
1. fight-or-flight response,
2. resistance reaction,
3. exhaustion
1. fight-or-flight response
Dimulai oleh impuls saraf dari hipothalamus ke saraf
simpatis (autonomic nervous sistem/ANS) termasuk
kelenjar medulla, dengan cepat menstimulus seluruh
sel2 dan organ tubuh untuk merespon dengan respon
aktifitas fisik.
Aktifitas tersebut mengangkut banyak oksigen dan
glukosa dibawa menuju organ yang paling aktif dan
dalam kondisi berbahaya, mis; otak, yg mana selalu
waspada; skeletal muscle, bisa berperan melawan atau
bahkan menghindar;dan jantung, dimana dengan
usaha memompa cukup darah ke otak dan otot.
Selama kondisi fight-or-flight response, organ non-
utama seperti digestive, urinary, sistem reproduksi
sementara terhambat. Penurunan aliran darah ke ginjal
meningkatkan pengeluaran renin (yang mengatur
pergerakan jalur RAA renin-angiotensin-aldosteron).
Aldosteron menyebabkan ginjal untuk menahan Na+,
yg mana Na+ berperan dalam penahan air dan
meningkatkan tekanan darah.
Air yang tertahan (water retention) membantu
mempertahankan volume cairan tubuh terutama pada
kasus perdarahan akut.
2. The Resistance Reaction
Tahap kedua dari respon stress adalah resistance raction.
Berbeda dg fight-or-flight response, reaksi resisten dimulai dari bagian
besar hipothalamic releasing hormon dan kondisi tsb berlangsung cukup
lama.
Hormon yg terkait: corticotropin-releasing hormone (CRH), growth
hormonereleasing hormone (GHRH), and thyrotropin-releasing hormone
(TRH)
CRH menstimulasi anterior pituitari untuk mensekresi ACTH, kemudian
menstimulasi kelenjar korteks adrenal untuk meningkatkan pengeluaran
kortisol.
Kemudian kortisol menstimulus glukoneogenesis dari sel2 liver, merubah
trigliserida menjadi asam lemak (lipolisis), dan mengkatabolis protein
menjadi asam amino.
Jaringan membawa hasil glukosa, asam amino, dan asam lemak
digunakan oleh tubuh untuk memproduksi TP atau memperbaiki jaringan
yang rusak.
Kortisol juga mengurangi inflamasi.
Hormon kedua yang dikeluakan hipotalamus yaitu GHRH,
Menyebabkan anterior pituitari untuk mensekresi human growth
hormone (hGH).
hGH menstimulus lipolisis dan glikogenolisis, pemecahan glikogen
menjadi glukosa di liver.
Hormon ketiga yang dikeluarkan oleh hipotalams adalah TRH,
menstimulasi menstimulus anterior pituitari untuk untuk
mensekresi thyroid-stimulating hormone (TSH).
TSH membantu sekresi hormon tiroid, yang menstimulasi
peningkatan penggunaan gluosa untuk memproduksi ATP.
Kombinasi dari hGH dan TSH sebagai persediaan tambahan ATP
untuk aktivitas metabolik sel untk dibawa ke seluruh tubuh.
Tahap resisten membantu tubuh untuk melawan
stressor yang cukup lama setelah fight-or-flight
response tidak berdaya lagi.
Jantung tetap bekerja.
Secara umum, tahap ini berhasil dalam menghadapi
episode stress dan tubuh kembali normal.
Tapi kadang2, fase atau tahap rsisten gagal untuk
menghadapi stressor, dan tubuh akan menuju tahap
atau fase kelelahan (exhaustion).
3. Exhaustion
Kondisi organ2 tubuh tidak dapat
mempertahankan kondisi normal pada tahap
resisten, dan akhirnya terjadi Exhaustion
(Kelelahan).
Paparan yang cukup lama terhadap kortisol dan
beberpa hormon terkait pada reaksi resisten
menyebabkan kelelahan pada otot, sistem imun
tertekan, ulserasi pada saluran pencernaan, dan
kegagalan pada sel beta pankreas.
Stress and Disease
Meskipun dampak akibat stress pada manusia
secra pasti belum dietahui, tampak bahwa stress
dapat mudah sekali menghambat komponen dari
sistem imun.
Gangguan yang di akibatkan stress: gastritis,
ulserativ kolitis, irritable bowel syndrome,
hipertensi, asma, rheumathoid artritis, migrain,
ansietas, dan depresi.
Seseorang dibawah tekanan/stress berisiko
menderita penyakit kronis bahkan kematian.
Interleukin-1, adalah subtansi yang disekrsi
oleh makrofag dari sistem imun.
Aksi Interleukin-1 adalah mensitmulasi sekresi
ACTH, kemudian menstimusi produksi kortisol.
Kortisol dapat menekan produksi interleukin-1
Akhirnya sistem imun mengalami respon
stress, dan kortisol mematikan mediator
sistem imun.
Figure . Responses to stressors during the stress
response. Red arrows (hormonal responses) and
green arrows (neural responses) in:
(a) indicate immediate fight-or-flight reactions; black arrows in
(b) indicate long-term resistance reactions.
Figure: Various endocrine disorders.

Anda mungkin juga menyukai