OBJECTIVE Location Hrmones functions of the male and female gonads Kelenjar Gonads adalah organ yang memproduksi gamet: sperma pada pria dan oocyte pada perempuan. Sebagai fungsi tambahan dalam fungsi reproduksi, gonads mensekresi hormon. Ovarium, sepasang oval terletak di rongga pelvis (perempuan), memproduksi beberapa hormon steroid: estrogen (estradiol dan estrone) dan progesteron. Berikut seks hormon pada perempuan: FSH dan LH dari anterior pituitari: mengatur siklus menstruasi, memelihara selama kemilan, mempersiapkan kelenjar mamae untuk laktasi. Kedua hormon tsb juga meningkatkan pembesaran payudara dan pelebaran pinggul selama pubertas. Ovarium juga memproduksi inhibin, yaitu protein hormon yang menghambat sekresi FSH. Selama kehamilan, ovarium dan plasenta memproduksi hormon peptida yang disebut Relaxin (RLX), berfungsi meningkatkan kelenturan simphisis pubis selama kehamilan dan membantu dilatasi uterus serviks selama proses kelahiran. Kelenjar gonad pada pria, testis terdapat pada skrotum. Hormon utama yang diproduksi dan disekresi adalah testosteron dan androgen. Testosteron mengatur produksi sperma dan menstimulasi perkembangan seks skunder pada pria, seperti pertumbuhan jenggot dan pembesaran suara. Testis juga memproduksi inhibin, fungsinya menghambat FSH. PINEAL GLAND AND THYMUS Location Histology Hormon Function The role of the thymus in immunity Pineal adalah kelenjar endokrin berukuran kecil, terletak pada midline dari otak (lihat gambar). Mempunyai masa 0,1-0,2 g. Kelenjar pineal mensekresi melatonin, Melatonin berkontribusi dalam pengaturan jam biologis tubuh. (dikontrol oleh suprachiasmatic nucleus pada hypothalamus) Melatonin juga membantu adaptasi dari kondisi gelap ke terang dan hormon ini juga berperan dalam proses tidur. Hormon melatonin di stimulasi melalui input visual (retina), suprachiasmatic nucleus pada hypothalamus menstimulasi pinealosit untuk mensekresi melatonin. Sekresi kadar melatonin rendah pada waktu siang hari, dan meningkat signifikan pada waktu malam hari. Selama tidur, kadar melatonin meningkat 10x lipat dan kembali turun sebelum bangun. Dalam dosis kecil melatonin secara oral, dapat menyebabkan kantuk. Dimana terapi tsb sangat membantu pada pekerja terutama yg bekerja pada malam hari (terkena cahaya lampu) atau shift. Melatonin juga sebagai anti oksidan melindungi kerusakan oksigen dari radial bebas. Kadar melatonin tinggi pada masa anak dan menurun menginjak usia dewasa Thymus , lokasi dibelakang sternum antara paru. Thymus berperan dalam sistem imun. Hormon yang diproduksi thymosin, thymic humoral factor (THF), thymic factor (TF), dan thymopoietin. Fungsinya membantu maturasi sel T ( tipe sel darah putih sbg pertahanan terhdap mikroba) dan memperlambat proses penuaan. OTHER ENDOCRINE Growth Factors Growth factor berperan penting pada pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Berikut beberapa macam growth factor: 1. Epidermal growth factor (EGF); diproduksi di kelenjar saliva, membantu proliferasi sel epitel. 2. Platelet-derived growth factor (FGF), diproduksi di platelet darah; menstimulasi serat otot halus, pertumbuhan neuroglia,.berperan dalam penyembuhan luka. 3. Fibroblast growth factor (FGF), ditemukan pada kelenjar pituitari dan otak; menstimulasi proliferasi beberapa sel. Stimulasi pertumbuhan arteri2 baru (angiogenesis). 4. Nerve growth factor (NGF), diproduksi di submandibula (kelenjar saliva) dan hipokampus pada otak; menstimulasi proliferasi ganglia (sel saraf), 5. Tumor angiogenesis factors (TAFs), secara normal diproduksi oleh sel tumor; menstimulasi kapiler2 baru, perbaikan organ, dan penyembuhan luka. THE STRESS RESPONSE O B J E C T I V E Describe how the body responds to stress Sangat tidak mungkin untuk menghindari stress dari kehidupan kita. Beberapa macam stress, eutress (seseorang mempersiapkan reaksi pertahanan terhadap stresor dan ini sangat membantu). Berikutnya distress (ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi stresor dan ini sangat merugikan). Beberapa stimulus yang dapat menyebabkan respon stres disebut stressor. Stressor pada tubuh manusia: panas atau dingin, polusi, racun pada serangga atau bakteri, perdarahan, atau reaksi emosional yang berlebihan. Tiga tahap respon stress 1. fight-or-flight response, 2. resistance reaction, 3. exhaustion 1. fight-or-flight response Dimulai oleh impuls saraf dari hipothalamus ke saraf simpatis (autonomic nervous sistem/ANS) termasuk kelenjar medulla, dengan cepat menstimulus seluruh sel2 dan organ tubuh untuk merespon dengan respon aktifitas fisik. Aktifitas tersebut mengangkut banyak oksigen dan glukosa dibawa menuju organ yang paling aktif dan dalam kondisi berbahaya, mis; otak, yg mana selalu waspada; skeletal muscle, bisa berperan melawan atau bahkan menghindar;dan jantung, dimana dengan usaha memompa cukup darah ke otak dan otot. Selama kondisi fight-or-flight response, organ non- utama seperti digestive, urinary, sistem reproduksi sementara terhambat. Penurunan aliran darah ke ginjal meningkatkan pengeluaran renin (yang mengatur pergerakan jalur RAA renin-angiotensin-aldosteron). Aldosteron menyebabkan ginjal untuk menahan Na+, yg mana Na+ berperan dalam penahan air dan meningkatkan tekanan darah. Air yang tertahan (water retention) membantu mempertahankan volume cairan tubuh terutama pada kasus perdarahan akut. 2. The Resistance Reaction Tahap kedua dari respon stress adalah resistance raction. Berbeda dg fight-or-flight response, reaksi resisten dimulai dari bagian besar hipothalamic releasing hormon dan kondisi tsb berlangsung cukup lama. Hormon yg terkait: corticotropin-releasing hormone (CRH), growth hormonereleasing hormone (GHRH), and thyrotropin-releasing hormone (TRH) CRH menstimulasi anterior pituitari untuk mensekresi ACTH, kemudian menstimulasi kelenjar korteks adrenal untuk meningkatkan pengeluaran kortisol. Kemudian kortisol menstimulus glukoneogenesis dari sel2 liver, merubah trigliserida menjadi asam lemak (lipolisis), dan mengkatabolis protein menjadi asam amino. Jaringan membawa hasil glukosa, asam amino, dan asam lemak digunakan oleh tubuh untuk memproduksi TP atau memperbaiki jaringan yang rusak. Kortisol juga mengurangi inflamasi. Hormon kedua yang dikeluakan hipotalamus yaitu GHRH, Menyebabkan anterior pituitari untuk mensekresi human growth hormone (hGH). hGH menstimulus lipolisis dan glikogenolisis, pemecahan glikogen menjadi glukosa di liver. Hormon ketiga yang dikeluarkan oleh hipotalams adalah TRH, menstimulasi menstimulus anterior pituitari untuk untuk mensekresi thyroid-stimulating hormone (TSH). TSH membantu sekresi hormon tiroid, yang menstimulasi peningkatan penggunaan gluosa untuk memproduksi ATP. Kombinasi dari hGH dan TSH sebagai persediaan tambahan ATP untuk aktivitas metabolik sel untk dibawa ke seluruh tubuh. Tahap resisten membantu tubuh untuk melawan stressor yang cukup lama setelah fight-or-flight response tidak berdaya lagi. Jantung tetap bekerja. Secara umum, tahap ini berhasil dalam menghadapi episode stress dan tubuh kembali normal. Tapi kadang2, fase atau tahap rsisten gagal untuk menghadapi stressor, dan tubuh akan menuju tahap atau fase kelelahan (exhaustion). 3. Exhaustion Kondisi organ2 tubuh tidak dapat mempertahankan kondisi normal pada tahap resisten, dan akhirnya terjadi Exhaustion (Kelelahan). Paparan yang cukup lama terhadap kortisol dan beberpa hormon terkait pada reaksi resisten menyebabkan kelelahan pada otot, sistem imun tertekan, ulserasi pada saluran pencernaan, dan kegagalan pada sel beta pankreas. Stress and Disease Meskipun dampak akibat stress pada manusia secra pasti belum dietahui, tampak bahwa stress dapat mudah sekali menghambat komponen dari sistem imun. Gangguan yang di akibatkan stress: gastritis, ulserativ kolitis, irritable bowel syndrome, hipertensi, asma, rheumathoid artritis, migrain, ansietas, dan depresi. Seseorang dibawah tekanan/stress berisiko menderita penyakit kronis bahkan kematian. Interleukin-1, adalah subtansi yang disekrsi oleh makrofag dari sistem imun. Aksi Interleukin-1 adalah mensitmulasi sekresi ACTH, kemudian menstimusi produksi kortisol. Kortisol dapat menekan produksi interleukin-1 Akhirnya sistem imun mengalami respon stress, dan kortisol mematikan mediator sistem imun. Figure . Responses to stressors during the stress response. Red arrows (hormonal responses) and green arrows (neural responses) in: (a) indicate immediate fight-or-flight reactions; black arrows in (b) indicate long-term resistance reactions. Figure: Various endocrine disorders.