Etika Bisnis
Etika Bisnis
A. Latar Belakang
Di sektor industri, saat ini semakin banyak perusahaan yang semakin
sadar untuk memanfaatkan jasa psikologi untuk merekrut pegawai baru, me-
maintain pegawai dan mempersiapkan masa pensiun pegawainya. Faktor
kecepatan, dan akurasi hasil sangat diperlukan perusahaan untuk melakukan
tindakan selanjutnya. Penggalian sifat, karakter dan kemampuan pegawai
maupun calon pegawai melalui psikologinya merupakan cara yang umum
digunakan saat ini.
Dewasa ini, hampir semua perusahaan menggunakan Phsicology
Test/Tes Psikologi atau psikotes/psikotest sebagai bagian dalam tahapan
penerimaan calon pegawai. Psikotest merupakan test psikologi seseorang
dimana dari hasil test itu dapat diketahui sifat orang yang ditest. Tes ini
sangat unik, tes ini tidak hanya menguji kemampuan dan pengetahuan
sesorang dalam bidang tertentu tetapi tes ini dapat menguji ketahanan,
kesabaran, ketelitian, kedisiplinan bahkan kejujuran seseorang dapat
diketahui melalui tes ini. Betapa pentignya tes psikologi tersebut untuk
mengetahui karakter dan kemampuan seseorang. Saat ini hampir semua
industry saat ini menggunakan psikotes sebagai salah satu tes penerimaan
calon pegawai, sehingga seseorang akan dinilai cocok atau tidaknya dengan
pekerjaan yang akan dihadapi.
Sekarang ini kita sebagai calon pegawai, sebaiknya kita mengetahui
lebih lanjut mengenai psikotes, cara mengahadapi tes psikotes. Selain itu
mulai sekarang sebaiknya perbanyaklah latihan mengerjakan soal psikotes.
Karena secara tidak langsung latihansoal psikotes dapat membangun karakter
kita sendiri.
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, dibuatnya makalah ini bertujuan
untuk:
1. Menjelaskan pentingnya psikotes.
2. Menjelaskan macam macam tes psikotes.
3. Memberi contoh jenis-jenis psikotes.
4. Menjelaskan tips dan trik menghadapi tes psikotes.
C. Rumusan masalah
Pokok permasalahan yang akan dibahas disini adalah :
1. Apakah psikotes itu?
2. Bagaimana cara menghadapi psikotes?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengantar Psikotes
Psikotes berasal dari dua kata yaitu Phsicology yang artinya kejiwaan
dan tes yang artinya cara mengetahui kemampuan seseorang. Jadi psikotest
yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan seseorang dengan
cara menggali aspek psikologi orang tersebut. Dua kelompok besar aspek
psikologi yang bisa diukur dengan psikotes, yaitu aspek kognitif dan aspek
nonkognitif.
1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif biasa disebut sebagai aspek piker. Orang biasa
menyebutnya sebagai tes kecerdasan atau tes IQ. Tes IQ memang
mengukur kecerdasan, tapi yang dapat diukur adalah kemampuan
kecerdasan secara umu seseorang dalam berbagai situasi. Sementara, ada
beberapa tes psikologi yang mampu mengukur aspek kognitif, tetapi
hanya dalam bidang-bidang tertentu seperti kecerdasan dalam bidang
numeric atau hitungan, dalam hal pemahaman cerita atau dalam hal
penalaran. Tes semacam ini biasanya disebut dengan tes bakat minat.
Tes yang mengukur aspek pikir, terbagi antara yang bersifat speed
test dan power test.
Speed Test
Speed test adalah berbagai jenis tes yang pengerjaanya dibatasi
dengan waktu. Speed test bertujuan untuk melihat kecepatan dan
ketepatan orang dalam bekerja. Menguji apakah seseorang dapat
mengerjakan banyak hal dengan benar dalam waktu yang singkat atau
apakah dia cenderung ceroboh, tidak teliti ketika waktu kerjanya
dibatasi. Umumnya, soal yang diberikan dalam tes ini berjumlah
banyak dan mudah. Namun karena waktu pengerjaanya singkat,
sebagian orang cenderung tergesa-gesa dan tidak cermat meskipun ada
juga orang yang dapat bekerja secara teliti.
Power Test
Tes konitif yang bersifat power tes tidak dibatasi oleh waktu.
Tujuan tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan orang secara
maksimal dalam menyelesaikan suatu persoalan. Aspek yang dinilai
bukan lagi kecepatan dan kecermatan, melainkan kualitas jawaban
yang diberikan. Bisa saja soal yang diberikan hanya sedikit, tetapi
memerlukan kemampuan berfikir yang tinggi. Tujuanya, tentu untuk
melihat sejauh mana daya piker orang yang mengerjakan tes ini.
Aspek Non-Kognitif
Tes yang mengukur aspek non kognitif adalah tes yang hendak
melihat aspek kepribadian seseorang. Tes ini terbagi menjadi tes yang
bersifat proyektif dan tes yang bersifat objektif.
Tes bersifat Proyektif
Tes bersifat proyektif adalah tes yang bertujuan untuk melihat
unsure-unsur kepribadian yang mungkin tidak disadari ada dalam diri
seseorang. Soal yang diajukan dalam tes ini umumnya tidak terlalu
jelas dan ambigu. Bentuk tes umumnya berupa gambar-gambar yang
bentunya tidak jelas, atau beberapa tanda atau kalimat-kalimat yang
tidak lengkap. Orang yang menghadapi tes proyektif mungkin akan
diminta menyebutkan gambar yang dilihat dan diminta untuk
menjelaskanya, atau diminta untuk mengambar bebas atau melengkapi
gambar yang sudah ada.
Biasanya orang mengeluh tidak mampu menggambar ketika
diberi tes ini. Namun sesungguhnya bukan ketrampilan menggambar
atau bagus buruknya gambar yang dinilai. Penilainya lebih kepada
hal-hal yang bisa terungkap dari gambaran yang dibuat tersebut.
Kelebihan yan terdapat dalam tes proyektif ini adalah adanya
kesempatan luas bagi subjek untuk memberikan jawaban sebebas
mungkin. Dan hal itulah yang diharapkan dari subjek, yaitu agar dapat
memberikan jawaban sebebas-bebasnya dan sebanyak-banyaknya
sehingga aspek yang dapat diungkap bisa lebih banyak. Namun karena
dalam tes proyektif ini tidak ada standar penilaian baku, maka
penafsiran atas hasil tes antara ahli satu dengan ahli yang lain berbeda-
beda.
Tes bersifat objektif
Tes bersifat objektif biasanya berupa skala atau angket.
Bentuknya bermacam-macam. Ada tes non-kognitif bersifat objektif,
yang meminta subjek memilih salah satu dari dua jawaban. Pada tes
semacam ini, jawaban memang sudah isediakan, dan subyek diminta
untuk memilih jawaban sesuai dengan dirinya. Oleh karena itu
pelaksanaan tes semacam ini lebih mudah, begitu juga dengan
penilaianya. Penilaian bisa berupa penilaian jumlah jawaban yang
benar atau jumlah jawaban yang salah atau pemberian skor atas setiap
pilihan subjek. Misalnya jika tersedia empat jawaban a, b, c, dan
duntuk pilihan a subjek mendapat 4, untuk pilihan b subjek mendapat
3 dan seterusnya.
Meskipun pelaksanaan dan penilainya relative mudah, tes non-
kognitif bersifat objektif semacam ini tidak memberikan kebebasan
kepada mereka yang dites untuk memberikan keterangan seluas-
luasnya mengenai alasan memilih pilihan tertentu. Dengan kata lain,
subjek mungkin menghadapi kebingungan jika jawaban yang
disediakan tidak ada yang sesuai dengan dirinya. Akibatnya jawaban
yang diberikan tidak sesuai dengan kehendaknya.
B. Macam-macam Psikotes
Banyak tes psikologi yang digunakan untuk tes calon pegawai. Berikut
akan membahas jenis tes psikologi yang sering digunakan dalam tes calon
pegawai beserta tips dalam menghadapinya:
Tes Logika Aritmatika
Tes ini terdiri atas deret angka. Tes ini berfungsi untuk mengukur
kemampuan analisa seseorang dalam memahami pola-pola/
kecenderungan tertentu (dalam wujud deret angka) untuk kemudian
memprediksikan hal-hal lain berdasarkan pola tersebut. Tips untuk
menghadapi tes ini adalah :
Jangan terpaku pada deret hitung atau deret ukur perhitungan matematika
saja yaitu jangan terpaku pada 3 - 4 angka terdepan dalam deret namun
adakalanya anda melihat deret secara keseluruhan karena pola bisa
berupa urutan, pengelompokan berurutan maupun pengelompokan loncat.
Ingat keterbatasan waktu. Jangan terlalu asyik dan terpaku hanya pada
sebuah soal yang penasaran ingin anda pecahkan, lompati ke soal
berikutnya karena terkadang soal di bawahnya lebih mudah dipecahkan
dibandingkan soal sebelumnya.
Anda bisa melatih kemampuan anda ini dari buku-buku tes yang
terdapat materi deret hitung/deret ukur.
Contoh:
-
-
4. Kraeplien/pauli
Tes ini terdiri atas gugusan angka-angka yang tersusun secara
membujur (atas-bawah) dalam bentuk lajur-lajur. Peserta diminta untuk
menjumlahkan dua angka yang berdekatan dalam waktu tertentu di setiap
kolom dan menuliskan disampingnya. Yang diukur dalam tes ini adalah
konsistensi, ketahanan, sikap terhadap tekanan, kemampuan daya
penyesuaian diri, ketelitian sekaligus kecepatan dalam mengerjakan suatu
pekerjaan. Tips dalam menghadapi tes ini:
- Jangan menggunakan pensil mekanis dalam tes ini melainkan pensil
biasa atau pulpen saja, karena tes ini sangat terikat dengan waktu.
Pensil mekanis membutuhkan di-reload ketika ujung granitnya habis,
mekanisme ini membutuhkan waktu sekitar 0.5-1 detik. Apabila anda
melakukan reload dalam 10 lajur berarti anda telah kehilangan waktu
5-10 detik.
- Usahakan jumlah angka yang dijumlahkan di masing-masing kolom
stabil. Hasilnya akan lebih baik jika dibandingkan anda memaksakan
diri di awal tes namun tergopoh-gopoh di pertengahan dan akhir tes.
Kendalikan diri anda untuk menghemat tenaga.
- Jangan sekalipun melakukan cheating terhadap waktu maupun hasil
penjumlahan. Hal ini akan merugikan anda sendiri karena justru
untuk cheating anda akan membutuhkan waktu sekian detik untuk
memutuskan dan itu berarti membuang waktu dan memubuat grafik
penjumlahan anda tidak alami.
- Hal yang paling penting dari keseluruhan tes kraeplein adalah
konsentrasi. Terkadang anda akan merasa blank pada pertengahan
tes, namun anda harus bisa bangkit & fokus lagi pada tes. Untuk itu
kondisi fisik sangat berpengaruh. Usahakan tidak begadang dan
sarapan dahulu sebelum berangkat tes karena model tes ini sangat
menguras energy.
Contoh :
Pada deretan nomor dibawah, terdapat gugusan angka-angka. Peserta
diminta untuk menjumlahkan angka-angka tersebut keatas dalam waktu
yang sangat singkat. Kemampuan peserta dalam mengerjakan soal
tersebut pada tiap kolomnya akan berbeda-beda. Dengan melihat
perbedaan pencapaian soal yang telah diselesaikan dan perbedaan
ketelitian pengerjaanya akan mencerminkan ketahanan, ketilitian dan
keuletan seseorang dalam menyelesaian tugasnya.
9 6 8 5 3 6 4 3 2 4 7
6 6 4 3 2 4 6 8 9 5 6
4 2 1 4 6 3 8 9 0 6 9
7 5 4 3 7 2 2 4 6 3 6
7 8 9 7 6 5 6 7 5 2 3
8 7 6 5 6 7 8 7 6 8 7
8 7 6 5 6 1 8 9 9 6 9
7 7 7 6 2 5 4 6 9 3 5
9 6 7 7 8 9 9 8 7 5 6
5 1 5 6 5 8 9 9 9 8 8
6 5 3 6 5 4 3 2 3 9 4
6 7 8 4 9 8 6 5 4 3 3
5 9 6 7 8 9 9 2 8 6 7
6 4 3 3 5 6 8 8 6 5 5
5 2 8 8 4 6 8 8 5 4 4
3 2 3 4 4 3 2 1 1 1 3
5 7 8 5 9 6 8 9 7 9 5
3 6 8 9 7 2 2 5 4 7 2
7 8 6 3 6 8 0 5 3 9 5
8 8 7 4 3 3 4 6 8 8 9
5. Wartegg Test
Tes ini terdiri atas 8 kotak yang berisi bentukan-bentukan tertentu
seperti titik, garis kurva, 3 garis sejajar, kotak, dua garis saling
memotong, dua garis terpisah, tujuh buah titik tersusun melengkung dan
garis melengkung. Anda diminta menggambar kemudian menuliskan
urutan gambar yang telah anda buat, lalu menuliskan nomor gambar
mana paling disukai, tidak disukai, sulit dan mudah menurut anda. Yang
diukur dalam tes ini adalah emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas
subjek. Tips dalam menghadapai tes ini adalah :
- Urutan menggambar sebaiknya anda buat kombinasi antara sesuai
nomor dan acak. Misalnya 1,2,3,4 kemudian 8,7,6,5. Karena apabila
anda menggambar berdasarkan urutan 1,2,3,4,5,6,7,8 anda
dipandang HRD sebagai orang yang kaku/konservatif sedangkan
apabila anda menggambar secara acak misalnya 5,7,6,8,3,2,4,1 anda
akan dipandang HRD sebagai orang yang terlalu kreatif, inovatif dan
Contoh pengerjaanya :
dalam kotak dan coretlah angka genap yang berhuruf dalam lingkaran,
dan pada lembar jawaban akan diberikan gambar sebagai
berikut:
8. Menggambar Pohon
Tes ini terdiri atas tugas untuk menggambar pohon dengan kriteria:
berkambium (dicotyl), bercabang dan berbuah. Sehingga tidak
diperbolehkan kepada anda menggambar pohon jenis bambu, pisang,
semak belukar ataupun jenis tanaman monocotyl lainnya. Tips dalam
menghadapi tes ini adalah:
- Walaupun anda tidak begitu pandai dalam hal menggambar,
usahakan menggambar secara detil dan rinci setiap komponen dari
pohon tersebut seperti tangkai, bentuk daun, kerapatan daun, buah,
akar bahkan alur pohon.
- Untuk hasil yang lebih maksimal, fotolah pohon tersebut, pelajari
karakter jenis pohonya, kemudian latihlah kemampuan menggambar
anda dengan mengacu pada foto tersebut.
Datanglah lebih awal tetapi jangan terlalu awal. Datang lebih awal akan
membuat diri anda semakin resah. Dating lebih awal akan membuat diri
anda celaka (anda bisa hilang konsentrasi, salah mengerjakan, atau bahkan
ditolak).
Jangan melihat jawaban orang lain. Hal tersebut hanya akan menyebabkan
hasil anda bertentangan dengan kondisi pribadi anda yang sesunggguhnya.
Psikotes bukan tes sekolah, tidak ada jawaban yang salah dan benar,
meskipun dalam tes-tes kemampuan, kecepatan anda mengerjakan tes
merupakan factor yang berpengaruh. Jadi isilah apa adanya. Psikotes
memiliki pemetaan tersendiri. Artinya setiap tes ada tujuanya. Ada tes
ketelitian, kecermatan, kretivitas dn kecerdasn. Hal-hal seperti ini harus
diantisipasi dari awal. Jadi, persiapkan mental sejak awal.
Gunakan jam tangan saat psikotes. Sebagian besar tes memiliki batasan
waktu. Pergunakan waktu anda sebaik-baiknya. Dan sering setelah
psikotes anda diminta untuk langsung wawancara dan jangan sampai
terlambat dalam wawancara.
Kesimpulan
Tidak ada istilah gagal dalam psikotes. Tes ini hanya menguji segala
kepribadian atau kemampuan anda. Jadi hasilnya adalah cocok atau tidak
cocok dengan criteria yang diinginkan perusahaan penyelenggara tes. Hal
ini disebabkan setiap perusahaan memiliki standar, ukuran, kebutuhan dan
syarat yang berbeda. Ketika hasil tes anda tidak cocok dengan keinginan
perusahaan, bukan berarti anda gagal total. Sangat besar kemungkinan
anda cocok diperusahaan lain. Jadi tetap optimis, berpikir positip dan
memiliki motivasi tinggi ntuk terus mencoba.
Tips menghadapi psikotes adalah :
- kondisikan diri anda dalam situasi yang kondusif, tenang dan jangan
panik terhadap apapun yang anda rasakan. Ketika anda panic, soal tes
itu akan terasa leih sulit.
- Jangan berpikir pesimis terhadap soal-soal psiotes yang dihadapi.
Tumbuhkan sikap optimis bahwa anda dapat mengerjakan soal
psikotes dengan baik.
- Ketika menjawab soal psikotes, usahakan untuk memilih jawaban
yang benar-benar mewakili diri anda sendiri.
- Jangan terpengaruh dengan jawaban orang lain. Ingat, hasil tes
psikologi merupakan cerminan bakat dan karakter diri sendiri.
- Bacalah semua intruksi soal dengan baik. Dan perhatikan juga waktu
pengerjaan soal.
Daftar Pustaka
Fauzi, Yurika dan Ida Viatrie, Diantini. 2006. Psikotes Untuk Pelamar Kerja.
Tangerang : PT. Kawan Pustaka
Zaman, Syaiul dan R. Helmi, Dyan. 2008. Memahami dan Mengerjakan Psikotes
Dengan Benar dan Tepat Waktu. Jakarta : Transmedia.
http://ggkarir.com/_karir.php?_karir=contoh-psikotes-1
http://www.divineperformance.com/contoh-soal-
psikotes/#
https://www.scribd.com/document/342691172/Penilaian-
Berbasis-Kompetensi
PERSIAPAN MENGIKUTI PSIKOTES DAN
TES BERBASIS KOMPETENSI
VI MK B-KARYAWAN