Disusun oleh:
1. M. Uyang (1623025016)
2. Suharti (1623025014)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk Mata Kuliah Kapita Selekta
IPA 3 yang berjudul Reproduksi Pada Manusia. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat berupa pengetahuan dan ilmu bagi
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
II. PEMBAHASAN
2.1 Organ Reproduksi Pria............... ...................................................... .. ..... 3
III. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan dan penyakit menular seksual dapat terjadi baik pada janin maupun
orang tuanya. Untuk menghindari gangguan tersebut ada beberapa cara dalam
menjaga kesehatan alat reproduksi sehingga dapat meminimalisir penularan
penyakit dan gangguan pada organ reproduksi. Makalah ini dibuat untuk
mengetahui organ-organ reproduksi yang dimiliki pria dan wanita, proses
reproduksi manusia, penyakit menular dan gangguan pada organ reproduksi
manusia dan cara menjaga kesehatan organ organ reproduksi.
Sperma terdiri atas kepala dan ekor. Pada membran yang melindungi
ujung keapala sperma terdapat selubung yang disebut akrosom. Akrosom
mengandung enzim hialuronidase dan proteinase. Kedua enzim itu
berfungsi menembus lapisan pelindung ovum. Bagian ekor berfungsi
sebagai alat gerak sperma. Pada pangkal ekor terdapat badan sperma yang
mengandung mitokondria. Mitokondria itu berfungsi sebagai penghasil
energi untuk pergerakan sperma (Omegawati dan Kusumawati, 2009).
Sumber gambar :
http://raraannisacahaya.blogspot.co.id/2013/10/struktur-dan-fungsi-organ
reproduksi.html
Folikel terdiri atas satu sel telur yang dikelilingi oleh satu atau lebih
lapisan sel-sel folikel, yang memberikan makanan dan melindungi sel telur
yang sedang berkembang. Keseluruhan dari 400.000 yang dimiliki oleh
seorang perempuan sudah terbentuk sebelum kelahirannya. Dari jumlah
tersebut, hanya beberapa ratus folikel yang akan membebaskan sel telur
selama tahun-tahun reproduksi seorang perempuan. Mulai pada masa
pubertas dan terus berlangsung sampai menopause, umumnya sebuah
folikel matang dan membebaskan sel telurnya setiap satu siklus
menstruasi. Sel-sel folikel juga menghasilkan hormon seks utama
perempuan, yaitu estrogen. Jaringan folikel kemudian tumbuh di dalam
ovarium untuk membentuk massa padat yang disebut korpus luteum
(corpus luteum). Korpus luteum mensekresikan tambahan estrogen dan
progesteron, yaitu hormon yang mempertahankan dinding uterus selama
kehamilan (Campbell, 2004).
Sumber gambar:
http://bio1100.nicerweb.com/Locked/media/ch06/oogenesis
Produksi ovum atau sel telur dimulai dengan mitosis sel germinal
primordial dalam embrio, yang menghasilkan oogonia diploid. Masing-
masing oogonium berkembang menjadi oosit primer, yang juga diploid.
Mulai pada saat pubertas, sebuah oosit primer umumnya menyelesaikan
meiosis I setiap bulan. Pembelahan meiosis pada oogenesis melibatkan
sitokinesis yang tidak sama. Pembelahan meiosis pertama menghasilkan
sebuah sel besar, yaitu oosit sekunder dan sebuah badan polar (polar body)
yang lebih kecil. Pembelahan meisos kedua, yang menghasilkan ovum dan
badan polar kecil lainnya, hanya terjadi jika sel sperma menembus oosit
sekunder. Setelah meiosis selesai dan badan polar kedua memisah dari
ovum, nukelus haploid sperma dan ovum matang menyatu dalam proses
fertilisasi sesungguhnya (Campbell, 2004).
Ada empat fase yang terjadi dalam siklus menstruasi, yaitu fase
menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, dan fase pasca-ovulasi.
Sumber gambar: http://info-biologiku.blogspot.co.id/2013/10/siklus-
menstruasi.html
1) Fase Menstruasi
Fase ini terjadi apabila ovum tidak dibuahi sperma. Dalam keadaan
tersebut korpus luteum menghentikan produksi estrogen dan
progesteron. Akibatnya, ovum meluruh bersama-sama dengan
endometrium. Kondisi ini ditandai dengan adanya pendarahan melalui
vagina.
2) Fase pra-ovulasi (fase proliferasi)
Pada fase pra-ovulasi, hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin
yang merangsang pembentukan FSH, FSH merangsang pembentukan
folikel yang mengelilingi oosit primer hingga matang. Ovum matang
yang diselubungi folikel disebut folikel de Graaf. Folikel de Graaf
kemudian menghasilkan estrogen yang merangsang pembentukan
endometrium. Estrogen juga mempengaruhi serviks untuk
mengeluarkan lendir bersifat basa. Lendir ini akan menetralkan sifat
asam dalam serviks sehingga sperma mampu hidup di dalamnya.
3) Fase Ovulasi
Peningkatan kadar estrogen menghambat pembentukan FSH dan
memerintahkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang terjadinya
ovulasi. Ovulasi biasanya terjadi pada hari ke-14 dihitung dari hari
pertama menstruasi. Pada saat ovulasi, oosit sekunder terlepas dari
folikel.
4) Fase pasca-ovulasi (fase luteal/fase sekresi)
LH selanjutnya merangsang folikel yang telah kosong menjadi korpus
luteum (badan kuning). Korpus luteum tetap menghasilkan estrogen dan
progesteron. Progesteron bekerja sama dengan estrogen memacu
pembentukan endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir
pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Hal ini
berguna untuk persiapan penanaman zigot dalam uterus setelah
pembuahan. Tahap pasca-ovulasi ini dimulai dari hari ke-1. Korpus
luteum akan bertahan sampai hari ke-26, namun jika tidak terjadi
fertilisasi, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang
mempunyai kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang sangat
rendah sehingga keadaan endometrium tidak dapat dipertahankan.
Apabila sampai akhir fase ini tidak terjadi pembuahan, maka akan
kembali ke fase menstruasi lagi (Omegawati dan Kusumawati, 2009).
Zigot yang terbentuk di oviduk akan membelah secara mitosis dari 2 sel, 4
sel, 8 sel, 16 sel, morula dan blastula. Pada saat blastula akhir, zigot pada
umumnya telah sampai ke uterus ( 6 hari setelah fertilisasi), proses
implantasi pun terjadi. Proses implantasi ini dibantu oleh sel-
sel trofoblas yang terdapat pada blastosit (sel luar blastula). Pada saat ini,
embrio akan menghasilkan Human Chorionic Hormone (HCG). Fungsi HCG
sama dengan LH, yaitu memberi sinyal kepada korpus luteum untuk
melanjutkan sekresi estrogen dan progesteron. Tetapi setelah plasenta
terbentuk, sekresi hormon estrogen dan progesteron akan digantikan oleh
plasenta.
Setelah bayi lahir, ASI biasanya sudah diproduksi dalam kelenjar mammae
atau payudara yang tersusun dari jaringan ikat dan jaringan lemak. Payudara
memiliki daerah yang menonjol yang disebut puting susu. Sepanjang siklus
menstruasi, payudara mengalami perubahan sesuai siklus hormon yang terjadi
sehingga pada fase tertentu dari siklus menstruasi, payudara dapat terasa
penuh, berat, dan nyeri. Kejadian ini sangatlah alamiah. Pertumbuhan awal
kelenjar payudara dipengaruhi oleh hormon mammotropin. Hormon ini
dihasilkan oleh hipofisis ibu dan plasenta janin. Hormon estrogen dan
progesteron mempengaruhi perkembangan fisik kelenjar payudara. Hormon
prolaktin berfungsi meningkatkan sekresi ASI pada minggu kelima kehamilan
sampai kelahiran bayi. ASI yang dikeluarkan pertama kali disebut kolostrum.
Kolostrum berwarna kekuningan dan mengandung zat antibodi dan
kandungan protein yang tinggi (Omegawati dan Kusumawati, 2009).
2.4. Penyakit Menular Seksual dan Gangguan Pada Sistem Reproduksi
Manusia
Penyakit pada sistem reproduksi akibat infeksi mikroorganisme dapat
menular melalui hubungan seksual. Penyakit ini sering disebut PMS
(Penyakit Menular Seksual). Penyakit ini juga dapat ditularkan oleh
cairan darah pada jarum suntik/transfusi. Ibu hamil juga dapat menularkan
PMS kepada bayinya. Beberapa PMS sebagai berikut:
1. Keputihan adalah keluarnya cairan vagina yang berlebihan. Keputihan
dikarenakan infeksi Chlamydia trachomatis disebut klamidia.
Keputihan karena infeksi Candida albicans disebut kandidiasis
2. Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks, dan
ovarium. Kanker vagina dapat disebabkan iritasi virus.
3. Uretritis adalah peradangan uretra oleh Chlamydia trachomatis dan
Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
4. Prostatitis adalah peradangan prostat yang disebabkan Escherichia
coli.
5. Gonorhoe adalah infeksi pada alat kelamin pria atau wanita oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae.
6. Sifilis (raja singa) adalah infeksi pada alat kelamin oleh bakteri
Treponema pallidum. Penularan dapat terjadi melalui jaringan kulit
yang terluka dengan cairan tubuh penderita (air mani, darah, cairan
vagina) atau melalui transfusi darah.
7. Herpes genitalis adalah infeksi pada alat kelamin oleh virus Herpes
simplex. Gejala yang terjadi pada penderita berupa bintik-bintik yang
muncul di sekitar alat kelamin, dubur dan mulut.
8. AIDS disebabkan Human Immuno Virus (HIV). HIV menyerang sel
darah putih manusia yang menyebabkan menurunnya daya tahan
tubuh. Virus HIV dapat hidup dalam cairan darah, cairan sperma,
cairan vagina dan air susu ibu.
Adapun gangguan pada sistem reproduksi sebagai berikut:
1. Endometriosis adalah timbulnya jaringan endometrium di luar uterus,
misalnya pada ovarium atau oviduk. Endometriosis dapat
menyebabkan sakit pinggang, nyeri perut, dan nyeri pada saat
menstruasi. Endometriosis dapat menghambat proses kehamilan.
2. Kriptorkidisme adalah gagalnya satu atau kedua testis untuk turun dari
rongga abdomen ke dalam skrotum. Peristiwa ini terjadi saat bayi.
3. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi pada wanita
sampai usia 17 tahun.
4. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi wanita yang
sebelumnya telah mengalami menstruasi.
5. Penyumbatan pada saluran reproduksi.
1. Organ reproduksi bagian luar terdiri dari penis dan skrotum. Sedangkan
organ reproduksi bagian dalam terdiri dari testis, epididimis, vas deferens,
prostat, vesika seminalis, dan kelenjar bulbouretral.
2. Organ reproduksi wanita terdiri atas organ reproduksi bagian luar dan
organ reproduksi bagian dalam. Organ reproduksi bagian luar berupa
vulva dan labium. Organ reproduksi bagian dalam berupa ovarium dan
saluran kelamin.
3. Proses reproduksi manusia diawali dengan (1) Sperma bermigrasi melalui
lapisan pembungkus sel folikel dan berikatan dengan molekul reseptor
pada zona pelusida sel telur. (2) Pengikatan tersebut menginduksi reaksi
akrosomal, dimana sperma membebaskan enzim-enzim pencernaan ke
dalam zona pelusida. (3) dengan bantuan enzim hidrolitik ini, sperma
mencapai membran plasma sel telur, dan protein membran plasma
berikatan dengan reseptor pada membran sel telur. (4) Membran plasma
menyatu , yang memungkinkan isi sel sperma memasuki sel telur. (5)
Enzim yang dibebaskan selama reaksi kortikal sel telur mengeraskan
zona pelusida, yang sekarang berfungsi sebagai penghambat terjadinya
poilspermia, sampai akhirnya terbentuk janin dan dilahirkan.
4. Penyakit Menular Seksual pada manusia contohnya keputihan, sifilis dan
AIDS, sedangkan gangguan apada sistem reproduksi manusia contohnya
endometriosis, amenore primer dan amenore sekunder.
5. Ada berbagai cara dalam menjaga kesehatan alat reproduksi manusia
diantaranya membersihkan alat kelamin bagian luar menggunakan air
bersih setelah buang air, menjaga alat kelamin luar agar selalu kering dan
menggunakan celana dalam dari bahan yang menyerap keringat dan tidak
terlalu ketat
DAFTAR PUSTAKA
Junqueira, L.C dan J. Carneiro. 2007. Histologi Dasar : Teks dan Atlas.
Jakarta: EGC