Anda di halaman 1dari 7

1.

Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga.
Kuncoro (2003) menyebutkan populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap yang
biasanya berupa orang/objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Populasi merupakan subyek penelitian.
Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Populasi dibedakan antara populasi sampling dan populasi sasaran. Untuk
membedakan populasi sampling dengan populasi sasaran, dimisalkan penelitian mengambil
rumah tangga sebagai sampel, sedangkan yang diteliti adalah anggota rumah tangga yang
bekerja sebagai petani. Dalam hal ini seluruh rumah tangga dalam wilayah penelitian adalah
populasi sampling, sedangkan seluruh petani dalam wilayah penelitian disebut populasi
sasaran.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Apa yang di pelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili). Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan penelitian
terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin meneliti tentang populasi tersebut dan
peneliti memiliki keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik
pengambilan sampel, sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti. Maknanya sampel
yang diambil dapat mewakili atau representatif bagi populasi tersebut. Keuntungan
melakukan penelitian sampel adalah:
1. Peneliti tidak repot harus meneliti populasi, cukup hanya meneliti sampelnya saja.
2. Populasi yang terlalu besar memungkinkan ada subyek yang bisa tercecer atau luput
dari peneliti pada saat diambil datanya.
3. Lebih efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga.
4. Menghindari hal-hal yang destruktif, misalnya meneliti tentang kemampuan daya
ledak peluru kendali.
1
5. Penelitian tidak bisa dilakukan dengan mengguakan populasi sebagai sumber data.
3. Penelitian Menggunakan Sampel dan Populasi
Penelitian yang bekerja dengan sampel, berarti hanya mengambil sebagian saja dari
anggota populasi untuk dijadikan sebagai sampel dan selanjutnya berdasarkan analisis sampel
dibuat generalisasi. Faktor penting disini adalah generalisasi artinya seberapa jauh simpulan
dari analisis sampel dapat di generalisasikan.Penelitian yang bekerja dengan sensus, tidak
perlu menghadapi persoalan generalisasi. Penelitian terhindar dari sampling karena jumlah
sampel yang diambil sama dengan jumlah anggota populasi. Pada penelitian sensus penelitian
biasanya berhadapan dengan kendala biaya.
4. Kriteria Sampel yang Baik
Sampel yang baik yang memenuhi dua buah kriteria sebagai berikut ini:
4.1 Akurat
Sampel yang akurat (accurate) adalah sampel yang tidak bias. Beberapa cara dapat
dilakukan untuk meningkatkan akurat dari sampel sebagai berikut:
4.1.1 Pemilihan Sampel Berdasarkan Proksi yang Tepat
Misalnya akan dibuat dua buah grup, yaitu grup pertama adalah grup yang berisi
perusahaan- perusahaan yang mengalami financial distress dan grup kedua berisi dengan
perusahaan-perusahaan yang tidak mengalaminya..
4.1.2 Menghindari bias di seleksi sampel
Pemilihan sampel yang bias (sample selection bias) akan membuat sampel tidak
akurat. Contohnya untuk menghindari bias ini, peneliti tidak hanya menggunakan sampel
perusahaan besar yang tercatat di NYSE saja, tetapi juga menggunakan perusahaan kecil
yang tercatat di NASDAQ.
4.1.3 Menghindari bias hanya di perusahaan-perusahaan yang bertahan
Pemilihan sampel yang bias yang berisi dengan perusahaan-perusahaan yang
bertahan (survivorship bias) akan membuat sampel tidak akurat.
4.2 Presisi
Sampel yang mempunyai presisi yang tinggi adalah yang mempunyai kesalahan
pengambilan sampel (sampling error) yang rendah. Kesalahan pengambilan sampel
(sampling error) adalah seberapa jauh sampel berbeda dari yang dijelaskan oleh
populasinya.
Dalam menentukan metode pengambilan sampel dalam penelitian, peneliti harus
benar-benar mempertimbangkan besarnya waktu, biaya, dan tenaga yang diperlukan
dalam penelitian dengan presisi yang diharapkan dari hasil penelitian.
2
5. Pertimbangan Penentuan Ukuran Sampel
Bila jumlah populasi dipandang terlalu besar, dengan maksud meng-hemat waktu,
biaya, dan tenaga, penelitili tidak meneliti seluruh anggota populasi. Bila peneliti
bermaksud meneliti sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan yang selalu muncul
adalah berapa jumlah sampel yang memenuhi syarat. Ada hukum statistika dalam
menentukan jumlah sampel, yaitu semakin besar jumlah sampel semakin menggambarkan
keadaan populasi.
Adapun empat hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel
dalam suatu penelitian:
5.1 Derajat keseragaman
Apabila populasi seragam sempurna, maka satu elementer saja dari seluruh populasi
sudah cukup representatif untuk diteliti. Jika populasi adalah completely
heterogeneous, maka hanya pencacahan lengkaplah dapat memberikan gambaran
yang refresentatif.
5.2 Presisi yang dikehendaki dalam penelitian
Tingkat ketepatan ditentukan oleh perbedaan perbedaan hasil sampel dengan hasil
pencacahan lengkap, dengan asumsi instrumen, teknik wawancara, kualitas
pewawancara yang digunakan sama.
5.3 Rencana analisis
Rencana analisis data dengan teknik analisis tertentu sangat menentukan besarnya
sampel yang harus diambil.
5.4 Tergantung pada ketersediaan biaya, tenaga dan waktu.
6. Ukuran Sampel
Besaran atau ukuran sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau
kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, acuan umum
penelitian sosial memiliki maksimal tingkat kesalahan sebesar 5% (0,05). Makin besar
tingkat kesalahan maka makin kecil ukuran sampel.
7. Sumber Kesalahan Sampel
Menurut Nur Indriantoro kesalahan dalam pemilihan sampel secara umum terjadi
diantaranya yaitu:
7.1 Kesalahan Kerangka sampel, disebabkan adanya perbedaan antara elemen dalam
kerangka sampel misalnya daftar mahasiswa. Kerangka sampel kemungkinan belum
memuat elemen populasi yang baru masuk.
3
7.2 Kesalahan unit sampel. Penentuan elemen dalam suatu unit sampel kemungkinan
kurang mewakili karakteristik populasinya. Tingkat heterogenitas elemen populasi
dapat menyebabkan timbulnya kesalahan dalam unit sampel yang ditentukan
berdasarkan kelompok tertentu.
7.3 Kesalahan pemilihan sampel secara acak terjadi karena kemungkinan adanya variasi
dalam pemilihan subjek sampel secara acak. Tipe kesalahan kemungkinan disebabkan
oleh nilai elemen elemen yang sangat variatif atau ekstrim sehingga dapat saling
menghapus dalam perhitungan rata-rata
7.4 Kesalahan spesifikasi (mis-specification of sample subject)
Kesalahan spesifikasi dapat muncul karena daftar unsur populasi (population frame)
yang tidak benar, informasi yang tidak benar atau kesalahan dalam pengumpulan
informasi tentang sampel yang disebabkan oleh bias pewancara yang disengaja atau
tidak disengaja, atau kesalahan-kesalahan dalam memproses informasi sampel.
7.5 Kesalahan penentuan responden
Sumber kesalahan tambahan dalam survei sampel adalah disebabkan oleh kesalahan
penetapan responden dari beberapa anggota sampel. Pada umumnya para peneliti
mengasumsikan bahwa responden dan nonresponden mewakili lapisan-lapisan serupa
dari populasi padahal sebenarnya ini merupakan kasus yang jarang terjadi.
7.6 Kesalahan karena ketidaklengkapan respon
Kesalahan karena ketidaklengkapan respon (nonresponse error) muncul dari
kegagalan untuk mengumpulkan data dari semua individu dalam sampel. Dengan
pertimbangan bahwa jawaban dari individu sampel yang tidak merespon belum tentu
sama dengan jawaban individu sampel yang merespon.
7.7 Kesalahan pengukuran (Measurement error)
Pada umumnya kuisioner dirancang dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi
yang berguna. Data yang diperoleh harus valid dan respon yang benar harus terukur.
8. Tahap Pemilihan Sampel
Agar diperoleh sampel yang representatif peneliti perlu menggunakan prosedur pemilihan
sampel yang sistematis. Tahapannya adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi populasi target
b. Memilih kerangka pemilihan sampel
c. Menentukan metode pemilihan sampel
d. Merencanakan prosedur penentuan unit sampel
e. Menentukan ukuran sampel
4
f. Menentukan unit sampel
9. Metode Pengambilan Sampel (teknik Sampling)
Dalam buku metode bisnis Sugiyono(2008) teknik sampling terbagi atas :
9.1 Probability sampling
Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Terdapat empat cara mengambil sampel
dengan metode ini yaitu:
9.1.1 Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu.
9.1.2 Proportionate Stratified Random Sampling. Suatu populasi yang dianggap
heterogen menurut suatu karakteristik tertentu dikelompokan dalam beberapa
sub-populasi, sehingga tiap kelompok akan memiliki anggota sampel yang
relatif homogeny.
9.1.3 Disproportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan
menentukan sampel jika populasi berstrata tetapi kurang proposional.
9.1.4 Cluster Sampling(Area Sampling). Teknik ini digunakan menentukan sampel
bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk
dari suatu negara.
9.2 Nonprobability Sampling
Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Terdapat enam jenis metode dengan
nonprobability sampling yaitu :
9.2.1 Sampling Sistematis. Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
9.2.2 Sampling kouta. Teknik mennetukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu smapai jumlah yang diinginkan.
9.2.3 Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti digunakan
sebagai sampel.
9.2.4 Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dnegan pertimbangan
tertentu. Misalnya penelitian mengenai kurs mata uang sehingga yang dipilih
adalah orang yang ahli dalam ekonomi khususnya mengenai transaksi valuta
asing.
5
9.2.5 Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggoat
populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasi reatif kecil.
9.2.6 Snowball Sampling. Cara ini adalah teknik penentuan sampel yang mula
mula jumlahnya kecil namun kemudian sampel diajak untuk memilih
responden lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya hingga jumlah
sampel menjadi banyak.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga

Sugiyono. 2009.Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA

Anda mungkin juga menyukai