Anda di halaman 1dari 16

Penelitian Pengembangan (R&D)

PENELITIAN PENGEMBANGAN
(RESEARCH AND DEVELOPMENT/ R&D)

A. Pengertian
Penelitian pengembangan (Research and development /R&D) adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan
dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka
diperlukan penelitian untuk menguji produk tersebut. Jadi penelitian pengembangan bersifat
longitudinal (bertahap bisa multy years).
Sesuai dengan namanya, Research & Developmnet difahami sebagai kegiatan penelitian
yang dimulai dengan research dan diteruskan dengan development. Kegiatan research dilakukan
untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna (needs assessment), sedangkan
kegiatan development dilakukan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran.
Pemahaman ini tidak terlalu tepat. Kegiatan research tidak hanya dilakukan pada tahap
needs assesment, tapi juga pada proses pengembangan produk, yang memerlukan kegiatan
pengumpulan data dan analisis data, yaitu pada tahap proses validasi ahli dan pada tahap validasi
empiris atau uji-coba. Sedangkan nama development mengacu pada produk yang dihasilkan
dalam proyek penelitian.
Karakteristik langkah pokok R&D yang membedakannya dengan pendekatan penelitian
lain. Borg and Gall, 1983 menjelaskan 4 ciri utama R&D, yaitu:
1. Studying research findings pertinent to the product to be developed. (melakukan studi
atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan penelaitian terkait dengan produk
yang akan dikembangkan).
2. Developing the product base on this findings. (mengembangkan produk berdasarkan
temuan penelitian tersebut).

3. Field testing it in the setting where it will be used eventually. (dilakukannya uji lapangan
dalam seting atau situasi senyatanya dimana produk tersebut nantinya digunakan).
4. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage. (melakukan revisi
untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam tahap-tahap uji
lapangan).

B. Prosedur penelitian pengembangan


Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh oleh
peneliti/pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan
model pengembangan dalam memaparkan komponen rancangan produk yang dikembangkan.
Dalam prosedur, peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan dalam
pengembangan, menjelaskan secara analitis fungsi komponen dalam setiap tahapan
pengembangan produk, dan menjelaskan hubungan antar komponen dalam sistem.
Dalam keperluan penelitian dan pengembangan, seorang peneliti harus memenuhi
langkah-langkah procedural yang biasanya digambarkan dalam suatu gambar alur dari awal
hingga akhir.
Menurut Borg & Gall (1983) menggariskan langkah-langkah umum dalam penelitian
dan pengembangan adalah sebagai berikut :

Langkah-
langkah
Penelitian
dan
Pengembangan (Research and Development/R&D)
Berikut penjelasan dari skema langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut
Borg & Gall :
1. Analisis Kebutuhan (needs assessment)
Suatu proses yang yang sistematis untuk menentukan tujuan, mengidentifikasi ketidaksesuaian
antara kenyataan dan kondisi yang diinginkan. Meliputi kajian pustaka, pengamatan atau
observasi kelas dan persiapan laporan awal. Penelitian awal atau analisis kebutuhan sangat
penting dilakukan guna memperoleh informasi awal untuk melakukan pengembangan. Ini bisa
dilakukan misalnya melalui pengamatan kelas untuk melihat kondisi riil lapangan.
2. Perencanaan
Perencanaan, yang mencakup merumuskan kemampuan, merumuskan tujuan khusus untuk
menentukan urutan bahan, dan uji coba skala kecil (uji ahli atau ujicoba pada skala kecil, atau
expert judgement).
3. Pengembangan format produk awal
Pengembangan format produk awal yang mencakup penyiapan bahan-bahan pembelajaran,
handbook dan alat-alat evaluasi. Format pengembangan program yang dimaksud apakah ber upa
bahan cetak, urutan proses, atau prosedur yang dilengkapi dengan video.
4. Validasi produk awal
Uji ahli atau Validasi, dilakukan dengan responden para ahli perancangan model atau produk.
Kegiatan ini dilakukan untuk mereview produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan.
Proses validasi ini disebut dengan Expert Judgement atau Teknik Delphi.
5. Revisi produk tahap awal
Dilakukan berdasarkan hasil validasi awal. Hasil uji coba lapangan tersebut diperoleh informasi
kualitatif tentang program atau produk yang dikembangkan.
6. Uji coba produk
Dilakukan terhadap 5-15 sekolah dengan melibatkan 30-100 subjek data kuantitatif. Hasil belajar
dikumpulkan dan dianalisis sesuai dengan Tujuan khusus yang ingin dicapai. Atau jika
kemungkinan dibandingkan dengan kelompok control.
7. Revisi produk
Dikerjakan berdasarkan hasil uji coba lapangan. Hasil uji coba lapangan dengan melibatkan
kelompok subjek lebih besar. Dimaksudkan untuk menentukan keberhasilan produk dalam
pencapaian Tujuan dan mengumpulkan informasi.
8. Uji coba lapangan
Melibatkan 10-30 sekolah terhadap 40-200 subjek yang disertai wawancara, observasi, dan
penyampaian angket kemudian dilakukan analisis.
9. Revisi produk akhir
Melakukan refisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan.
10. Desiminasi dan implementasi
Melaporkan dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama
dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau distribusi dan kontrol
kualitas.
Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall, dapat dilakukan dengan lebih
sederhana melibatkan 5 langkah utama:
1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan
2. Mengembangkan produk awal
3. Validasi ahli dan revisi
4. Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk
5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir

C. Metode Penelitian Pengembangan


Metode Penelitian Pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu : (1) Model
pengembangan, (2) Prosedur pengembangan, dan (3) Uji coba produk. Deskripsi dari masing-
masing komponen adalah sebagai berikut :

1) Model pengembangan
Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan
dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model
teoritik. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah
yang harus diikuti untuk menghasilkan produk.
Model konseptual adalah model yang bersifat analitis, yang menyebutkan komponen-
komponen produk, menganalisis komponen secara rinci dan menunjukkan hubungan antar
komponen yang akan dikembangkan. Model teoritik adalah model yang menggambar kerangka
berfikir yang didasarkan pada teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empirik.
Dalam model pengembangan, peneliti memperhatikan 3 hal:
a. Menggambarkan Struktur Model yang digunakan secara singkat, sebagai dasar pengembangan
produk.
b. Apabila model yang digunakan diadaptasi dari model yang sudah ada, maka perlu dijelaskan
alasan memilih model, komponen-komponen yang disesuaikan, dan kekuatan serta kelemahan
model dibanding model aslinya.
c. Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka perlu dipaparkan mengenai
komponen-komponen dan kaitan antar komponen yang terlibat dalam pengembangan.

2) Prosedur penelitian pengembangan


Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh oleh
peneliti/pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan
model pengembangan dalam memaparkan komponen rancangan produk yang dikembangkan.
Dalam prosedur, peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan dalam
pengembangan, menjelaskan secara analitis fungsi komponen dalam setiap tahapan
pengembangan produk, dan menjelaskan hubungan antar komponen dalam sistem. Dalam
keperluan penelitian dan pengembangan, seorang peneliti harus memenuhi langkah-langkah
procedural yang biasanya digambarkan dalam suatu gambar alur dari awal hingga akhir.
3). Uji Coba Produk
Uji coba model atau produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian
pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba model atau produk
bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak digunakan atau tidak. Uji coba
model atau produk juga melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan
tujuan.
Model atau produk yang baik memenuhi 2 kriteria yaitu : kriteria pembelajaran
(instructional criteria) dan kriteria penampilan (presentation criteria).
Ujicoba dilakukan 3 kali: (1) Uji-ahli (2) Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil
sebagai pengguna produk; (3) Uji-lapangan (field Testing). Dengan uji coba kualitas model atau
produk yang dikembangkan betul-betul teruji secara empiris.
a. Desain Uji Coba
Ada beberapa tahapan dalam uji coba produk:
1). Uji ahli atau Validasi
Dilakukan dengan responden para ahli perancangan model atau produk. Kegiatan ini
dilakukan untuk mereview produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan. Proses validasi
ini disebut dengan Expert Judgement atau Teknik Delphi.
Expert Judgement atau Pertimbangan Ahli dilakukan melalui: (1) Diskusi Kelompok
(group discussion), dan (2) Teknik Delphi.
1. Group discussion, adalah sutau proses diskusi yang melibatkan para pakar (ahli) untuk
mengidentifikasi masalah analisis penyebab masalah, menentukan cara-cara penyelesaian
masalah, dan mengusulkan berbagai alternatif pemecahan masalah dengan mempertimbangkan
sumber daya yang tersedia. Dalam diskusi kelompok terjadi curah pendapat (brain storming)
diantara para ahli dalam perancangan model atau produk. Mereka mengutarakan pendapatnya
sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.
2. Teknik Delphi, adalah suatu cara untuk mendapatkan konsensus diantara para pakar melalui
pendekatan intuitif. Langkah-Langkah penerapan Teknik Delphi dalam Uji-Ahli dalam penelitian
pengembangan adalah sebagai berikut:
a). Problem identification and specification. Peneliti mengidentifikasi isu dan masalah yang
berkembang di lingkungannya (bidangnya), permasalahan yang melatar belakangi, atau
permasalahan yang dihadapi yang harus segera perlu penyelesaian.
b). Personal identification and selection. Berdasarkan bidang permasalahan dan isu yang telah
teridentifikasi, peneliti menentukan dan memilih orang-orang yang ahli, manaruh perhatian, dan
tertarik bidang tersebut, yang memungkinkan ketercapaian tujuan. Jumlah responden paling tidak
sesuai dengan sub permasalahan, tingkat kepakaran (experetise), dan atau kewenangannya.
c). Questionaire Design. Peneliti menyusun butirbutir instrumen berdasarkan variabel yang
diamati atau permasalahan yang akan diselesaikan. Butir instrumen hendaknya memenuhi
validitas isinya (content validity). Pertanyaan dalam bentuk open-ended question, kecuali jika
permasalahan memang sudah spesifik.
d). Sending questioner and analisis responded for first round. Peneliti mengirimkan kuesioner
pada putaran pertama kepada responden, selanjutnya meriview instrumen dan menganalisis
jawaban instrumen yang telah dikembalikan. Analisis dilakukan dengan mengelompokkan
jawaban yang serupa. Berdasarkan hasil analisis, peneliti merevisi instrument.
e). Development of subsequent Questionaires. Kuesioner hasil review pada putaran pertama
dikembangkan dan diperbaiki, dilanjutkan pada putaran kedua, dan ketiga. Setiap hasil revisi,
kuesioner dikirimkan kembali kepada responden. Jika mengalami kesulitan dan keraguan dalam
merangkum, peneliti dapat meminta klarifikasi kepada responden. Dalam teknik delphi biasanya
digunakan hingga 3-5 putaran, tergantung dari keluasan dan kekomplekan permasalahan sampai
dengan tercapainya konsensus.
f). Organization of Group Meetings. Peneliti mengundang responden untuk melakukan diskusi
panel, untuk klarifikasi atas jawaban yang telah diberikan. Disinilah argumentasi dan debat bisa
terjadi untuk mencapai consensus dalam memberikan jawaban tentang rancangan face-to-face
contact, peneliti dapat menanyakan secara rinci mengenai respon yang telah diberikan.
Keputusan akhir tentang hasil jajak pendapat dikatakan baik apabila dicapai minimal 70%
konsensus.
g). Prepare final report. Peneliti perlu membuat laporan tentang persiapan, proses, dan hasil
yang dicapai dalam Teknik Delphi. Hasil Teknik Delphi perlu diujicoba di lapangan dengan
responden yang akan memakai model atau produk dalam jumlah yang jauh lebih besar.
2). Analisis konseptual
3). Revisi I
3). Uji Coba Kelompok Kecil, atau Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna
produk.
4). Revisi II
5). Uji Coba Lapangan (field testing)
6). Telaah Uji Lapangan
7). Revisi III
8). Produk Akhir dan Diseminasi

b. Subyek Uji Coba


Subyek uji coba atau sampel untuk uji coba, dilihat dari jumlah dan cara memilih sampel
perlu dipaparkan secara jelas. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sampel.
1). Penentuan sampel yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup dan tapan
penelitian pengembangan.
2). Sampel hendaknya representatif, terkait dengan jenis produk yang akan dikembangkan, terdiri
atas tenaga ahli dalam bidang studi, ahli perancangan produk, dan sasaran pemakai produk.
3). Jumlah sampel uji coba tergantung tahapan uji coba tahap awal (preliminary field test).

c. Jenis Data
Dalam uji coba, data digunakan sebagai dasar untuk menentukan keefektifan, efisiensi,
dan daya tarik produk yang dihasilkan. Jenis data yang akan dikumpulkan harus disesuaikan
dengan informasi yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. Bisa terjadi data yang dikumpulkan hanya data tentang pemecahan masalah
yang terkait dengan keefektifan dan efisiensi, atau data tentang daya tarik produk yang
dihasilkan.
Paparan data hendaknya dikaitkan dengan desain penelitian dan subyek uji coba tertentu.
Data mengenai kecermatan isi dapat dilakukan terhadap subyek ahli isi, kelompok kecil, atau
ketiganya. Dalam Uji Ahli, data yang terungkap antara lain ketepatan substansi, ketepatan
metode, ketapatan desain produk, dsb.

d. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen


Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data atau
pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan responden
penelitian.
1). Teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan kuesioner.
2). Pengumpulan data dapat menggunakan Instrumen yang sudah ada. Untuk ini perlu kejelasan
mengenai karateristik instrumen, mencakup kesahihan (validitas), kehandalan (reliabilitas), dan
pernah dipakai dimana dan untuk mengukur apa.
3). Instrumen dapat dikembangkan sendiri oleh oleh peneliti, oleh karena itu perlu kejelasan
prosedur pengembangannya, tingkat validitas dan reliabilitas.

e. Teknik analisis data


Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data dikumpulkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis data:
1). Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik dengan tabel,
bagan, atau grafik.
2).Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan
3). Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif.
4). Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, dengan tanpa interpretasi
pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan revisi produk.
5). Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan produk yang akan
dikembangkan.
6). Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa dan disesuaikan
dengan konsumen, atau calon pemakai produk.

D. Laporan Penelitian dan Pengembangan


Seperti yang telah dikemukakan bahwa metode penelitian dan pengembangan (research and
development/ R&D) adalah merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
sehingga menghasilkan produk baru, dan selanjutnya menguji keefktifan produk tersebut.
Dengan demikian laporan penelitian yang dibuat harus selalu dilampiri dengan produk yang
dihasilkan berikut spesifikasi dan penjelasannya. Sistematika laporan adalah sebagai berikut:
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis
B. Kerangka Berfikir
C. Hipotesis (Produk yang Dihasilkan)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
B. Prosedur Penelitian
C. Populasi dan sampel
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Desain Awal Produk
B. Hasil Pengujian Pertama
C. Revisi Produk
D. Hasil Pengujian Tahap II
E. Revisi Produk
F. Pengujian Tahap ke III
G. Penyempurnaan Produk
H. Pembahasan Produk
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA
LAMPIRAN PRODUK

E. Contoh Judul Penelitian dan Pengembangan (R&D)


1. Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi Untuk Pencapaian Kompetensi Dasar
Menganalisis Cara Perpindahan Kalaor
2. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Tematik Untuk Siswa Sekolah Dasar
3. Pengembangan pola pembelajaran teknologi bagi anak-anak cacat
4. Pengembangan model pembelajaran program produktif sekolah menengah kejuruan
5. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Interaktif untuk Konsep Pembelajaran Kinematika di Sekolah
Menegah Atas.
6. Pengembangan Modul Cetak Berbasis Kompetensi Pada Konsep Kinematika di Kelas XI
SMA/MA .
7. Pengembangan E-Learning Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang kreatif untuk kelas
XI Semester Ganjil
8. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning Berbasis Iman dan Taqwa
9. Pengembangan modul Limit dan turunan Fungsi Berbasis RME dan TIK di SMAN 2 Sungai
Tarab
10. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Mendorong Perilaku
Pro Sosial Siswa di SDIT Alam Yogyakarta

F. Contoh Laporan Penelitian dan Pengembangan (R&D)


udul Penelitian
Pengembangan Modul Cetak Berbasis Kompetensi Pada Konsep Kinematika di Kelas XI
SMA/MA .
2. Rumusan Masalah
Bagaimana merancang modul agar valid, praktis dan efektif sehingga layak digunakan
sebagai salah satu perangkat pembelajaran dalam pembelajaran Fisika di kelas XI di SMA/MA.

Tujuan Penelitian
a). Bahan ajar dalam bentuk modul pembelajaran fisika pada konsep Kinematika yang valid.
b). Bahan ajar dalam bentuk modul yang praktis sehingga mudah digunakan dan dipahami dalam
pembelajaran fisika pada konsep Kinematika.
c). Bahan ajar dalam bentuk modul yang efektif sehingga tepat digunakan dalam pembelajaran fisika
pada konsep Kinematika.
Metode Penelitian
a) Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development/R&D)
b) Tahap Penelitian
1. Tahap studi pendahuluan dengan melakukan pemilihan jenis produk yang akan dikembangkan
2. Tahap pengembangan desai model dengan membuat prototype produk 3. Tahap validasi
sesuai dengan prosedur penelitian
c). Validator
a. Dosen
Dosen sebagai salah satu pihak yang bertindak sebagai validator adalah dosen jurusan Fisika
FMIPA UNP yang bersedia untuk menilai kelayakan bahan ajar yang telah dirancang. Tiga orang
dosen ini bertindak sebagai pakar dari pengembangan bahan ajar ini. Tiga Dosen ini terdiri atas
pakar materi dan pakar pembelajaran.
b. Guru mata pelajaran fisika
Guru mata pelajaran fisika yang bertindak sebagai validator pada penelitian ini adalah guru
mata pelajaran fisika di SMA/MA.
c. Siswa
Siswa yang bertidak sebagai validator pada penelitian ini adalah siswa kelas XI semester 1
SMA Negeri 1 X Koto Singkarak yang terdaftar pada tahun ajaran 2009/2010
osedur Penelitian
Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket.

Teknik Analisa Data


Layak atau tidaknya suatu bahan ajar dapat dilihat dari data

angket-angket yang digunakan dalam bentuk skala Likert.

Keterangan :
x = Rata-rata responden
N = Jumlah responden
x = Jumlah nilai responden
r = Nilai kelayakan
Nilai kelayakan media berdasarkan nilai kelayakan pada skala Likert

Penilaian Nilai
Sangat layak 4,00 5,00
Layak 3,00 3,99
Kurang layak 2,00 2,99
Tidak layak 1,00 1,99

Hasil Penelitian
1. Modul Cetak Pembelajaran Fisika
Hasil dari penelitian ini adalah bahan ajar berupa bentuk modul cetak
pembelajaran Fisika untuk satu kompetensi. Modul ini terdiri dari halaman depan (Cover), kata
pengantar, daftar isi, pembatas modul, serta bagian-bagian modul. Adapun bagian-bagian modul
tersebut adalah, uraian pencapaian kompetensi, materi, rangkuman, latihan, kunci jawaban
latihan, penilaian latihan mandiri, lembar kegiatan siswa, serta sumber & bahan bacaan.

Cover Modul cetak Yang dihasilkan


9. Uji Validitas, Praktikalitas, dan Efektifitas Bahan Ajar
a. Deskripsi dan Analisis Data Angket Uji Kevalidan Kepada Pakar (Dosen) dan
Kepraktisan Guru Fisika.
Masing-masing responden memberikan nilai kelayakan terhadap modul pembelajaran,
dengan rata-rata secara keseluruhan dari 6 responden 80,35, Nilai kelayakan masing-masing
responden dalam rentangan 0-100 dapat terlihat pada diagram dibawah ini :

Gambar 8. Diagram Nilai Kelayakan Bahan Ajar oleh Dosen dan Guru Fisika
b. Deskripsi dan Analisis Data Angket Uji Keefektifan kepada Siswa
Distribusi jawaban angket diperoleh melalui hasil perhitungan dimana nilai keefektifan
bahan ajar pada tahap uji coba kepada siswa yaitu 4,39 dengan interpretasi nilai Sangat Layak,
ini berarti siswa menilai modul telah efektif sebagai bahan ajar pada konsep Kinematika.
Kesimpulan
Pada penelitian pengembangan bahan ajar cetak ini kesimpulan bahwa :
1. Hasil penelitian yang diperoleh yakni nilai validitas bahan ajar yang meliputi validitas isi,
validitas konstruk dan validitas teknis bernilai 3,72 pada tahap uji pakar dengan kriteria valid.
2. Hasil penelitian mengenai kepraktisan bahan ajar berupa modul dari penilaian rancangan
prototype bahan ajar yang di uji kepada pakar dapat digunakan dengan revisi kecil atau dengan
sedikit revisi, membuktikan bahan ajar telah praktis. Selain itu data mengenai kepraktisan
memiliki nilai 4,33 dengan kriteria sangat praktis.
3. Hasil penelitian mengenai keefektifan bahan ajar ditunjukkan dari respon positif yang diperoleh
dari guru dan siswa sebagai pengguna produk. Setelah dilakukan revisi bahan ajar, nilai
efektifitas bahan ajar pada tahap uji kepada Guru 4,25 dan kepada siswa 4,39 dengan kriteria
sangat efektif. Rata-rata keefektifan modul adalah 4,32 dengan kriteria sangat efektif. Guru dan
siswa menyimpulkan bahwa modul sangat efektif digunakan dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Borg, W.R. and Gall, M.D. (1983). Educational Research: An Introduction. London: Longman, Inc.

Dick, W. And Carey, L. (1996). The Systematic Design of Instruction. New York: Harper Collin Publishers.
Sugiyono. (2007). Metode Penilaian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R/D).
Bandung: Alfabeta.
Truckman, Bruce W. (1972). Conducting Educational Research. New York Chicago San Fransisco Atlanta:
Harcourt Brace Jovanovic. Inc.
http://matematika-ipa.com/metode-penelitian-metode-penelitian-dan pengembangan- contoh-
skripsi-proposal-penelitian/

http://pakguruku.blogspot.com/2010/01/metode-penelitian-pengembangan.html

Anda mungkin juga menyukai