Anda di halaman 1dari 4

Nama : Indah Nur Pratiwi

NPM : 1706988775

ASSIGMENT 5. REAL IMPACT OF EARTH CONVOLUTION IN THE EXPLORATION


SEISMOLOGY

A. LANDASAN TEORI dimana Zi adalah Impedansi Akustik i,


Pada saat energi dari sumber seismik adalah densitas lapisan i dan adalah
dilepaskan, energi ditransmisikan ke bumi kecepatan dari lapisan i.
sebagai gelombang elastis. Energi ini lalu Dengan mengetahui nilai koefisien
ditransfer menjadi pergerakan batuan. Dimensi refleksi maka kita akan dapat memperkirakan
dari gelombang elastik atau gelombang sifat fisik batuan bawah permukaan. Semakin
seismik ini lebih besar dibandingkan dengan besar nilai suatu koefisien refleksi
dimensi pergerakan batuan tersebut menunjukkan bahwa semakin besar pula
Gelombang Seismik membawa informasi perbedaan Impedansi Akustik antara dua
mengenai litologi dan fluida bawah permukaan lapisan batuan.
dalam bentuk travel time, amplitudo refleksi 3. Wavelet
dan variasi fasa. Batuan mempunyai sifat Wavelet merupakan tubuh gelombang
akustik yang khas yaitu Impedansi Akustik dari gelombang yang menjadi sumber dalam
(IA). eksplorasi seismik refleksi. Ada dua properti
penting dalam sebuah wavelet, yaitu polaritas
dan fase.
Terdapat dua jenis polaritas dalam
wavelet, yaitu polaritas normal (normal
polarity) dan terbalik (reverse polarity). Pada
polaritas normal, kenaikan impedansi akustik
akan digambarkan sebagai lembah (trough)
pada trace seismik, sedangkan pada polaritas
negatif, kenaikan impedansi akustik akan
dilambangkan dengan puncak (peak)
pada trace seismik.
Gambar 1. Konsep Gelombang Seismik Terdapat tiga macam jenis fase dalam
wavelet, yaitu fase minimum (minimum
1. Impedansi Akustik phase), fase nol (zero phase), fase maksimum
Impedansi akustik merupakan (maximum phase). Namun yang paling banyak
kemampuan dari suatu batuan untuk dipakai didalam pengolahan data dan
melewatkan gelombang akustik. Semakin interpretasi seismik adalah wavelet fase
keras suatu batuan maka nilai impedansi minimum dan fase nol.
akustiknya akan semakin besar.
Secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut :
= (1)
dimana :
IA : Impedansi Akustik, : densitas (g/cm3)
: kecepatan (m/s)
Kecepatan memiliki peran yang lebih
penting dalam mengontrol harga AI karena
perubahan kecepatan lebih signifikan daripada
perubahan densitas secara lateral maupun
vertikal (Brown, 2004).
2. Koefisien Refleksi
Koefisien Refleksi adalah perbedaan Gambar 2. Wavelet : Fase minimum, Fase
nilai impedansi akustik antara dua lapisan nol dan Fase maksimum
batuan. Koefisien Refleksi pada sudut datang Berdasarkan gambar di atas dapat
nol derajat dapat ditulis sebagai berikut : diketahui bahwa fasa minimum dicirikan jika

= +1 + = +1 +1 + (2) sebagian besar energi amplitudo wavelet
+1 +1 +1
berada diawal, fasa nol dicirikan dengan software Ms. Excel diperoleh model wavelet
simetris di tengah-tengah dan fasa maksimum dan koefisien refleksi sebagai berikut :
diakhir wavelet.
4. Sintetis Seismogram
Sintetik Seismogram didefinisikan
sebagai model dasar yang sering digunakan
dalam model satu dimensi untuk trace
seismik.Trace Seismik dibuat dengan cara
mengkonvolusikan wavelet sumber dengan
deret koefisien refleksi reflektor bumi dengan
tambahan komponen bising.
Secara matematis sintetik seismogram Gambar 4. Kurva Wavelet Zero Phase
(trace seismik) dapat dituliskan sebagai berikut
:
() = () () + () (3)
dimana () adalah trace seismik, () adalah
wavelet seismik, () adalah reflektivitas bumi
dan () adalah noise.

Gambar 5. Kurva Wavelet Minimum Phase

1 1

KR12

2 2
KR23

Gambar 3. Sintetik seismogram yang didapat 3 3


dengan mengkonvolusikan koefisien refleksi KR34

dengan wavelet 4 4

KR45
B. PEMBAHASAN
Wavelet diperoleh dengan 5 5

pengekstrakan pada data seismik dengan atau


tanpa menggunakan data sumur, atau bisa juga
dengan wavelet buatan.
Menghitung serta menggambarkan kurva Gambar 6. Koefisien Refleksi (KR)
Wavelet dan Koefisien Refleksi
Terdapat data dari dua wavelet yang Gambar 2 menunjukkan kurva wavelet
memiliki titik amplitudo sebagai berikut : zero phase dan gambar 3 menunjukkan
A1 = (5, 0, -1) wavelet minimum phase.
A2 = (-1, 0, 5, 0, -1) Wavelet fase nol (zero phase) lebih
Serta data dari koefisien refleksi sebagai menguntungkan dibandingkan dengan wavelet
berikut : fase minimum. Wavelet fase nol dengan
Koefisien Refleksi (KR) = (0, 0, 0, 0, 1, 0, 0, puncak tunggal pada arrival time, dengan ekor
0, 0, 0, 0, -5, 0, 0, 0, 0, 0, 2, 0, 0, 0, 0, 0, 3, 0, 0, seminim mungkin, akan memudahkan
0, 0, 0). Dengan menggunakan bantuan interpreter dalam penentuan waktu refleksi
sehingga proses interpretasi kecepatan
(picking) dalam rekaman hiperbolik reflektor SSI KR 0 0 0 0 1 0
0 -1 0 5
pada gather menjadi lebih mudah dan akurat. 0 -1 0 5
Wavelet fase nol simetri pada waktu 0 -1 0 5
sama dengan nol dan amplitudo maksimum 0 -1 0 5
5 -1 0 5
umumnya berimpit dengan spike refleksi.
0 -1 0 5
Pada gambar 6 yaitu tentang koefisien -1 Wavelet 1 -1 0
refleksi terdapat perbedaan Impedansi Akustik 0 -1
yang disebabkan adanya lima macam lapisan Gambar 7. Beberapa perhitungan konvolusi
batuan. Perbedaan nilai Impedansi Akustik koefisien refleksi dengan wavelet minimum
pada ini menimbulkan adanya koefisien phase
refleksi bidang batas lapisannya. Pada gambar SS2 KR 0 0 0 0 1 0
0 -1 0 5 0 -1
tersebut terlihat adanya perbedaan Impedansi 0 -1 0 5 0 -1
0 -1 0 5 0 -1
akustik perlapisannya. 0 -1 0 5 0 -1
Harga impedansi akustik lapisan 1 -1 -1 0 5 0 -1
0 -1 0 5 0 -1
lebih besar daripada impedansi akustik lapisan 5 Wavelet 2 -1 0 5 0
2, hal ini menyebabkan koefisien refleksi 0 -1 0 5
-1 -1 0
berharga positif, sehingga kurva koefisien 0 -1
refleksi akan mengarah ke kanan. Gambar 8. Beberapa perhitungan konvolusi
Impedansi akustik pada lapisan 2 lebih koefisien refleksi dengan wavelet zero phase
besar daripada impedansi akustik pada lapisan Dengan menggunakan Ms. Excel
3, sehingga nilai koefisien refleksi pada bidang diperoleh kurva sintetik seismogram 1(SS1)
batas lapisan 2 dan 3 berharga negatif, dan dan 2 (SS2) sebagai berikut
menyebabkan kurva koefisien refleksi
mengarah ke kiri.
Impedansi akustik pada lapisan 3 lebih
besar daripada impedansi akustik pada lapisan
3, sehingga nilai koefisien refleksi pada bidang
batas lapisan 3 dan 4 berharga negatif, dan
menyebabkan kurva koefisien refleksi
mengarah ke kiri.
Impedansi akustik pada lapisan 4 lebih
kecil daripada impedansi akustik pada lapisan
5, sehingga nilai koefisien refleksi pada bidang
batas lapisan 3 dan 4 berharga positif, dan
menyebabkan kurva koefisien refleksi
mengarah ke kanan.
Berdasarkan kurva koefisien refleksi
diketahui bahwa besarnya nilai koefisien
refleksi yang direpresentasikan sebagai
panjang kurva tersebut berbeda tiap batas
lapisannya. Nilai koefisien refleksi pada batas Gambar 9. Sintetik Seismogram 1 dan 2
lapisan 2 dan lapisan 3 (KR23) mempunyai
nilai yang paling besar, kemudian KR45, KR34 Gambar 9 diatas menunjuukan kurva
dan yang terpendek adalah KR12. sintetik seismogram 1 dan 2. Kurva sintetik
Membuat Sintetik Seismogram seismogram satu menunjukkan hasil konvolusi
Sintetik seismogram merupakan hasil antara wavelet minimum phase dengan
konvolusi antara wavelet dengan koefisien koefisien Refleksi. Sedangkan kurva sintetik
refleksi. Ada beberapa macam metode yang seismogram dua menunjukkan hasil konvolusi
digunakan dalam konvolusi, namun kali ini antara wavelet zero phase dengan koefisien
akan menggunakan metode yang sederhana refleksi.
yaitu digital summation method. Dengan Amplitudo maksimum yang dihasilkan
menggunakan Ms. Excel diperlihatkan oleh sintetik seismogram pada gambar diatas
cuplikan proses konvolusi sebagai berikut : mempunyai perbedaan fasa. Sintetik
seismogram 1 dan sintetik seismogram 2
memiliki perbedaan amplitudi maksimum
sebesar 90 derajat. Bidang batas dari sintetik
seismogram 1 yang merupakan konvolusi
antara dari wavelet fasa minimum dengan
koefisien refleksi berada di sisi gelombang.
Sedangkan bidang batas pada sintetik
seismogram 2 yang merupakan hasil konvolusi
antara koefisien refleksi dengan wavelet zero
phase berada tepat di puncak amplitudo.

C. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pada saat akan melakukan interpretasi
seismik, pemilihan wavelet harus
diperhatikan. Karena semakin dalam
suatu lapisan maka nilai wavelet akan
berubah.
2. Konvolusi antara koefisien refleksi
dengan wavelet seismik menghasilkan
model trace seismik yang akan
dibandingkan dengan data riil seismik
dekat sumur.
3. Sintetik seismogram dipengaruhi oleh
wavelet yang digunakan dalam proses
konvolusi. Pada gambar 9 sintetik
seismogram yang merupakan hasil
konvolusi antara koefisien refleksi dengan
wavelet zero phase berbeda fasa 90
derajat dengan sintetik seismogram hasil
konvolusi antara koefisien refleksi dengan
wavelet minimum phase.
4. Sintetik seismogram dibuat untuk
mengkorelasikan antara informasi sumur
(lithologi, kedalaman dan sifat fisis lain)
terhadap penampang seismik lain untuk
memperoleh informasi yang lebih lengkap
dan komperhensif.

D. DAFTAR PUSTAKA
Brown, A, R., 2004, Interpretation of Three
Dimensional Seismic Data., American
Association of Petroleum Geologists Memoir,
USA.
Sadi, Hamid N al, 1980, Seismic Exploration :
Technique and Processing, Springer Bassel
AG

Anda mungkin juga menyukai