Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan, Volume X, No.

1, April 2014 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
PERBEDAAN LAMA PERSALINAN KALA II PADA POSISI
MIRING DAN POSISI SETENGAH DUDUK
Nelly Indrasari*

Di BPS Suparini ibu bersalin menggunakan posisi setengah duduk dan belum menggunakan posisi lain seperti
posisi miring,posisi tegak,posisi jongkok, posisi terlentang dan posisi duduk bersandar dengan
penolong.sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan posisi miring dan setengah
duduk pada ibu bersalin pada lama kala II di BPS Kota Bandar Lampung Tahun 2013. Tujuan penelitian untuk
mengetahui perbedaan lama persalinan kala II pada posisi miring dan setengah duduk di BPS Suparini, BPS
Kartini dan BPS Lia Maria Bandar lampung. Subyek penelitian ini adalah ibu inpartu kala II. Obyek penelitian
ini adalah posisi miring dan setengah duduk pada ibu bersalin.Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif
dengan rancangan penelitian quasi eksperiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu inpartu kala II
di BPS Suparini, BPS Kartini dan BPS Lia Maria. Besar sampel penelitian ini ditentukan dengan rumus
independent two sample sehingga sampel berjumlah 160 dengan tehnik pengambilan sampel accidental
sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah check list melalui observasi. Selanjutnya data di analisis
dengan analisis univariat menggunakan mean sedangkan analisis bivariat dengan uji independent sample t-
tes.Hasil penelitian nilai rata-rata waktu pada persalinan kala II pada posisi miring yaitu 34,54 menit dan pada
posisi setengah duduk yaitu 43,85 menit sedangkan perbedaan nilai rata-rata diantara posisi miring dan setengah
duduk adalah 9,31 menit. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji t didapatkan nilai p value 0,02 < (0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan lama kala II antara kelompok posisi miring dan kelompok
posisi setengah duduk. Sehingga disarankan agar penolong persalinan dapat menerapkan posisi miring pada
proses persalinan kala II sehingga dapat mengurangi angka partus lama pada ibu bersalin dan asfiksia pada bayi.

Kata Kunci : Persalinan, Kala II, Posisi Miring.

LATAR BELAKANG pada tahun 2007 sebanyak 43 per 1000


kelahiran hidup, penyebab kematian bayi
Menurut WHO angka kematian maternal terbanyak adalah asfiksia neonatorum
di dunia diperkirakan sebesar 400 per 100.000 dengan presentase 34,19% (Profil
KH dan 98% terjadi di negara-negara
Kesehatan Lampung, 2007 : 52),
berkembang. Kematian maternal ini hampir
sedangkan di Kota Bandar Lampung pada
95% terjadi di Afrika (251.000 kematian
maternal) dan Asia (253.00 kematian maternal) tahun 2008 terdapat 80 kasus kematian
dan hanya 4 % (22.000 kematian maternal) bayi usia 0 - 7 hari, 22 dintaranya
terjadi di amerika latin dan karibia, serta disebabkan oleh asfiksia dengan presentase
kurang dari 1% (2500 kematian maternal) 27,5 % (Profil Kesehatan Kota Bandar
terjadi di negara-negara yang lebih maju Lampung, 2008 : 38).
(Yayan.2008 http;www.lusa.web.id). Salah satu penyebab terjadinya
Angka Kematian Ibu (AKI) di asfiksia pada bayi adalah terlalu lamanya
Indonesia pada tahun 2007 sebanyak bayi di jalan lahir atau partus lama. Fraser
228/100.000 kelahiran hidup, dimana salah (2009 : 193) menyatakan bahwa partus
satu penyebabnya adalah partus lama lama adalah persalinan dengan kemajuan
dengan presentase 5% (Dep Kes 2007). Di sangat lambat dengan jumlah waktu
propinsi Lampung pada tahun 2005 persalinan lebih dari 20 jam pada
sebanyak 2,78% kematian ibu disebabkan primipara dan 14 jam pada multipara,
oleh partus lama (Profil Kesehatan menurut Oxorn (2010 : 617) pada kala II
Propinsi Lampung, 2005: 60). Angka jangka waktu sampai terjadinya kelahiran
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tidak boleh melampaui 2 jam pada
tahun 2008 adalah 31/1000 kelahiran hidup primigravida dan 1 jam pada multipara.
(Profil Kesehatan Indonesia 2009). Di Partus lama akan berdampak buruk baik
Propinsi Lampung Angka Kematian Bayi pada ibu maupun pada janin. Pada ibu,

[75]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357

partus lama menimbulkan efek berbahaya seorang wanita yang kelelahan untuk
diantaranya terdapat kenaikan pada insiden menghemat energinya.
atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi Berdasarkan studi pendahuluan di
intrapartum, rupture uteri, kelelahan pada Puskesmas Pasar Ambon angka kejadian
ibu dan syok, sedangkan pada janin dapat asfiksia tahun 2009 sebesar 29,7%.
menyebabkan asfiksia, kaput Asfiksia merupakan salah satu dampak
suksedaneum, molase kepala janin, cidera dari lamanya janin dijalan lahir,
akibat tindakan ekstrasi dan pecahnya diharapkan pada kala II janin dapat lahir
ketuban lama sebelum kelahiran dapat tidak lebih dari normal yaitu 30 menit pada
mengakibatkan terinfeksinya cairan multigravida dan 60 menit pada
ketuban dan selanjutnya dapat membawa primigravida. Berdasarkan peneliti
infeksi paru-paru dan infeksi sistemik pada sebelumnya penggunaan posisi miring dan
janin. Keadaan-keadaan tersebut dapat setengah duduk pada persalinan kala II
meningkatkan mordibitas dan mortalitas diperoleh waktu <30 menit pada
janin (Oxorn, 2010 ; 616). multigravida dan <60 menit pada
Sebab-sebab terjadinya partus lama primigravida (Marida, 2007). Di salah satu
adalah multi kompleks. Menurut Mochtar BPS di wilayah kerja Puskesmas Pasar
(1998 : 85) partus lama disebabkan oleh Ambon yaitu BPS Nurjanah hampir 85%
penatalaksanaan persalinan yang tidak hanya menggunakan posisi setengah duduk
tepat. Chapman (2006 : 92) menjelaskan pada kala II dimana kisarannya adalah 30-
bahwa pembatasan mobilitas khusunya 60 menit, oleh karena itu penulis tertarik
penggunaan posisi yang tidak tepat pada untuk mengambil penelitian tentang
saat proses persalinan dapat menyebabkan Perbedaan Lama Kala II pada Posisi
partus lama. Miring dan Setengah Duduk Pada Ibu
Pada proses persalinan khususnya Bersalin Terhadap Lama Persalinan Kala II
kala II, ibu harus dianjurkan untuk di BPS Suparini, BPS Kartini dan BPS Lia
memilih posisi. Selain untuk memberikan Maria.
rasa nyaman, posisi dapat membantu
penurunan janin ke dasar panggul dan
mempercepat proses persalinan sehingga METODE
dapat mencegah terjadinya partus lama.
Studi yang dilakukan terhadap ambulasi, Jenis penelitian ini adalah analitik
mobilitas, dan posisi selama persalinan kuantitatif dengan rancangan penelitian
menyetujui bahwa mobilitas selama quasi eksperiment. Populasi dalam
persalinan dapat memperbaiki prognosis penelitian ini adalah seluruh ibu inpartu
persalinan. Terdapat beberapa variasi kala II di BPS Suparini, BPS Kartini dan
posisi yang dapat ibu pilih dalam bersalin, BPS Lia Maria. Besar sampel penelitian ini
diantaranya posisi semi-telentang, ditentukan dengan rumus independent two
berjongkok, berlutut, merangkak, berdiri, sample sehingga sampel berjumlah 160
posisi miring ke kiri, ataupun posisi tegak. dengan tehnik pengambilan sampel
Pada posisi miring, memberikan banyak accidental sampling. Instrumen penelitian
keuntungan diantaranya : perineum dapat yang digunakan adalah check list melalui
jelas di lihat, kontraksi uterus lebih efektif, observasi. Selanjutnya data di analisis
dan ini dilakukan pada ibu yang kesulitan dengan analisis univariat menggunakan
untuk meregangkan pahanya (Fraser, 2009 mean sedangkan analisis bivariat dengan
: 480). Saat ini banyak ibu bersalin yang uji independent sample t-tes.
lebih memilih posisi setengah duduk pada
saat proses persalinan daripada posisi yang
lainnya. Posisi setengah duduk adalah
posisi istirahat dan netral terhadap gaya
gravitasi. Posisi ini akan membantu

[76]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357

HASIL Hasil analisis dengan uji T


didapatkan p-value 0,021(p<0,05) artinya
Analisis Univariat terdapat perbedaan signifikan antara lama
kala II dengan posisi miring pada primi
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Karakteristik dan setengah duduk pada primi. Lebih
Ibu Melahirkan cepat pada posisi miring 11,07 menit.

Variabel Kategorik f % Tabel 3: Rata-rata Lama Kala II Multipara


Reproduksi sehat >20 dan pada Posisi Mirinng dan Setengah
142 88,75
Umur <35 th
Duduk
Reproduksi tidak sehat <20
18 11,25
dan >35 th
Rata-rata
Primipara 60 37,5 Posisi SD SE p value n
Paritas Lama Kala II
Multipara 100 62,5 Miring 26.02 11.05 1.56 50
Miring 80 50 0,002
Posisi Setengah Duduk 34.28 14.32 2.02 50
Setengah Duduk 80 50
Lama Rata-rata lama Primi 34 menit
Kala II Rata-rata lama multi 43 menit Hasil analisis penelitian ini
menunjukkan rata-rata lama kala II pada
Berdasarkan hasil analisis diskriptif
ibu bersalin multipara dengan posisi
diketahui bahwa ibu yang bersalin yang
miring yaitu 26,02 menit dengan standar
ada di BPS Suparini, BPS Kartini dan BPS
deviasi 11,05 menit sedangkan dengan
Lia Maria sebanyak 160 ibu dengan usia
posisi setengah duduk yaiti 34,28 menit
dalam batas reproduksi sehat sebanyak 142
dengan standar deviasi 14,32 menit.
orang (88,75%) dan dalam batas
Hasil analisis menggunakan UJi T
reproduksi tidak sehat sebanyak 18 orang
didapatkan hasil p-value 0,002 (p<0,05)
(11,25%). Status paritas ibu melahirkan
artinya terdapar perbedaan yang signifikan
primipara sebasar 37,5% (60 orang)
antara lama kala II dengan posisi miring
sedangkan ibu dengan status paritas
pada ibu multi dengan setengah duduk
multipara sebesar 62,5% (100 orang).
pada ibu multi. Lebih cepat posisi miring
Jumah ibu bersalin dengan posisi miring
8,26 menit.
sebanyak 80 orang (50%) dan posisi
setengah duduk sebanyak 80 orang (50%).
Tabel 4: Rata-rata Lama Kala II menurut
Rata-rata lama kala II pada primipara yaitu
Paritas pada Posisi Miring
34 menit dan pada multipara 43 menit.
Posisi Lama Kala II SD SE p-value n
Analisis Bivariat Miring Primipara 48.73 18.12 3.30 30
0,000
Miring Multipara 26,02 11.05 1.56 50
Tabel 2: Rata-rata Lama Kala II Primipara
pada Posisi Miring dan Setengah Hasil analisis penelitian ini
Duduk menunjukkan rata-rata lama kala II pada
ibu primipara dengan posisi miring yaitu
Posisi Lama Kala II SD SE p value n
48,73 menit dengan standar deviasi 18,12
Miring 48,73 18,12 3,30 30
Setengah Duduk 59,8 18,14 3,31
0,021
30
menit sedangkan pada ibu multipara yaitu
26,02 menit dengan standar deviasi 11.05
Hasil analisis penelitian ini menit.
menunjukkan bahwa untuk posisi miring Hasil analisis dengan menggunakan
pada primi rata-rata waktu kala II yaitu uji T didapatkan p-value 0,000 (p<0,05)
48,73 menit dengan standar deviasi 18,12 artinya terdapat perbedaan signifikan
menit sedangkan untuk posisi setengah antara lama kala II dengan posisi miring
duduk pada primi 59,8 menit dengan pada ibu primi dibandingkan dengan posisi
standar deviasi 18,14 menit. miring pada ibu multi. Lebih cepat pada

[77]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357

ibu multi dengan posisi miring 22,71 PEMBAHASAN


menit.
Lama Kala II Pada Ibu Bersalin dengan
Tabel 5: Rata-Rata Lama Kala II Menurut Posisi Miring
Paritas pada Posisi Setengah Berdasarkan hasil analisis univariat
Duduk dengan jumlah sampel 160 ibu bersalin
ditemukan rata-rata lama kala II pada ibu
Lama p- bersalin dengan posisi miring di BPS Suparini,
Posisi SD SE n
Kala II value BPS Kartini dan BPS Lia Maria tahun 2013
Setengah Duduk rata-rata waktu yang di butuhkan pada posisi
59.80 18.14 3.31 30
Primipara
0,0001 miring untuk primi 48,73 menit sedangkan
Setengah Duduk
Multipara
34.28 14.32 2.02 50 untuk miring pada multi 26,02 menit. Posisi
miring membuat ibu merasa lebih nyaman dan
kontraksi uterus lebih efektif sehingga
Hasil analisis penelitian ini memudahkan ibu untuk mengedan. Posisi
menunjukkan bahwa rata-rata lama kala II miring dapat digunakan sepanjang kala I dan
pada ibu primi dengan posisi setengah kala II dengan cara ibu berbaring miring,
duduk yaitu 59,80 menit dengan standar kedua pinggul dan lutut dalam keadaan fleksi
deviasi 18,14 menit sedangkan pada dan diantara kakinya ditempatkan sebuah
multipara yaitu 34,28 menit dengan standar bantal atau kaki atasnya di angkat dan di
deviasi 14,32 menit. sokong.
Hasil analisi menggunakan uji T Pengaruh posisi ini pada persalinan
didapatkan hasil p-value 0,000 (p<0.005) adalah memungkinkan ibu yang lelah untuk
artinya terdapat perbedaan signifikan istirahat, gaya gravitasi netral, dapat
mengurangi hemoroid, dapat mengatasi
antara lama kala II dengan posisi setengah
masalah detak jantung janin, membantu
duduk pada ibu primi dengan posisi menurunkan tekanan darah tinggi khususnya
setengah duduk pada ibu multi. Lebih posisi lateral kiri, menghindari tekanan
cepat posisi setengah duduk pada ibu multi terhadap sakrum, dapat meningkatkan
25,52 menit. kemajuan persalinan saat mengganti intervensi
berjalan dan dapat menambah rotasi pada bayi
Tabel 6: Rata-rata Lama Kala II menurut dengan oksiput posterior (Simkins, 2005 :
Posisi 133). Selain itu, tekanan uterus pada vena cava
inferior yang mengakibatkan supine hypotensi
Posisi Lama Kala II SD SE p-value n sindrom dapat dikurangi (Oxorn, 1996). Posisi
Miring 34.54 17.85 1.99 80 miring juga dapat memberikan rasa santai bagi
0,02
Setengah Duduk 43.85 20.06 2.24 80 ibu yang letih, oksigenasi yang baik bagi bayi,
dan membantu pencegahan laserasi
Hasil analisis penelitian ini (Pusdiknakes, 2001).
menunjukkan untuk posisi miring, rata-rata Jika janin diperkirakan berada pada
waktu yang di butuhkan pada posisi miring posisi oksiput posterior maka ibu sebaiknya
34,54 menit dengan standar deviasi 17,85 berbaring miring pada sisi yang sama dengan
menit sedangkan untuk setengah duduk oksiput dan punggung janin karena gaya
43,85 menit dengan standar deviasi 20,06 gravitasi akan mendorong kepala dan tubuh
janin ke arah oksiput transversal (Simkins,
menit.
2005 : 105).
Hasil analisi menggunakan uji T
didapatkan hasil p-value 0,02 (p<0.005) Persalinan Kala II Pada Ibu Bersalin
artinya terdapat perbedaan signifikan dengan Posisi Setengah Duduk
antara lama kala II dengan posisi miring
pada ibu bersalin dengan posisi setengah Pada penelitian ini dari 160 sampel ibu
duduk pada ibu bersalin. Dengan bersalin dengan posisi setengah duduk di BPS
perbedaan rata-rata adalah 9,31 menit. Suparini, BPS Kartini dan BPS Lia Maria
terdapat rata-rata percepatan persalinan kala II

[78]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357

untuk posisi setengah duduk pada primi 59,8 namun berat badan ibu di tempat tidur
menit sedangkan untuk multi 34,28 menit. menimbulkan tekanan terhadap sakrum dan
Posisi setengah duduk adalah posisi koksigis sehingga mengurangi diameter
dimana ibu duduk dengan tubuh membentuk anterior posterior pintu bawah panggul
sudut 45o terhadap tempat tidur dengan kedua (Simkins, 2005 : 123).
lutut dinaikkan atau dirangkul mendekati dada. Hasil penelitian ini juga mendukung
Posisi setengah duduk merupakan posisi yang penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
nyaman pada saat proses persalinan sehingga Marida (2007) yang berjudul Gambaran
ibu lebih mudah untuk meneran. Posisi ini Posisi Ibu Bersalin Terhadap Percepatan
mudah untuk dilakukan, dapat memperbaiki Inpartu Kala II di BPS Wilayah Punggur
oksigenasi janin dan menambah dimensi pintu terhadap 21 orang ibu bersalin kala II,
atas panggul (Simkins, 2005 : 132). sebanyak 9 orang menggunakan posisi miring
Posisi setengah duduk dapat mengurangi dan 7 diantaranya mengalami percepatan
rasa nyeri, memudahkan ibu untuk meneran, persalinan kala II.
mengurangi trauma vagina dan perineum, serta Berdasarkan hasil dan teori dapat
mencegah terjadinya infeksi (Pusdiknakes, disimpulkan bahwa Posisi miring dapat
2001). Selain itu posisi setengah duduk juga memberikan rasa santai bagi ibu yang letih,
dapat membantu penurunan janin dengan oksigenasi yang baik bagi bayi, dan membantu
gravitasi untuk menurunkan janin ke dalam pencegahan laserasi. Seperti yang dikatakan
panggul dan terus ke dasar panggul (JNPK- Simkins (2005), posisi miring memungkinkan
KR, 2007). ibu yang lelah untuk istirahat, gaya gravitasi
netral, dapat mengurangi hemoroid, dapat
Perbedaan posisi miring dan setengah mengatasi masalah detak jantung janin,
duduk pada percepatan persalinan kala II membantu menurunkan tekanan darah tinggi
pada ibu bersalin khususnya posisi lateral kiri, menghindari
tekanan terhadap sakrum, dapat meningkatkan
Berdasarkan hasil penelitian dapat kemajuan persalinan saat mengganti intervensi
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang berjalan dan dapat menambah rotasi pada bayi
signifikan antara kelompok posisi miring dengan oksiput posterior. Posisi ibu dalam
(intervensi) dan posisi setengah duduk keadaan miring merupakan sebagai usaha
(kontrol) dimana t hitung = -3.609 untuk untuk membebaskan kompresi aortokaval dan
posisi miring pada primi sedangkan untuk memperbaiki aliran darah balik, curah jantung
multi di mana t hitung = -5.485.dan t hitung = - dan aliran darah uteroplasenter.
3.609 untuk posisi setengah duduk pada primi Oleh karena itu penolong persalinan
sedangkan untuk multi di mna t = -5.485 bidan atau dokter dapat menerapkan posisi
Rentang nilai estimasi (CI 95%) adalah 35.835 pada proses persalinan. Menurut Bennet dan
-5.365 untuk primi sedangkan pada multi Brown (1993 : 206) : Posisi dapat
rentang nilai estimasi (CI 95%) adalah 32.306 mempengaruhi efisiensi dari kontraksi uterus,
-12.894 artinya posisi miring pada persalinan bila tidak didukung dengan baik dalam
kala II selalu mengalami percepatan. pemilihan posisi mungkin akan sulit bagi ibu
Rata-rata perbedaan posisi miring dan untuk mengedan, sehingga dapat mengurangi
setengah duduk pada lama persalinan kala II angka partus lama pada ibu bersalin dan
pada ibu bersalin BPS Suparini, BPS Kartini asfiksia pada bayi.
dan BPS Lia Maria tahun 2013 adalah pada
posisi miring 34,53 menit sedangkan untuk KESIMPULAN
posisi setengah duduk 43,80 menit.
Rata-rata percepatan persalinan kala II Penelitian ini menyimpulkan bahwa
pada posisi miring lebih cepat dibandingkan rata-rata lama persalinan kala II dengan
dengan rata-rata percepatan persalinan kala II posisi miring pada ibu primipara adalah
pada posisi setengah duduk. Sehingga dapat 48,7 menit dan rata-rata lama persalinan
disimpulkan bahwa posisi miring lebih kala II dengan posisi miring pada ibu
mempercepat proses persalinan kala II pada
multipara adalah 26,02 menit. Sedangkan
ibu bersalin dari pada posisi setengah duduk.
Posisi setengah duduk merupakan posisi rata-rata lama persalinan kala II dengan
yang nyaman pada saat proses persalinan posisi setengah duduk pada ibu primipara
sehingga ibu lebih mudah untuk meneran, adalah 59,8 menit dan rata-rata lama

[79]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357

persalinan kala II dengan posisi setengah DAFTAR PUSTAKA


duduk pada ibu multipara adalah 34,28
menit. Brown, L.K, Bennet, V.R, 1993, Myles
Hasil analisis selanjutnya Textbook For Midwife, London,
menyimpulkan bahwa ada perbedaan lama Churchill livingstone.
persalinan kala II antara posisi miring dan Chapman, Vicky, 2006, Asuhan
setengah duduk pada ibu bersalin Kebidanan Persalinan dan
primipara (p=0,0021) dan ada perbedaan Kelahiran, EGC, Jakarta
lama persalinan kala II antara posisi miring Dinkes Provinsi Lampung, 2008, Profil
dan setengah duduk pada ibu bersalin Kesehatan Lampung Tahun 2007,
multipara (p=0,002). Lampung.
Demikian juga ada perbedaan lama Fraser, Diane. A cooper, Margaret, 2009.
Myles Buku Ajar Kebidanan, EGC,
persalinan kala II antara posisi miring pada
Jakarta.
ibu primipara dan ibu mualtipara (p=0,000)
JNPK-KR, 2008, Asuhan Persalinan
dan ada perbedaan lama persalinan kala II
Normal, JNPK-KR/POGI dan
antara posisi setengah duduk pada ibu
JHPIEGO Corporation, Jakarta.
primiapar dan ibu multipara (p=0,000).
Kemenkes RI, 2010, Profil kesehatan
Akhirnya penelitian ini
Indonesia 2009, Kementerian
menyimpulkah bahwa ada perbedaan lama
Kesehata RI, Jakarta.
persalinan kala II antara posisi miring dan
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri,
setengah duduk pada ibu bersalin (p=
Obstetri Fisiologi, Obstetri
0,002) dengan perbedaan rata-rata 9,31
Patologis, Jilid I, EGC, Jakarta.
menit.
Oxorn, Harry;Forte, Wiliam, 2010, Ilmu
Kebidanan : Patologi dan Fisiologi
Persalinan, YEM, Yogyakarta.
* Dosen pada Prodi Kebidanan Simkins, Penny;Ancheta, Ruth, 2005, Buku
Tanjungkarang Poltekkes Kemenkes Saku Persalinan, EGC, Jakarta.
Tanjungkarang.

[80]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

[81]

Anda mungkin juga menyukai