MAHASISWA TK. IV PRODI DIV KEBIDANAN ALIH JENJANG POLTEKKES KEMENKES BENGKULU TAHUN AKADEMIK 2017/2018
NAMA MAHASISWA : ATIKAH
NIM :P
SEMESTER/TA : VII/2017/2018
NO JUDUL SKRIPSI MASALAH
1 Efektifitas Metode Kanguru Terhadap Skala Nyeri Pada - Cakupan imunisasi hep B < 7 hari di kota bengkulu tertinngi 116% Penyuntikan Intra Muskuler Hb 0 Pada Bayi Baru Lahir - Angka kesakitan Di BPS Rita Rosmita Kota Bengkulu Tahun 2017 - Tgl 26 Februari 2017, kepada pemilik BPS Bidan Rosmita dan 2 bidan lainnya serta 3 orang ibu yang memiliki bayi baru lahir di BPS Rita Rosmita ditemukan adanya ketidaktahuan dari ibu tentang efektifitas dari metode kanguru dalam mengurangi rasa nyeri pada penyuntikan intra muskuler pada bayi baru lahir. 2 Faktor faktor yang Mempengaruhi Penerapan Program - Jumlah kematian Ibu tahun 2015 kota bengkulu tertinggi dari kabupaten Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4k) lainnya yaitu 15 orang. Oleh Ibu Hamil Di Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu - Cakupan k1 dan K4 di kota bengkulu tahun 2015 yaitu 94% dan 90% - Jumlah ibu hamil dengan komplikasi kehamilan di kota bengkulu paling tinggi 1.147 orang - Studi pendahuluan di pkm lingkar barat : 3 Efektifitas Pemberian Asi Terhadap Respon Nyeri Bayi Saat Indikator yang Dilakukan Penyuntikan Imunisasi Di Puskesmas Laren digunakan untuk menilai keberhasilan Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan program imunisasi adalah angka UCI (Universal Child Immunization) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% (WHO, 1988). Cakupan desa/kelurahan UCI di Jawa Timur tahun 2012 sebesar 73,02%. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011Kabupaten Lamongan, Jawa Timut, rutin dibawa ke Pos Pelayanan Terpadu. Tingkat kunjungan balita ke Posyandu diatas target 72 % (Dinkes Lamongan, 2012). Dari hasil survey awal yang dilakukan pada tanggal 24 November 2013 di Puskesmas Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan, diperoleh data pencapaian cakupan imunisasi bayi tahun 2012 sebesar 93,89%. Pada saat dilakukan observasi pada 10 bayi yang diberikan imunisasi di Pustu Desa Laren, ternyata terdapat 9 atau 90% bayi menunjukkan respon nyeri menagis, dan 1 atau 10 % bayi tidak menunjukkan respon nyeri yang dialaminya terlihat dari tangisan atau rengekan bayi yang lama serta sulit untuk didiamkan, respon memberontak dengan menendang atau menginjak kaki dengan menyentak, wajah meringis. Namun, belum ada penanganan terhadap nyeri tersebut, sehingga efek nyeri yang tidak diatasi meliputi peningkatan keadaan jaga dan iritabilitas, maupun perubahan makan, muntah, kehilangan selera, dan kehilangan ketertarikan atau energi menghisap, interupsi pola tidur bangun, keadaan tingkah laku, dan interaksi orang tua-bayi. yakni 54,62% (Dinkes Jatim, 2012). Hingga oktober 2012, sebanyak 67.366 atau 73,24% dari 91.983 balita di