SELEKSI PROSES
2004 27.071
2005 28.995
2006 30.919
2007 32.439
2008 33.712
2009 34.829
2010 36.5171
2011 37.9632
Semakin tingginya konsumsi gliserol dalam negeri membuat para perusahaan yang
menggunakan gliserol sebagai bahan baku memperolehnya dari perusahaan yang memproduksi
gliserol. Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang memproduksi gliserol :
Tabel 4.3 Data perusahaan Gliserol Indonesia
Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas/Produksi (ton/thn)
PT. Sinar Oleochemical Int Medan 12.250
PT. Flora Sawita Medan 5.400
PT. Cisadane Raya Chemical Tanggerang 5.500
PT. Sumi Asih Bekasi 3.500
PT. Sayap Mas Utama Bekasi 4000
PT. Bukit Perak Semarang 1.440
PT. Wing Surya Surabaya 3.500
PT. Unilever Surabaya 8.450
Pengambilan bahan baku untuk pabrik Triacetin yang tengah kami dirikan berasal dari
PT. Cisadane Raya Chemical di Tanggerang yang memproduksi Gliserol dengan jumlah yang
jauh lebih banyak yaitu 5.500 ton/tahun. Jarak tempuh untuk pengambilan bahan baku tidak
terlampau jauh sekitar 1 jam 30 menit dari cilegon ke tanggerang.
Usaha usaha untuk mempercepat reaksi esterifikasi gliserol yang memperbesar reaksi
esterifikasi gliserol yang memperbesar konversi menjadi triasetin dapat ditinjau berdasarkan atas
faktor yang berpengaruh terhadap reaksi yaitu temperatur, katalisator, pengadukan dan
perbandingan zat pereaksi. Poses esterifikasi bertujuan untuk mengkonversi gliserol menjadi
triasetin menggunakan asam asetat. Proses yang dilakukan pada suhu 100C dengan
memvariasikan konsentrasi katalis dan perbandingan pereaksi. Gliserol dengan volume tertentu
dimasukkan kedalam reaktor, kemudian dipanaskan sampai mendekati suhu 100C. Asam asetat
dengan volume 65, 109 dan 152 ml berdasarkan perbandingan gliserol dan asam asetat
dipanaskan mendekati suhu 100C dalam gelas piala, kemudian dimasukkan kedalam labu leher
tiga, dan reaktan dipanaskan sampai suhu 100C, sambil pengadukan dijalankan. Kemudian
katalisator zeolit alam dimasukkan dan waktu dicata sebagai waktu awal. Reaksi dihentikan
setelah waktu reaksi 4 jam (Sari dkk, 2015).
Gambar 4.1 Hubungan konsentrasi katalis terhadap konversi gliserol pada variasi perbandingan
pereaksi suhu 100C waktu reaksi 4 jam (Sari dkk, 2015).
Pada proses asetilasi, asetat anhidrat dapat berfungsi dengan katalis asam padat yang grup
karbonilnya diaktifkan dengan proton hydrogen atau asam lewis. Kemudian, karbo aktif dari
asetat anhidrat diputus oleh molekul gliserol untuk menghasilkan monoacetin seiring hilangnya
asam asetat. Monoasetin bereaksi dengan grup karbon aktif dari molekul asetat anhidrat yang
lain, yang mengarah untuk memproduksi diasetin. Karbon aktif dari ketiga asetat anhidrat
selanjutnya diserang oleh diacetin, dan trriasetin diperoleh seiring hilangnya molekul asam
asetat. Menurut prinsip reaksi reversibel, diacetin dan triacetin mungkin dapat dikonversi
menjadi monoacetin dan diacetin selama proses jika ada molekul H2O tertentu. Hal ini juga yang
menjelaskan selektivitas triasetin yang tinggi saat asetat anhidrat digunakan yang berkonstribusi
pada jumlah mol air yang sangat kecil pada proses tersebut. Konversi yang dicapai dengan
proses ini dengan kondisi dibawah suhu yang berbeda adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2 Konversi Gliserol dan Selektivitas triacetin pada daur ulang katalis jenuh (Sun et all, 2015)
Kelayakan pendirian pabrik Alkil Poliglikosida dari Alkohol Lemak dan Glukosa diuji
secara kasar melalui Gross Profit Margin (GPM). GPM merupakan perkiraan secara global
mengenai keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk utama dan produk samping
dikurangi dengan biaya bahan baku, tanpa melihat biaya peralatan, biaya operasi, dan biaya
perawatan. Perhitungan GPM dapat dilakukan dengan membandingkan reaksi pada masing-
masing prosesnya.
a. Esterifikasi
Data pendukung :
Air 18 H2O 0
Asetat Anhidrat 102.09 (CH3CO)2O 0.48 0.51
Nilai cost diambil dari www.icis.com yang diakses pada tanggal 27 september 2017
Perhitungan GPM
a. Esterifikasi
Lbmol 1 3 1 1
b. Asetilasi
Dari nilai gross profit yang diperoleh diatas, nilai gross profit asetilasi lebih menguntungkan dari
pada esterifikasi. Dengan kapasitas pabrik 60,000 lb/yr dengan pabrik beroperasi 300 hari dalam
1 tahun, maka didapat keuntungan sementara untuk setiap tahunnya :
Pada pabrik Triacetin yang akan didirikan beroperasi dengan proses asetilasi, hal ini
dikarenakan pabrik menggunakan GPM sebagai parameternya. GPM dengan proses asetilasi jauh
lebih menguntungkan dibandingkan jika pabrik beroperasi menggunakan proses esterifikasi.