Anda di halaman 1dari 3

Upaya Pengembangan Kesehatan Masyarakat Melalui Desa Siaga

Sebagai salah satu upaya pemerintahan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sehat melalui kemandirian, maka Departemen Kesehatan RI mencetuskan program baru yang
dinamakan Desa Siaga. Adanya program Desa Siaga ini merupakan perwujudan dari grand
strategy Depker RI dalam mempercepat terwujudnya kemandirian dibidang kesehatan, yaitu
menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. Sasaran dari grand
strategy ini adalah sebagai berikut.

Seluruh keluargaa (rumah tangga sadar gizi)


Seluruh masyarakat mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Seluruh desa menjaddi Desa Siaga

Indonesia
sehat

Provinsi
Provinsi
Sehat
Sehat
Kab.
Kab. Kab. Sehat
Kab.
Sehat Sehat Sehat
Kota Kota
Sehat Sehat

Kec. Kec. Kec. Kec.


Sehat Sehat Sehat Sehat

Desa Desa Desa Desa


Sehat Sehat Sehat Sehat

Desa Desa Desa Desa


Sehat Sehat Sehat Sehat

Gambar : Desa Siaga merupakan gambaran bagi Indonesia Sehat yang sesuai dengan
semangat oonomi daerah dibidang kesehatan yaitu bottom up.
Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kempuanuntuk
mencegah dan mengatasi masalah kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan)
secara mandiri (Depkes RI dalam Efendi & Makhfudil 2013). Konsep desa disini serupa
dengan desa, kelurahan, nagari, dan lain-lain yang sepadan.

Tujuan Dibentuknya Desa Siaga


Tujuan umum
- Terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap
masalah-masalah kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) di
desanya.
Tujuan khusus
- Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
kesehatan dan emnerapkan perilaku hidup sehat.
- Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong
dirinya sendiri dibidang kesehatan.
- Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap resiko
dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bncana, wabah
penyakit, dan lainnya)
- Meningkatnya kesehatan lingkungan didesa

Sasaran dalam Pengembangan Desa Siaga


Pihak-pihak yang dapat mempengaruhi individu dan keluarga, yaitu tokoh
masyarakat , lembaga swadaya masyarakat (LSM), kader, dan media massa
Pihak-pihak yang dapat memberi dukungan atau bantuan yaitu pejabat atau dunia
usaha
Semua individu dan keluarga didesa

Semua sasaran di atas diharapkan dapat lebih mandiri dalam mengatasi masalah-
masalah kesehatan. Untuk menuju Desa Siaga, ada beberapa kriteria yanag harus
dipenuhi, yaitu desa tersebut minimal mempunyai pos kesehatan desa (poskesdes).
Poskesdes disini merupakan suatu upaya bersumber daya masyarakat (UKBM) yang
minimal melakssanakan kegiatan-kegiatan seperti berikut :

Pengamatan epidemiologi penyakit menular dan yang berpotensi menjadi kejadian


luar biasa (KLB) serta faktor-faktor resikonya.
Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi kejadian luar biasa
serta kekurangan gizi
Kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
Pelayanan kesehatan dasar, sesuai dengan kompetensinya (jika dekat dengan
puskesmas atau pustu maka bisa diambil alih oleh salah satunya)
Kegiatan lain-lain misalnya promosi untuk sadar gizi, perilaku hidupp bersih dan
sehat, penyehatan lingkungan dan kegiatan pengembangan
Poskesdes di masyarakat juga berfungsi sebagai koordinator dari UKBM lainnya
seperti posyandu, warung obat desa, dan lainnya. Oleh karena itu, poskesdes perlu
didukung sumber daya tenaga (minimal satu orang perawat maternitas atau bidan dan
orang kader), serta sarana (fisik bangunan, peralatan dan pelengkapan, serta alat
komunikasi ke masyarakat dan puskesas). Untuk membentuk poskesdes tidak harus
memulai dari awal, tetapi bisa dengan menggunakan sumber daya kesehatan yang
sudah ada seperti berikut :
Polindes yang sudah ada dikembangkan menjadi poskesdes
Memanfaatkan bangunan lain yang sudah ada misalnya balai desa
Dibangun baru dengan alternatif (bantuan pemda atau pempus, donatur, dunia
usaha , dan swadaya masyarakat)

Indikator Keberhasilan Pengembangan Desa Siaga


Indikator masukan (input), seperti ada/tidaknya forum masyarakat desa, psokesdes ata
sarananya, tenaga kesehatan, dan UKBM lain.
Indikator proses (process), seperti frekuensi pertemuan masyarakat desa, ada atau
tidaknya kunjungan rumah kadarzi dan PHBS, serta berfungsi atau tidaknya
Poskesdes, UKBM yang ada, sistem kesiapsiagaan dan penaggulangan
kegawatdaruratan bencana, dan sistem surveilans (pengamatan dan pelaporan)
Indikator pengeluaran (output), seperti cakupan pelayanan kesehatan Poskesdes,
pelayanan UKBM yang ada, rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk
kadarzi dan PHBS, serta jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan
atau diatasi
Indikator dampak (outcome), seperti sejumlah jiwa yang menderita sakit (angka
kesakitan kasar) dan gangguan jiwa, jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia,
juga jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia serta menderita gizi buruk.

Dapus :

Efendi, F dan Makhfudil, M . (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan Praktik
Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai