Anda di halaman 1dari 6

POLARIMETRI

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Polarimeter adalah alat ukur optik yang digunakan untuk mencari konsentrasi bahan
optik aktif di dalam cuplikan dengan cara mengukur sudut pemutaran bidang polarisasi
cuplikan tersebut. Besarnya perputaran itu bergantung pada (1) Struktur molekul, (2)
Temperatur, (3) Panjang gelombang, (4) Banyaknya molekul pada jalan cahaya, dan (5)
Pelarut.

Gula (sukrosa) adalah salah satu bahan optik aktif, memutar bidang polarisasi cahaya ke
kanan (dextrorotatory). Umumnya sudut pemutaran bidang polarisasi gula di gunakan untuk
menunjukan kadar gula berdasarkan skala internasional.

Tahun 1932 telahj ditetapkan standar internasional untuk analisa kadar gula oleh
International Comission for Uniform Methods of Sugar Analysis.untuk 26,000 gram sukrosa
murni yang dilarutkan dalam air hingga 100 ml, pemutaran bidang polarisasi sama dengan
34,6260 di ukur menggunakan tabung 200 mm dan cahaya lampu natrium. Standar ini sama
dengan 1000 Z. Dengan demikian 10 Z sama dengan sudut pemutaran bidang polarisasi
0,346260, dan 10 pemutaran bidang polarisasi sama dengan 2,88800 Z. Hubungan ini dapat di
gunakan untuk menentukan kandungan gula di dalam cuplikan yang tidak diketahui, dengan
enggunakan cuplikan seberat 26,000 gram dan mengukur sudut pemutaran bidang polarisasi
dengan cara yang sama.

1.2 Tujuan
- Mengetahui arah sudut putar cuplikan yang akan dianalisis.
- Mengukur sudut pemutaran bidang polarisasi larutan gula dengan konsentrasi yang
berbeda.
- Menentukan kadar gula dalam cuplikan berdasarkan sudut pemutaran bidang
polarisasi larutan cuplikan.
- Menentukan kadar gula dalam cuplikan dengan satuan konsentrasi 0Z.

II. LANDASAN TEORI

Jika cahaya terpolarisasi-bidang dilewatkan suatu larutan yang mengandung suatu


enantiomer tunggal, maka bidang terpolarisasi cahaya itu diputar ke kanan atau ke kiri.
Perputaran cahaya terpolarisasi-bidang ini disebut rotasi optis. Suatu senyawa yang memutar
bidang polarisasi suatu cahaya terpolarisasi-bidang dikatakan bersifat aktif optis (optically
active). Larutan yang memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan disebut dekstrotatori
(Latin : dexter, kanan) dan yang memutar ke kiri disebut levorotatori (Latin : leavus, kiri).
Arah perputaran ditandai oleh (+) untuk dekstrotatori dan (-) untuk levorotatori.
Jika sudut putar jenis (spesific rotation) diketahui, maka konsentrasi larutan dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

C = 100 / (l [] )

Dimana : C = konsentrasi larutan (g/mL)

= nilai pengukuran ( sudut pemutaran bidang polarisasi)

l = panjang tabung polarimeter (dm)

[] = sudut putar jenis ( spesifik rotation)

= temperatur

= cahaya monokromatis pada panjang gelombang sinar lampu D

Sudut putar jenis (spesific tation) ialah besarnya perputaran oleh 1,00 gram zat dalam
1,00 mL larutan yang berada dalam tabung dengan panjang jalan (cahaya) 1,00 dm pada
temperatur dan panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang yang lazim digunakan ialah
589,3 nm (garis D natrium). Sudut putar jenis untuk suatu senyawa (misalnya pada 200C)
dapat dihitung dari sudut putar yang di amati, dengan menggunakan persamaan :

[] = / l C

Dimana : = sudut putar teramati pada 200 C

L = panjang tabung dalam dm

C = konsentrasi larutan cuplikan dalam g/mL


III. PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan Pendukung lain yang digunakan yaitu :

- Neraca analitik 1 buah


- Labu takar 100 mL 5 buah
- Gelas kimia 1 buah
- Botol semprot 1 buah
- Batang pengaduk 1 buah
- Corong 1 buah

Bahan yang di perlukan :

- Sukrosa murni 26 gram


- Gula pasir 26 gram
- Gula halus 26 gram
- Aquadest 100 mL
3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Kalibrasi Alat

1. Sambungkan alat polarimetri dengan sumber arus listrik dan tekan tombol power.
2. Tampilkan angka akan menunjukan 000 (skala Z akan menunjukkan 0.0). Biarkan
selama 5 menit sampai lampu LED menyala stabil.
3. si tabung polarimeter dengan aquadest dan pasang pada alat polarimeter. Pastikan bahwa
lampu zero set sudah menyala, jika lampu tidak menyala atur posisi zero 3 0,
kemudian tekan shift key() dan tekan tombol right rotation (R ) (atau shift key ()
dan left rotation (L0) bersama sama sampai lampu menyala.
4. Amati daerah tampilan cahaya dengan mata melalui teropong :

Jika sisi tekan tombol R

kanan terang untuk menyamakan terangnya

Jika sisi Tekan tombol L-

kiri terang untuk menyamakan terangnya

Jika kedua sisi sudah menyala tekan zero set, kalibrasi sudah selesai

3.2.2 Prosedur Pengukuran

1. Siapkan cuplikan dengan menimbang sukrosa murni sebanyak 26,000 gram dan
larutkan dalam aquades hingga volume 100 ml.
2. Masukkan cuplikan ke dalam tabung polarimeter (usahakan jangan sampai ada
gelembung udara) dan letakkan pada alat polarimeter (bila diteropong tampilan
cahaya akan menunjukkan terang yang berbeda).
3. Jika sisi kanan yang terang, tekan tombol rotasi kanan sampai tampilan cahaya
terang sisi kiri dan kanan sama. Pada saat ini, catat angka pada display,angka ini
menunjukkan derajat rotasi optic dari cuplikan.
4. Jika sisi kiri yang terang, maka tombol yang ditekan adalah rotasi kiri sampai
tampilan cahaya sisi kiri dan kanan sama.
5. Lakukan hal yang sama pada nomor 2 atau 3, sebanyak 3-5 kali pembacaan, ambil
nilai rata-ratanya.
6. Ulangi pengukuran dengan menggunakan cuplikan gula pasir dan gula halus (atau
cuplikan lain yang diberikan pembimbing). Jika cuplikan keruh, lakukan
penyaringan terlebih dahulu.
7. Buat beberapa variasi konsentrasi sukrosa murni dalam gram/ml dengan :
a) Melakukan pengenceran terhadap larutan sukrosa murni 26% di atas,
b) Kemudian ukur sudut putar optis aktifnya. Mintalah cuplikan gula yang
tidak diketahui konsentrasinya pada pembimbing. Kemudian ukur dan
tentukan konsentrasinya.

3.3 Tabel Data Pengamatan


1. Penentuan Kadar Gula dalam Satuan Konsentrasi oZ
Nama bahan Pembacaan sudut putar optik aktif (o) Kadar
No.
(26% b/v) 1 2 3 rata-rata gula (oZ)
1 Sukrosa murni
2 Gula putih
3 Gula halus
4 .

2. Penentuan Kadar Gula berdasarkan Sudut Putar Optik Aktif larutan Standar
Konsentrasi larutan gula murni Pembacaan udut putar optik aktif (o)
No.
(g/ml) 1 2 3 Rata-rata
1
2
3
4
5
6 cuplikan
IV. KESELAMATAN KERJA
Pada saat menghubungkan alat ke sumber arus ataupun pada saat menggunakannya
jagalah kondisi sekitarnya tetap kering, hal ini perlu dilakukan untuk mencegah kemungkinan
terjadinya hubungan arus pendek pada alat.

V. CARA PENGOLAHAN DATA


5.1. Penyajian hasil percobaan
- Hitung kadar gula di dalam cuplikan dalam satuan oZ.
- Buat kurva standar antara sudut pemutaran bidang polarisasi larutan gula muirni terhadap
konsentrasimya (g/ml), kemudian tentukan kadar gula cuplikan yang tidak diketahui.
- Hitung sudut putar jenis untuk larutan gula murni.

5.2. Hal-hal yang dibahas dalam laporan


- Bandingkan nilai sudut putar optic aktif sukrosa murni yang dianalisis terhadap nilai
sudut putar optic aktif sukrosa murni pada literature.
- Perkirakan kemurnian cuplikan gula yang dianalisis.
- Selain sukrosa, berikan masing-masing 5 buah contoh senyawa yang memutar bidang
polarisasi cahaya ke kanan (+) dan ke kiri (-).

PUSTAKA
Atago, Polarimeter Model Polax-L, Service Manual, Atago Co, LTD.
Fessenden & Fessenden, 1982, Kimia Organik (terjemahan), Jilid I, edisi ketiga, Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai