Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Melihat lajunya pertumbuhan penduduk di Indonesia yang tinggi merupakan

suatu masalah dalam mewujudkan keadaan sejahtera dari masyarakat secara khusus.

Untuk mewujudkan keadaan yang sejahtera, baik fisik, jiwa dan sosial di masyarakat

perlu ditingkatkan pelayanan kesehatan secara promotif, kuratif dan rehabilitatif,

sehingga masyarakat mampu melaksanakan hidup sehat dan turut serta dalam

meningkatkan derajat kesehatan secara optimal.

Berdasarkan uraian di atas, maka pendidikan keperawatan yang merupakan

pendidikan profesional menyiapkan lulusan yang mampu memberikan pelayanan

kesehatan berdasarkan ilmu dan teknologi keperawatan, menggunakan teknologi

yang berdasarkan etika keperawatan.

Praktek belajar lapangan ini merupakan suatu proses pembelajaran keperawatan

di wilayah pelayanan kesehatan tertentu pada daerah keperawatan secara nyata,

sehingga mahasiswa mampu mengkaji, mendiagnosa, merencanakan,

mengimplementasikan dan mengevaluasi serta mendokumentasikan kesehatan

keluarga dan masyarakat dalam rangka menyelesaikan masalah masalah kesehatan

mereka melalui pendekatan proses keperawatan keluarga dan komunitas.

1
Dalam pelayanan kesehatan berdasarkan Undang-Undang kesehatan serta

GBHN yang bertujuan untuk mencapai rakyat Indonesia Adil dan Makmur, sejahtera

material dan dan spritual yang pelaksanaannya dengan jangka pendek, dan jangka

panjang. Pelaksanaan kesehatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok

khusus dan masyarakat. Dalam mengatasi masalah kesehatan dalam bidang

kesehatan Depertemen Kesehatan telah melakukan usaha untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin untuk mencapai penduduk yang

sejahtera.

Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah banyak mengalami hambatan dan

kendala dalam mewujudkan keluarga sehat dimana dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti : faktor penduduk, faktor lingkungan, faktor perilaku masyarakat serta sumber

daya manusia. Sedangkan kita ketahui bahwa sistem kesehatan nasional merupakan

tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan dan tercapainya derajat kesehatan yang optimal. Sebagai perwujudan

kesehatan umum seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Berdasarkan data di atas, maka Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten

Tapanuli Tengah mewujudkan setiap manusia / mahasiswa/i membuat usaha

keperawatan yang ditujukan kepada keluarga. Disini penulis mengambil salah satu

keluarga yang mengalami masalah kesehatan di Desa Mardame Kecamatan Sitahuis

Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2015.

2
1.2 Tujuan

Untuk memberikan Asuhan Keperawatan kepada Lansia Binaan di Desa

Mardame Kecamatan Sitahuis Kabupaten Tapanuli Tengah.

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan dan ilmu keperawatan yang

di pelajari dari perkuliahan dalam situasi uyang dapat dilihat langsung di

lapangan, sehingga mampu menerapkan Asuhan Keperawatan Gerontik.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian masalah Lansia dengan

melakukan pendekatan yang sistematis.

2. Mahasiswa mapu mengidentifikasi masalah, menentukan diagnosa dan

kebutuhan Klien.

3. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial.

4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan

prioritas masalah kesehatan yang ada.

5. Mahasiswa mampu menerapkan dan melaksanakan rencana tindakan

sesuai dengan Asuhan Keperawatan Gerontik.

6. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan

Gerontik.

7. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil dari tindakan Asuhan

Keperawatan yang dilaksanakan.

3
1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penulisan laporan ini mencakup 90 Kepala Keluarga yang di

data dan penulis membatasi penerapan manajemen Asuhan Keperawatan pada

Gerontik karena keterbatasan waktu dan tenaga penulis selama melaksanakan

praktek belajar lapangan di Desa Mardame Kecamatan Sitahuis Kabupaten Tapanuli

Tengah Tahun 2015.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam menuliskan laporan praktek belajar lapangan ini, penulis menggunakan

metode dengan pendekatan studi khusus dengan teknik :

1. Observasi

Dengan mengamati suatu kebersihan, kebersihan rumah dan sebagainya.

2. Wawancara

Dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada keluarga yang

berhubungan dengan masalah kesehatan keluarga.

3. Home Visit

Dengan melakukan kunjungan ke rumah rumah keluarga yang ada di Desa

Mardame Kecamatan Sitahuis Kab. Tapanuli Tengah.

4. Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan kepada individu dan anggota keluarga seperti

pemeriksaan TTV.

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi

Usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Belum ada

kesepakatan tentang batasan umur lanjut usia disebabkan terlalu banyak

pendapat tentang batasan umur lanjut usia. Di bawah ini dikemukakan batasan

umur lansia (Nugroho 1999 : 19).

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun

ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999 : 8).

Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan

untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya

secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan

memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).

2.2 Kategori Lansia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia Lanjut usia meliputi :

1. Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45 59 tahun

2. Lanjut Usia (elderly) adalah antara 60 dan 74 tahun

3. Lanjut Usia Tua (old) adalah antara 75 dan 90 tahun

4. Usia sangat tua (very old) adalah diatas 90 tahun.

5
Saat ini yang berlaku Undang-Undang No.13/th. 1998 tentang kesejahteraan

lanjut usia, bahwa lanjut usia adalah seseoang yang telah mencapai usia 60 tahun

ke atas.

Menurut Depkes RI, 2003 klasifikasi lansia terdiri atas 5 (lima) kelompok, yaitu :

a. Pra lansia (prasenilis)

Seseorang yang berusia antara 45 59 tahun.

b. Lansia

Seseorang yang beusia 60 tahun atau lebih.

c. Lansia resiko tinggi

Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun

ke atas yang memiliki masalah kesehatan.

d. Lansia potensial

Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau kegitan yang dapat

menghasilkan barang dan jasa.

e. Lansia tidak potensoil

Lansia yang tidak bedaya mencari nafkah, sehingga hidupnya tergantung

pada bantuan orang lain.

Penggolongan lansia menurut Depkes RI dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga

kelompok yakni :

a. Kelompok lansia dini (55 64 tahun), merupakan kelompok yang baru

memasuki lansia.

6
b. Kelompok lansia (65 tahun ke atas).

c. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.

Menurut ilmu gerontologia (ilmu mengenai usia lanjut), setiap orang memiliki

tiga macam umur: umur secara kronologis, biologis, dan psikologis.

1. Umur kronologis.

Umur yang dihitung dari jumlah tahun yang sudah dilewati seseorang. Ini adalah

umur yang umum kita kenal misalnya 50 tahun, 60 tahun, dan sebagainya.

2. Umur biologis.

Umur yang ditentukan berdasarkan kondisi tubuh. Hal ini dapat terjadi jika

seseorang menjadi tua karena ia merasa tua.

3. Umur psikologis.

Umur yang diukur berdasarkan sejauh mana kemampuan seseorang merasakan

dan bertindak. Hal ini bisa terjadi pada seorang yang sudah berusia 80 tahun tapi

merasa lebih muda dari orang yang di bawah umurnya.

2.3 Tipe Lanjut Usia

Tipe lanjut usia menurut Azizah (2011), yaitu :

1. Tipe arif, bijaksan yaitu kaya dengan hikmah pengalaman menyesuain diri

dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,

sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

7
2. Tipe mandiri, yaitu mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-

kegiatan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta

memenuhi undangan.

3. Tipe tidak puas, yaitu komplit lahir batin menentang proses ketuaan, yang

menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmaniah,

kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar,

mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.

4. Tipe pasrah, yaitu menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep

habis gelap datang terang, mengikuti kegiatan beribadah, ringan kaki,

pekerjaan apa saja dilakukan.

5. Tipe bingung, kaget, yaitu kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa

minder, menyesal, pesif, mental, sosial.

Tipe kepribadian lanjut usia (Kuntjoro, 2002), sbb :

a. Tipe Mature (konstruktif, produktif)

b. Tipe Rocking Chair (ketergantungan/dependent)

c. Tipe Armored (defensif)

d. Tipe Angry Man (bermusuhan)

e. Tipe Self Haters (membenci diri)

8
2.4 Proses Menua

Proses menua pada seseorang sebenarnya sudah mulai terjadi sejak

pembuahan/komsepsi dan berlangsung sampai saat kematian. Dalam perjalanannya

proses tersebut akan dipengaruhi oleh beberapa variabel variabel, yaitu :

a. Kultural dan etnik.

b. Polesan genetikdan keturunan.

c. Kondisi fisiologi pada waktu konsepsi dan kelahiran.

d. Pertumbuhan dan maturasi.

e. Lingkumgan, sistem familidan hubungan kemaknaan lainnya.

Proses menua mengakibatkan terganggunya berbagai organ di dalam tubuh

sepeti sistem gastro intestinal, sistem genitor urinaria, sistem endokrin, sistem

imunologi, sistem serebrovaskular dan sistem saraf pusat. Perubahan yang terjadi

pada otak mulai dari tingkat molekuler , sampai struktur dan fungsi organ otak.

Akibat dari perubahan tersebut maka akan terjadi penurunan peredaran darah ke otak

pada daerah tertentu dan gangguan metabolisme, neurotransmiter, pembesaran

ventrikel sampai akhirnya atrofi dari otak dan berat otak mengalami pengurangan

kurang lebih 7% dari berat sebelumnya. Maka fenomena yang muncul adalah

perubahan struktural dan fisiologis, seperti sulit tidur, gangguan perilaku, gangguan

seksual dan gangguan kognitif (Darmojo, 2006).

9
2.4.1 Perubahan perubahan yang terjadi pada lansia

1. Sel

a. Lebih sedikit jumlahnya

b. Lebih besar ukurannya

c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler

d. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati

e. Jumlah sel otak menurun

f. Terganggungnya mekanisme perbaikan sel

g. Otak menjadi atrofis, beratnya berkurang 5 10%

2. Sistem persyarafan

a. Cepatnya menurun hubungan persyarafan

b. Mengecilnya syaraf panca indera

c. Berkurangnya penglihatan, kurang pendengaran, pengecilnya saraf

penciuman dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan

rendahnya ketahanan terhadap dingin.

d. Kurang sensitif terhadap sentuhan.

3. Sistem pendengaran

a. Presbiakusis (gangguan pada pendengaran).

b. Hilangnya kemmpuan pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap

bunyi atau suara suara dan nada nada tinggi, suara yang tidak jelas,

50% terjadi pada usia di atas usia 65 tahun.

c. Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.

10
d. Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya

kratin.

e. Kemampuan pendengaran semakin menurun pada usia lanjut.

4. Sistem penglihatan

a. Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar

b. Kornea lebih berbentuk sferis (bola)

c. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak.

5. Sitem kardiovaskuar

Kekuatan kontraksi miokardium menurun, penurunan curah jantung, katup

katup jantung menebal, kurangnya jaringan elastis pada dinding aorta, dan

arteri arteri besar (Bandiyah, 2009).

2.4.2 Konsep Menua Sehat

Tujuan hidup manusia adalah menjadi tua tetapi sehat (Healthy aging).

Helathy aging dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1. Endogenik aging, yang dimulai denagn cellular aging, lewat tissue dan

anatomical aging ke arah proses menuanya organ tubuh. Proses ini seperti

jarum yang diputar.

2. Exogenik factor, yang dapat dibagi dalam sebab lingkungan (environment)

dimana seseorang hidup da faktor sosio-budaya yang disebut gaya hidup (life

style). Faktor exogenik aging dikenal dengan faktor resiko (Darmojo, 2006).

11
BAB III

PENGKAJIAN LANSIA BINAAN

3.1 PENGKAJIAN

3.2 Data Biografi

Nama : Tn. N

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Golongan Darah : -

Tempat & tanggal lahir : Mardame, 21 Oktober 1963

Pendidikan terakhir : SMA

Agama : Islam

Status perkawinan : Kawin

Tinggi Badan /berat badan : 160cm / 67 kg

Penampilan : Bersih

Alamat : Desa Mardame

Orang yang mudah dihub. : Keluarga

Alamat dan Telp. : Desa Mardame

12
3.2.1 Riwayat Keluarga

Genogram :

Keterangan :

: Meninggal

: Laki - laki

: Perempuan

: Serumah

: Hubungan perkawinan

: Pasien

3.2.2 Riwayat Pekerjaan

Pekerjaan saat ini : Tidak bisa kerja karena sakit

Alamat pekerjaan : Tidak ada

Berapa jarak dari rumah : Tidak ada

Alat transportasi : Tidak ada

Pekerjaan sebelumnya : Tani

Berapa jarak dari rumah : 2 Km

13
Alat transportasi : Jalan kaki

Sumber sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan yaitu dari

penghasilan anak pasien sendiri.

3.2.3 Riwayat Lingkungan Hidup

Type tempat tinggal : Non Permanen

Kamar : Memiki 1 Kamar

Kondisi tempat tinggal : Kurang bersih

Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 6 orang

Status privasi : Ramah ,Baik

Tetangga terdekat : Ada, rumah anak yang ke 2

Alamat : Desa Mardame

3.2.4 Riwayat Rekreasi

Hobbi/minat : Tidak ada

Keanggotaan dalam organisasi : Tidak ada

Liburan /Perjalanan : Klien tidak ada waktu untuk

rekreasi

3.2.5 Sistem Pendukung

Perawat /bidan /dokter /fisiotherapi : Perawat

Jarak dari rumah : 1 km

Rumah Sakit : RSU Pandan 10 Km

14
Klinik : Klinik Bidan

Pelayanan Kesehatan di rumah : Tidak ada

Makanan yang dihantarkan : Tidak ada

Perawatan sehari -hari yang dilakukan Keluarga : Hanya minum obat yang

dibeli dari apotik warung

Lain lain : Menggunakan obat

tradisional saja

3.2.6 Diskripsi Kekhususan `

Kebiasaan beribadah : Pasien tidak sering Sholat

tiap hari jumaat.

Yang lainya : Tidak ada

3.2.7 Status Kesehatan

Kurang baik, pusing, ngilu persendian

Status Kesehatan umum selama lima tahun yang lalu : Penyakit Rheumatik.

Keluhan utama : Kaki dan tangan terasa nyeri

Provokative/paliatip : Karena kerja keras dan tidak ada istrahat

Quality/Quantity : Nyeri pada persendian

Region : Persendian

Severity scale : Menyebar disekitar ekstremitas

15
Obat-obatan

No Nama Obat Dosis Ket


1 Irgapan 1 x sehari
2 Lanadexon 1 x sehari
3 Paracetamil 1 x sehari

Status imunisasi : Tidak Lengkap

Alergi

Obat-obatan : Tidak ada

Makanan : Tidak ada

Faktor lingkungan : Tidak ada

Penyakit yang diderita : Tidak ada

3.2.8 Aktivitas Hidup Sehari-hari

Indeks Katz : -

Oksigenasi : Klien mampu memenuhi tentang oksigenasinya

Cairan dan elektrolit : Klien mampu minum air dan kopi serta susu

Nutrisi : Klien mampu makan nasi putih bersama lauk yang

ada

Eliminasi : Mampu mengontrol eliminasi

Aktivitas : Klien tidak bisa melakukan aktifitas karena sakit

Istirahat dan tidur : Kurang terpenuhi

Personal hygiene : Klien tampak kurang rapi, kurang bersih

Seksual : Klien tidak memiliki anak sekolah

16
Rekreasi : Klien tidak ada jadwal untuk berkreasi

3.2.9 Psikologis

Persepsi klien : Karena sudah tua

Konsep diri : Kurang baik

Emosi : Stabil

Adaptasi : Baik

Mekanisme pertahanan diri : -

3.2.10 Tinjauan Sistem

Keadaan Umum : Mengeluh nyeri persendian

Tingkat kesadaran : CM

GCS : 15, M: 6 V:5 E:4

Tanda-tanda vital : TD:150/90

1. Kepala : Bentuk kepala simetris ka/ki, rambut lurus dan

bersih,

distribusi merata.

2. Mata-Telinga-Hidung : Simetris ka/ki,

a. Penglihatan : Simetris ka/ki,

b. Pendengaran : Baik

c. Hidung, pembau : Klien dapat membedahkan aroma bau dengan

aroma tidak bau

17
3. Leher : Pembesaran tiroid tidak ada

4. Dada dan punggung : Simetris ka/ki

a. Paru-paru : Vaskuler,24x/i

b. Jantung : Bunyi jantung normal

5. Abdomen dan pinggang : Tidak ada benjolan

a. Sistem pencernaan : Tidak ada benjolan

b. Sistem Genetaurinariue : Baik

6. Estremitas atas dan bawah : Simetris ka/ki, dan ekstermitas bawah masih

lengkap tapi kurang bebas pergerkan karena mengalami sakit nyeri

persendian.

7. Sistem immune : Menurun

8. Genetalia : Baik

9. Reproduksi : Baik

10. Persarafan : Baik

11. Pengecapan : Baik

3.2.11 Mental

1. Short Porteble Mental Status Questionaire (SPMSQ) :

Klien mampu melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dengan

skor 19.

2. Mini-Mental State Exam (MMSE)

Klien tampak kesusahaan fungsi mental dengan nilai test 22.

18
3.2.12 Data Penunjang

1. Laboratorium : -

2. Radiologi : -

3. EKG :-

4. USG :-

5. CT-Scan :-

6. Obat-obatan : Beli ke warung

19
FORMAT PENGKAJIAN AKTIVITAS SEHARI-HARI

No. Aktivitas Kemampuan Skor

Mandiri
3
Dibantu satu orang 2
1. Transfer (Tidur-Duduk)
Dibantu dua orang 1

Tak mampu 0

Mandiri 3

Dibantu satu orang/walker 22

2. Mobilisasi (Berjalan) Dengan kursi roda 1

Tak mampu 0

Penggunaan Toilet (pergi dari/ke Mandiri


2
3. wc, melepas / menggunakan Butuh pertolongan (sebagian) 1

celana, menyeka, menyiram) Tergantung pada orang lain 0

Membersihkan Diri (Lap muka, Mandiri


4. 1
sisir rambut, sikat gigi) Butuh pertolongan 0

Kontinen teratur
2
5. Mengontrol BAK Kadang- kadang inkontinen 1

Inkontinen 0

Kontinen teratur
2
6. Mengontrol BAK Kadang-kadang Inkontinen 1

Inkontinen/kateter 0

7. Mandi Mandiri
1

20
Tergantung pada orang lain 0

Mandiri
2
8. Berpakaian Sebagian dibantu 1

Tergantung pada orang lain 0

Mandiri
2
9. Makan Sebagian dibantu 1

Tergantung pada orang lain 0

Mandiri
2
10. Naik Turun Tangga Butuh pertolongan untuk menolong 1

Tak mampu 0

Skor Total .................................................................................. 19

21
PENGKAJIAN ASPEK KOGNITIF DARI FUNGSI MENTAL

Nilai Nilai
No. Aspek Kognitif Kriteria
Mahasiswa Klien
Menyebutkan dengan benar
Hari ..........
1. Orientasi 2 Tanggal ..........
Bulan ..................
Tahun ................
Menyebutkan dengan benar
Negara ............
2. Orientasi 2
Propinsi ..........
Kota .................
Pemeriksaan mengatakan
nama 3 objek selama 1 detik
kemudian mengulangi nama
3. Registrasi 3 objek tersebut.
Objek gelas ........
Objek piring .........
Objek sendok .......
Minta klien untuk memulai
dari angka 100 kemudian
dikurangi 7 sampai 5 tahap.
Perhatian dan 100 7 = 93
4. 3
Kalkulasi 93 7 = 86
86 7 = 79
79 7 = 72
72 7 = 65

22
Minta klien untuk
menyebutkan atau mengulang
ketiga objek pada no.2.
5 Mengingat 4 Objek pintu .......
Objek kursi ........
Objek jendela .....
Objek lemari .......
Tunjukan klien untuk
menyebutkan suatu benda (2
2 objek) tanyakan namanya!
Objek sepatu ...........
Objek sandal ..........
6 Bahasa Minta klien mengulang kata
berikut :
Tak ada
3
Jika
Dan atau
Tetapi
Jumlah 19

23
3.3 Analisa Data

Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1 DS : MK:
Proses Penuaan Ggn rasa
Tn. N mengatakan merasa nyaman :
sakit pada lutut terlebih pada Peningkatan nyeri
saat ingin berdiri dari posisi pergeseran antar
duduk. sendi

Tn.N mengatakan nyeri timbul Terjadi trauma pada


akibat kerja keras sendi

Tn.N mengatakan lutut merasa peradangan sendi


ngilu
Nyeri
DO :

TD 140/ 80 mmHg

Klien tampak memijit-mijit


betisnya dan mengeluhkan nyeri
dan ngilu pada betis dan lutut

Klien tampak tidur-tiduran


2 DS : Memecahnya MK:
Tn.N mengatakan bahwa kolagen Resti Cedera
jika reumatiknya kambuh
terkadang ia tidak bisa Edema
berjalan
Tn.N mengatakan merasa Pannus
sulit bila lama berjalan
Menghancurkan
Tn.N mengatakan merasa tulang rawan
sering cepat lelah berjalan,
sehingga langsung kerapuhan tulang
istirahat
DO :
Ny. B tampak berjalan Resti cedera
dengan berhati-hati
Ny.B berjalan dengan
menggunakan tongkat /

24
kayu
3 DS : Sumber informasi Kurang
Tn. N mengatakan tidak kurang pengetahuan
tahu kenapa penyakitnya tentang
tidak dapat sembuh penyakit
Ny. B bertanya bagaimana Informasi tentang
cara mengatasi rasa sakit penyakit yang
pada kakinya. diterima kurang
DO :
Tn. N tampak antusias
bertanya soal penyakitnya Kurang
Tampak kurang mengerti pengetahuan
terhadap penyakit yang
klien derita

3.4 Prioritas Masalah

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peradangan pada sendi d/d klien tampak

memijat-mijat betis dan lututnya karena nyeri.

2. Resti cedera b/d kerapuhan tulang d/d klien tampak berjalan dengan hati-

hati dan menggunakan togkat / kayu.

3. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi d/d

klien tampak bertanya - tanya tentang penyakitnya.

25

Anda mungkin juga menyukai