BAB I
PENDAHULUAN
manusia yang mengemban tugas dari sang kholiq untuk beribadah. Berdasarkan
bahwa :
kelas hanya diarahkan oleh guru kepada kemampuan siswa untuk menghapal
informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menampung berbagai informasi
tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu agar dapat
kelas masih terlihat guru sebagai satu-satunya sumber informasi bagi siswa, siswa
sering kali kurang aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan. Siswa kurang
2
Hatcher dan Spencer (Duron, Limbach, dan Waugh, 2006: 160), seseorang yang
mental atau spiritual dan dapat mengevaluasi seseorang atau kelompok untuk
memecahkan masalah sosial yang terjadi. Berpikir kritis merupakan bagian dari
mempersiapkan generasi muda untuk masa depan yang mampu mengambil keputusan
yang baik dan menjadi pemikir yang matang, sehingga mampu membawa bangsa ke
khususnya siswa kelas X IPS. Pada dasarnya kemampuan berpikir mereka masih
rendah. Keadaan ini, dapat terlihat dari Data Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil tahun
pelajaran 2016/2017, yang tertera pada tabel dibawah ini sebagai berikut :
Tabel 1.1
Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil
Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X
Tahun Pelajaran 2016-2017
Dari tabel 1.1 tersebut terlihat masih rendahnya hasil belajar siswa kelas X IPS
dalam mata pelajaran Ekonomi, karena masih terdapat siswa yang belum mencapai
KKM berdasarkan nilai UAS Semester Ganjil. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa
banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor ekstern (seperti : media, model
pembelajaran dan guru), sedangkan faktor intern (seperti : motivasi dan kedisplinan).
yang kondusif bagi tercapainya tujuan pendidikan. Salah satu cara untuk
berpikir kritis siswa didalam kelas. Pemilihan model pembelajaran yang tepat
diharapkan mampu memaksimalkan proses dan hasil belajar siswa. Siswa dituntut
aktif di kelas dengan bantuan guru. Guru mendorong siswa mampu mengembangkan
alasan untuk jawaban tersebut. Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah
kehidupan nyata Gallagher, et al dalam Ward dan Lee, (2002: 17) menyatakan bahwa
Karena masalah adalah pusat dari PBL, maka pemilihan masalah yang akan
pembelajaran ini secara autentik dan bermakna dapat memberikan kemudahan kepada
laporan Akhir, f) Evaluasi. Pada dasarnya, model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI) dan model Problem Based Learning (PBL) sama-sama menyajikan
berpikir kritis siswa. Untuk mengetahui mana diantara pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation dan Problem Based Learning yang lebih efektif dalam
siswa yang mendapatkan model Problem Based Learning pada siswa kelas X
dengan siswa yang mendapatkan model Problem Based Learning pada siswa
Penelitian ini dilakukan dengan harapan agar bisa mempunyai manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis :
Manfaat teoritis dalam penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai salah
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
3. Menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi siswa untuk lebih semangat
dalam belajar.
b. Bagi Guru
di kelas.
7
guru
c. Bagi Sekolah