Sejarah Pembentukan Bumi
Sejarah Pembentukan Bumi
4. Hipotesa Kondensasi
Hipotesa kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang
bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesa kondensasi
menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar
membentuk cakram raksasa.
Teori Bintang Kembar
Masih sangat banyak teori lainnya yang Dikemukakan oleh para ahli seperti:
Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de
Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara
matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari
terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.
Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli
astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari
yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri
atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang
sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya,
sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini
akan menarik unsur unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya
berevolusi membentuk palnet planet, termasuk bumi.
Dan menurut gagasan kuno yang mengatakan bahwa alam semesta itu kekal.
Gagasan yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan
kumpulan materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan
terus ada selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis,
pandangan ini menolak keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam
semesta tidak berawal dan tidak berakhir.
Secara garis besar, lapisan bumi terdiri atas beberapa bagian, yaitu: kerak
bumi (crush), selimut (mantle), dan inti (core). Struktur bumi seperti itu mirip
dengan telur, yaitu cangkangnya sebagai kerak, putihnya sebagai selimut, dan
kuningnya sebagai inti bumi. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai bagian-
bagian tersebut.
1. Kerak Bumi (crush)
Lapisan ini menempati bagian paling luar dengan tebal 6-50 km. Tebal
lapisan ini tidak sama di setiap tempat, di benua tebalnya 20-50 km, samudra 0-5
km atau bersamaan dengan air diatasnya sekitar 6-12 km. Tersusun dari materi-
materi padat yang kaya silisium dan uluminium. Kerak bumi ini dapat dibagi 2
yaitu:
a. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 0-5 km atau bersamaan dengan air
diatasnya sekitar 6-12 km. Kerak samudera atau kerak oseanik, merupakan kerak
bumi yang menyusun lantai dasar samudera. Kerak ini menyusun sekitar 65%
dari luas kerak bumi. Kedalaman dai kerak oseanik ini rata-rata sekitar 4000
meter dari permukaan air laut, meskipun pada beberapa palung laut
kedalamannya ada yang mencapai lebih dari 10 km. Batuan yang menyusun
kerak samudera adalh batuan yang bersifat basa atau mafik. Bagian atas dari
kerak samudera dengan ketebalan sekitar 1,5 kn disusun oleh batuan yang
bersifat basa atau basaltik, Sedangkan bagian bawahnya disusun oleh batuan
metamorf dan batuan beku gabbro. Permukaan kerak samudera ditutupi oleh
endapan sedimen dengan ketebalan rata-rata sekitar 500 meter.
b. Kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-50 km. Batuan penyusun kerak
benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak benua
atau kerak kontinen, merupakan kerak bumi yang menyusun daratan atau benua.
Kerak benua mempunyai ketebalan antara 30 sampai 35 km dengan ketebalan
rata-rata sekitar 35 km. Kerak benua ini menyusun sekitar 79% dari volume
kerak bumi. Ketinggian permukaan dari kerak benua rata-rata sekitar 800 meter
dari permukaan laut, meskipun ada daerah yang ketinggiannya mencapai lebih
dari 8000 meter. Batuan yang menyusun kerak benua pada umumnya adalah
batuan granitik atau yang bersifat asam. Bagian atas dari kerak benua ini disusun
oleh batuan beku, batuan metamorf dan batuan endapan. Sedangkan secara
keseluruhan batuan beku dan batuan metamorf menyusun sekitar 95% , sisanya
yang 5% merupakan batuan endapan.
Kerak Bumi dan sebagian mantel Bumi membentuk lapisan litosfer
dengan ketebalan total kurang lebih 80 km. Suhu dibagian bawah kerak bumi
mencapai 1.100oC. Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak Bumi adalah:
Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe)
(5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%),
Magnesium (Mg) (2,1%).
1. Litosfer
Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas
materi-materi padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 100
km. Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng
litosfer. Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu laipsan sial dan lapisan
sima.
Lapisan Sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan
alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3.. Batuan
yang terdapat dalam lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan
metamorf.
Lapisan Sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan
magnesium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan MgO. Berat
jenis lapisan sima lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial.
Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.
2. Astenosfer
3. Mesosfer
Mesosfer merupakan lapisan yang terletak dibawah lapisan astenosfer.
Lapisan ini tebalnya 2.400-2.700 km dan tersusun dari campuran batuan basa
dan besi.
Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi yang terdiri
dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan
lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 5200 km. Lapisan ini dibedakan
menjadi dua, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam.
a. Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi
inti bumi bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan
kedalaman antara 2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel
cair dengan suhu 3900C.
b. Inti Bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat
juga disebut inti bumi. Inti bumi mempunyai tebal 1200 km dan berdiameter
2600 km. Inti bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur
dapat mencapai 4800C.
A. Lithosfer
Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan
sphera artinya lapisan. Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar
dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer adalah
lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat. Lithosfer tersusun
dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang tebalnya 50 100
km. Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapt menimbulkan
persegeran benua.
Penyusun utama lapisan lithosfer adalah batuan yang terdiri ari campuran
antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau
padat. Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar
yang bersuhu sangat tinngi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan
mengalami beberapa proses perubahan sampi menjadi batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf.
Lithosfer memegang peranan penting dalam kehidupan
tumbuhan. Tanah terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer
mengalami degradasi, erosi maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil
sampai pasir. Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan
komponen organisme mahluk hidup yang kemudian membentuk tanah yang
dapat digunakan sebagai tempat hidup organisme.
Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk
hidup. Dalam wujud aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang
terletak berlapis di permukaan bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral yang
menjadi sumber makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai
ke laut dan terdeposit di dasar laut.
1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial
(silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit
jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua.
Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran
rata-rata 35 km. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian
atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan
benua.
b. Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada
bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling
bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar
samudra.
2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun
oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan
MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial
karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan
batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai
ketebalan rata rata 65 km.
a. Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang
membeku. Secara umum batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan
kompak, tidak ada pelapisan, dan umumnya tidak mengandung
fosil. Berdasarkan tempat pembekuannya, batuan beku dibagi menjadi:
1. Batuan Beku Dalam adalah batuan beku yang terbentuk jauh di bawah
permukaan bumi, pada kedalaman 1550 km. Karena tempat pembekuannya
dekat dengan astenofer, pendinginan magmanya sangat lambat serta,
2. Batuan Beku Gang terbentuk di bagian celah/gang dari kerak bumi, sebelum
sampai ke permukaan bumi. Proses pembekuan magma ini agak cepat sehingga
membentuk batuan yang mempunyai cristal yang kurang sempurna.
3. Batuan Beku Luar adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi.
Magma yang keluar dari bumi mengalami proses pendinginan dan pembekuan
Sangat cepat sehingga tidak menghasilkan kristal batuan. Contohnya riolit dan
basalt.
b. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses
pengendapan. Butir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan
melalui proses pelapukan, baik oleh angin maupun air. Proses pembentukan
batuan sedimen disebut diagenesis yang menyatakan perubahan bentuk dari
bahan deposit menjadi batuan endapan.
Ada beberapa macam batuan sedimen, yaitu batuan sedimen klastik,
sedimen kimiawi dan sedimen organik. Sedimen klastik berupa campuran
hancuran batuan beku, contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir. Sedimen
kimiawi berupa endapan dari suatu pelarutan, contohnya batu kapur dan batu
giok. Sedimen organic berupa endapan sisa sisa hewan dan tumbuhan laut
contohnya batu gamping dan koral.
B. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara
menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer
terjadi terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta
perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa
udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam
atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin. Berdasarkan profil temperatur
secara vertikal, lapisan-lapisan atmosfer dapat dibagi menjadi:
1. Troposfer (0 10 km), merupakan atmosfer terbawah dan dekat dengan Bumi.
Pada lapisan ini, terjadi adanya awan, angin, hujan ,petir, dan lain lain.
2. Stratosfer (10 30 km), pada lapisan ini, terjadi peningkatan temperatur karena
bertambahnya ketinggian. Ozon (O3) terdapat pada lapisan ini dengan
ketinggian 25 Km dari permukaan Bumi.
3. Mesosfer (30 50 km), lapisan ini mempunyai ion atau udara yang bermuatan
listrik (Lapisan D) yang berfungsi untuk memantulkan gelombang radio. Karena
adanya muatan listrik tersebut, Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain di
luar negri.
4. Termosfer (50 400 km), lapisan ini berfungsi untuk melindungi bumi dari
meteor dengan cara membakarnya. Hal ini disebabkan karena lapisan atmosfer
mempunyai atom yang bermuatan listrik atau terionisasi radiasi matahari
5. Eksosfer (> 400 km), merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada
lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer
(yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak
jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat
dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer
dengan angkasa luar disebut magnetopause.
Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom
oksigen menjadi H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah
perairan. Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi disebut
hidrosfer. Siklus Air / Siklus hidrologi merupakan suatu proses peredaran atau
daur ulang air secara yang berurutan secara terus-menerus. Pemanasan sinar
matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan
bumi akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika
temperatur semakin turun uap air akan mengalami kondensasi dan berubah
menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan. Macam-macam hidrosfer antara
lain:
1. Samudra-samudra dan laut-laut
Samudra-samudra dan laut-laut menempati 71% permukaan bumi. Bila
di lihat dari luar bumi, terlihat seperti bulatan air. Tubir samudra yang paling
dalam 10 km, dengan rata-ratanya 4 km. Bila semua air ini diratakan di
permukaan bumi dapat mencapai dalamnya 2,84 km.
2. Sungai
Sungai adalah aliran air tawar melalui suatu saluran menuju laut, danau
dan atau sungai lain yang lebih besar. Air sungai dapat berasal dari gletser (es),
danau yang meluap atau mata air pegunungan. Dalam perjalanannya, aliran air
sungai mempunyai tiga aktivitas, ayitu melakukan erosi, transportasi dan
sedimentasi.
3. Danau
Danau adalah masa airdalam jumlah besar yang berada dalam satu
cekungan atau basin di wilayah daratan. Berdasarkan proses terjadinya, danau
terbagi menjadi:
a. Danau alam; terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia.
b. Danau buatan (waduk) yang merupakan buatan manusia untuk keperluan
tertentu. Misalnya waduk Jatiluhur dan Saguliang di Jawa Barat. Waduk ini
antara lain manfaatkan untuk pembangkit listrik, pengairan lahan pertanian,
pengendali banjir, rekreasi dan budidaya ikan.
4. Rawa
Rawa adalah tanah rendah yang selalu tergenang air karena tidak ada
pelepasan air (drainase). Oleh karena itu, air rawa bersifat asam. Berdasarkan
sifatnya, rawa dapat dibedakan menjadi:
a. Rawa air asin, yaitu rawa yang terdapat di daerah pantai.
b. Rawa air payau, yang terdapat di sekitar muara air sungai di dekat laut.
c. Rawa air tawar, yang terdapat di sekitar sungai-sungai besar.
5. Air Tanah
Air Tanah merupakan air yang terdapat di lapisan tanah di bawah
permukaan bumi, berasal ari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Semakin
banyak air hujan yang meresap ke dalam tanah, semkain banyak pula air yang
tersimpan di dalam tanah. Secara umum air tanah dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Air tanah dangkal, yang terdapat di atas lapisan batuan kedap air.
b. Air tanah dalam, yang terletak di antara dua lapisan batuan kedap air.
Air tanah dapat juga keluar ke permukaan bumi dalam bentuk sumber air
panas yang disebut geyser. Geyser merupakan sumber air panas yang erat
hubungannya dengan aktivitas vulkanisme.
D. BIOSFER
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan
ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua mahluk hidup
yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh.
Secara entimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti
hidup dan sphereyang berarti lapisan. Dengan demikian dapat diartikan biosfer
adalah lapisan tempat tinggal mahluk hidup. Termsuk semua bisofer adalah
semua bagian permukaan bumi yang dapat dihuni oleh mahluk hidup.
Pemahaman mengenai biosfer sangat penting untuk pengelolaan
sumberdaya hayati, terutama karena perkembangan flora dan fauna yang
semakin berkurang. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya degradasi hutan
akibat kebakaran ataupun pembukaan hutan untuk pemukiman.
3. TEORI TEKTONIK LEMPENG
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku
dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat
tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu
geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength)
yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya
menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin,
melainkan tekanan yang tinggi.
Perkembangan Teori
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, geolog berasumsi bahwa
kenampakan-kenampakan utama bumi berkedudukan tetap. Kebanyakan
kenampakan geologis seperti pegunungan bisa dijelaskan dengan pergerakan
vertikal kerak seperti dijelaskan dalam teori geosinklin. Sejak tahun 1596, telah
diamati bahwa pantai Samudera Atlantik yang berhadap-hadapan antara benua
Afrika dan Eropa dengan Amerika Utara dan Amerika Selatan memiliki
kemiripan bentuk dan nampaknya pernah menjadi satu. Ketepatan ini akan
semakin jelas jika kita melihat tepi-tepi dari paparan benua di sana. Sejak saat itu
banyak teori telah dikemukakan untuk menjelaskan hal ini, tetapi semuanya
menemui jalan buntu karena asumsi bahwa bumi adalah sepenuhnya padat
menyulitkan penemuan penjelasan yang sesuai. Penemuan radium dan sifat-sifat
pemanasnya pada tahun 1896 mendorong pengkajian ulang umur bumi, karena
sebelumnya perkiraan didapatkan dari laju pendinginannya dan dengan asumsi
permukaan bumi beradiasi seperti benda hitam. Dari perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa bahkan jika pada awalnya bumi adalah sebuah benda yang
merah-pijar, suhu Bumi akan menurun menjadi seperti sekarang dalam beberapa
puluh juta tahun. Dengan adanya sumber panas yang baru ditemukan ini maka
para ilmuwan menganggap masuk akal bahwa Bumi sebenarnya jauh lebih tua
dan intinya masih cukup panas untuk berada dalam keadaan cair.
Penelitian tentang dasar laut dalam, sebuah cabang geologi kelautan yang
berkembang pesat pada tahun 1960-an memegang peranan penting dalam
pengembangan teori ini. Sejalan dengan itu, teori tektonik lempeng juga
dikembangkan pada akhir 1960-an dan telah diterima secara cukup universal di
semua disiplin ilmu, sekaligus juga membaharui dunia ilmu bumi dengan
memberi penjelasan bagi berbagai macam fenomena geologis dan juga
implikasinya di dalam bidang lain seperti paleogeografi dan paleobiologi.
Prinsip-prinsip Utama
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak
relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan
fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:
Gaya Gesek
Basal drag :
Gravitasi :
Runtuhan gravitasi: Pergerakan lempeng terjadi karena lebih tingginya
lempeng di oceanic ridge. Litosfer samudera yang dingin menjadi lebih
padat daripada mantel panas yang merupakan sumbernya, maka dengan
ketebalan yang semakin meningkat lempeng ini tenggelam ke dalam
mantel untuk mengkompensasikan beratnya, menghasilkan sedikit
inklinasi lateral proporsional dengan jarak dari sumbu ini. :Dalam teks-
teks geologi pada pendidikan dasar, proses ini sering disebut sebagai
sebuah doronga. Namun, sebenarnya sebutan yang lebih tepat adalah
runtuhan karena topografi sebuah lempeng bisa jadi sangat berbeda-beda
dan topografi pematang (ridge) yang melakukan pemekaran hanyalah fitur
yang paling dominan. Sebagai contoh, pembengkakan litosfer sebelum ia
turun ke bawah lempeng yang bersebelahan menghasilkan kenampakan
yang bisa mempengaruhi topografi. Lalu, mantel plume yang menekan sisi
bawah lempeng tektonik bisa juga mengubah topografi dasar samudera.
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari
suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif
terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini
tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an,
dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis,
seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang
bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng Tektonik
Pasifik
Arab
Amerika Utara
Philipina
Eurasia
Fiji
Afrika
Juan de Fuka
Antartika
Karibia
Indo-Australia
Kokos
Amerika Selatan
Nazka
India
Skotia
Peta Tektonik
Pergerakan Lempeng (Plate Movement)
1. Batas Divergen
divergenTerjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break
apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan
terbelah, membentuk batas divergen.
Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor
spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan
terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua
lempeng yang saling menjauh tersebut.
2. Batas Konvergen
konvergenTerjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak
bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain
(one slip beneath another).
Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau
lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona
tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan
parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
3. Batas Transform
transformTerjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide
each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling
memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai
sesar ubahan-bentuk (transform fault).
Batas Konvergen
Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, lempeng ini
masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh. Pada
lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung berapi (volcanic
mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi penunjaman,
terbentuklah parit samudra (oceanic trench).
Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik dari proses ini.
Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Pasifik dan Lempeng
Amerika Utara.
Konvergen lempeng benuabenua (ContinentalContinental)
2 benua
Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Karena
keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup
berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang
bertumbukan mengeras dan menebal, membentuk deretan pegunungan non
vulkanik (mountain range).
Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh pegunungan yang
terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara
Lempeng India dan Lempeng Eurasia.
Negeri kita tercinta berada di dekat batas lempeng tektonik Eurasia dan Indo-
Australia. Jenis batas antara kedua lempeng ini adalah konvergen. Lempeng Indo-
Australia adalah lempeng yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Selain itu
di bagian timur, bertemu 3 lempeng tektonik sekaligus, yaitu lempeng Philipina,
Pasifik, dan Indo-Australia.
Peta Tektonik Indonesia
Peta Tektonik dan Gunung Berapi di Indonesia. Garis biru melambangkan batas
antar lempeng tektonik, dan segitiga merah melambangkan kumpulan gunung
berapi.
Sumber: MSN Encarta Encyclopedia
Lempeng tektonik terus bergerak. Suatu saat gerakannya mengalami gesekan atau
benturan yang cukup keras. Bila ini terjadi, timbullah gempa dan tsunami, dan
meningkatnya kenaikan magma ke permukaan. Jadi, tidak heran bila terjadi
gempa yang bersumber dari dasar Samudra Hindia, yang seringkali diikuti dengan
tsunami, aktivitas gunung berapi di sepanjang pulau Sumatra dan Jawa juga turut
meningkat.
Gempa setempat, jika jarak episentrum dan tempat gempa terasa sejauh
kurang dari 1.000 km.
Gempa jauh, jika jarak episentrumnya dan tempat gempa terasa sekitar
10.000 km.
Gempa sangat jauh, jika jarak episentrum dengan tempat terasa lebih dari
10.000 km.
Daerah Aktif
Di wilayah ini kemungkinan gempa dengan kekuatan 8 sampai 7 skala Richter
sering terjadi. Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, Kepulauan sunda, dan Sulawesi
Barat.
Kepulauan Indonesia adalah salah satu wilayah yang memiliki kondisi geologi
yang menarik. Menarik karena gugusan kepulauannya dibentuk oleh tumbukan
lempeng-lempeng tektonik besar. Tumbukan Lempeng Eurasia dan Lempeng
India-Australia mempengaruhi Indonesia bagian barat, sedangkan pada Indonesia
bagian timur, dua lempeng tektonik ini ditubruk lagi oleh Lempeng Samudra
Pasifik dari arah timur. Kondisi ini tentunya berimplikasi banyak terhadap
kehidupan yang berlangsung di atasnya hingga saat ini. Mari kita perhatikan
gambar-gambar di bawah ini.
Gambar di atas menunjukkan kondisi tektonik Kepulauan Indonesia. Garis merah,
jingga dan hijau menunjukkan batas-batas lempeng tektonik. Garis merah
menunjukkan pemekaran lantai samudra. Garis jingga menunjukkan pensesaran
relatif mendatar. Sedangkan garis hijau menunjukkan tumbukan/penunjaman antar
lempeng tektonik.
Mari kita perhatikan satu per satu. Garis hijau di sebelah barat Pulau Sumatra dan
di sebelah selatan Pulau Jawa, menerus hingga ke Laut Banda, sebelah selatan
Flores kemudian membelok ke utara menuju Laut Arafuru (utara Maluku)
menunjukkan zona penunjaman Lempeng Hindia-Australia dan Lempeng Eurasia.
Karena di Indonesia bagian timur ini ada lagi Lempeng Samudra Pasifik yang
menubruk dari arah timur. Salah satu korban paling parah dari tubrukan tiga
lempeng ini adalah Pulau Sulawesi. Tangan-tangannya pada mlintir gak karuan.
Ditambah lagi terbentuknya luka sesar mendatar di bagian tengah Pulau Sulawesi.
Penunjaman yang terjadi di sebelah barat Sumatra tidak benar-benar tegak lurus
terhadap arah pergerakan Lempeng India-Australia dan Lempeng Eurasia.
Lempeng Eurasia bergerak relatif ke arah tenggara, sedangkan Lempeng India-
Australia bergerak relatif ke arah timurlaut. Karena tidak tegak lurus inilah maka
Pulau Sumatra dirobek sesar mendatar (garis jingga) yang dikenal dengan nama
Sesar Semangko.
Di sebelah utara Aceh, ada proses pemekaran lantai samudra (garis merah). Saya
rasa itu terjadi sebagai bagian dari proses Escape Tectonics akibat tumbukan
Lempeng Anak Benua India terhadap Lempeng Eurasia.
Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi paling luar (permukaan bumi).
Kerak bumi terdiri dari dua jenis, yaitu kerak benua dan kerak samudra. Lapisan
kerak bumi tebalnya mencapai 70 km dan tersusun atas batuan-batuan basa dan
masam. Namun, tebal lapisan ini berbeda antara di darat dan di dasar laut. Di darat
tebal lapisan kerak bumi mencapai 20-70 km, sedangkan di dasar laut mencapai
sekitar 10-12 km. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup.
Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100C.
Kerak bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 5-80
km. kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi
dominan tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya. Kerak bumi dibedakan
menjadi dua jenis yaitu :
Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang
disebut sima. Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie,
1982)dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut
lapisan basaltis karena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh
karenanya di sebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie
!982) rata-rata 35 km dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua
biasanya disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama
terdiri dari batuan yang berkomposisi granit.
Disamping perbedaan ketebalan dan berat jenis, umur kerak benua
biasanya lebih tua dari kerak samudra. Batuan kerak benua yang diketahui sekitar
200 juta tahun atau Jura. Umur ini sangat muda bila dibandingkan dengan kerak
benua yang tertua yaitu sekitar 3800 juta tahun. Tabel Skala waktu geologi dapat
dilihat di Skala Waktu Geologi.
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti
dan mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi
dua yaitu mantel atas yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman
sampai 400 km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai
2900 km.
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama
dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas
bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer.
Selimut bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer.
a. Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-
materi padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 50-100 km.
Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.
Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial (silisium dan
aluminium) serta lapisan sima (silisium dan magnesium).
1) Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3. Batuan
yang terdapat dalam lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan
metamorf.
2) Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan
magnesium. Senyawa dari kedua logam tersrsebut adalah SiO2 dan MgO. Berat
jenis lapisan sima lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial.
Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.
Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi. Lapisan inti
dibedakan menjadi 2, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner
core).
a. Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 2.200 C.
b. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700
km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi (NiFe) yang suhunya mencapai 4500
derajat celcius.
5. MINERAL DAN SKALA KEKERASAN MINERAL
1. Talc (Mg3Si4O10(OH)2)
TAMBAHAN
Bersifat silikat
Kilap Mutiara (pearly luster)
Cerat berwarna putih
Pecahan tidak rata (uneven)
Belahan sempurna (perfect)
2. Gypsum (CaSO42H2O)
TAMBAHAN
Bersifat sulfat
Kilap Kaca (vitreous luster)
Cerat berwarna putih
Pecahan (splintery)
Belahan sempurna (perfect)
3. Calcite (CaCO3)
TAMBAHAN
Bersifat karbonat
Kilap Kaca (vitreous luster)
Cerat berwarna putih
Pecahan (concoidal)
Belahan sempurna (perfect)
4. Fluorite (CaF2)
Mineral ini termasuk mineral Halida dengan ditandai unsur F dalam unsur
kimianya. sistem kristalnya adalah isometric. Sebenarnya mineral ini tidak
berwarna(colourless) namun selalu terlihat berwarna akibat pengotor yang
mengenainya. Kilapnya vitreous luster(kilap kaca), pecahannya conchoidal,
ceratnya putih dan belahannya sempurna
5. Apatite (Ca5(PO4)3(OH-,Cl-,F-))
6. Felspar (KAlSi3O8)
Bersifat silikat
Kilap Kaca (vitreous luster)
Pecahan tidak rata (uneven)
Belahan tidak sempurna (district)
7. Quartz (SiO2)
8. Topaz (Al2SiO4(OH-,F-)2)
Topaz termasuk dalam golongan mineral silika. Topaz memiliki sistem
kristal Orthorombik. Belahan sempurna dan memiliki pecahan concoidal. Jika kita
gores Topaz maka akan nampak warna putih. Topaz memiliki berat jenis 3,49-
3,57.
9. Corundum (Al2O3)
Mineral ini adalah Native mineral. Sistem krital diamond adalah isometrik
dan hexagonal. Jika kita menggores diamond maka ia tetap tanpa warna. Berat
jenisnya adalah. 3,52 0,01. Diamond merupakan mineral terkuat, terkompak
yang pernah ditemukan. Maka mineral ini sering dimanfaatkan sebagai mata bor
yang tentunya sangat mahal.
Diamond juga sering dimanfaatkan sebagai perhiasan karena keindahannya yang
mempesona.
6. SIKLUS BATUAN
Di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan
batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan metamorf
tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan
mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan-pecahan
yang lebih kecil yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga
bisa melebur atau meleleh menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan
beku. Kesemuanya ini disebut siklus batuan atau Rock Cyrcle.
1. Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang
ada bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui
tebing sampai akhirnya terkumpul di permukaan tanah.
2. Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada
dapat mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain.
Salah satu contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai
dalam mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ini.
3. Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan
batuan yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah
gurun.
4. Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada
di Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan
yang ada.
1. Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi.
2. Apakah batuan tersebut mengalami perubahan bentuk.
3. Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi.
Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang akan
datang. Terjadinya proses-proses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada di
bumi.