Anda di halaman 1dari 6

NASKAH KERJASAMA

Antara
PUSKESMAS KALITANJUNG KABUPATEN CIREBON
Dengan
DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN CIREBON
Tentang
PENGELOLAAN DAN PEMBUANGAN SAMPAH NON MEDIS

Nomor : 441/TU- /III/ 2016


..............................

Pada hari ini, Selasa tanggal Dua Puluh Sembilan bulan Maret tahun Dua Ribu Enam Belas
(29-03-2016) kami yang bertanda tangan di bawah ini :

I. Drs. HAERIA, SKM., MKM : Kepala Puskesmas Kalitanjung, berkedudukan di Desa


Kalitanjung Kecamatan Kalitanjung Kabupaten
Cirebon, Jalan Jenderal Sudirman Desa Kalitanjung
Km 13 Ctrebon, dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Puskesmas Kalitanjung, selanjutnya di
sebut sebagai PIHAK KESATU
II. Ir. H. Sugeng Raharjo, M.MP : Kepala Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kabupaten
Cirebon, berkedudukan di Jalan Sunan Giri No. 6
Kalitanjung Kabupaten Cirebon. Dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang selanjutnya di sebut sebagai PIHAK
KEDUA

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PIHAK.

PARA PIHAK sepakat mengadakan perjanjian kerjasama untuk pelaksanaan Pengelolaan Dan
Pembuangan Sampah Non Medis.
PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Sampah menurut World Health Organization (WHO) adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak di pakai dan tidak disenangi atau sesuatu yang di buang yang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. ( Chandra, 2006).
2. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun - daun kering dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
3. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak membusuk, seperti plastic mainan, botol,
dan gelas minuman, kaleng kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah
komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya.
4. Sampah Medis adalah sampah yang berasal dari unit-unit pelayanan medis ( UGD, KIA,
Bp Gigi, Poned).
5. Sampah Non Medis adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan luar medis yang berasal
dari dapur puskesmas, administrasi, dan lain-lain, termasuk didalamnya sampah organik
dan sampah anorganik
6. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) adalah suatu tempat di puskesmas yang digunakan
untuk menampung sampah non medis dari puskesmas untuk sementara yang kemudian
sampah akan diteruskan ke tempat pembuangan akhir (TPA).
7. PIHAK KESATU akan menegakkan kebijakan tentang Pengelolaan dan Pembuangan
Sampah Non Medis di Puskesmas Kalitanjung.
8. PARA PIHAK sepakat untuk menyelenggarakan penyerahan tanggung jawab secara
timbal-balik atas masalah yang dialami PIHAK KESATU atau yang disebut dengan
Pengelolaan dan Pengangkutan Sampah Non Medis.
9. Dalam rangka melaksanakan pelayanan sebagaimana dimaksud pada poin 7 dan 8,
PIHAK KESATU telah melakukan koordinasi dengan PIHAK KEDUA untuk
Pengelolaan dan Pengangkutan Sampah Non Medis.
Berdasarkan hal-hal tersebut, PARA PIHAK sesuai dengan kedudukan dan kewenangan
masing-masing, sepakat untuk menyelenggarakan Naskah Kerjasama Pengelolaan dan
Pengangkutan Sampah Non Medis dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

DEFINISI
Pasal 1

Dalam pasal-pasal Naskah Kerjasama ini kecuali ditentukan lain, maka istilah-istilah yang
tertulis harus ditafsirkan sebagai berikut :

1. Puskesmas suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang
berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan
kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencangkup aspek
pembiayaan.
2. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) adalah suatu tempat di puskesmas yang digunakan
untuk menampung sampah non medis dari puskesmas untuk sementara yang kemudian
sampah akan diteruskan ke tempat pembuangan akhir (TPA).
3. Pengangkutan sampah adalah sub sistem yang bersasaran membawa sampah dari lokasi
pemindahan atau dari kalitanjung sampah secara langsung menuju tempat pemrosesan
akhir, atau TPA.

TUJUAN DAN SASARAN


Pasal 2

1) Tujuan ditetapkannya perjanjian dalam Naskah Kerjasama ini adalah agar tersusunnya
pedoman bagi PIHAK KESATU dalam merumuskan kebijakan yang dibutuhkan bagi
kegiatan Pengelolaan dan Pembuangan Sampah Non Medis, meningkatkan fungsi
kelembagaan dinas / instansi yang terkait dengan penyelenggaraan Pengelolaan dan
Pembuangan Sampah Non Medis.
2) Sasaran perjanjian dalam Naskah Kerjasama ini adalah :
1. Menguatkan kemitraan antara PIHAK KESATU dengan PIHAK KEDUA untuk
mengefektifkan mekanisme Pengelolaan dan Pembuangan Sampah Non Medis.

OBJEK
Pasal 3

Objek perjanjian dalam Naskah Kerjasama ini adalah Peningkatan Mutu Pengelolaan dan
Pembuangan Sampah Non Medis pada PIHAK KESATU.

RUANG LINGKUP
Pasal 4

Kerjasama ini meliputi kegiatan yang berhubungan dengan Pengelolaan dan Pembuangan
Sampah Non Medis, antara lain :
1. PIHAK KESATU menjadi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sebagai
peminta bantuan Pengelolaan dan Pembuangan Sampah Non Medis ke PIHAK KEDUA
2. PIHAK KEDUA menjadi Fasilitas Pelayanan Penerima Permintaan bantuan Pengelolaan
dan Pembuangan Sampah Non Medis dari PIHAK KESATU

HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 5

Hak dan kewajiban PARA PIHAK dalam penyelenggaraan Pengelolaan dan Pembuangan
Sampah Non Medis yang dituangkan sebagai tugas dan tanggung jawab peran PARA PIHAK
dalam lingkup kerjasama ini, yaitu meliputi kegiatan yang di sepakati PARA PIHAK.

PIHAK KESATU
a. Menyediakan tempat penampungan sementara sebelum di angkut oleh PIHAK KEDUA
b. Pemilahan sampah medis dan non medis
c. Memastikan jadwal dan frekuensi pengangkutan dari PIHAK KEDUA
d. Membayar biaya pengangkutan kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp. 200.000 per bulan.

PIHAK KEDUA:
a. Menyediakan sarana fasilitas pengangkutan sampah non medis
b. Memberikan jadwal dan frekuensi pengangkutan ke PIHAK KESATU
c. Mengangkut dan membuang sampah non medis dari PIHAK KESATU sesuai dengan
jadwal dan frekuensi yang disepakati.
d. Menerima pembayaran biaya angkutan sebesar Rp. 200.000 per bulan dari PIHAK
KESATU.

PEMBIAYAAN
Pasal 6

a. PARA PIHAK menyetujui biaya pengangkutan dan pembuangan sampah non medis adalah
Rp. 200.000,- (dua ratus rubu rupiah) setiap bulan.
b. Pembayaran dilakukan setiap bulan dan dibayarkan PIHAK KESATU kepada PIHAK
KEDUA selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan secara tunai.

JANGKA WAKTU
Pasal 7

Naskah Kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak di
tandatanganinya kesepakatan kerjasama ini.

BERAKHIRNYA PERJANJIAN
Pasal 8

1) Dengan mengesampingkan ketentuan pasal 1266 dan 1267 kitab undang-undang Hukum
Perdata, PARA PIHAK sepakat bahwa Perjanjian dalam Naskah Kerjasama ini berakhir
bilamana :
a. Telah berakhirnya jangka waktu yang telah di tentukan; dan
b. Salah satu pihak melanggar dalam perjanjian Kerjasama ini.
2) PARA PIHAK sepakat bahwa force majeure tidak berakibat pada perjanjian ini.

FORCE MAJEURE
Pasal 9

1) Force Majeure meliputi keadaan-keadaan :


a. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, longsor, dan kejadian-kejadian
lain diluar kemampuan manusia;
b. Huru-hara seperti kerusakan sosial, perang dan kejadian lain yang ditimbulkan oleh
manusia namun berada diluar kemampuan PARA PIHAK untuk mengatasainya, dan
c. Perubahan kebijakan Pemerintah yang secara langsung ataupun tidak langsung
mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian dalam Naskah Kerjasama ini.
2) Dalam hal terjadi Force Majeure sebagaimana di maksud pada ayat (1), pihak yang
terkena Force Majeure harus memberitahukan pada pihak lainnya secara tertulis, paling
lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak terjadinya Force Majeure.
3) Dalam hal Force Majeure terjadi terus-menerus melebihi 30 (tiga puluh) hari yang sangat
berdampak pada kemampuan salah satu pihak untuk melaksanakan kewajiban berdasarkan
Perjanjian dalam Naskah Kerjasama ini, maka pihak yang terkena dampak Force Majeure
tersebut dapat mengajukan pemutusan Perjanjian dalam Naskah Kerjasama ini.
4) Dalam hal melaksanakan pemutusan Perjanjian dalam Naskah Kerjasama ini sebagaimana
dimaksud pasal (3), masing-masing pihak tidak dapat menuntut ganti rugi kepada pihak
lainnya dengan dalih apapun juga.

PENYELESAIAN PERSELISIHAN DALAM PELAKSANAAN


Pasal 10

1. Bilamana terdapat permasalahan, perselisihan dalam pelaksanaan Naskah Kersama ini, maka
untuk menyelesaikannya dilaksanakan secara musyawarah dan mufakat oleh PARA PIHAK.
2. Apabila tidak ada kesepakatan maka penyelesaian masalah pada ayat 1 di atas akan dibawa
ke forum koordinasi yang lebih tinggi untuk difasilitasi oleh Bupati Cirebon.
3. Naskah Kerjasama ini di buat rangkap dua dan masing-masing di tandatangani oleh PARA
PIHAK dengan mencantumkan materai Rp. 6.000,- dan masing-masing rangkap mempunyai
kekuatan yang sama.
4. Nota kesepahaman ini diberikan rangkapnya kepada masing-masing pihak.

LAIN-LAIN
Pasal 11

Pelaksanaan Perjanjian dalam Naskah Kerjasama ini tidak terpengaruhi dengan terjadinya
pergantian kepemimpinan dari PARA PIHAK.

PENUTUP
Pasal 12

Hal - hal yang belum cukup diatur dalam Naskah Kerjasama ini, akan diatur oleh PARA
PIHAK berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalam Perjanjian Tambahan (Addendum),
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Naskah Kerjasama ini .

Demikian Naskah Kerjasama ini di buat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK di Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang hari : Selasa tanggal: Dua Puluh Sembilan Maret, dan tahun Dua Ribu
Enam Belas tersebut di atas dalam rangkap 2 (Dua) bermaterai cukup dan masing-masing
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA sah serta mempunyai kekuatan hukum yang sama
setelah di tandatangani oleh PARA PIHAK.

Cirebon, 29 Maret 2016

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

dr.Hj.WALYANAH, MH
NIP. : 197104102006042020
NIP. 19600912 198603 1 005

Anda mungkin juga menyukai