Askep HDR
Askep HDR
PENDAHULUAN
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
berhubungan dengan orang lain (Stuart and Sundeen, 199). Harga Diri Rendah
percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan
juta orang di muka Bumi mengalami gangguan mental (mental disorder), 150
tercatat 44,6% per 1.000 penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa berat.
Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Samarinda pada bulan Januari sampai
khususnya, maka perlunya dilakukan perawatan yang lebih intensif pada klien
Harga Diri Rendah pada kuhususnya dan gangguan jiwa pada umumnya,
masalah dengan Harga Diri Rendah Kronis sangat memerlukan perhatian yang
harga diri rendah pasti akan merasa dirinya tidak berharga, tidak mampu, dan
selalu mengatakan bahwa dirinya tidak berguna, yang mana hal ini dapat
Rendah Kronis.
asuhan keperawatan pada klien Ny. B dengan Harga Diri Rendah Kronis.
1.3.2 Bagi Institusi
Makalah tentang Asuhan Keperawatan pada klien Ny. B dengan Harga Diri
institusi.
Makalah ini dapat dijadikan pengalaman dan latihan bagi pembaca dalam
keperawatan klien Ny. B dengan Harga Diri Rendah Kronis yang dimulai pada
Penyusunan Makalah ini terdiri dari 5 Bab yang disusun dengan urutan :
Bab 1 Pendahuluan
Bab 4 Pembahasan
dan kenyataan.
Bab 5 Penutup
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Konsep Diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
Konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu lahir ; tetapi dipelajari sebagai
hasil dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang
Harga Diri Rendah Kronis adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri,
Seseorang yang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan
memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa
apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan
kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan
dihadapinya. Akan ada dua pihak yang bisa disalahkannya, entah itu
menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain (Rini,
J.F, 2002).
Citra tubuh (Body Image) adalah kumpulan dari sikap individu yang
lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan
sesuai dengan standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu (Stuart
& Sundeen, 1998). Sering juga disebut bahwa ideal diri sama dengan cita
dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi
Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam
tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga (Stuart &
Sundeen, 1998.
Konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku individu.
Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang
penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan
individu dan sosial yang maladaptif. Rentang respon individu terhadap konsep
Positif rendah
Gb 1. Rentang respon konsep diri (Stuart & Sundeen, 1998, hlm. 374 ).
Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang apa yang ada
pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga dirinya, penampilan
peran serta identitas dirinya secara positif. Hal ini akan menunjukkan bahwa
termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak
ada harapan dan putus asa. Adapun perilaku yang berhubungan dengan harga
diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri dan/ atau orang lain, penurunan
tubuhnya sendiri, keluhan fisik, menarik diri secara sosial, khawatir, serta
berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral, sifat
tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya (Stuart &
sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing
baginya.
Harga Diri Rendah Kronis adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri,
termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak
Harga Diri Rendah Kronis dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif
a) Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misalnya harus operasi,
tiba tiba).
sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif.
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon yang mal adaptif. Kondisi ini
dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien
gangguan jiwa.
2.1.4 Etiologi
seseorang.
a) Faktor Predisposisi
yaitu :
tuanya atau orang tua yang penting/ dekat dengan individu yang
bersangkutan.
- Sikap orang tua over protecting, anak merasa tidak berguna, orang
individu.
- Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidak berguna dan merasa
rendah diri.
2) Ideal diri
percaya diri.
b) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi atau stresor pencetus dari munculnya harga diri rendah
c) Perilaku
kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai oleh evaluasi diri
a) Isolasi Sosial
c) Isolasi Sosial
Untuk itu, perawat harus mempunyai kesadaran diri yang tinggi agar dapat
dan penuh penghargaan, tidak larut dalam perasaan yang sedang dirasakan
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses keperawatan
secara keseluruhan, pada tahap ini semua data informasi tentang klien yang
J, 1997).
tanda dan tingkah laku klien dan mekanisme koping klien. (Stuart & Sundeen,
a) Faktor Predisposisi
dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran yang sesuai
dengan kebudayaan.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak
percaya pada anak, tekanan teman sebaya, dan kultur sosial yang
berubah.
b) Faktor Presipitasi
2) Produktivitas menurun
3) Destruktif pada orang lain
4) Gangguan berhubungan
7) Rasa bersalah
19) Khawatir
20) Ketegangan peran
d) Mekanisme Koping
Jangka Pendek :
keagamaan, politik).
kontes popularitas).
(Penyalahgunaan obat).
Jangka Panjang :
1) Menutup identitas
masyarakat
jiwa klien baik aktual maupun potensial yang dapat dipecahkan atau diubah
c) Isolasi Sosial
2.2.3 Perencanaan
- Menyelidiki diri
- Mengevaluasi diri
1) Diagnosa Keperawatan I
Kriteria Evaluasi
Intervensi :
1.1.3 Tanya nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
1.1.4 Jelaskan tujuan pertemuan
Kriteria evaluasi :
Intervensi :
negatif
Kriteria evaluasi :
penggunaannya
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
bantuan total
klien
dan kemampuannya
Kriteria Evaluasi:
5.1 Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan
kemampuannya
Intervensi :
telah di rencanakan
dikeluarga.
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
2) Diagnosa Keperawatan II
perawat
Intervensi :
1.1.2 Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri
suportif
Intervensi :
Intervensi :
3.1.1 Diskusikan masalah yang dihadapi klien
subsitusi
koping
Intervensi :
koping
kesehatan emosional
Intervensi :
sehari hari
Isolasi Sosial
perawat
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
perasaannya.
Kriteria Evaluasi :
orang lain.
Intervensi :
secara bertahap.
bertahap.
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
4.1.1 Dorong klien untuk menyebutkan cara berhubungan dengan
orang lain.
secara bertahap.
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
perasaan keluarga.
keluarga.
2.2.4 Implementasi
keperawatan yang akan dilakukan implementasi pada klien dengan Harga Diri
kemampuannya.
f) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada dikeluarga. Hal ini
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
dua yaitu evaluasi proses dan evaluasi formatif, dilakukan setiap selesai
a) Ancaman integritas fisik atau Harga Diri Rendah klien sudah berkurang.
diri.