Anda di halaman 1dari 25

Jurnal In Create(Inovasi dan Kreasi dalam Teknologi Informasi)

Program Studi Teknik Informatika- UNIPA Maumere

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT BERWISATA


MENGGUNAKAN METODE ELECTRE PADA KABUPATEN SIKKA
Yulianus Ade Memes1, Lusia Fransiska Tuwa To2, Ludsia Lepe3 , Petrus Wolo4
Program Studi Teknik Informatika Universitas Nusa Nipa1234
Jl. Kesehatan No. 3 Maumere 86111
e-mail : andrinana@yahoo.co.id1
e-mail : nansyfransiska@gmail.com2
e-mail : ludsialepe@gmail.com3
e-mail: pwunipa@gmail.com

ABSTRAK
Industri pariwisata di Kabupaten Sikka saat ini merupakan salah satu sektor pendapatan yang sangat besar
dampaknya bagi suatu daerah yang memiliki potensi wisata. Keindahan alam, letak geografis, kebudayaan serta
penginapan dan wisma yang begitu banyak menjadi potensi yang besar dalam mengembangkan sektor
pariwisata Kabupaten Sikka. Dalam hal ini ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam menentukan lokasi
berwisata yang baik dari segi waktu dan biaya, maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat memberikan
keputusan mengenai pariwisata bagi Wisatawan. Dalam proses perancangan sistem pendukung keputusan untuk
memilih tempat pariwisata di Kabupaten Sikka penulis mengunakan metode ELimination Et Choix Traduisant
la Realita (ELECTRE). Metode Electre merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multi kriteria
berdasarkan pada konsep outranking dengan menggunakan perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif
berdasarkan setiap kriteria yang sesuai. Pada penelitian ini penulis mengambil tiga kriteria sebagai atribut yakni
Anggaran, Jarak dan Waktu. Hasil akhir dari penelitian berupa informasi yang mendukung pengambilan
keputusan yang tepat dan akurat serta lebih efektif dalam memberikan informasi daftar tempat berwisata kepada
user atau pengguna dalam hal ini merupakan calon wisatawan.
Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Electre, Pemilihan Tempat Wisata
ABSTRACT
Tourism industry in Sikka currently is one of a very large sector of the revenue impact for an area that has the
potential of tourism. Natural beauty, cultural geography, as well as lodging and pensions that so many became a
great potential in developing tourism sector Sikka. In this case there are a few things that become an obstacle in
determining the location of the trip both in terms of time and cost, then it needs a system that can give a decision
concerning tourism for tourists. In the process of designing a decision support system to select tourist attractions
in Sikka authors using the method of ELimination Et Choix Traduisant la Reality (ELECTRE). Electre method
is one of the multi criteria decision making method based on the concept of outranking by using paired
comparison of the alternatives based on any criteria that fit In this study the authors take three criteria as
attributes, i.e. Budget, distance and time. The final results of the research in the form of information that
supports decision making appropriate and accurate as well as more effective in providing information to the tour
list of user or user in this case is a candidate for tourists.
Keywords: Electre, decision support Systems, selection of tourist attractions

1. PENDAHULUAN perekonomian dunia sehingga banyak negara


Pariwisata merupakan bagian yang tidak berusaha menjadikan negerinya sebagai objek
terpisahkan dari kehidupan manusia terutama yang kaya akan daya tarik kepariwisataan. Di
menyangkut kegiatan sosial ekonomi yang sisi lain, wisata adalah salah satu pasar yang
dipandang sebagai salah satu industri yang sangat dinamis (Ban,2011). Meningkatnya
prospektif di masa yang akan datang (Kabassi, perkembangan komersialisasi Informasi
2010). Pembangunan kepariwisataan perlu Komunikasi dan Teknologi untuk industri
terus diupayakan guna menjadi sub sektor perjalanan dan pariwisata telah mengharuskan
yang dapat meningkatkan perekonomian industri pariwisata serta berbagai industri
nasional dan daerah. Pariwisata sebagai lainnya untuk menerapkan teknologi informasi
industri jasa, menjadi pendorong utama tersebut. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 1


memainkan peran mendasar wisatawan untuk mengevaluasi pemilihan alternatif. Krakteristik
mengelola informasi pemilihan tempat dari SPK yang membedakan dari sistem
berwisata (Sharma dan singh, 2011). Beberapa informasi lainnya adalah (Wolo, 2011) SPK
kriteria penunjang keputusan antara lain tipe dirancang untuk membantu pengambil
wisata yang diinginkan, biaya yang dimiliki, keputusan dalam memecahkan masalah yang
jumlah waktu untuk berwisata serta jarak sifatnya semi terstruktur ataupun tidak
daerah wisata yang diinginkan. Kabupaten terstruktur.
Sikka merupakan sebuah daerah yang tidak Karakteristik dan kapabilitas kunci dari
saja mempunyai sumber daya pertanian, Sitem Pendukung Keputusan yaitu
melainkan juga terdapat objek wisata yang (Saaty,2008): dukungan untuk pengambilan
menarik dan berpotensi. Adanya potensi wisata keputusan, dukungan untuk semua level
tersebut perlu di kembangkan melalui manajerial, dukungan untuk individu dan
pemanfaatan sistem pedukung keputusan, yang kelompok, dukungan untuk keputusan
dapat membantu para wisatawan dalam independen dan atau sekuensial, dukungan di
memilih tempat wisata sesuai keinginan. semua fase pengambilan keputusan, dukungan
ELimination Et Choix Traduisant la dari berbagai proses dan gaya pengambilan
Realita (ELECTRE) merupakan salah satu keputusan, adaptasi sepanjang waktu,
metode dari sistem pendukung keputusan yang pengguna merasa seperti dirumah, peningkatan
berbasis multi kriteria yang digunakan dalam terhadap keefektifan pengambilan keputusan,
melakukan penilaian dan perankingan kontrol penuh oleh pengambil keputusan
berdasarkan kelebihan dan kekurangan melalui dalam memecahkan masalah, kemudahan
perbandingan berpasangan pada kriteria yang pengembangan sistem oleh pengguna akhir,
sama (Janco & Bernoider, 2005). Metode pemodelan dan analisis, akses data, standlone,
ELECTRE telah banyak digunakan untuk integrasi dan berbasis web. Adapun struktur
membantu pengambilan keputusan, misalkan karakteristik dan kapabilitas kunci dari SPK
untuk Menyeleksi vendor outsourching ditampilkan pada gambar 1.
(Teixeira,2007) Seleksi dan pemilihan
supplier( Sevkli,2010) Menyelesaikan
masalah mutasi gen( Wardoyo,dkk,2012).
Pada penelitian ini kami melakukan
penelitian menggunakan metode ELECTRE
dalam melakukan pengambilan keputusan
untuk mendapatkan tempat wisata yang efektif
yang didasarkan pada kriteria anggaran, biaya
Gambar 1. Karakteristik dan kapabilitas kunci
dan jarak. Data yang kami kumpulkan adalah
dari SPK (Turban , 2010)
data masing-masing lokasi wisata. Tujuan
penelitian adalah untuk menganalisis dan Dalam penerapan SPK ada beberapa
menentukan solusi sistem pendukung komponen subsistem yang digunakan yakni
keputusan dalam melakukan pemilihan tempat subsistem manajemen data, subsistem
wisata di Kabupaten Sikka dengan manajemen model, subsistem antarmuka
menggunakan metode ELECTRE. pengguna, subsistem manajemen knowledge
atau manajemen berbasis pengetahuan.
2. LANDASAN TEORI
Skematik dari sistem pendukung keputusan
2.1. Sistem Pendukung Keputusan
dan komponennya ditunjukan pada gambar 2.
Konsep pendukung keputusan ditandai
dengan sistem interaktif berbasis komputer
yang membantu pengambil keputusan
memanfaatkan data dan model untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang tidak
terstruktur. Pada dasarnya SPK dirancang
untuk mendukung seluruh tahap pengambilan
keputusan mulai dari mengidentifikasi
masalah, memilih data yang relevan,
menentukan pendekatan yang digunakan
dalam proses pengambilan keputusan, sampai Gambar 2. Skematik SPK (Turban , 2010)

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 2


2.2. Metode Electre 3. METODE PENELITIAN
ELECTRE merupakan salah satu metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian
dari sistem pendukung keputusan yang ini adalah sebagai berikut :
berbasis multi kriteria yang berasal dari 1. Melakukan studi kepustakaan dengan cara
EROPA sekitar tahun 1960-an. ELECTRE mencari literatur atau sumber-sumber
berasal dari kata Elimination Et Choix yang berkaitan dengan penelitian yang
Traduisant la Realit (ELimination and memberikan informasi secara memadai
Choice Expressing Reality). Metode Elektre untuk menyelesaikan penelitian ini serta
dapat digunakan dalam melakukan penilaian membantu mempertegas teori-teori yang
dan perankingan berdasarkan kelebihan dan ada.
kekurangan melalui perbandingan berpasangan 2. Melakukan wawancara dengan
pada kriteria yang sama. Menurut (Janco & masyarakat di sekitar tempat wisata .
Bernoider, 2005) ELECTRE merupakan salah 3. Melakukan observasi mengenai biaya
satu metode pengambilan keputusan transportasi ke tempat wisata
multikriteria berdasarkan pada konsep
outranking dengan menggunakan 4. HASIL DAN DISKUSI
perbandingan berpasangan dari Analisa Perhitungan dengan menggunakan
alternatifalternatif berdasarkan setiap kriteria metodeElectre
yang sesuai ELECTRE digunakan untuk a. Alternatif yang dibutuhkan
kasus-kasus dengan banyak alternatif namun 1. Tempat pariwisata I ( Blikun Bliwut)
hanya sedikit kriteria yang Dilibatkan. Suatu 2. Tempat pariwisata II (Pantai Kota)
alternatif dikatakan mendominasi alternatif 3. Tempat Pariwisata III (Sea Word)
yang lainnya jika suatu atau lebih kriteria b. Parameter yang digunakan
melebihi (bandingkan dengan kriteria dari 1. Anggaran ( sedikit, sedang, besar )
alternatif yang lain) dan sama dengan kriteria 2. Waktu ( sedikit, sedang, besar )
lain yang tersisa. Langkah-langkah yang 3. Jarak( sedikit, sedang, besar )
dilakukan untuk menyelesaikan masalah c. Parameter
dengan Metode ELECTRE adalah sebagai Tabel 1. Anggaran
berikut : Pembobotan Nilai
1. Membentuk sebuah perbandingan Sedikit ( 50 100 ) 3
berpasangan pada setiap Sedang ( 100 150 ) 2
alternative disetiap kriteria (xij). Besar ( 150 200 ) 1
Nilai harus dinormalisasikan ke
dalam skala yang dapat Tabel 2. Waktu
diperbandingkan(rij) Pembobotan Nilai
cepat ( 1 - 2 ) 3
Sedang ( 2 - 3 ) 2
lama ( 3 - 4 ) 1

Tabel 3. Jarak
2. Memberikan faktor (bobot) pada Pembobotan Nilai
setiap kriteria yang Dekat ( 1 5 km ) 3
mengekspresikan kepentingan Sedang ( 5 10 km ) 2
relatifnya(wj). Jauh ( 10 15 km ) 1

Tabel 4. Rating kecocokan dari setiap


alternatif pada setiap kriteria
3. Selanjutnya Bobot dikalikan Alterna Anggara Waktu( Jarak
dengan matriks perbandingan tif n (x1) x2) (x3)
berpasangan membentuk matriks I 3 2 2
V : vj = wjxij II 2 1 1
III 2 2 2

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 3


3 2 2 Vij = WjXij
X2 1 1 V11 = W11 x R11 = 3 x 0,2776 = 2,1828
2 2 2 V21 = W21 x R21 = 2 x 0,6666 = 1,3332
V31 = W31 x R31 = 2 x 0,6666 = 1,3332
V12 = W12 x R12 = 2 x 0,4850 = 0,97
Hitung matriks keputusan V22 = W22 x R22 = 1 x 0,3333 = 0,3333
ternormalisasi V32 = W32 x R32 = 1 x 0,6666 = 0,3333
V13 = W13 x R13 = 2 x 0,4850 = 0,97
V23 = W23 x R23 = 2 x 0,6666 = 1,3332
V33 = W33 x R33 = 2 x 0,6666 = 1,3332

Matriks V
2,1828 1,3332 1,3332
X1 = + 22 = = V 0,97 0,3333 0,3333
0,97 1,3332 0,3332
4,1231

R11 = = =
I =
0,7276
II =
R21 = = =

0,4850 III =

R31 = = = Tabel 4. Hasil Perengkingan Lokasi Wisata


Pariwisata Rangking Nilai
0,4850 I(Belekun Blewut) 1 1,6164
II (Sea Word ) 2 1,2121
X2 = + 22 = =3 III ( Pante Koka ) 3 0,5455
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dengan
R12 = = = 0,6666 metode ELECTRE, dapat disimpulkan bahwa
dengan inputan Ketersediaan Anggaran atau
Biaya, Jarak Ketersediaan waktu. Maka hasil
R22 = = = 0,3333 yang direkomendasikan berdasarkan metode
ELECTRE adalah Pariwisata I yaitu Blekun
Blewut.
R32 = = = 0,6666
5. KESIMPULAN
X3 = + 22 = =3 Berdasarkan hasil analisis pengambilan
keputusan menggunakan metode Electre untuk
R13 = = = 0,6666 permasalahan Pemilihan Lokasi Berwisata di
Kabupaten Sikka dapat diketahui bahwa untuk
nilai pembobotan kriteria lebih kecil maka
R23 = = = 0,3333 pemilihan lokasi wisata lebih efektif dan
akurat. Dengan demikian Metode Electre
berhasil diterapkan dalam Sistem Pendukung
R33 = = = 0,3333 Keputusan Pemilihan tempat wisata di
Kabupaten Sikka. Kriteria yang dipilih pada
penelitian ini yaitu Anggaran, jarak dan waktu
Matriks Ternomalisasi
dapat diproses dan kemudian menghasilkan
0,7276 0,666 0,6666 3 2 2
rekomendasi melalui tahap-tahap yang telah
R 0,4850 0,3333 0,3333 X 2 1 1
ditetapkan dalam metode ELECTRE.
0,4850 0,6666 0,6666 2 2 2
6. DAFTAR PUSTAKA
Menghitung Matriks R

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 4


Ban, O. I., 2011. Fuzzy multicriteria decision Saaty, 2008, Decision making with the
making method applied to selection of the analytical hierarchy process, Int. J.
best ouristic destinations. International Services Sciences, Vol.1, No.1, University
Journal Of Mathematical Models And of Pittsburgh. Jandric,Z.
Methods In Applied Sciences, 5(2). Turban, E. V. L., 2010, Information
Janco & Bernoider., 2005. Multi-Criteria Technology for Management, 7th Edition,
Decission Making: An Application Study Prentice Hall Inc, New Jersey
of ELECTRE & TOPSIS. .l.:s.n. Teixeira, A. A., 2007. Multicriteria decision
Kabassi, K., 2010. Personalizing model for outsourcing contracts selection.
recommendations for tourists. Computers & Operations Research
Departement of Ecology and the Wardoyo, R, dkk., 2012. ELECTRE-Entropy
Environment, Technologycal Educational method in Group Decisio Support System
Institute of the Ionian Island Greece Modelto Gene Mutation Detection.
Telematics and Informatics, Volume 27, International Journal of
pp. 51-66. AdvancedResearch in Artificial
Sharma, J. & Singh, P., 2011. A Web-Based Intelligence (IJARAI), I(1), pp. 58-63
Tourist Decision Support System for Agra Wolo, P., 2011, Analisis dan Usulan Solusi
City. International Journal of Sistem Untuk Mendukung Keputusan
Instrumentation, Control & Automation Penilaian Kinerja Dosen Menggunakan
(IJICA), 1(1). Metode Analytical Hierarchy Process
Sevkli, M., 2010. An Application of the Fuzzy (AHP) , Seminar Nasional Manajemen
ELECTRE method for Supplier Selection. Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS,
Ternational Journal of Production Surabaya.
Research, 48(12), pp. 3393-3405.

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 5


Jurnal In Create(Inovasi dan Kreasi dalam Teknologi Informasi)
Program Studi Teknik Informatika- UNIPA Maumere

RANCANG BANGUN APLIKASI SIMPAN PINJAM


PADA KOPERASI SERBA USAHA UYELINDO CABANG MAUMERE
DENGAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

Agustinus Lambertus Suban


Program Studi Teknik Informatika Universitas Nusa Nipa
Jl. Kesehatan No. 3 Maumere 86111
e-mail: agustinus@gmail.com

ABSTRAK
Koperasi Serba Uasaha Uyelindo merupakan salah satu koperasi yang berada di kota Muamere. Dalam
kegiatan koperasi ini tidak lepas dari sistem pengolahan data yang dapat berubah sewaktu-waktu dengan
jumlah data yang sangat besar. Perubahan data tersebut harus tersimpan dengan baik. Dalam pengelolaan
data kebanyakan dari pihak koperasi menggunakan sistem pemrosesan manual, dimana data yang ada berupa
rekaman yang disimpan dalam rak-rak berkas. Dengan demikian butuh sebuah solusi dalam menangani
kesulitan yang dihadapi. Data dengan sistem terkomputaerisasi merupakan sebuah solusi yang dapat mengatasi
hal tersebut yaitu dalam hal pengelolaan data simpan pinjam. Tujuan dari penilitian ini dikembangkan aplikasi
yang dapat digunakan khususnya dalam penanganan simpan pinjam. Tahapan-tahapan dalam merancang
sistem ini yakni, analisis data, membuat rancangan data flow diagram, diagram entity relationship, membuat
program, dan menguji program. Hasil dari penelitian ini berupa sebuah aplikasi yang dapat membantu pihak
koperasi dalam melakukan pengelolaan data.
Kata kunci: Sistem Informasi, Simpan Pinjam, Koperasi Serba Usaha Uyelindo, Visual basic 6.0

ABSTRACT 1. PENDAHULUAN
Koperasi Serba Uasaha Uyelindo is one of the
cooperative in Muamere. In cooperative activity is Perkembangan teknologi informasi
not separated from the data processing system dewasa ini sangat mempengaruhi pola
which may change at any time with a very large pemakaian komputer di segala bidang.
amount of data. Changes in the data must be stored Komputer yang pada awalnya hanya
properly. In most of data management of the digunakan oleh para akademis dan militer kini
cooperative use manual processing system, wherein telah digunakan secara luas di berbagai
data records stored in the form of shelves files.
bidang, khususnya pada bidang perkantoran.
Thus need a solution in dealing with the difficulties
encountered. The data with the computerized Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
system is a solution that can overcome this, namely teknologi yang semakin pesat diera globalisasi
in terms of data management savings and loans. saat ini, maka perkembangan teknologi baik di
The purpose of this research developed an instansi pemerintah maupun swasta dituntut
application that can be used especially in the untuk dapat mengikuti serta mengetahui
treatment of savings and loans. The stages in derasnya arus informasi dalam segala bidang
design of this system, data analysis, make data flow khususnya dalam bidang komputer. Seiring
diagrams (DFD), entity relationship diagrams dengan perkembangannya maka banyak
(ERD), create programs, and test programs. The bidang yang berusaha memanfaatkan
results of this study in the form of an application
komputer seoptimal mungkin, baik itu
that can assist the cooperative in managing data.
Keywords: Information Systems, Savings and
pemerintah maupun swasta, baik kecil maupun
Loans, Koperasi Serba Usaha Uyelindo, Visual besar, karena komputer dapat bekerja dengan
Basic 6.0 cepat, tepat dan cermat serta mempunyai daya

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 6


penyimpanan data yang besar, karena itu perlu adanya sebuah aplikasi atau sistem
penggunaan komputer sangat membantu dalam informasi yang dapat mengolah data lebih
pengolahan data, meningkatkan kemampuan cepat, mudah dan akurat dalam melakukan
analisa tanpa terdesak oleh keterbatasan waktu simpan pinjam pada koperasi Serba Usaha
sehingga ini sangat mendukung dalam Uyelindo Cabang Maumere.
kegiatan efektifitas, kuantitas dan produktifitas Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
yang dihasilkan. Untuk membuat sistem komputerisasi yang
Komputer dengan dukungan dapat menangani data anggota, data simpanan,
komponen-komponen akan mampu data pinjaman bualanan, data pinjmaan
memberikan daya guna yang lebih besar bagi tahunan, data pembayaran angsuran bulanan,
perusahaan swasta yang terkait seperti halnya data pembayaran angsuran tahunan dan
pada koperasi Serba Usaha Uyelindo Cabang pembuatan laporan.
Maumere. Koperasi Serba Usaha Uyelindo
Cabang Maumere adalah badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan 2. LANDASAN TEORI
hukum koperasi dengan melandaskan 2.1 Konsep Dasar Data
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi Data adalah kenyataan yang
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan
yang berdasar atas asas kekeluargaan yang kesatuan nyata. Kejadian (event) adalah
kegiatan usahanya berupa simpan pinjam yang sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Sebagai
dapat memenuhi kebutuhan para anggotanya contoh, dalam dunia bisnis kejadian-kejadian
yang berazaskan Pancasila dan Undang- nyata yang sering terjadi adalah perubahan
Undang Dasar 1945 yang sudah berbadan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi.
hukum sejak tanggal 14 Juni 1997. Tujuan Misalnya penjualan adalah transaksi
utama berdirinya koperasi ini adalah untuk perubahan nilai barang menjadi nilai uang
mensejahterakan anggota pada khususnya dan atau nilai piutang dagang. Kesatuan nyata (fact
masyarakat umumnya, selain itu untuk and entity) adalah berupa suatu obyek nyata
mendapatkan keuntungan maksimal, seperti tempat, benda dan orang yang betul-
mempertahankan kelangsungan hidup dan betul ada dan terjadi. Sumber dari informasi
mengejar pertumbuhan dalam usahanya, dan adalah data. (Edhy Sutanta, 2003) Data
tujuan ini akan terwujud jika ada kerja sama merupakan bentuk yang belum dapat
antara elemen-elemen pendukung antara lain memberikan manfaat yang besar bagi
para pegurus koperasi dan staf-staf penerimanya, sehingga perlu suatu model yang
administrasi lainya dalam dukungan personil, nantinya akan dikelompokkan dan diproses
diperlukan sistem kerja yang baik dan untuk menghasilkan informasi.
terorganisir. 2.2. Konsep Dasar Data Informasi
Pada koperasi Serba Usaha Uyelindo Informasi adalah data yang diolah
Cabang Maumere ini dalam proses menjadi sebuah bentuk yang bearti bagi
pengolahan data simpan pinjam termasuk pengguna, yang bermanfaat dalam
sistem administrasinya masih dilakukan pengambilan keputusasn saat ini atau
dengan pencatatan data transaksi yang masih mendukungn sumber informasi. Data yang
manual dimana dengan perhitungan belum memiliki nilai sedangkan informasi
menggunakan kalkulator, yang menyebabkan sudah memiliki nilai. Informasi dikatkan
waktu untuk menghasilkan informasi menjadi bernilai bila manfaatnya lebih besar dibanding
lebih banyak sehingga informasi yang biaya untuk mendapatkannya. (Kusrini dan
dibutuhkan sering terlambat, dan informasi Andri Koniyo, 2007). Informasi adalah data
yang disampaikan tidak lengkap serta yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang
informasi yang dicatat dalam selembar kertas berarti bagi penerimanya dan bermanfaan
dan apabila kertas itu hilang maka data juga dalam pengambilan keputusan saat ini atau
ikut hilang. Dengan jumlah anggota yang mendatang. Jadi Informasi adalah data yang
banyak serta jumlah pengurus koperasi yang diproses kedalam bentuk yang lebih berarti
sangat terbatas, tentu akan menimbulkan bagi penerima dan berguna dalam
lambannya pekejaan koperasi yang pengambilan keputusan, sekarang atau untuk
mengakibatkan ketidakpuasan anggota masa yang akan datang. (Andri Kristanto,
terhadap koperasi tersebut. Oleh karena itu 2003)

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 7


Konsep yang sama juga dikemukakan 4. Lengkap, informasi berisi suatu informasi
oleh Edi Sutanta bahwa informasi merupakan yang dibutuhkan.
hasil pengolahan data sehingga menjadi 5. Jelas, isi informasi harus berkaitan
bentuk yang penting bagi penerimanya dan dengan keperluan pemakai.
mepunyai kegunaan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan yang dapat dirasakan 3. METODE PENELITIAN
akibatnya secara langsung dan tidak langsung Ada beberapa metode yang digunakan
pada saat mendatang. Untuk memperoleh penulis dalam pengumpulan data,
informasi diperlukan adanya data yang akan diantaranya:
diolah dan unit pengelolah. (Edhy Sutanta, a. Metode observasi
2004) Penelitian ini diadakan langsung oleh
Informasi dapat diperoleh dari peneliti di lapangan untuk
pengolahan data dapat dinilai bardasarkan mengidentifikasi masalah, memahami
sifatnya. Sistem inofrmasi yang menentukan cara kerja dari sistem yang ada,
nilai informasi adalah: Kemudahan dala menganalisa kelemahan sistem,
memeperoleh, Sifat luas dan kelengkapannya, menganalisa kebutuhan user/pemakai
Ketelitian, Kecocokan dengan pengguna pada koperasi Serba Usaha Uyelindo
(relevance), Ketepatan waktu, Kejelasan Cabang Maumere.
(clarity), Fleksibelitas/keluwesannya, Dapat b. Metode wawancara
dibuktikan, Tidak ada prasangka, Dapat Metode ini merupakan teknik
diukur. pengumpulan data dengan cara
melakukan wawancara atau interview
2.3. Konsep Dasar Sistem Informasi dengan pihak koperasi, mencari tahu
proses pengolahan data yang ada pada
Sistem informasi adalah data yang saat ini.
sudah diolah, dibentuk atau dimanipulasi c. Studi Literatur
sesuai dengan keperluan tertentu atau hasil Studi ini dilakukan dengan cara
dari pengolahan data yang secara prinsip mempelajari buku-buku bahan referensi,
memiliki nilai atau value yang lebih menganalisa dokumen-dokumen, bukti
dibandingkan data mentah. Informasi dapat pengolahan data, serta materi-materi
juga dianggap sebagai suatu data untuk diolah yang mendukung penelitian, baik yang
lagi dan menjadikan informasi sesuai dengan tersedia pada perpustakaan ataupun
keperluan unit kerja tertentu. (Andri Kristanto, yang ada pada Koperasi Serba Usaha
2003). Sistem informasi adalah suatu sistem Uyelindo Cabang Maumere.
dalam organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, 4. HASIL DAN DISKUSI
mendukung operasi, bersifat manejerial dan 4.1. Diagram Konteks Sistem Baru
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan Diagram konteks adalah sebuah
menyediakan pihak luar tertentu dengan diagram sederhana yang menggambarkan
laporan-laporan yang diperlukan. Sistem hubungan antara entitas luar masukan dan
Informasi dapat juga dibuat untuk keperluan keluaran dari sistem. Sistem ini terdiri dari dua
manajemen sesuai dengan unit kerja pada entitas luar yang berhubungan dengan sistem
tingkatannya masing-masing. (Kusrini dan informasi simpan pinjam pada koperasi Serba
Andri Koniyo, 2004) Usaha Uyelindo Cabang Maumere. Entitas
Informasi mempunyai tingkat kualitas tersebut adalah entitas Anggota dan entitas
yang ditentukan oleh beberapa hal antara lain: Ketua Cabang. Anggota mengisi biodatanya,
1. Akurat, informasi harus bebas dari segala mengisi formilir simpanan, menyetorkan dan
kesalahan, tidak boleh menyesatkan dan melakukan simpanan (di dalam simpanan ada
harus jelas penyampaian maksudnya. tiga macam simpanan yaitu simpanan pokok,
2. Tepat pada waktunya, informasi yang simpanan wajib, dan simpanan sukarela),
datang tidak boleh terlambat pada mengisi formulir pinjaman bulanan, mengisi
penerima. formulir pinjaman tahunan, mengisi formulir
3. Relevan, informasi harus mempunyai pembayaran angsuran bulanan, mengisi
manfaat bagi pemakainya. formulir pembayaran angsuran tahunan,
menyetorkan pembayaran angsuran bulanan,

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 8


menyetorkan pembayaran angsuran tahunan, pembayaran angsuran bulanan, mengisi
memberikan buku simpanan, serta berhak formulir pembayaran angsuran tahunan,
mengajukan surat permohonan pinjaman menyetorkan pembayaran angsuran bulanan,
bulanan, dan berhak mengajukan surat menyetorkan pembayaran angsuran tahunan,
permohonan pinjaman tahunan kepada memberikan buku simpanan, serta berhak
Bendahara. mengajukan surat permohonan pinjaman
Bendahara memberikan laporan bulanan, dan berhak mengajukan surat
Anggota, laporan simpanan, laporan pinjaman permohonan pinjaman tahunan ke sub proses
bulanan, laporan pinjaman tahunan, laporan transaksi maka data tersebut akan valid
pembayaran angsuran bulanan dan laporan disimpan dalam media penyimpanan data
pembayaran angsuran tahunan kepada Ketua simpanan, media penyimpanan data
Cabang. Setalah Bendahara memberikan pinjaman bulanan, media penyimpanan data
semua laporannya maka Ketua Cabang pinjaman tahunan, media penyimpanan data
menandatangani semua loparan tersebut dan pembayaran angsuran bulanan, media
memberikan kembali ke Bendahara berupa penyimpanan data pembayaran angsuran
laporan Anggota yang telah disetujui, laporan tahunan, diserahkan ke sub proses
simpanan, laporan pinjaman bulanan, laporan pembuatann laporan.
pinjaman tahunan yang, laporan pembayaran Dari sub proses transaksi memberikan
angsuran bulanan dan laporan pembayaran buku simpanan yang sudah di-update, bukti
angsuran tahunan. Bendahara menerima semua simpanan, pinjaman bulanan, pinjaman
laporan dari Ketua Cabang maka Bendahara tahunan, serta bukti pinjaman bulanan, bukti
dapat memberikan buku simpanan yang sudah pinjaman tahunan, bukti pembayaran
di-update, bukti simpanan, pinjaman bulanan, angsuran bulanan, dan bukti pembayaran
pinjaman tahunan, serta bukti pinjaman angsuran tahunan dan semua data akan akan
bulanan, bukti pinjaman tahunan, bukti valid yang sudah tersimpan pada media
pembayaran angsuran bulanan, dan bukti penyimpanan datanya masing-masing ke sub
pembayaran angsuran tahunan dan proses pembuatan laporan yang akan
memberikan kepada anggota. Bendahara diserahkan ke Ketua Cabang berupa laporan
informasi simpan pinjam ini dapat anggota, laporan simpanan, laporan pinjaman
digambarkan dengan diagram konteks seperti bulanan, pinjaman tahunan, pembayaran
pada gambar 3.1 berikut ini. angsuran bulanan, pembayaran angsuran
tahunan dan diserahkan ke kepada Ketua
Cabang. Diagram level 0 Simpan Pinjam
Pada Koperasi Serba Usaha Uyelindo
Cabang Maumere dapat dilihat pada gambar
3.4 berikut ini.

Gambar 1. Diagram Konteks sistem yang akan


dikembangkan

Diagram level 0 ini menjelaskan


tahapan-tahapan proses yang terjadi sebagai
berikut: Anggota mengisi formilir simpanan,
menyetorkan simpanan (di dalam simpanan
ada tiga macam simpanan yaitu simpanan
pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela),
mengisi formulir pinjaman bulanan, mengisi Gambar 2. Diagram Level 0 Sistem yang akan
formulir pinjaman tahunan, mengisi formulir dikembangkan

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 9


4.2. Desain Basis Data
Pada tahap struktur basis data ada
pendekatan-pendekatan yang digunakan
yakni dengan model relationship atau Entity
Relantionship Diagrams (ERD). ERD adalah
suatu metode perancangan database yang
sering digunakan dalam perencanaan
database dengan notasi grafis dalam
pemodelan data konseptual yang
mendiskripikan hubungan antar Gambar 4. Tampilan Form Pinjaman Tahunan
penyimpanan. ERD digunakan untuk
memodelkan struktur data dan hubungan
antar data.Struktur antar tabel bertujuan
untuk mendukung kelancaran pengolahan
data-data elektronis, sehingga dapat
dihasilkan laporan berisi infomasi-informasi
yang diperlukan. Berikut adalah entity
relationship diagram Simpan Pinjam Pada
Koperasi Serba Usaha Uyelindo Cabang
Maumere dapat dilihat pada gambar berikut
ini:

Gambar 5 Tampilan Form Pembayarann


Angsuran Bulanan

Gambar 6 Hasil Cetak Slip Pembayarann


Gambar 3. Diagram Relasi antar-entitas Angsuran Bulanan

4.3. Implementasi Form Pembayarann Angsuran Tahunan


Form ini digunakan untuk menginput
Form Pinjaman Tahunan dan mengubah data pembayarann angsuran
tahu an. Dimana untuk penginputan data
Form ini digunakan untuk menginput pembayarann angsuran tahunan dibatasi
dan mengubah data Pinjaman tahunan. Dimana dengan jumlah karakter dan digitnya. Form
untuk penginputan data Pinjaman Tahunan pembayarann angsuran tahunan, Simpan
dibatasi dengan jumlah karakter dan digitnya. Pinjam pada Koperasi Serba Usaha Uyelindo
Form Pinjaman Tahunan, Simpan Pinjam pada Cabang Maumere dapat dlihat pada Gambar
Koperasi Serba Usaha Uyelindo Cabang 4.11 berikut ini:
Maumere dapat dlihat pada Gambar 4 sebagai
berikut ini:

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 10


swasta secara optimal dan efisien terutama
dalam menumbuhkembangkan minat
anggota atau masyarakat yang memerlukan
jasa koperasi.

6. DAFTAR PUSTAKA

Jubilee Enterprise, 2008, Teknik Cepat


Gambar 7 Tampilan Form Pembayarann Menguasai Visio 2007, Penerbit, PT Elex
Angsuran Tahunan Media Komptindo, Jakarta.
Kristanto Andri, 2003, Perancangan Sistem
Informasi dan Aplikasinya, Penerbit, Gava
5. KESIMPULAN Media, Yogyakarta.
Dari hasil penelitian, perancangan, Kristiono Privida, 2008, Pemmrograman
impelementasi, sampai uji coba sistem, dapat Database Tingkat Lanjut Dengan VB6,
disimpulkan bahwa : Penerbit, PT Elex Media Kompotindo,
1. Dalam proses perancangan aplikasi Jakarta
software bantu untuk mengolah data Kusrini, dan Koniyo Andri 2007, Membangun
simpan pinjam pada Koperasi Serba Usaha Sistem Informasi dengan Visual Basic,
Uyelindo Cabang Maumere ini perlu Penerbit, Andi Offset, Yogyakarta.
ditunjang oleh analisa yang cermat serta Nugroho Adi, 2004, Konsep Pengembangan
ketelitian dan keuletan sehingga dapat Sistem Basis Data, Penerbit, Informatika,
menghsilkan sistem informasi untuk Bandung.
pengolahan data sesuai dengan yang Sutanta Ehdy 2004, Sistem Basis Data,
diharapkan, yaitu selain dapat beroperasi Penerbit, Graha ilmu, Yogyakarta.
dengan cepat dan akurat juga didukung Suryana Taryana, 2009, Visual Basisc 6.0,
dengan desain interface yang menarik. Penerbit, Graha Ilmu, Bandung.
2. Aplikasi ini menyediakan data dan Soeherman Bonnie,dkk, 2010, Membangun
informasi yang diperlukan oleh pengguna Sistem Informasi UMKM Dagang dengan
simpan pinjam dapat dimanfaatkan oleh Microsoft Acces, Penerbit, PT Elex Media
koperasi-koperasi, baik pemerintah maupun Komptindo, Jakarta.

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 11


Jurnal In Create(Inovasi dan Kreasi dalam Teknologi Informasi)
Program Studi Teknik Informatika- UNIPA Maumere

PENGARUH GOLDEN RATIO JENDELA RUMAH MINIMALIS TERHADAP


BEBAN PENDINGINAN DAN PENCAHAYAAN ALAMI
DIDAERAH TROPIS LEMBAB
Ranhard Sonny T Antou
Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Nusa Nipa
Jl. Kesehatan No. 3 Maumere 86111
e-mail: sonnyantou@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penggunaan energi listrik makin mendapat tempat dimasyarakat karena beberapa keuntungan yang dimiliki oleh
sumber energi tersebut. Listrik memiliki banyak arti dalam kehidupan, baik dari segi penunjang produktivitas
maupun yang berkaitan dengan unsur-unsur kualitas kehidupan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengungkap
fakta dari peran Golden Ratio jendela rumah minimalis di daerah tropis lembab dalam hubungannya dengan
komsumsi energi listrik rumah tinggal dalam hal pengkondisian udara dan pencahayaan alami. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini dengan cara observasi langsung Pengumpulkan kajian pustaka berupa buku-buku
referensi dan jurnal. Selain tinjauan pustaka data sekunder berupa catatan lapangan seperti data pengukuran.
Data radiasi langsung maupun tak langsung digunakan software diagram matahari. Data pencahayaan alami
existing menggunakan alat ukur Light Meter Meterman LM 631 dan dianalisis menggunakan software Velux.
Hasil penelitian dan analisa mengenai beban panas dan intensitas cahaya siang hari pada beberapa studi kasus di
perumahan yang bergaya minimalis menunjukkan bahwa luas jendela yang ada belum optimal.
Kata kunci : Golden Ratio, Jendela Rumah Minimalis, Beban Pendinginan, Pencahayaan Alami, Daerah
Tropis Lembab

ABSTRACT

Increasing use of electrical energy have a place in the community as some of the advantages possessed by the
energy source. Electricity has a lot of meaning in life, both in terms of productivity and support relating to the
elements of quality of life. The purpose of this research is to uncover the facts of the role of the Golden Ratio
minimalist house windows in the humid tropics in relation to the consumption of electric energy in the case of
residential air conditioning and natural daylight. The method used in this study by direct observation, where the
observations made by the researcher in the research area with direct observation and take primary data through
interviews, questionnaires and deploy lists, record drawings of existing physical data at the study site.
Secondary data obtained from literature review that includes architectural theories relevant to the research
problems. By using the literature review provides the background to the phenomenon under study. Compiling a
literature review reference books and journals. In addition to a literature review of secondary data can also be
a record of such field measurement data. Radiation data directly or indirectly use the sun diagram software.
Data of existing natural lighting using Light Meter gauges Meterman LM 631 and analyzed using software
Velux. Results of research and analysis on heat load and light intensity during the day on several case studies in
the minimalist style housing indicates that the vast existing window is not optimal
Keywords : Golden Ratio, Minimalis House Windows, Cooling Load, Daylighting, Humid Tropical Region

1. PENDAHULUAN pemerintah serta instruksi Presiden tentang


Saat ini sedang ramainya pemerintah konservasi energi. Ini menandakan bahwa
mempromosikan tentang penghematan energi pemerintah sangat cemas dengan cadangan
dengan mengeluarkannya peraturan-peraturan energi yang ada. Saat kita menggunakan

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 12


sumber energi (energi yang tidak dapat lebih pada kasus pemakaian energy listrik
diperbaharui), kita berperilaku seperti pewaris untuk sektor perumahan di Indonesia.
yang sedang memanfaatkan warisannya tanpa
2. LANDASAN TEORI
memikirkan hari esok, sampai suatu saat
menyadari isi rekening di bank sudah kosong Konsumsi sumber daya yang hemat dan
(Lechner,2007). efisien (energi, material, air dan lahan). Emisi
Jenis pemakaian energi listrik tersebut baik terhadap udara, air dan tanah terkait
yang mempunyai hubungan erat dengan dengan lingkungan dan kesehatan. Lain-lain
keadaan fisik rumah adalah pemakaian energy (seperti kebisingan dan getaran). Penghematan
listrik untuk penerangan dan pendingin energi dapat dicapai dengan penggunaan
ruangan. Pemakaian penerangan buatan energi secara efisien dimana manfaat yang
terkadang berlebihan karena biasanya dipakai sama diperoleh dengan menggunakan energi
untuk malam hari, digunakan juga pada siang lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi
hari karena intensitas pencahayaan siang hari konsumsi dan kegiatan yang menggunakan
tidak memadai. Sedangkan pemakaian energi. Bangunan gedung termasuk rumah
pendingin ruangan (AC), karena tidak tinggal minimalis yang menggunakan
tercapainya kenyamanan thermal didalam penghawaan buatan telah diatur standart
ruang. Distribusi pemakaian energi terbesar mengenai konservasi energi melalui selubung
dalam suatu bangunan adalah sistim AC yaitu bangunan yang dikenal dengan OTTV
mencapai 50 70 % dari seluruh energi listrik (Overall Thermal Transfer Value) dan RTTV
yang digunakan, sedangkan pencahayaan (Roof Thermal Transfer Value) dengan
mencapai 10 25% (Loekita, 2006). ketentuan tidak boleh melewati 45 Watt/m 2
Rumah tinggal minimalis dewasa ini (Loekita,2006), diambil dari SNI 03-6389-
telah menjadi sebuah gaya arsitektur bangunan 2000. Menurut Loekita semakin besar nilai
yang tengah menjadi trend terutama dikota- WWR (Window to Wall Ratio) semakin besar
kota besar, dengan bentuk yang geometris, pula nilai OTTV.
sederhana dan kokoh,. (Murtomo, 2008).
Selanjutnya Murtomo menyatakan bahwa ciri Beban panas suatu bidang dinding terhadap
paling menonjol rumah minimalis semuanya radiasi matahari dapat dihitung dengan
serba simpel, garis tegas, persegi, kotak- menggunakan rumus :
kotak,dan serba siku. Pendapat Murtomo dapat Q = K . A (Ts-To)
disimpulkan bahwa orang semakin tertarik Dimana :
dengan bentuk geometris yang diolah menjadi K = Konduktivitas bahan (W)
suatu penampilan fasade yang dianggap cukup A = Luas permukaan (m2)
estetika. Sejalan dengan pendapat Murtomo, Ts = Suhu permukaan bahan
sekarang terlihat pada pengembang- (0C)
pengembang rumah tinggal dominan To = Suhu yang akan
menggunakan konsep minimalis, dimana dikondisikan (0C)
sebelumnya pengembang mengembangkan Q = Beban panas (Watt/m2)
rumah diluar konsep minimalis. Kenyataan
yang ada bahwa bentuk gaya minimalis ada Tingkat penerangan suatu ruang sangat
yang menggunakan atap datar dan bergantung terhadap permukaan (selubungnya)
meminimalisasi cantilever (Widjayanti, 2007), dan dimensi media sumber cahaya (bukaan).
hal ini tidak cocok dengan keadaan iklim Pencahayaan alami siang hari yang terjadi
tropis lembab, sehingga berdampak pada dalam suatu ruangan bergantung pada
penggunaan energi listrik tambahan seperti besarnya angka terang langit, ukuran luasan
pemakaian sistim pendingin ruangan (AC) bukaan serta besarnya koefisien transmisi
untuk memberikan rasa nyaman bagi penghuni cahaya yang melewati suatu bidang transparan
rumah. Segi pencahayaan kadang bukaan pada bukaan yang bersangkutan (Sangkertadi,
jendela dan ventilasi ikut juga diminimalisasi 2006). Semakin jauh dari bidang bukaan maka
sehingga kecukupan pencahayaan alami dalam kuat pencahayaannya ialah semakin melemah,
ruang tidak memenuhi, akibatnya harus oleh karena itu pola distribusinya merupakan
ditambah dengan pencahayaan buatan fungsi non linier.
.Menurut Sangkertadi (2011) terdapat indikasi 3. METODE PENELITIAN
pemborosan energi listrik sampai 25 % bahkan

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 13


Penelitian ini dilakukan dengan berlandaskan dengan pendekatan Golden Ratio. Hasil
pada paradigma asosiatif kuantitatif dengan simulasi nenunjukkan bahwa dengan
pendekatan positivistic Paradigma asosiatif pengurangan dimensi jendela prosentasi beban
dapat dibangun suatu teori yang berfungsi panas rata-rata menurun. Sebaliknya intensitas
untuk menjelaskan, meramalkan dan cahaya dalam ruang ikut juga menurun ini
mengontrol suatu gejala/fenomena kemudian dapat dilihat pada tabel 1. Hasil simulasi
mengungkapkan gejala secara holistik- dengan melakukan penambahan dimensi
konstektual melalui pengumpulan data dari jendela yang juga menggunakan pendekatan
latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti golden ratio memperlihatkan bahwa beban
sebagai instrumen kunci (Muhadjir, 2000). panas bertambah dan intensitas cahaya dalam
Objek penelitian ini mengenai karakter fisik ruang juga ikut bertambah. Hasil kedua
gaya bangunan rumah tinggal minimalis dalam simulasi ini menunjukkan bahwa untuk
hal luasan / dimensi ruang, dimensi bukaan mencapai kondisi yang optimal antara beban
jendela. Penentuan objek penelitian dengan panas dan intensitas pencahayaan alami dalam
melakukan pengamatan pada fisik jendela ruang harus digunakan simulasi penambahan
pada fasade rumah tinggal di kota Manado volume jendela dengan menggunakan
yang menggunakan konsep gaya minimalis. pendekatan golden ratio
Adapun data rumah minimalis yang berada
dikota Manado, ditinjau dari bangunan rumah Tabel 1. Simulasi Dimensi dengan
yang diproduksi secara serentak oleh para Menggunakan Pendekatan Golden Ratio
pengembang. Didalam hal ini rumah NO SIMULASI DIMENSI SKETSA
minimalis yang dibangun secara perorangan
1 Existing 0.42 x
diabaikan. Pendataan jumlah rumah minimalis ( Bukan 1.52
tipe jendela yang ada terdiri dari tiga model Goden Ratio)
untuk setiap pengembang, yaitu model satu 2 Pengurangan 0.42 x
bukaan, dua bukaan dan tiga bukaan. 44 % 0.67
Menggunakan
4. HASIL DAN DISKUSI Golden Ratio
Berdasarkan analisis pencahayaan merata 3 Penambahan 0.70 x
24 % 1.10
terlihat intensitas pencahayaan merata Menggunakan
minimum terdapat pada type B yaitu 44.96 lux Golden Ratio
sedangkan yang maximum terdapat pada type
4 Penambahan 0.80 x
F yaitu 128.86 lux. Secara keseluruhan 62 % 1.30
intensitas pencahayaan tiap type jendela dapat Menggunakan
dilihat pada gambar 1 , dimana belum ada Golden Ratio
5 Penambahan 0.90 x
yang memenuhi syarat 200 lux. 105 % 1.40
Menggunakan
Golden Ratio

6 Penambahan 1.00 x
153 % 1.62
Menggunakan
Golden Ratio

7 Penambahan 1.20 x
264 % 1.94
Menggunakan
Golden Ratio

Gambar 1. Grafik Intensitas Pencahayaan


Alami Merata Existing

Jendela rumah minimalis dilakukan simulasi


pengurangan dan penambahan dimensi

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 14


8 Penambahan 1.25 x
296 % 2.00
Menggunakan
Golden Ratio

Gambar 3. Grafik Pengaruh perubahan luas bukaan berbasis golden ratio


terhadap intensitas cahaya dalam ruang.

Gambar 2. Grafik Pengaruh Beban Panas dengan Simulasi Golden Ratio


Tabel 2. Perbandingan dan pada setiap
Beban panas yang dihasilkan akibat simulasi simulasi
bukaan jendela berdasarkan Golden Ratio
seperti yang ditunjukkan dalam tabel 1, ialah
NO E A
bertambah selaras dengan penambahan luas SIMULAS
jendela (gambar 4). I E % A %
(LUX
) (M2)

1 61.60 10.51 0.31 7.37


201.1
2 0 34.32 0.79 18.95
302.9
3 0 51.69 1.34 32.07
313.1
4 0 53.43 1.96 46.74
476.0
5 0 81.23 3.38 80.70
507.0
6 0 86.52 3.78 90.16
586.0 100.0
7 0 0 4.19 100.00

Table 2 memperlihatkan selisi antara intensitas


cahaya simulasi dimana n = En E(n-1)
dan nn (n
-1)Prosentasi A dan E berimbang
seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 15


Beban panas dengan pendekatan OTTV dapat Tabel 3. Perbandingan Qdan pada
dilihat pada gambar 5 setiap simulasi

NO Q A

SIMULASI Q % A %

(WATT) (M2)

1 1.84 8.88 0.31 7.37

2 4.56 22.03 0.79 18.95

3 7.56 36.47 1.34 32.07

4 10.72 51.75 1.96 46.74

5 17.30 83.52 3.38 80.70

6 19.01 91.76 3.78 90.16

7 20.71 100.00 4.19 100.00

Gambar 4. Grafik Prosentasi Kenaikan


Intensitas Cahaya dan Kenaikan Luas Jendela
(lihat tabel 2)

Gambar 6. Grafik ambang maximum OTTV dan


ambang minimum dari pencahayaan alami dalam
ruang

Gambar 5. Grafik Pengaruh Perubahan Luas


Bukaan Berbasis Golden Ratio terhadap
OTTV

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 16


96

456.10
5 3.23 30. 6.69 38.57
81
619.00
6 4.66 44. 9.64 45.15
37
650.00
7 5.05 48. 10.4 46.86
15 6
729.00
Gambar 7. Grafik prosentasi luas jendela terhadap 8 5.46 52. 11.3 48.57
luas lantai dan luas selubung 08 1
Prosentasi luas bukaan jendela terhadap luas
lantai dengan kecukupan cahaya alami yang
optimal ialah 19.72 % ( gambar 7).Prosentasi
luas bukaan jendela terhadap luas selubung
yang optimal ialah 4.28 % .

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa
mengenai beban panas dan intensitas cahaya
siang hari pada beberapa studi kasus di
perumahan yang bergaya minimalis
Tabel 4. Hasil penelitian luas jendela menunjukkan bahwa luas jendela dapat
terhadap OTTV dan Intensitas cahaya mempengaruhi konsumsi energi listrik.
Penggunaan Golden Ratio dapat menentukan
dalam ruang dengan menggunakan
kualitas desain yang hemat energi pada rumah
software Velux minimalis. Adapun peran golden ratio ialah :
No A Aj/ Aj/A OTT Intensitas
Simul (m2) Al s V cahaya 1. Bentuk geometri jendela rumah minimalis
asi (%) (%) (W/ (Lux) yang menggunakan Golden Ratio dengan
m2) menambahkan volume masih dapat
143.00 memenuhi standar OTTV yang disyaratkan.
1 1.27 12. 2.64 27.85 Selain itu bentuk geometri jendela rumah
16 minimalis yang sudah mendekati pola
Golden Ratio, beban panas yang diterima
204.60 setelah mengurangi maupun di tambah
2 1.58 15. 3.28 29.69 volume adalah relative kecil. Perbandingan
10 luas jendela untuk pencahayaan alami yang
optimal pada rumah nminimalis masih
344.10
dapat memenuhi ketentuan OTTV.
3 2.07 19. 4.28 32.42
Menggunakan perbandingan golden ratio
72
dapat mempermudah penentuan dimensi.
445.90 2. Orientasi Utara dan Selatan rumah
4 2.62 24. 5.42 35.41 minimalis, beban panas yang diterima lebih

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 17


rendah dibanding orientasi Barat dan Prianto E, 2010, Efek warna dinding terhadap
Timur. pemakaian energy listrik dalam rumah
tangga, Riptek Vol.4.No.1 tahun 2010
6. DAFTAR PUSTAKA
Lippsmeier G, 1994, Bangunan Satwiko, P, 2009, Fisika Bangunan, Andi,
Tropis,Erlangga, Jakarta. Yokjakarta.
Loekita S, 2006, Analisis Konservasi Energi Sangkertadi, 2006 Fisika Bangunan,Pustaka
melalui Selubung Bangunan, Jurnal Wirausaha Muda,Bogor, SNI 03-6389-
Dimensi Teknik Sipil, Vol.8 no.2, 2000, tentang Konservasi energi pada
September 2006 selubung bangunan

Jurnal In Create(Inovasi dan Kreasi dalam Teknologi Informasi)


Program Studi Teknik Informatika- UNIPA Maumere

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENETAPAN CALON PESERTA


SERTIFIKASI GURU MENGGUNAKAN MODEL FUZZY MULTI ATTRIBUTE
DECISION MAKING ( FMADM ) PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN
OLAHRAGA (PPO) KABUPATEN SIKKA
Floribertus H. Wanto Tapo 1 , Conchita Junita Chandra 2 , Maria Florentina Rumba 3

Program Studi Teknik Informatika Universitas Nusa Nipa 123


Jl. Kesehatan No. 3 Maumere 86111
e-mail : radjatapo@yahoo.co.id 1, cktronik170307@gmail.com 2, rainbow_nd@yahoo.com 3

ABSTRAK
Sertifikasi Guru merupakan proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi standar
profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem pendidikan yang
bermutu. Permasalahan yang terjadi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Sikka
adalah kurang tepat dalam pemberian perankingan calon peserta sertifikasi yang disebabkan oleh penggunaan
metode perhitungan yang kurang tepat dan tidak memenuhi standart baku. Oleh karena itu perlu dibangun
sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) penetapan calon peserta sertifikasi guru menggunakan model
Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FMADM) dengan metode Simple Additive Weighting (SAW).
Perhitungan dengan metode ini dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap alternatif dari masing-masing
atribut, selanjutnya melakukan penormalisasian matriks setiap alternatif untuk memperoleh total nilai, kemudian
dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu guru dengan total nilai
tertinggi dan menempati urutan pertama perankingan. Kriteria yang digunakan antara lain masa kerja, usia,
golongan, tugas tambahan, beban kerja dan prestasi kerja.

Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Fuzzy Multi Attribute Decision Making, Simple Additive Weighting,
Sertifikasi Guru, Kriteria.

ABSTRACT
Teacher certification is a awarding the educator certificates process for teacher who have met the
professional standards of teachers. Professional teacher is an absolute requirement for creating a quality
education system. The problems that occurred at the Department of Education, Youth and Sports (PPO) Sikka
district is less appropriate in providing certification candidates ranking caused by the use of the method of
calculation is less precise and does not meet standards raw. Therefore, it is necessary to build a Decision Support
System (DSS) determination of teacher certification candidates using the model of Fuzzy Multi Attribute

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 18


Decision Making (FMADM) with Simple Additive Weighting method (SAW). Calculations with this method is
done by finding the weights for each alternative on each attribute, then make normalisation matrix of each
alternative to obtain a total of value, then conducted ranking process that will determine the optimal alternative,
the teacher with the highest total score and ranks first. The criteria used include work period, age, class,
additional tasks, workloads and job performance.

Keywords: Decision Support Systems, Fuzzy Multiple Attribute Decision Making, Simple Additive Weighting,
Teacher Certification, Criteria.

1. PENDAHULUAN dibangun sebuah SPK penetapan calon peserta


sertifikasi guru menggunakan model Fuzzy
Teknologi informasi saat ini berkembang Multi Attribute Decision Making (FMADM)
dengan begitu pesatnya, sehingga informasi dengan metode Simple Additive Weighting
dapat diperoleh dengan mudah untuk berbagai (SAW) yang dapat membantu petugas Dinas
keperluan termasuk untuk mendukung PPO dalam melakukan perhitungan,
keputusan. Pengambilan keputusan merupakan perangkingan dan penentuan calon peserta
aktivitas utama manajemen yang sangat sertifikasi secara lebih tepat.
menentukan keberadaan suatu organisasi. FMDAM merupakan suatu model
Sejalan dengan perkembangan teknologi pendukung keputusan yang dikembangkan
informasi, dikembangkanlah berbagai sistem oleh Thomas L. Saaty, yang telah banyak
pembantu manajemen, salah satunya adalah digunakan untuk membantu pengambilan
SPK berbasis komputer (Computer Based keputusan (Eniyati, 2011). Beberapa penelitian
Decision Support System) yang dirancang terdahulu yang menggunakan model FMADM
untuk meningkatkan efektifitas pengambil diantaranya : sistem pendukung keputusan
keputusan dalam memecahkan masalah yang untuk menentukan penerima beasiswa Bank
bersifat semi terstruktur atau tidak terstruktur. BRI. Kriteria yang ditetapkan dalam studi
Dinas PPO Kabupaten Sikka merupakan kasus ini adalah nilai indeks prestasi
salah satu lembaga pemerintahan yang bekerja akademik, penghasilan orang tua, jumlah
di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga di saudara kandung, jumlah tanggungan orang
Kabupaten Sikka. Bidang pendidikan tua, semester dan usia (Henry dkk, 2009);
mencakup pengajuan sertifikasi bagi guru. pengembangan sistem pendukung keputusan
Pada dasarnya penyelenggaraan sertifikasi berbasis mobile untuk pengisian Kartu
guru secara legal didasarkan atas UU No 14 Rencana Studi (KRS), dimana sistem ini
Tahun 2005 tentang guru dan dosen dan membantu mahasiswa mengambil keputusan
Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 dengan memberi informasi mengenai mata
tentang standar nasional pendidikan, yang kuliah yang disarankan dan yang tidak
menyatakan bahwa guru adalah pendidik disarankan untuk diambil saat pengisian KRS
professional (Direktorat Profesi Pendidik, (Ajiwerdhi dkk, 2012). Perbedaan penelitian
2011). Calon peserta sertifikasi ditentukan ini dengan penelitian-penelitian terdahulu
oleh Dinas PPO berdasarkan kriteria-kriteria adalah pada tingkat ketelitian pemberian bobot
yang telah ditetapkan. Penetapan peserta nilai, dimana pada penelitian-penelitian
sertifikasi guru dibagi dalam dua bagian yaitu terdahulu pemberian bobot menggunakan
guru yang dapat langsung ditetapkan dalam bilangan bulat, sedangkan pada penelitian ini
kuota sebagai peserta dan guru yang tidak digunakan bilangan pecahan desimal genap
langsung ditetapkan dalam kuota sebagai (0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1) dan bilangan pecahan
peserta namun harus melalui penilaian kriteria desimal ganjil (0,1; 0,3; 0,5; 0,7; 0,9), dimana
urutan prioritas. Kriteria yang digunakan yaitu dari selisih satu angka desimal sangat
usia, masa kerja, pangkat dan golongan, beban mempengaruhi urutan perankingan calon
kerja, tugas tambahan dan prestasi kerja. peserta masing-masing kriteria dengan
Dalam melakukan perhitungan, perangkingan ketentuan semua bobot nilai dari semua
dan penetapan calon sertifikasi, Dinas PPO alternatif dari setiap kriteria tidak lebih dari
menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel angka 1,0 setelah dilakukan normalisasi
2007 tanpa metode standart baku sehingga matriks pada masing-masing kriteria.
kurang tepat dalam pemberian perankingan
calon peserta sertifikasi. Oleh karena itu perlu 2. LANDASAN TEORI

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 19


2.1 Sistem Pendukung Keputusan
(Decision Support System)
Konsep SPK pertama kali diungkapkan Gambar 1. Struktur Karakteristik dan Kapabilitas
pada tahun 1970-an oleh ScottMorton. Kunci dari SPK (Turban et.al, 2005)
Menurut Gorry dan Morton (1971) dalam
penelitian yang dilakukan oleh Eniyati dkk
(2010), DSS adalah Sistem berbasis komputer
interaktif, yang membantu para pengambil
keputusan untuk menggunakan data dan
berbagai model untuk memecahkan masalah-
masalah yang tidak terstruktur. SPK tidak
ditekankan untuk membuat keputusan. Dengan
sekumpulan kemampuan untuk mengolah data
yang diperlukan dalam proses pengambilan
keputusan, sistem hanya berfungsi sebagai alat Gambar 2. Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan
bantu manajemen. Jadi sistem ini tidak (Turban et.al, 2005)
dimaksudkan untuk menggantikan fungsi
pengambil keputusan dalam membuat 2.2 Model Fuzzy Multi-Attribute Decision
keputusan, tetapi sistem ini dirancang hanya Making (FMADM)
untuk membantu pengambil keputusan dalam Menurut Kusumadewi dalam
melaksanakan tugasnya. Karakteristik dan penelitiannya Henry dkk (2009), FMADM
kapabilitas kunci dari SPK yaitu: dukungan adalah suatu model yang digunakan untuk
untuk pengambilan keputusan, dukungan mencari alternatif optimal dari sejumlah
untuk semua level manajerial, dukungan untuk alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari
individu dan kelompok, dukungan untuk FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk
keputusan independen dan atau sekuensial, setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan
dukungan di semua fase pengambilan proses perankingan yang akan menyeleksi
keputusan, dukungan dari berbagai proses dan alternatif yang sudah diberikan. Pada
gaya pengambilan keputusan, adaptasi dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari
sepanjang waktu, pengguna merasa seperti nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif,
dirumah, peningkatan terhadap keefektifan pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi
pengambilan keputusan, kontrol penuh oleh antara subyektif & obyektif. Masing-masing
pengambil keputusan dalam memecahkan pendekatan memiliki kelebihan dan
masalah, kemudahan pengembangan sistem kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai
oleh pengguna akhir, pemodelan dan analisis, bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas
akses data, standlone, integrasi dan berbasis dari para pengambil keputusan, sehingga
web. Adapun struktur karakteristik dan beberapa faktor dalam proses perankingan
kapabilitas kunci dari SPK ditampilkan pada alternatif bisa ditentukan secara bebas.
Gambar 1. Beberapa komponen subsistem Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai
yang digunakan dalam SPK yaitu subsistem bobot dihitung secara matematis sehingga
manajemen data, subsistem manajemen model, mengabaikan subyektifitas dari pengambil
subsistem antarmuka pengguna, subsistem keputusan. Ada beberapa metode yang dapat
manajemen knowledge atau manajemen digunakan untuk mnyelesaikan masalah
berbasis pengetahuan dapat dilihat pada FMADM, antara lain : Simple Additive
Gambar 2. Weighting Method (SAW), Weighted Product
(WP), ELECTRE, Technique for Order
Preference by Similarity to Ideal Solution
(TOPSIS) dan Analytic Hierarchy Process
(AHP).

2.2.1 Algoritma FMADM


Algoritma FMADM menurut Kamaludin
(2012) adalah :
1) Memberikan nilai setiap alternatif (Ai)
pada setiap kriteria (Cj) yang sudah

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 20


ditentukan, dimana nilai tersebut diperoleh dasar metode SAW adalah mencari
berdasarkan nilai crisp (i=1, 2,, m dan penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada
j=1, 2,, n). setiap alternatif pada semua atribut. Metode
2) Memberikan nilai bobot (W) yang juga SAW membutuhkan proses normalisasi
didapatkan berdasarkan nilai crisp. matriks keputusan (X) ke suatu skala yang
3) Membuat matriks berisi data-data dapat diperbandingkan dengan semua rating
berdasarkan criteria yang telah ditentukan alternatif yang ada.
untuk kasus tertentu. Model matriks
tersebut dapat dilihat pada matriks berikut
ini :

Keterangan :
rij = nilai rating kinerja ternormalisasi.
xij = nilai atribut yang dimiliki dari setiap
kriteria.
Dimana Xij merupakan rating kinerja Max xij = nilai terbesar dari setiap kriteria i.
alternatif ke-i terhadap atribut ke-j. Nilai Min xij = nilai terkecil dari setiap kriteria i.
bobot yang menunjukkan tingkat benefit= jika nilai terbesar adalah terbaik.
kepentingan relatif setiap atribut, diberikan cost = jika nilai terkecil adalah terbaik.
sebagai, W :
W = { w1, w2, , wn } Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi
Rating kinerja (X), dan nilai bobot (W) dari alternatif Ai pada atribut Cj. dimana
merupakan nilai utama yang i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi
merepresentasikan preferensi absolute dari untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai:
pengambil keputusan.
4) Melakukan normalisasi matriks dengan
cara menghitung nilai rating kinerja
ternormalisasi (rij) dari alternatif Ai pada Keterangan :
atribut Cj berdasarkan persamaan yang Vi = rangking untuk setiap alternatif.
disesuaikan dengan jenis atribut (atribut wj = nilai bobot dari setiap kriteria.
keuntungan/benefit=MAKSIMUM atau rij = nilai rating kinerja ternormalisasi.
atribut biaya/cost=MINIMUM). Apabila Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan
berupa atribut keuntungan maka nilai crisp bahwa alternatif Ai lebih terpilih (Henry dkk,
(Xij) dari setiap kolom atribut dibagi 2009).
dengan nilai crisp MAX (MAX Xij) dari
tiap kolom. Sedangkan untuk atribut biaya, 3. METODE PENELITIAN
nilai crisp MIN (MIN Xij) dari tiap kolom Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan
atribut dibagi dengan nilai crisp (Xij) yaitu : analisis permasalahan dan
setiap kolom. pengumpulan data, perencanaan sistem,
5) Melakukan proses perankingan dengan analisis sistem yang akan dibangun,
cara mengalikan matriks ternormalisasi perancangan sistem, implementasi, dan uji
(R) dengan nilai bobot (W). coba. Algoritma yang digunakan pada tahap
6) Menentukan nilai preferensi untuk setiap implementasi sebagai berikut:
alternatif (Vi) dengan cara menjumlahkan 1) Menentukan kriteria penentuan calon
hasil kali antara matriks ternormalisasi (R) peserta sertifikasi guru bagi guru (bakal
dengan nilai bobot (W). Nilai Vi yang calon) yang tidak langsung termasuk
lebih besar mengindikasikan bahwa dalam kuota.
alternatif Ai lebih terpilih. 2) Memberikan alternatif dari masing-masing
kriteria yang telah ditentukan.
2.2.2. Metode SAW (Simple Additive 3) Memberikan bobot nilai pada setiap
Weighting) alternatif dari kriteria-kriteria yang telah
Metode SAW sering juga dikenal dengan ditentukan.
istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 21


4) Melakukan normalisasi matriks pada IV -a 1
setiap kriteria dengan melihat atribut
keuntungan (benefit) dan atribut biaya Tabel 4. Kriteria Beban Kerja
(cost). Apabila atribut bernilai maximum, Beban Kerja (x) Bobot Nilai
maka setiap nilai dari masing-masing X<= 7 jam 0,1
kriteria dibagi dengan nilai tertinggi dari X= 7 jam 14 jam 0,3
setiap nilai masing-masing kriteria. X= 14 jam 21 jam 0,5
5) Memberikan bobot nilai preferensi pasa X= 21 jam 28 jam 0,7
setiap kriteria. X>= 28 jam 0,9
6) Melakukan proses perangkingan dengan
cara menjumlahkan hasil kali nilai matriks
Tabel 5. Kriteria Tugas Tambahan
yang sudah ternormalisasi dengan bobot
Tugas Tambahan Bobot Nilai
preferensi.
Pembina Ekstra 0,1
7) Menentukan nilai tertinggi atau optimal
dari penjumlahan hasil perkalian bobot Wali Kelas 0,3
preferensi dengan matriks yang sudah Ketua PKSP 0,5
ternormalisasi. Wakasek 0,7
Kepala Sekolah 0,9
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan langkah-langkah penelitian Tabel 6. Kriteria Prestasi Kerja
diatas, maka berikut ini akan dibahas tentang Prestasi Kerja (tingkat) Bobot Nilai
proses pendukung keputusan penetapan calon Desa 0,1
peserta sertifikasi guru dengan menggunakan Kecamatan 0,3
model FMADM dan metode penyelesaian Kabupaten 0,5
SAW. Langkah awal adalah menentukan Provinsi 0,7
kriteria, menentukan alternatif dan bobot dari Nasional 0,9
masing-masing kriteria urutan prioritas.
Kriteria, alternatif dan bobot yang digunakan Berikut data sampel usulan calon peserta
seperti masa kerja, usia, pangkat dan sertifikasi guru tahun 2013 dari dinas PPO
golongan, beban kerja, tugas tambahan dan Kabupaten Sikka yang dapat dilihat pada tabel
prestasi kerja dapat dilihat pada tabel-tabel 7. Berdasarkan sampel data pada tabel 7, maka
dibawah ini : data-data tersebut dapat dikonversi ke dalam
bobot nilai per kriteria berdasarkan
perhitungan model FMADM. Hasil konversi
Tabel 1. Kriteria Masa Kerja berdasarkan model FMADM dan metode SAW
Masa Kerja (X) Bobot Nilai dapat dilihat pada tabel 8. Selanjutnya
X <= 8 tahun 0,2 dilakukan proses normalisasi matriks (dapat
X = 8 tahun 16 tahun 0,4 dilihat pada tabel 9).
X = 16 tahun 24 tahun 0,6 Kemudian dicari nilai dari alternatif paling
X = 24 tahun 32 tahum 0,8 optimal atau alternatif terbaik menggunakan
X = 32 tahun 38 tahun 1 rumus :
Tabel 2. Kriteria Usia Vij = ( W . Rij). Contoh perhitungan sesuai
Usia (X) Bobot Nilai data pada tabel 9 sbb:
X <= 28 tahun 0,2 Diketahui
X = 28 tahun 36 tahun 0,4 Record dengan NUPTK 4962745649200010,
Bobot Preferensi (W) = ( 1; 0,8 ; 0,6 ; 0,4 ; 0,4 ; 0,4 ),
X = 36 tahun 44 tahun 0,6 Maka Vij = ( W . Rij)
X = 44 tahun 52 tahun 0,8 =(0,4.1)+(0,8.0,8)+(0,6.0.6)+(1.0,4)+(0,11.0,4)+(0,56.0,4)
X = 52 tahun 60 tahun 1 = 2,0666667
Tabel 3. Kriteria Golongan Artinya, guru (bakal calon) dengan NUPTK
Golongan Bobot Nilai 4962745649200010, memperoleh nilai
III-a 0,2 alternatif=2,0666667.
III -b 0,4 Secara lengkap, hasil perhitungan nilai
III -c 0,6 alternative setiap bakal calon dapat dilihat
III -d 0,8 pada tabel 10.

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 22


10 7
Tabel 7. Sampel Usulan Calon Peserta 2556744 2,24
6473000 0, 0, 0,2 4444
Sertifikasi Guru 2013 43 4 64 0,36 0,4 0,22 2 4
7956749 1,99
NUPTK Masa Kerja Usia/ tahun Golongan6522000 0, 0, 0,2 5555
12 4 48 0,36 0,4 0,13 2 6
4962745649200010 12 Thn 0 bln 47 thn III/C 2949746 2,03
6522000 0, 0, 0,2 5555
2556744647300043 12 Thn 5 bln 48 thn III/C 02 4 64 0,24 0,4 0,13 2 6
6255757 1,51
7956749652200012 10 Thn 5 bln 43 thn III/C 6592000 0, 0, 0,2 5555
13 2 32 0,24 0,4 0,13 2 6
2949746652200002 8 Thn 5 bln 46 thn III/B 5036751 1,90
6552000 0, 0, 0,3111 0,2 6666
6255757659200013 7 Thn 5 bln 35 thn III/B
02 4 48 0,36 11111 0,13 2 7
5036751655200002 10 Thn 5 bln 41 thn III/C 4157744 1,62
6472000 0, 0, 0,3111 0,2 6666
4157744647200043 4 Thn 5 bln 45 thn III/A 43 2 64 0,12 11111 0,13 2 7

Tabel 8. Konversi Bobot FMADM


NUPTK Masa Kerja Usia/ tahun Golongan Tabel 11. Perangkingan Alternatif Optimal
FMADM
4962745649200010 0,4 0,8 0,6 NUPTK W.R Ranking
2556744647300043 0,4 0,8 0,6 2556744647300043 2,2444444 1
7956749652200012 0,4 0,6 0,6 4962745649200010 2,0666667 2
2949746652200002 0,4 0,8 0,4 2949746652200002 2,0355556 3
6255757659200013 0,2 0,4 0,4 7956749652200012 1,9955556 4
5036751655200002 0,4 0,6 0,6 5036751655200002 1,9066667 5
4157744647200043 0,2 0,8 0,2 4157744647200043 1,6266667 6
6255757659200013 1,5155556 7

Dari hasil perhitungan diatas, dapat


disimpulkan bahwa dari ke 7 (tujuh) sampel
yang digunakan diperoleh alternatif terbaik
atau alternatif optimal pada V1= 2,2444444
Tabel 9. Normalisasi Matriks Xij menjadi Rij FMADM dengan NUPTK 2556744647300043.
Ma Usi Pret Model pendukung keputusan ini dapat
sa a/ Beban Tugas asi
Ke tah Golon Kerja/Mi Tamba Kerj diterapkan dalam aplikasi sehingga proses
NUPTK rja un gan nggu han a perengkingan dapat dilakukan secara otomatis.
49627456492
00010 0,4 0,8 0,6 1 0,11 0,56 Untuk melakukan proses perhitungan, seorang
2556744647 0,5 petugas (operator) harus melakukan langkah-
300043 0,4 0,8 0,6 1 0,56 6
7956749652 0,5
langkah sebagai berikut :
200012 0,4 0,6 0,6 1 0,33 6 1. Petugas melakukan proses login sebagai
2949746652 0,5 validasi keamanan aplikasi, dapat dilihat
200002 0,4 0,8 0,4 1 0,33 6
6255757659 0,5
pada gambar 3.
200013 0,2 0,4 0,4 1 0,33 6 2. Petugas melakukan pengisian data master
5036751655 0,5 berupa data kriteria, alternatif dan bobot,
200002 0,4 0,6 0,6 0,78 0,33 6
4157744647 0,5
pola sertifikasi, kuota per periode, dan
200043 0,2 0,8 0,2 0,78 0,33 6 biodata guru. Salah satu contoh form data
master dapat dilihat pada gambar 4.
Tabel 10. Penjumlahan W.Rij FMADM 3. Melalui form perhitungan FMADM,
M U petugas memilih kode guru, selanjutnya
as si Tug Pr secara otomatis aplikasi akan melakukan
a a/ Beban as eta
K ta Gol Kerja/ Tam si proses perhitungan total nilai akhir (V
erj hu ong Mingg baha Ke Total alternative optimal), dapat dilihat pada
NUPTK a n an u n rja W.R
4962745 0, 0, 0,36 0,4 0,04 0,2 2,06
gambar 5.
6492000 4 64 2 6666

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 23


4. Proses perankingan juga dilakukan secara
otomatis oleh aplikasi berdasarkan total
nilai dari hasil proses perhitungan
FMADM (gambar 5). Petugas cukup
memilih periode sertifikasi dan kode
normalisasi (merupakan hasil generate pada
form perhitungan FMADM) pada combo
box yang terdapat pada form Perankingan
Model FMADM (gambar 6).
5. Petugas melakukan penentuan kuota Gambar 6. Form Perankingan Model FMADM
berdasarkan urutan perankingan.
5. KESIMPULAN
Dengan adanya sistem pendukung
keputusan ini dapat mempermudah petugas
dalam penentuan calon peserta sertifikasi guru
secara cepat, tepat, dan adil. Pengembangan
sistem selanjutnya dapat memperhatikan
tampilan antar muka agar lebih user friendly
dan perlu adanya fasilitas bantuan (help).

6. DAFTAR PUSTA
Ajiwerdhi, A. A. G. P., Kesiman, M. W. A.,
Wirawan, I. M. A. 2012, Pengembangan
Gambar 3. Form Login Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Berbasis
Mobile untuk Pengisian Kartu Rencana
Studi dengan Fuzzy Multi-Attribute
Decision Making (FMADM) metode
Simple Additive Weighting (SAW). Jurnal
Nasional Pendidikan Teknik Informatika
(JANAPATI) ,Volume 1, No. 2, Juli 2012,
ISSN 2089-8673.
Direktorat Profesi Pendidik. 2011. Pedoman
Penetapan Peserta Sertifikasi Guru dalam
Gambar 4. Form Biodata Guru Jabatan. Jakarta:Kementrian Pendidikan
Nasional, Direktorat Jendral Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Eniyati, S. & Santi,R. C. N. 2010.
Perancangan Sistem Pendukung Keputusan
Penilaian Prestasi Dosen Berdasarkan
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK
volume XV, No. 2, Juli 2010, hal 136-142,
ISSN : 0854-9524.
Eniyati, S. 2011. Perancangan Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan untuk
Penerimaan Beasiswa dengan Metode
Gambar 5. Form Perhitungan Model FMADM SAW. Jurnal Teknologi Informasi
DINAMIK Volume 16, No. 2, Juli 2011,
hal 171-176, ISSN:0854-9524.
Henry, W. S., Amalia, R., Andi, F. M. &
Arivanty, K. 2009. Sistem Pendukung
Keputusan Untuk Menentukan Penerima
Beasiswa Bank BRI Menggunakan

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 24


FMADM. Seminar Nasional Aplikasi Weighting. Jurnal Teknik Informatika UIN
Teknologi Informasi ISSN: 1907-5022. SGD Bandung.
Kamaludin, A. 2012. Sistem Pendukung Turban, E., et.al. 2005. Sistem Pendukung
Keputusan dalam Pemilihan Alternatif Alat Keputusan dan Sistem Cerdas. Edisi 7.
Kontrasepsi Menggunakan Simple Additive Yogyakarta:Andi
.

ISSN: 2338-921,Vol. 2, No.2, Juli 2014 25

Anda mungkin juga menyukai