DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
MUHAMMAD TISAR SYAFWAN RIDHA SURIANTY MUSLIMAH
MUHAMMAD ADZAN AKBAR ANDI ALIFYA NURHIDAYATI
Puji syukur kami panjatkan atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga laporan
hasil TUTORIAL modul II pada Skenario 2 dengan kasus Transplantasi VS Transaksi dari
kelompok 6 ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan tak lupa kami kirimkan salam dan shalawat
kepada nabi junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAWyang telah membawa kita dari alam yang
penuh kebodohan ke alam yang penuh kepintaran.
Etika kedokteran merupakan bagian penting dari profesionalisme yang perlu dikuasai oleh
dokter. Pendidikan etika kedokteran seharusnya sudah didapatkan pada masa pendidikan di fakultas
kedokteran. Pembelajaran tentang Etika, Humaniora, dan Profesionalisme Kedokteran untuk
mahasiswa kedokteran dalam masalah yang prularistik seperti di Indonesia merupakan tugas yang
mendesak. Pembelajaran tentang etika kedokteran, humaniora, dan Profesionalsme dapat
membantu siswa mencapai kematangan secara individual, meningkatkan kewaspadaan etika,
mampu bersikap dalam wilayah moral, yang nantinya akan menghasilkan dokter yang humanis
dan profesional dalam pelayanan kesehatan.
Dalam laporan ini, dititikberatkan pada skenario dengan kasus Keterbatasan Biaya yang
mengandung dilema etik dan moral dalam praktek pelayanan kesehatan sehari-hari. Penyelesaian
masalah dan analisa dalam skenario ini berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik, prinsip Etika Klinik
menurut Jonsen AR-Siegler, dan prinsip dasar Etika Islam. Pembahasan berhubungan dengan
aktivitas tutorial yang dilakukan oleh para mahasiswa.
Kami pun mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah membantu dalam
pembuatan laporan ini dan yang telah membantu selama masa TUTORIAL dan kami juga
mengucapkan permohonan maaf kepada setiap pihak jika telah berbuat salah baik disengaja maupun
tidak disengaja.
Semoga Laporan hasil TUTORIAL ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak yang telah
membaca laporan ini dan khusunya bagi tim penyusun sendiri. Diharapkan setelah membaca laporan
ini dapat memperluas pengetahuan pembaca mengenai Humaniora, Etika, dan Profesionalisme
Kedokteran.
Kelompok
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..............................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengenalan Skenario............................................................................
B. Pertanyaan.......................................................................................
C. Kata Kunci.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisa Masalah..................................................................,............
1. Berdasarkan:
PENDAHULUAN
A. PENGENALAN SKENARIO
Transplantasi vs Transaksi
Seorang wanita usia 45 tahun, isteri pejabat di sebuah propinsi telah dinyatakan oleh
dokter spesialis penyakit dalam mengalami gagal ginjal sejak 5 tahun yang lalu. Sejak awal
dokter menyatakan bahwa alternatif terapinya adalah cuci darah atau transplantasi ginjal.
Pada dua tahun pertama kondisinya terkontrol baik sehingga pasien beserta keluarga masih
bisa hidup normal. Pada saat itu pasien dan suaminya memilih untuk melakukan cuci darah.
Pada awal tahun ke-3 kondisi kesehatan pasien menurun cukup bermakna, sehingga dengan
segala pertimbangan pasien dan suami ingin melakukan transplantasi ginjal. Persoalan
pertama yang muncul adalah tidak mudah untuk mendapatkan calon donor. Anak dan
keluarga pasien tidak ada yang berkehendak (sukarela) melakukan donor. Secara kebetulan
pasien maupun keluarganya beberapa kali membaca kerelaan orang untuk menjadi donor
ginjal seperti yang ada dalam surat kabar dengan berbagai alasan.
Setiap mendapat berita kerelaan semacam di atas, suami pasien berusaha
menghubungi calon donor untuk melakukan pendekatan yang akhirnya selalu berujung pada
perjanjian transaksi. Selama tahun ketiga dan keempat suami pasien telah berhasil
melakukan pendekatan dan perjanjian transaski pada tiga orang calon donor, namum
semuanya tidak ada kecocokan setelah melalui serangkaian uji medis. Di duga karena
tekanan hidup yang tidak ringan karena sulitnya mendapatkan calon donor dan beban kerja
yang berat, pada awal tahun kelima suami pasien mengalami serangan stroke hingga
hemiparese. Pada akhir tahun kelima keluarga berhasil mendapatkan calon donor yang cocok
secara medis dan mereka melakukan perjanjian transaksi.
Pada saat konsultasi dengan dokter untuk langkah medis selanjutnya, dokter memahami
sulitnya mencari donor dan juga mengetahui cara keluarga mendapatkan calon donor
tersebut . Adalah menjadi dilema bagi dokter untuk melanjutkan proses transplantasi. Apabila
transplantasi benar-benar dilakukan, maka dokter telah terlibat pada jual beli organ dan
membiarkan kesalahan akibat ketiadaan sistem donasi organ tetap berlangsung. Namun bila
dibatalkan, pasien akan semakin parah kondisinya dan pihak keluarga terutama suami tentu
akan sangat kecewa, karena upayanya selama ini sia-sia.
B. KATA KUNCI
Hemiparese : Kelemahan suatu badan yang disebabkan oleh stroke iskemik, yang
menimbulkan defisit neurologis mendadak pada otak.
C. PERTANYAAN :
PEMBAHASAN
A. ANALISA MASALAH
Permasalahan :
Seorang wanita usia 45 tahun, mengalami gagal ginjal. Dokter menyatakan bahwa alternatif
terapinya adalah cuci darah atau transplantasi ginjal. Persoalan pertama yang muncul adalah
tidak mudah untuk mendapatkan calon donor. Apabila transplantasi benar benar dilakukan,
1. Berdasarkan:
Terdapat pada skenario, karena dokter telah menyarankan alternatif terapinya, yaitu
- Sejak awal dokter menyatakan bahwa alternatif terapinya adalah cuci darah atau
transplantasi ginjal.
- Tidak ada kecocokan setelah melalui serangkaian uji medis. Artinya, dokter
Nonmaleficience
Ada. Karena apabila pasien mendapat organ ginjal, maka kondisi pasien akan lebih
baik.
- Berdasarkan pendonor :
Tidak ada. Karena seseorang yang memiliki satu ginjal susah untuk melakukan
Ada. Karena dokter menyarankan alternatif terapinya adalah cuci darah atau
transplantasi ginjal. Dan dengan segala pertimbangan pasien dan suami ingin
Justice
Ada. Pada kasus ini, dokter berlaku adil karena memikirkan dari sudut pandang
pendonor dan sudut pandang yang didonorkan. Dokter pun pada kasus ini
BENEFICENCE
Menguntungkan dokter.
7) Pembatasan goal-based.
NONMALEFICENCE
AUTONOMI
3) Berterus terang.
4) Menghargai privasi.
JUSTICE
14) Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alas
an sah/tepat.
penyakit/gangguan kesehatan.
Tidak
No. Aspek Profesionalisme kedokteran Ada
ada
1. Kompetensi
, tapi tidak
2. Responsibility & Accountability
sepenuhnya
3. Altruisme
Kedokteran
4. Etika
Terhadap pasien
Untuk menentukan hukum boleh tidaknya transplantasi organ tubuh, perlu dilihat kapan
pelakasanaannya.
Sebagaimana dijelaskan ada tiga keadaan transplantasi dilakukan, yaitu pada saat donor masih
hidup sehat, donor ketika sakit (koma) dan didiuga kuat akan meninggal dan donor dalam
keadaan sudah meninggal. Berikut hukum transplantasi sesuai keadaannya masing-masing.
Apabila pencangkokan tersebut dilakukan pada saat pendonor dalam keadaan hidup sehat wal
afiat, begitu juga sakit (koma) atau hampir meninggal, maka hukumnya adalah dilarang(haram),
sedangkan apabila di lakukan ketika pendonor sudah meninggal maka hukumnya ada yang
mengharamkan, juga ada yang memperbolehkannya dengan syarat- syarat tertentu.
Adapun syarat-syarat tersebut adalah :
1. Resipien dalam keadaan darurat, yang dapat mengancam jiwanya dan ia sudah menempuh
pengobatan secara medis dan non medis, tapi tidak berhasil.
2. Pencangkokan tidak menimbulkan komplikasi penyakit yang lebih berat bagi repisien dibandingkan
dengan keadaan sebelum pencangkokan.
Ada beberapa dalil yang di nilai sebagai dasar pengharaman transplantasi organ tubuh ketika
pendonor dalam keadaan hidup, antara lain:
1. Firman Allah dalam surat Al-Baqaroah: 195
2. Hadits Rasulullah:
Artinya: Tidak di perbolehkan adanya bahaya pada diri sendiri dan tidak boleh membayakan diri
orang lain. (HR. Ibnu Majah).
Dalam kasus ini, orang yang menyumbangkan sebuah ginjalnya kepada orang lain yang tidak
mempunyai ginjal. Ia (mungkin) akan menghadapi resiko sewaktu-waktu mengalami tidak
berfungsinya ginjalnya yang tinggal sebuah itu, dari itu dapat di pahami adanya unsur yang di nilai
mendatangkan bahaya dan menjatuhkan diri pada kebinasaan.
Hukum Mendonorkan organ tubuh dari manusia yang masih hidup
Sesungguhnya perbuatan mengambil salah satu organ tubuh manusia dapat membawa kepada
kemudlaratan,sedangkan perbuatan yang membawa kepada kemudlaratan merupakan perbuatan yang
terlarang sesuai Hadist nabi Muhammad saw Tidak boleh melakukan pekerjaan yang membawa
kemudlaratan dan tidak boleh ada kemudlaratan
Manusia tidak memiliki hak atas organ tubuhnya seluruhnya,karena pemilik organ tubuh manusia
Adalah Allah swt.
Kemungkinan untuk keberhasilan proses transplantasi lebih besar,artinya secara kebiasaan proses
memotong organ sampai dengan proses meletakkannnya pada si penderita penyakit memiliki
kemungkinan keberhasilan yang tinggi.Maka tidak boleh melakukan transplantasi oleh yang belum
berpengalaman dan dengan cara eksperimen.
Si pendonor tidak boleh menuntut ganti secara finansial kepada si resipien ( yang menerima
organ),karena proses pendonoran adalah proses saling tolong menolong antara manusia,bukan
proses jual-beli organ yang hukumnya haram dalam islam.
Sesungguhnya memindahkan organ tubuh ketika darurat merupakan pekerjaan yang mubah (
boleh ) dengan dalil firman Allah Swt Sesungguhnya Allah telah menjelaskan perbuatan-perbuatan
yang haram bagi mu kecuali ketika kamu dalam keadaan terpaksa (darurat)(Qs.Al-Anam 119)
Seseorang yang mendonorkan organ tubuhnya kepada orang lain untuk menyelamatkan hidupnya
merupakan perbuatan saling tolong menolong atas kebaikan sesuai firman Allah swt Dan saling
tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu saling tolong monolong
dalam perbuatan dosa dan permusuhan (Qs.Al-maidah 2)
Kesucian tubuh manusia ;setiap bentuk agresi atas tubuh manusia merupakan hal yang
terlarang,karena ada beberapa perintah Al-Quran dan Hadist Yang melarang.Diantara hadist yang
terkenal Mematahkan tulang mayat seseorang sama berdosanya dan melanggarnya dengan
mematahkan tulang orang tersebut ketika ia masih hidup
Tubuh manusia adalah amanah; Hidup,diri,dan tubuh manusia pada dasarnya bukanlah milik manusia
tapi merupakan amanah dari Allah yang harus dijaga,karena itu manusia tidak memiliki hak untuk
mendonorkan nya kepada orang lain
Tubuh manusia tidak boleh diperlakukan sebagai benda material semata; transplantasi dilakukan
dengan memotong organ tubuh seseorang untuk diletakkan (dicangkokkan) pada tubuh orang
lain,padahal tubuh manusia bukanlah benda material semata yang dapat dipotong dan dipindah-
pindahkan
Terdapat dua Hal kemaslahatan yaitu antara maslahah menjaga kesucian mayat dan antara
maslahah menyelamatkan nyawa manusia yang sakit dengan transplantasi organ mayat tersebut.
Namun pendapat yang membolehkan transplantasi organ mayat ini memiliki syarat-syarat yaitu :
Ada persetujuan/izin dari pemilik organ asli (atau wasiat ) atau dari ahli warisnya (sesuai tingkatan
ahli waris),tanpa paksaan
Si resipien ( yang menerima donor ) telah mengetahui persis segala implikasi pencangkokan
Pencangkokan dilakukan oleh yang ahli dalam ilmu pencangkokan tersebut Tidak boleh menuntut
ganti pendonoran organ dengan harta (uang dan sebagainya) Organ tidak diperoleh melalui proses
transaksi jual beli karena tidak sah menjual belikan organ tubuh manusia
Seseorang muslim hanya boleh menerima organ dari muslim lainnya kecuali dalam keadaan
mendesak (tidak ada muslim yang cocok organnya atau tidak bersedia di dinorkan dengan beberapa
alasan).