Anda di halaman 1dari 8

Air

1. Definisi Air

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

manusia dan makhluk lainnya dengan fungsi yang tidak akan dapat digantikan

oleh senyawa lain. Hampir seluruh kegiatan yang dilakukan manusia

membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri, membersihkan ktempat

tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktivitas-

aktivitas lainnya (Achmad, 2004).

Menurut Peraturan Pemerintah no 82 tahun 2001 tentang pengelolaan

kualitas air dan pengendalian pencemaran air bahwa yang dimaksud dengan

air adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun di bawah permukaan

tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan

air laut yang berada di darat.

Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air), air

merupakan satu-satunya zat secara alami terdapat di permukaan bumi dalam

ketiga wujudnya tersebut. Air adalah substansi kimia dengan rumus H2O yaitu

satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen.
Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak

berbau pada kondisi standar (Allafa, 2008).

Keberadaan air tanah sangat tergantung besarnya curah hujan dan

besarnya air yang dapat meresap ke dalam tanah. Kondisi tanah yang berpasir

lepas atau batuan yang permeabilitasnya tinggi akan mempermudah infiltrasi

air hujan ke dalam formasi batuan. Dan sebaliknya, batuan dengan

sedimentasi kuat dan kompak memiliki kemampuan untuk meresapkan air

kecil. Dalam hal ini hampir semua curah hujan akan mengalir sebagai

limpasan (runoff) dan terus ke laut. Faktor lainnya adalah perubahan lahan-

lahan terbuka menjadi pemukiman dan industri, serta penebangan hutan tanpa

kontrol. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi infiltrasi terutama bila terjadi

pada daerah resapan (recharge area) (Usmar dkk, 2006).


2. Karakteristik Air

Menurut Effendi (2003), air memiliki karakteristik yang tidak dimiliki

oleh senyawa kimia lain, karakteristik tersebut antara lain :

a) Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 00C (320

F) 1000C,

air berwujud cair.

b) Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat

sebagai penyimpan panas yang sangat baik.

c) Air memerlukan panas yang tinggi pada proses penguapan. Penguapan

adalah proses perubahan air menjadi uap air.

d) Air merupakan pelarut yang baik.

e) Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi.

f) Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku.

Bagi kehidupan makhluk, air bukanlah merupakan hal yang baru, karena

kita ketahui bersama tidak satupun kehidupan di bumi ini dapat berlangsung

tanpa air. Oleh sebab itu air dikatakan sebagai benda mutlak yang harus ada

dalam kehidupan manusia. Tubuh manusia mengandung 60% - 70% air dari

seluruh berat badan, air di daerah jaringan lemak terdapat kira-kira 90%

(Soemirat, 2001).

Masyarakat selalu mempergunakan air untuk keperluan dalam

kehidupan sehari-hari, air juga digunakan untuk produksi pangan yang

meliputi perairan irigasi, pertanian, mengairi tanaman, kolam ikan dan untuk

minum ternak. Banyaknya pemakaian air tergantung kepada kegiatan yang

dilakukan sehari-hari, rata-rata pemakaian air di Indonesia 100 liter / orang /

hari dengan perincian 5 liter untuk air minum, 5 liter untuk air masak, 15 liter

untuk mencuci, 30 liter untuk mandi dan 45 liter digunakan untuk jamban

(Wardhana, 2001).

3. Sumber Air

Air dapat bersumber dari air hujan yaitu air yang berasal dari proses

evaporasi, kondensasi, dan presipitasi, sehingga air tersebut benar-benar

murni sebagai H2O, dengan demikian tidak terlarut sebagai mineral Sifat air
yang demikian itu, disebut dengan air lunak (soft water) dan bila di minum

rasanya relatif kurang segar. Penggunaan air hujan sebagai sumber air minum

dalam masyarakat maupun secara perorangan adalah merupakan jalan

terakhir, apabila sumber air lain tidak bisa dimanfaatkan (Sanropie, 1984).

Air juga dapat bersumber dari air tanah yaitu air yang tersimpan/

terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami pengisian/penambahan

secara terus menerus oleh alam. Menurut Sanropie (1984), keuntungan

penggunaan air tanah adalah (1) pada umumnya dapat dipakai tanpa

pengolahan lebih lanjut, (2) paling praktis dan ekonomis untuk

mendapatkannya dan membaginya, (3) lapisan tanah yang menampung air

dari mana air itu di ambil biasanya merupakan pengumpulan air alamiah.

Sedangkan kerugian penggunaan air tanah adalah seringkali mengandung

banyak mineral Fe (besi), Mn (mangan), Ca (calsium), dan sebagainya, dan

biasanya membutuhkan pemompaan

B. Kualitas Air

Syarat kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan

berdasarkan Permenkes RI No. 416/ MENKES/ PER/ IX/ 1990 yang biasanya

dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkkan

persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. Kualitas air adalah sifat air dan

kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain dalam air yang

mencakup kualitas fisik, kimia, dan biologis (Effendi, 2003).

1. Kualitas Fisik

Menurut Kusnaedi (2010), syarat-syarat sumber mata air yang bisa

digunakan sebagai air bersih adalah sebagai berikut :

a. Tidak berwarna

Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna

berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan,

artinya sebaiknya air minum tidak berwarna untuk alasan estetis dan

untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun

mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan tanin dan


asam humat atau zat organik, sehingga bila terbentuk bersama klor

dapat membentuk senyawa kloroform yang beracun, sehingga

berdampak terhadap kesehatan pengguna air (Slamet, 2004).

b. Tidak berbau

Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh

maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik

yang sedang mengalami penguraian oleh mikroorganisme air.

c. Rasanya tawar

Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam,

manis, pahit, atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak

baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut

dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik

maupun asam anorganik. Air dengan rasa yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai
zat yang membahayakan kesehatan,

seperti rasa logam (Slamet, 2004).

d. Kekeruhan

Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti

berikut jernih atau tidak keruh. Air yang keruh disebabkan

mengandung partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan

warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Untuk standar air bersih

ditetapkan oleh Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, yaitu

kekeruhan yang dianjurkan maksimum 25 NTU (Depkes RI, 1995).

Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik

yang bersifat organik, maupun anorganik. Zat anorganik biasanya

berasal dari lapukan tanaman atau hewan, dan buangan industri juga

berdampak terhadap kekeruhan air, sedangkan zat organik dapat

menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung pembiakkannya dan

dapat tersuspensi dan menambah kekeruhan air. Air yang keruh sulit

didisinfeksi karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi tersebut,

sehingga berdampak terhadap kesehatan, bila mikroba terlindung

menjadi patogen (Soemirat, 2009).


e. Temperaturnya normal

Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan

temperatur udara ( 30C). Air yang secara mencolok mempunyai

temperatur di atas atau di bawah temperatur udara berarti mengandung

zat-zat tertentu yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air.

Berdasarkan aspek suhu air, diketahui bahwa suhu air yang tidak sejuk

atau berlebihan dari suhu air yang normal akan mempermudah reaksi

zat kimia, sehingga secara tidak langsung berimplikasi terhadap

keadaan kesehatan pengguna air (Slamet, 2004).

f. Tidak mengandung zat padatan

Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada

penguapan dan pengeringan pada suhu 103-1050C.

2. Kualitas Kimia

Kualitas air tergolong bak bila memenuhi persyaratan kimia sebagai

berikut :

a. pH netral

pH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan

intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan (Sutrisno, 2004).

Skala pH diukur dengan pH meter atau lakmus. Air murni mempunyai

pH 7. Apabila pH dibawah 7 berarti air bersifat asam, sedangkan bila di

atas 7 bersifat basa (rasanya pahit) (Kusnaedi, 2010)

b. Tidak mengandung bahan kimia beracun

Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun

seperti sianida sulfida, fenolik (Kusnaedi, 2010).

c. Tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam

Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion-ion

logam (Kusnaedi, 2010) :

1) Besi (Fe)

Besi atau Ferrum (Fe) adalah metal berwarna abu-abu, liat,

dan dapat di bentuk. Besi merupakan elemen kimiawi yang dapat


ditemukan hampir di setiap tempat di bumi pada semua lapisan-

lapisan geologis, namun besi juga merupakan salah satu logam

berat yang berbahaya apabila kadarnya melebihi ambang batas

(Soemirat, 2009). Besi dapat larut pada pH rendah. Kadar besi

dalam air tidak boleh melebihi 1,0 mg/L, karena dapat

menimbulkan rasa, bau dan dapat menyebabkan air yang berwarna

kekuningan, menimbulkan noda pakaian dan tempat biaknya

bakteri Creonothrinx yaitu bakteri besi (Soemirat, 2009).

Besi dibutuhkan tubuh dalam pembentukan Hemoglobin.

Banyaknya Fe didalam tubuh dikendalikan pada fase absorbsi.

Tubuh manusia tidak dapat mengekresikan Fe. Karenanya mereka yang sering mendapat tranfusi
darah, warna kulitnya menjadi

hitam karena akumulasi Fe. Sekalipun Fe itu diperlukan tubuh,

tetapi dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian

seringkali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini (Soemirat,

2009).

Kelebihan logam besi dalam tubuh dapat menimbulkan efek-

efek kesehatan seperti serangan jantung, gangguan pembuluh

darah bahkan kanker hati. Logam ini bersifat akumulatif terutama

di organ penyaringan sehingga dapat mengganggu fungsi

fisiologis tunuh. Nilai estetika juga dapat dirusak oleh keberadaan

logam-logami ini karena dapat menimbulkan bercak-bercak hitam

pada pakaian. Air yang tercemar oleh logam ini biasanya nampak

pada intensitas warna yang tinggi pada air, berwarna kunimg

bahkan berwarna merah kecoklatan, dan terasa pahit atau masam

(Wardhana, 2004).

2) Nitrat, nitrit

Nitrat dan nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan

gangguan GI (Gastro Intestinal), diare campur darah, disusul oleh

konvulsi, koma, dan bila tidak tertolong akan meningggal.

Keracunan kronis menyebabkan depresi umum, sakit kepala, dan


gangguan mental. Nitrit terutama bereaksi dengan haemoglobin

dan membentuk Methemoglobin (metHb). Dalam jumlah melebihi normal Methemoglobin akan
menimbulkan Methemoglobinemia.

Pada bayi Methemoglobinemia sering dijumpai karena

pembentukan enzim untuk mengurai Methemoglobinemia menjadi

Haemoglobin masih belum sempurna. Sebagai akibat

Methemoglobinemia, bayi akan kekurangan oxigen, maka

mukanya akan tampak biru, karenanya penyakit ini juga dikenal

sebagai penyakit blue babies (Wardhana, 2004).

Salah satu contoh sumber pencemaran nitrat terhadap air

minum yakni akibat kegiatan pertanian. Meskipun pencemaran

nitrat juga dapat terjadi secara alami, tetapi yang paling sering

yakni akibat pencemaran yang berasal dari air limbah pertanian

yang banyak mengandung senyawa nitrat akibat pemakaian pupuk

nitrogen (urea) (Wardhana, 2004)..

Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah yang besar

dapat menyebabkan methaemoglobinemia, yakni kondisi dimana

hemoglobin di dalam darah berubah menjadi methaemoglobin

sehingga darah menjadi kekurangan oksigen. Hal ini dapat

mengakibatkan pengaruh yang fatal, serta dapat mengakibatkan

kematian khususnya pada bayi (Wardhana, 2004).

3) Klorida

Klorida adalah senyawa hologen Klor (CL). Toksisitasnya

tergantung pada gugus senyawanya. Misalnya NaCL sangat tidak beracun, tetapi karboksil klorida
sangat beracun. Di Indonesia,

Klor digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum.

Dalam jumlah banyak, klorida akan menimbulkan rasa asin,

korosif pada\ pipa sistem penyediaan air panas. Sebagai

desinfektan, sisa klor didalam penyediaan air sengaja di

dipertahankan dengan konsentrasi sekitar 0,1 mg/l untuk

mencegah terjadinya rekontaminasi oleh mikroorganisme patogen,

tetapi klor ini dapat terikat senyawa organik berbentuk hologen-


hidrokarbon (Cl-HC) banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa

Karsinogenik. Oleh karena itu, di berbagai negara maju sekarang

ini, klorinisasi sebagai proses desinfektan tidak lagi digunakan

(Soemirat, 2009)

d. Kesadahan rendah

Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion

(kation) logam valensi dua (Sutrisno, 2004). Tingginya kesadahan

berhubungan dengan garam-garam yang terlarut di dalam air terutama

garam Ca dan Mg (Kusnaedi, 2010).

Anda mungkin juga menyukai