Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS KESADAHAN TOTAL (CaCO3) AIR


SUMUR DI DESA SANGIANG DENGAN METODE
KOMPLEKSOMETRI

Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi


(Amd.Farm)

Oleh:

ABU YAZID BUSTOMI

15030001

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG


BANTEN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan yang mendasar dan sangat dibutuhkan oleh


manusia, Hewan, maupun tumbuhan. Oleh manusia air dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan hidup seperti minum, mandi, memasak, mencuci dan
keperluan lainnya. Kebutuhan akan air untuk keperluan sehari-hari berbeda di tiap
tempat dan tingkatan kehidupan artinya semakin tinggi taraf kehidupan manusia,
maka akan semakin meningkat pula jumlah air yang dibutuhkan (suriawirati
1996). Air bagi tubuh manusia bermanfaat untuk proses pencernaan, metabolisme,
mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh,
dan menjaga tubuh dari kekeringan. (Sulistiyandari, 2009)

Permasalahan yang sering dijumpai pada pelayanan air bahwa kualitas air
tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat
sebagai air bersih yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk
digunakan. Air yang layak digunakan, mempunyai standar persyaratan tertentu,
yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan
satu kesatuan, sehingga apabila ada satu saja parameter yang tidak memenuhi
syarat maka air tersebut tidak layak untuk digunakan.(Arik, 2015)

Kualitas air yang baik ditentukan dari beberapa parameter diantaranya


fisika, kimia, dan biologi. Salah satu parameter kimia yang menentukan kualitas
air yang baik adalah kandungan garam mineral. Kandungan garam mineral dalam
air tanah berbeda-beda dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan
karena lapisan tanah yang berbeda pada setiap daerah. Salah satu contohnya, air
tanah di daerah tanah berkapur memiliki kandungan garam mineral Ca(HCO3) dan
Mg(HCO3)2 yang tinggi. Akibat tingginya kandungan garam mineral Ca(HCO3)2
dan Mg(HCO3)2 sehingga menyebabkan kesadahan air.

1
2

Kesadahan air digunakan untuk menunjukkan kandungan garam kalsium dan


magnesium yang terlarut dalam air yang dinyatakan dalam (mg/L) kalsium
karbonat (Khopkar, 2002).

Kesadahan dalam air dapat mengakibatkan air menjadi keruh dan proses
penyabunan menjadi terganggu sebagai akibat dari mineral ion Ca dan Mg yang
bereaksi dengan anion sabun. Selain itu kesadahan dalam air dapat membuat alat-
alat masak seperti panci dan ketel menjadi berkerak. Kerak yang ditimbulkan
tersebut dapat menyebabkan transfer panas terhambat sehingga panas yang
dibutuhkan harus lebih besar serta waktu yang diperlukan lebih lama. Selain
mineral ion Ca dan Mg, kesadahan air juga dapat disebabkan oleh jenis mineral
seperti Sr, Fe, dan Mn dalam jumlah yang sangat kecil (Park, et al., 2007).
Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan rumah
tangga maupun untuk penggunaan industri. Berdasarkan PERMENKES RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih, kadar
maksimum kesadahan (CaCO3) yang diperbolehkan adalah 500 mg/L.

Kebutuhan air masyarakat sekitar desa Sangiang kecamatan Sepatan


Timur cukup tinggi, sebagian besar masyarakat desa masih menggunakan air
tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka menggunakan air
untuk mencuci, mandi, dan memasak serta kebutuhan minum air sehari-hari,
terkadang masyarakat yang tinggal di dekat aliran sungai menggunakan air sungai
untuk mencuci. Struktur tanah di desa Sangiang Kecamatan Sepatan Timur berupa
tanah aluvial. Air tanah di desa Sangiang Kecamatan Sepatan Timur diperoleh
dengan cara membuat sumur. Pada saat direbus, air akan menghasilkan kerak di
sekitar panci hal tersebut diduga karena tingkat kesadahan air yang cukup tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, saya merasa perlu untuk melakukan uji


penetapan kesalahan total air tanah di desa Sangiang kecamatan Sepatan Timur
mengingat belum ada penelitian yang berkaitan dengan kesalahan air di daerah
tersebut.
I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, diperoleh rumusan


masalah sebagai berikut :

I.2.1 Berapakah kesadahan total(CaCO3) Air sumur Di Desa Sangiang


kecamatan Sepatan Timur?

I.2.2 apakah kualitas air di Desa Sangiang Kecamatan Sepatan Timur


masih layak digunakan atau tidak?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

I.3.1 Untuk mengetahui tingkat kesadahan total air sumur di Desa


Sangiang Kecamatan SepatanTimur.

I.3.2 Untuk mengetahui apakah kualitas air di desa Sangiang Kecamatan


Sepatan Timur masih layak di gunakan atau tidak.
4

I.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang di peroleh dari penelitian ini antara lain :

I.4.1 Manfaat Bagi peneliti

Hasil penelitian diharapkan mampu menambah wawasan tentang Tingkat


Kesadahan air di desa Sangiang kecamatan Sepatan Timur.

I.4.2 Manfaat bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi terhadap


penelitian selanjutnya.

I.4.3 Manfaat bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada


masyarakat, terkait dengan tingkat kesadahan total air di desa Sangiang
kecamatan Sepatan Timur yang selanjutnya mungkin dapat menjadi bahan
pertimbangan mengenai apakah kualitas air di daerah tersebut masih layak
digunakan atau tidak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Air

II.1.1 Definisi Air

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia
dan makhluk lainnya dengan fungsi yang tidak akan dapat digantikan oleh
senyawa lain. Hampir seluruh kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan
air, mulai dari membersihkan diri, membersihkan ktempat tinggalnya,
menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktivitas- aktivitas lainnya
(Achmad, 2004).

Menurut Peraturan Pemerintah no 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air


dan pengendalian pencemaran air bahwa yang dimaksud dengan air adalah semua
air yang terdapat pada, diatas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk
dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada
di darat. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air), air
merupakan satu-satunya zat secara alami terdapat di permukaan bumi dalam
ketiga wujudnya tersebut. Air adalah substansi kimia dengan rumus H2O yaitu
satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada
satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau
pada kondisi standar (Allafa, 2008).

Keberadaan air tanah sangat tergantung besarnya curah hujan dan besarnya air
yang dapat meresap ke dalam tanah. Kondisi tanah yang berpasir lepas atau
batuan yang permeabilitasnya tinggi akan mempermudah infiltrasi air hujan ke
dalam formasi batuan. Dan sebaliknya, batuan dengan sedimentasi kuat dan
kompak memiliki kemampuan untuk meresapkan air kecil. Dalam hal ini hampir
semua curah hujan akan mengalir sebagai limpasan (runoff) dan terus ke laut.
Faktor lainnya adalah perubahan lahan-lahan terbuka menjadi pemukiman dan
industri, serta penebangan hutan tanpa

kontrol. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi infiltrasi terutama bila terjadi

pada daerah resapan (recharge area) (Usmar dkk, 2006)

5
6

II.1.2 karakter Air

Menurut Effendi (2003), air memiliki karakteristik yang tidak dimiliki

oleh senyawa kimia lain, karakteristik tersebut antara lain :

a) Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 00C (320

F) 1000C, air berwujud cair. b) Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga
air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik.

c) Air memerlukan panas yang tinggi pada proses penguapan. Penguapan adalah
proses perubahan air menjadi uap air.

d) Air merupakan pelarut yang baik.

e) Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi.

f) Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku.

Bagi kehidupan makhluk, air bukanlah merupakan hal yang baru, karena

kita ketahui bersama tidak satupun kehidupan di bumi ini dapat berlangsung

tanpa air. Oleh sebab itu air dikatakan sebagai benda mutlak yang harus ada

dalam kehidupan manusia. Tubuh manusia mengandung 60% - 70% air dari

seluruh berat badan, air di daerah jaringan lemak terdapat kira-kira 90%

(Soemirat, 2001).

Masyarakat selalu mempergunakan air untuk keperluan dalam

kehidupan sehari-hari, air juga digunakan untuk produksi pangan yang

meliputi perairan irigasi, pertanian, mengairi tanaman, kolam ikan dan untuk

minum ternak. Banyaknya pemakaian air tergantung kepada kegiatan yang

dilakukan sehari-hari, rata-rata pemakaian air di Indonesia 100 liter / orang /

hari dengan perincian 5 liter untuk air minum, 5 liter untuk air masak, 15 liter

untuk mencuci, 30 liter untuk mandi dan 45 liter digunakan untuk jamban

(Wardhana, 2001).
II.1.3 Sumber Air

Air dapat bersumber dari air hujan yaitu air yang berasal dari proses

evaporasi, kondensasi, dan presipitasi, sehingga air tersebut benar-benar

murni sebagai H2O, dengan demikian tidak terlarut sebagai mineral Sifat air

yang demikian itu, disebut dengan air lunak (soft water) dan bila di minum

rasanya relatif kurang segar. Penggunaan air hujan sebagai sumber air minum

dalam masyarakat maupun secara perorangan adalah merupakan jalan

terakhir, apabila sumber air lain tidak bisa dimanfaatkan (Sanropie, 1984).

Air juga dapat bersumber dari air tanah yaitu air yang tersimpan/

terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami pengisian/penambahan

secara terus menerus oleh alam. Menurut Sanropie (1984), keuntungan

penggunaan air tanah adalah (1) pada umumnya dapat dipakai tanpa

pengolahan lebih lanjut, (2) paling praktis dan ekonomis untuk

mendapatkannya dan membaginya, (3) lapisan tanah yang menampung air

dari mana air itu di ambil biasanya merupakan pengumpulan air alamiah.

Sedangkan kerugian penggunaan air tanah adalah seringkali mengandung

banyak mineral Fe (besi), Mn (mangan), Ca (calsium), dan sebagainya, dan

biasanya membutuhkan pemompaan

II.1.4 Kualitas Air

Syarat kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan

berdasarkan Permenkes RI No. 416/ MENKES/ PER/ IX/ 1990 yang biasanya

dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkkan

5
6

persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. Kualitas air adalah sifat air dan

kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain dalam air yang

mencakup kualitas fisik, kimia, dan biologis (Effendi, 2003).

1. Kualitas Fisik

Menurut Kusnaedi (2010), syarat-syarat sumber mata air yang bisa

digunakan sebagai air bersih adalah sebagai berikut :

a. Tidak berwarna

Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti
mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan, artinya sebaiknya
air minum tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan
dari berbagai zat kimia maupun

mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan tanin dan asam humat
atau zat organik, sehingga bila terbentuk bersama klor dapat membentuk senyawa
kloroform yang beracun, sehingga

berdampak terhadap kesehatan pengguna air (Slamet, 2004).

b. Tidak berbau

Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh

maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik

yang sedang mengalami penguraian oleh mikroorganisme air.

c. Rasanya tawar

Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam,

manis, pahit, atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak

baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut

dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam
anorganik. Air dengan rasa yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran
berbagai zat yang membahayakan kesehatan, seperti rasa logam (Slamet, 2004).

d. Kekeruhan
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti berikut jernih atau
tidak keruh. Air yang keruh disebabkan mengandung partikel bahan yang
tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Untuk
standar air bersih ditetapkan oleh Permenkes RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990, yaitu kekeruhan yang dianjurkan maksimum 25
NTU (Depkes RI, 1995). Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang
tersuspensi, baik yang bersifat organik, maupun anorganik. Zat anorganik
biasanya berasal dari lapukan tanaman atau hewan, dan buangan industri juga
berdampak terhadap kekeruhan air, sedangkan zat organik dapat menjadi
makanan bakteri, sehingga mendukung pembiakkannya dan dapat tersuspensi dan
menambah kekeruhan air. Air yang keruh sulit didisinfeksi karena mikroba
terlindung oleh zat tersuspensi tersebut, sehingga berdampak terhadap kesehatan,
bila mikroba terlindung menjadi patogen (Soemirat, 2009).

5
6

e. Temperaturnya normal

Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan

temperatur udara ( 30C). Air yang secara mencolok mempunyai

temperatur di atas atau di bawah temperatur udara berarti mengandung

zat-zat tertentu yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air.

Berdasarkan aspek suhu air, diketahui bahwa suhu air yang tidak sejuk

atau berlebihan dari suhu air yang normal akan mempermudah reaksi

zat kimia, sehingga secara tidak langsung berimplikasi terhadap

keadaan kesehatan pengguna air (Slamet, 2004).

f. Tidak mengandung zat padatan

Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada

penguapan dan pengeringan pada suhu 103-1050C.

2. Kualitas Kimia

Kualitas air tergolong bak bila memenuhi persyaratan kimia sebagai

berikut :

a. pH netral

pH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan

intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan (Sutrisno, 2004).

Skala pH diukur dengan pH meter atau lakmus. Air murni mempunyai

pH 7. Apabila pH dibawah 7 berarti air bersifat asam, sedangkan bila di

atas 7 bersifat basa (rasanya pahit) (Kusnaedi, 2010)

b. Tidak mengandung bahan kimia beracun

Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun

seperti sianida sulfida, fenolik (Kusnaedi, 2010).


c. Tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam

Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion-ion

logam (Kusnaedi, 2010) :

1) Besi (Fe)

Besi atau Ferrum (Fe) adalah metal berwarna abu-abu, liat, dan dapat di bentuk.
Besi merupakan elemen kimiawi yang dapat ditemukan hampir di setiap tempat
di bumi pada semua lapisan- lapisan geologis, namun besi juga merupakan salah
satu logam berat yang berbahaya apabila kadarnya melebihi ambang batas

(Soemirat, 2009).

Besi dapat larut pada pH rendah. Kadar besi dalam air tidak boleh melebihi 1,0
mg/L, karena dapat menimbulkan rasa, bau dan dapat menyebabkan air yang
berwarna kekuningan, menimbulkan noda pakaian dan tempat biaknya bakteri
Creonothrinx yaitu bakteri besi (Soemirat, 2009). Besi dibutuhkan tubuh dalam
pembentukan Hemoglobin. Banyaknya Fe didalam tubuh dikendalikan pada fase
absorbsi. Tubuh manusia tidak dapat mengekresikan Fe. Karenanya mereka yang
sering mendapat tranfusi darah, warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi
Fe. Sekalipun Fe itu diperlukan tubuh, tetapi dalam dosis besar dapat merusak
dinding usus. Kematian seringkali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini
(Soemirat, 2009).

Kelebihan logam besi dalam tubuh dapat menimbulkan efek- efek kesehatan
seperti serangan jantung, gangguan pembuluh darah bahkan kanker hati. Logam
ini bersifat akumulatif terutama

di organ penyaringan sehingga dapat mengganggu fungsi fisiologis tunuh. Nilai


estetika juga dapat dirusak oleh keberadaan logam-logami ini karena dapat
menimbulkan bercak-bercak hitam pada pakaian. Air yang tercemar oleh logam
ini biasanya nampak pada intensitas warna yang tinggi pada air, berwarna
kunimg bahkan berwarna merah kecoklatan, dan terasa pahit atau masam
(Wardhana, 2004).

2) Nitrat, nitrit

Nitrat dan nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan GI (Gastro
Intestinal), diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak
tertolong akan meningggal. Keracunan kronis menyebabkan depresi umum, sakit
kepala, dan gangguan mental. Nitrit terutama bereaksi dengan haemoglobin dan
membentuk Methemoglobin (metHb). Dalam jumlah melebihi normal

5
6

Methemoglobin akan menimbulkan Methemoglobinemia. Pada bayi


Methemoglobinemia sering dijumpai karena pembentukan enzim untuk mengurai
Methemoglobinemia menjadi Haemoglobin masih belum sempurna. Sebagai
akibat Methemoglobinemia, bayi akan kekurangan oxigen, maka mukanya akan
tampak biru, karenanya penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit blue babies
(Wardhana, 2004). Salah satu contoh sumber pencemaran nitrat terhadap air
minum yakni akibat kegiatan pertanian. Meskipun pencemaran nitrat juga dapat
terjadi secara alami, tetapi yang paling sering yakni akibat pencemaran yang
berasal dari air limbah pertanian

yang banyak mengandung senyawa nitrat akibat pemakaian pupuk nitrogen (urea)
(Wardhana, 2004)..

Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan
methaemoglobinemia, yakni kondisi dimana hemoglobin di dalam darah berubah
menjadi methaemoglobin sehingga darah menjadi kekurangan oksigen. Hal ini
dapat mengakibatkan pengaruh yang fatal, serta dapat mengakibatkan kematian
khususnya pada bayi (Wardhana, 2004).

3) Klorida

Klorida adalah senyawa hologen Klor (CL). Toksisitasnya tergantung pada gugus
senyawanya. Misalnya NaCL sangat tidak beracun, tetapi karboksil klorida sangat
beracun. Di Indonesia, Klor digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air
minum. Dalam jumlah banyak, klorida akan menimbulkan rasa asin, korosif
pada\ pipa sistem penyediaan air panas. Sebagai desinfektan, sisa klor didalam
penyediaan air sengaja di dipertahankan dengan konsentrasi sekitar 0,1 mg/l
untuk mencegah terjadinya rekontaminasi oleh mikroorganisme patogen, tetapi
klor ini dapat terikat senyawa organik berbentuk hologen- hidrokarbon (Cl-HC)
banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa Karsinogenik. Oleh karena itu, di
berbagai negara maju sekarang ini, klorinisasi sebagai proses desinfektan tidak
lagi digunakan (Soemirat, 2009)

d. Kesadahan rendah

Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam
valensi dua (Sutrisno, 2004). Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam-
garam yang terlarut di dalam air terutama garam Ca dan Mg (Kusnaedi, 2010).

II.2.5 Kesadahan air

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,


umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.
Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,
sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion
kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain
maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat.( Atastina. Dkk. 2005.)

Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air.
Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+, atau dapat
juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam
bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat,
klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil. Air yang mengandung ion Ca2+ dan
Mg2+ dalam jumlah yang banyak disebut air sadah.Kesadahan bisa juga
disebabkan oleh adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi
banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan
bikarbonat dalam jumlah kecil.Kesadahan Total (Total Hardness atau TH)
adalah jumlah senyawa kalsium, magnesium dan senyawa lain yang bereaksi
dengan sabun

Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal


sebagai air sadah, atau air yang sukar untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium
dan magnesium bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah
terjadinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium
relatif sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk
memisah dari larutan dalam bentuk endapan yang akhirnya menjadi kerak.

(Atastina. Dkk. 2005.)

Terdapat dua jenis kesadahan, yakni sebagai berikut:

1. Kesadahan sementara

Kesadahan sementara merupakan kesadahan yang mengandung ion


bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium
bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2) Air yang
mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara
karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air
tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-
senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel.

Reaksinya:
Ca(HCO3)2 dipanaskan CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)

Mg(HCO3)2 dipanaskan CO2 (gas) + H2O (cair) +


MgCO3 (endapan)

5
6

2. Kesadahan Tetap

Kesadahan tetap adalah kesadahan yang mengadung anion selain ion


bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang
terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2),
kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat
(Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-
senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa
dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari
kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air
tersebut dengan zat-zat kimia tertentu.

Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda-


kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga
terbentuk endapan kalsium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium
hidroksida (padatan/endapan) dalam air.

Reaksinya:

CaCl2 + Na2CO3 CaCO3 (padatan/endapan) + 2NaCl (larut)

CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut)

MgCl2 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut)

MgSO4 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut)

STANDAR JENIS KESADAHAN AIR

Kandungan kapur yang terdapat dalam air, agar tidak kurang dan tidak
juga berlebih maka perlu diterapkan standar suatu air dikatakan sadah atau
berlebih kesadahannya. Standar kualitas menetapkan kesadahan total adalah 5-10
derajat Jerman. Apabila kurang dari 5 derajat Jerman maka air akan terasa lunak
dan sebaliknya. Jika dalam air mengandung lebih dari 10 derajat Jerman maka
akan merugikan bagi manusia.

Di kalangan masyarakat yang awam, sangat sulit untuk membedakan


mana air yang tingkat kesadahannya tinggi. Mereka hanya bisa memperkirakan
saja berdasarkan apa yang ditimbulkan dari air, misalnya mereka mengamati
kerak yang ditimbulkan air pada dasar panci memberikan sedikit pemahaman
pada masyarakat bahwa air yang dikonsumsinya itu tingkat kesadahannya tinggi,
dan sebaliknya jika tidak terlihat kerak yang ditimbulkan artinya bahwa air yang
dikonsumsinya tingkat kesadahannya masih tergolong rendah.
Standar kesadahan air meliputi

1. Standar kesadahan menurut WHO, 1984, mengemukakan bahwa :

a. Sangat lunak sama sekali tidak mengandung CaCO3;

b. Lunak mengandung 0-60 ppm CaCO3;

c. Agak sudah mengandung 60-120 ppm CaCO3;

d. Sadah mengandung 120-180 ppm CaCO3;

e. Sangat sadah 180 ppm ke atas.

2. Standar kesadahan menurut E. Merck, 1974, bahwa :

a. Sangat lunak antara 0-4 OD atau 0-71 ppm CaCO3;

b Lunak antara 4-8 OD atau 71-142 ppm CaCO3;

c. Agak sadah antara 8-18 OD atau 142-320 ppm CaCO3;

d. Sadah 18-30 OD atau 320-534 ppm CaCO3;

e. Sangat sudah 30 OD keatas atau sekitar 534 ppm ke atas.

3. Standar kesadahan menurut EPA, 1974, bahwa :

a. Sangat lunak sama sekali tidak mengandung CaCO3;

b. Lunak, antara 0-75 ppm CaCO3;

c. Agak sadah, antara 75-150 ppm CaCO3

d. Sadah, 150-300 ppm CaCO3;

e. Sangat sadah 300 ppm ke atas CaCO3.

4. Kesadahan merupakan salah satu sifat kimia yang dimiliki air.

Kesadahan air disebabkan adanya ion ion Ca2+ dan Mg2+. Berdasarkan
Standar kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan
air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3. Bila melewati batas
maksimum maka harus diturunkan (pelunakan).

5
6

II.3 Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan terkait dengan yang peneliti lakukan:

II.3.1 penelitian yang dilakukan oleh Aditya Maulana Perdana Putra pada tahun
2015 dengan judul ANALISIS KUANTITATIF KESADAHAN TOTAL
AIR MINUM ISI ULANG YANG DIJUAL DI WILAYAH KAYU
TANGI KOTA BANJARMASIN memberikan informasi mengenai
tingkat kesadahan total air isi ulang di wilayah kayu tangi

II.3.2. penelitian yang dilakukian oleh Dewi Sri Rahayu pada tahun 2015
bdengan judul PENETAPAN KESADAHAN TOTAL (CaCO3) AIR
SUMUR DI DUSUN CEKELAN KEMUSU BOYOLALI DENGAN
METODE KOMPLEKSOMETRI memberikaqn informasi mengenai
metode analisis kesadahan air dengan menggunakan metode titrasi
kompleksometri

II.3.3 Penelitian yang dilakukan oleh Nita Rosita dengan judul Analisis
Kualitas Air Minum Isi Ulang Beberapa Depot Air Minum Isi
Ulang (DAMIU) di Tangerang Selatan memberikan informasi
mengenai kualitas dan kesadahan air dari air minum isi ulang di
beberapa Depot air minum isi ulang yang ada di daerah
tangerang selatan
7
7
8
9
10
12
12
12

Anda mungkin juga menyukai