Anda di halaman 1dari 3

GAMBARAN PENGELOLAAN OBAT NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA DI INSTALASI

FARMASI RSUD DR.ADJIDARMO RANGKASBITUNG TAHUN 2019

THE DEPICTION OF NARCOTICS AND PSYCHOTROPIC DRUG MANAGEMENT IN THE


PHARMACEUTICAL INSTALLATION OF RSUD DR.ADJIDARMO, RANGKASBITUNG IN 2019

Nunung Permata Sari1, Aziz setiawan1


1
Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang
*
Coresponding Author Email: Nunungpermatasari1998@gmail.com

ABSTRAK
Pengelolaan obat adalah rangkaian kegiatan dalam manajemen obat yang terdiri dari :
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan obat narkotika dan psikotropika di instalasi
farmasi RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Data
yang diambil melalui wawancara kepada kepala gudang yaitu seorang apoteker. Dari penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengelolaan obat narkotika dan psikotropika sudah terkoordinir
dan sistematis.
Kata Kunci : Pengelolaan Obat, Narkotika, dan psikotropika.

ABSTRACT

Drug manajement is a series of activities in drug management consisted of: planning,


procurement, reception, storage, distribution, and destruction. This study aims to understand the
depiction of narcotics and psychotropic drug management in the pharmaceutical installation of RSUD
Dr.Adjidarmo Rangkasbitung. The research method is descriptive, and the data is taken through
interviews with the head of the warehouse who is a pharmacist. From the research, it can be
concluded that the management of narcotics and psychotropic drugs are already coordinated and
systematic.
Keywords : Drug Management, Narcotic, and Psychotropic

PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu operasional efektif dan efisien (Sasongko,
peranan penting dalam rangka meningkatkan 2016).
derajat kesehatan masyarakat secara Pengelolaan obat yang baik terlebih
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat khusus yaitu pengelolaan jenis obat yang
inap, rawat jalan, dan gawat darurat menurut bersifat sebagai psikoaktif seperti pada obat –
UndangUndang Nomor 44 Tahun 2009 tentang obat golongan narkotika dan psikotropika.
rumah sakit. Tujuan pelayanan farmasi di Narkotika dan Psikotropika dapat merugikan
rumah sakit adalah melangsungkan pelayanan apabila disalahgunakan atau digunakan tanpa
yang optimal, melaksanakan Komunikasi, pengendalian dan pengawasan yang ketat, jika
Informasi, Edukasi. Pengelolaan obat terutama digunakan secara tidak rasional salah satu
pada tahap perencanaan dan pengadaan di efek samping dari pemakaian obat ini yaitu di
rumah sakit merupakan salah satu aspek mana seseorang dapat mengalami
penting dari rumah sakit. Tujuan pengelolaan ketergantungan berat terhadap obat dan dapat
obat adalah tersedianya obat setiap saat menyebabkan fungsi vital organ tubuh bekerja
dibutuhkan baik mengenai jenis, jumlah secara tidak normal seperti jantung, peredaran
maupun kualitas secara efisien. Dengan darah, pernafasan, dan terutama pada kerja
demikian, pengelolaan obat dapat dipakai otak (susunan saraf pusat). Oleh karena itu
sebagai proses penggerak dan pemberdayaan pengelolaan obat psikotropika sangat
semua sumber daya yang dimiliki untuk memerlukan penanganan dan perhatian lebih
dimanfaatkan dalam rangka mewujudkan (Farida,Elyyani,2016).
ketersediaan obat setiap dibutuhkan agar
Metodelogi Penelitian Pengadaan Obat Narkotika dan Psikotropika
Pengadaan obat narkotika dan
Penelitian ini merupakan penelitian non psikotropika dilakukan setiap bulan yaitu pada
eksperimental bersifat deskriptif.Pengumpulan awal bulan setelah stok opname bulan
data kualitatif dan kuantitatif diperoleh dari sebelumnya. Jumlah pengadaan mengacu pada
observasi dan wawancara. Data kualitatif didapat hasil stok opname yaitu jumlah rata-rata
dari wawancara yang dilakukan terhadap pemakaian perbulan dikurangi stok opname.
petugas instalasi farmasi rumah sakit. Data Pengadaan obat narkotika menggunakan surat
kuantitatif didapat dari analisis dokumen pemesanan narkotika ke PBF Kimia Farma.
penggunaan obat narkotika dan psikotropika. Surat pemesanan nya terdiri dari dua surat yaitu
untuk arsip gudang dan untuk PBF Kimia Farma
Alat Penelitian yang sudah ditandatangani oleh apoteker. Obat
narkotika yang dipesan seperti : codein 10 mg,
Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah codein 15 mg, codein 20 mg, durogesic 12,
: durogesic 25, fentanyl 0,05 mg/ml 2 ml inj,
1. Daftar pertanyaan sebagai pedoman fentanyl 0,05 mg/ml 10 ml inj, morfin 10 mg,
wawancara. morfin inj, M S T 10 mg, pethidin inj.
2. Alat tulis.
Sedangkan pengadaan obat psikotropika
Bahan Penelitian menggunakan surat pemesanan psikotropika ke
PBF Kimia Farma, AAM, Merapi Utama Farma,
Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini Tiara Kencana dengan menggunakan surat
adalah : pemesanan yang ditandatangani oleh apoteker.
1. Daftar stok obat. Obat psikotropika yang dipesan seperti :
2. Dokumen penggunaan obat alprazolam 0,5 mg, alprazolam 0,25 mg,
3. Lembar pelaporan obat keluar. amitriptilin 25 mg, clobazam 10 mg, diazepam
4. Lembar pengadaan obat inj, diazepam 2 mg, diazepam 5 mg, fortanest 5
5. Lembar pemesanan obat. mg/5 ml, fortanest 15 mg/3 ml, miloz inj 5 amp,
6. Monitoring penyimpanan obat. stesolid rectal 5 mg, stesolid rectal 10 mg,
valdimex inj 10 mg/2 ml kf.
Hasil dan Pembahasan
Penerimaan Obat Narkotika dan Psikotropika
Penelitian yang dilkukan di Instalasi Penerimaan obat narkotika dan psikotropika
Farmasi RSUD Dr.Adjidarmo Rangkasbitung di Instalasi Farmasi RSUD Dr.Adjidarmo
pada tanggal 18-26 april 2019 dengan metode Rangkasbitung dilaksanakan oleh kepala
wawancara kepada kepala gudang yaitu gudang yaitu seorang apoteker. Hal ini sesuai
seorang apoteker tentang pengelolaan obat dengan pernyataan informan yang terlampir.
narkotika dan psikotropika yang terdiri dari Petugas gudang farmasi memeriksa spesifikasi
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, dan jumlah barang yang datang dari distributor
pendistribusian, pemusnahan. sesuai surat pemesanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan
Perencanaan Obat Narkotika dan dalam penerimaan obat narkotika dan
Psikotropika psikotropika adalah :
Perencanaan obat narkotika dan Petugas menerima barang yang sesuai
psikotropika di Instalasi Farmasi RSUD dengan surat pemesanan dan sesuai faktur. Hal
Dr.Adjidarmo Rangkasbitung dilakukan oleh ini sesuai dengan pernyataan informan yang
kepala gudang dengan metode konsumsi. terlampir.
Metode konsumsi yaitu metode yang didasarkan 1. Mencocokan faktur dengan surat
atas analisa data konsumsi sebelumnya. pemesanan dengan memperhatikan :
Pada proses perencanaan nya dilakukan 2. Kebenaran identitas produk serta
dengan beberapa cara yaitu berdasarkan data kesesuaian dengan faktur.
kebutuhan dan penggunaan obat dari berbagai 3. Kebenaran jumlah kemasan.
kasus penyakit sesuai dengan formularium 4. Kebenaran kondisi kemasan.
rumah sakit dan data pengelolaan sistem 5. Kebenaran jumlah satuan dalam kemasan.
administrasi, kemudian disesuaikan dengan 6. Kebenaran tidak terlihat tanda-tanda
anggaran. kerusakan.
7. No batch.
8. Bila barang tidak sesuai dengan surat Daftar Pustaka
pemesanan atau mendekati tanggal
kadaluarsa, barang akan ditolak/diretur. BPOM. (2018). Pengawasan Pengelolaan Obat,
9. Bila sesuai dengan yang diharapkan, barang Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan
diterima, faktur ditandatangan, nama dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan
tanggal penerimaan, serta stempel RSUD Kefarmasian., Jakarta, Badan Pengawas
Dr.Adjidarmo Rangkasbitung. Obat Dan Makanan Republik Indonesia.
Depkes RI. (2007). Pedoman pengelolaan obat
Penyimpanan Obat Narkotika dan publik dan perbekalan kesehatan di daerah
Psikotropika kepulauan, Jakarta, Departemen
Penyimpanan obat narkotika dan Kesehatan Republik Indonesia.
psikotropika di Instalasi Farmasi RSUD Zeenot, Stephen 2013, Pengelolaan &
Dr.Adjidarmo Rangkasbitung yaitu sebagai Penggunaan Obat Wajib Apotek, Penerbit
berikut: Diva Press, Jakarta.
1. Disimpan di ruangan khusus narkotika dan Farida Elyyani, M. T. G. (2016). Gambaran
psikotropika. Pengelolaan Obat Narkotika dan
2. Disimpan dalam lemari yang terbuat dari Psikotropika di Instalasi Farmasi Rumah
besi yang terdiri dari dua pintu masing- Sakit Daerah Banjarbaru Kalimantan
masing dua lapis pintu. Selatan. Karya Tulis Ilmiah, Fakultas
3. Dengan kunci ganda. Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
4. Kunci hanya di pegang oleh apoteker yang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
bertanggung jawab. Kementrian Kesehatan RI. (2010). Kefarmasian
5. Tempat penyimpanan obat narkotika dan dan Alat Kesehatan. Materi Pelatihan
psikotropika disimpan ditempat yang aman Manajemen Kefarmasian Di Instalasi
dan tidak diketahui oleh umum. Farmasi Kabupaten/Kota. Jakarta,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Tiap item obat dilengkapi dengan kartu stok Peraturan Mentri Kesehatan RI. (2015).
yang di dalamnya dapat diketahui nama Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan,
barang, kemasan, tanggal, asal barang, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan
jumlah masuk dan jumlah keluar barang, Prekursor Farmasi. Jakarta, Peraturan
sisa stok, kadaluarsa dan keterangan. Mentri Kesehatan Republik Indonesia.
Sasongko, H. (2016). Gambaran Pengelolaan
Distribusi Obat Narkotika dan Psikotropika Obat Pada Indikator Procurement di RSUD
Di Instalasi Farmasi RSUD Dr.Adjidarmo Sukoharja Jawa Tengah. Journal of
Rangkasbitung pendistribusian obat narkotika Pharmaceutical and Clinical Research, 1,
dan psikotropika menggunakan form amprahan 21–28.
yang didistribusikan dari gudang obat ke depo
rawat jalan, depo rawat inap, depo IGD, depo
ICU, depo HCU, depo IBS (Instalasi Bedah
Sentral) menggunakan form apmrahan/
permintaan

Pemusnahan Obat Narkotika dan Psikotropika


Penelitian di RSUD Dr .Adjidarmo
Rangkasbitung, selama ini tidak terdapat obat
narkotika dan psikotropika yang rusak atau
expire sehingga tidak ada pemusnahan.

Kesimpulan
Penelitian di RSUD Dr.Adjidarmo
Rangkasbitung dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan obat narkotika dan psikotropika
dilakukan oleh kepala gudang yaitu seorang
apoteker dengan pengelolaan yang sudah
terkoodinir dan sistematis.

Anda mungkin juga menyukai