1.

Embriologi kulit dan muskuloskeletal

2. Struktur, dan fungsi kulit

Kulit : cutaneus, integumentum

Struktur dasar kulit

3 lapisan kulit
Epidermis
Avaskular : menerima nutrisi dari kapiler dermal
Dibentuk oleh keratinosit
5 lapisan epidermis
Stratum basale (germinativum) : kuboid selapis
Lapisan terdalam epidermis : di atas membran basal dermis
Aktivitas mitosis sering terjadi
Terdapat sel punca keratinosit (keratinosit basale)
4 minggu progres keratinosit dari stratum basale ke stratum corneum
(keratinisasi)
Stratum spinosum (prickle cells) : kuboid berlapis
Lapisan tertebal
Keratinosit spinosum aktif mensintesis keratin
Keratin hasil sintesis membentuk struktur tonofilamen/tonofibril
Antar keratinosit spinosum dihubungkan desmosom
Tonofilamen masuk terjulur di dalam desmosom
Ketika keratinosit mengerut (retraksi), tonofilamen akan menjulur keluar
membentuk spina (duri kecil) : prickle cells
Struktur keratinosit spinosum (prickle cells) : memperkuat ikatan epidermis
Stratum granulosum : gepeng poligonal berlapis
Keratinosit granulosum : sitoplasma granul basofilik (granul keratohialin)
Granul keratohialin memberi pigmen pd kulit
Stratum iucidum : gepeng berlapis, tanpa inti
Lapisan transparan berisi keratosit yg mati (tanpa inti dan organel)
Hanya ada pd kulit tebal (tidak pd kulit tipis/berambut)
Stratum corneum
Berisi keratinosit yg mati (disebut tidak memiliki keratinosit)
Keratinisasi : proses diferensiasi keratinosit basale menjadi keratinosit yg mati
pd stratum corneum)
Sel-sel epidermis
Keratinosit (seluruh lapisan epidermis, kecuali stratum corneum)
Struktur : epitel kuboid dengan desmosom sebagai penghub.antar sel
Spinosum : +tonofilamen (spina)
Granulosum : +granul basofilik
Iucidum : transparan eosinofilik (mati)
Melanosit (stratum basale, folikel rambut)
Rasio melanosit : keratinosit (1:10)
Jumlah melanosit sama sepanjang hidup
Struktur
Badan sel bulat, berhub.dengan lamina basal di bawahnya melalui
hemidesmosom (tidak dengan keratinosit)
Sitoplasma membentuk proc.dendritik : menghub.melanosit dgn
keratinosit : transfer granula melanin (melanosom)
1 melanosit untuk 10 keratinosit
Fungsi : sintesis melanin
Tirosinase dan tirosin disintesis ribosom RE kasar
Hasil sintesis dibawa ke kompleks golgi, dikemas dlm bentuk vesikel
golgi
Di dalam vesikel, tirosinase mengubah tirosin menjadi DOPA -
pigmen melanin (proses polimerisasi)
Pigmen melanin menumpuk tanpa aktivitas tirosinase : melanosom
Melanosom ditransfer melalui proc.dendritik ke keratinosit (dekat inti)
 Kulit menggelap setelah terpajan sinar matahari : +sintesis melanin
oleh melanosit, dan faktor rangsang fisikokimiawi langsung pd
keratinosit
Sel langerhans (stratum spinosum)
Struktur : badan sel bulat dengan proc.dendritik yg menghub.antar keratinosit
(+desmosom)
Fungsi : inisiasi respon imun seluler
Sel merkel (stratum basale, folikel rambut)
Struktur : mirip dengan keratinosit, tp sedikit melanosom, pada basisnya
berhub.langsung dengan serabut saraf sensorik
Fungsi : mekanoreseptor (sentuhan halus)
Dermis
Jaringan ikat penghub.antara epidermis dan subkutam (hipodermis)
2 lapisan dermis
Lapisan papilaris (tipis)
Tempat pertautan dermis-epidermis : papila dermis + rigi epidermis
Jaringan ikat : kolagen tipe IV
Berisi : kapiler darah dan reseptor sensorik (pd papila dermis)
Reseptor sensorik : pascaganglionik simpatis (tidak parasimpatis)
Sel : makrofag, mast cell, leukosit (hasil ekstravasasi kapiler), fibroblas
Lapisan retikular (tebal)
Jaringan ikat : kolagen tipe I (kolagen+elastin) : memperkuat struktur kulit
Berisi : duktus-kelenjar keringat-sebasea, penjuluran neurovaskular, folikel
rambut
Hipodermis (subkutan/fascia superfisialis)
Jaringan ikat adiposa, neurovaskular pembuluh lebih besar

Adeneksa kulit

Cutaneous glands
Sebaceous gland
Letak
Kulit tipis/berambut (kulit tebal : telapak tangan-kaki tidak ada)
Sekret : sebum
Sebum : ester, skualen, kolesterol, trigliserida
+sekresi pd pubertas : +testosteron pria, +androgen (ovarium, adrenal) wanita
Fungsi : antifungal, antibakterial, mempertahankan struktur stratum corneum
(lembap)
Cara sekresi (holocrine)
Holocrine : sekret merupakan ujung bebas sel penyekresi seluruhnya
Kulit berambut : sekresi ke folikel rambut melalui duktus sebaceous
Kulit tipis -rambut (kelenjar genital, kelopak mata, puting payudara) : sekresi ke
permukaan epidermis langsung melalui ductus sebaceous
Struktur
Kelenjar asinar : kelenjar berkantung + duktus
Duktus pendek langsung berhub.dgn folikel rambut (pd kulit berambut)
Duktus panjang langsung berhub.dgn permukaan epidermis (pd kulit -rambut)
Apocrine sweat gland
Letak
Aksila dan perineum, serabut saraf adrenergik
Sekret
Keringat agak kental (kaya protein), sifat feromonik (sinyal seksual)
Cara sekresi (apocrine)
Apocrine : sekret disekresikan bersama ujung bebas sel penyekresi (contoh :
kelenjar keringat, kelenjar mammae)
Sekret dari asinus menuju folikel rambut melalui duktusnya
Struktur
Lumen kelenjar apokrin lebih besar, terdapat sel mioepitelial pembantu sekresi
Eccrine sweat gland (sudorifera)
Letak
Seluruh permukaan kulit (kecuali bibir, kulit kuku, glans penis), serabut saraf
kolinergik
 Sekret
Keringat tidak kental (tidak kaya protein), hanya berupa cairan interstisial
Cara sekresi (eccrine/merocrine)
Merocrine : sekret disekresikan tidak bersama ujung bebas sel penyekresi
(contoh : kelenjar saliva, pankreas)
Sekret dari asinus menuju permukaan epidermis langsung melalui duktusnya
Penting dalam termoregulasi (mengeluarkan keringat berlebih)
Struktur
Sel jernih (sentral lumen) : cairan interstial masuk ke dalam lumen melalui
kanalikuli yg menghub.lamina basal kelenjar dengan sel jernih
Sel gelap (perifer lumen, dominan) : berisi granul glikoprotein (bakteriosidal),
mengelilingi sel jernih
Sel mioepitelial : kontraksi kelenjar mengeluarkan keringat (cairan interstisial)
Rambut
Definisi : struktur keratin panjang dari invaginasi epitel epidermis (folikel rambut)
Struktur kulit tanpa rambut : telapak tangan-kaki, bibir, glands penis, klitoris, labia minora
Struktur
Folikel rambut : papila dermis yang membentuk invaginasi untuk pertumb.akar rambut
Akar rambut : bagian distal rambut yang tertanam dalam kulit (dermis)
Batang rambut : bagian proximal rambut yang tampak di permukaan kulit
Bulbus rambut : pelebaran distal folikel rambut
Papila rambut : lapisan retikuler dermis yang menginvaginasi bulbus ke cranial (berisi
kapiler darah)
Medulla rambut : bagian inti rambut dengan sel-sel besar bervakuola + cukup keratin
Korteks rambut : bagian lateral dari medulla rambut dengan sel-sel fusiformis padat
berkeratin
Kutikula rambut : pelapis korteks dengan sel-sel berkeratin non-spesifik
Internal radix sheath (IRS) : pelapis akar rambut dalam yang menyatu dengan glandula
sebaceous
External redix sheath (ERS) : pelapis akar rambut luar yang meluas ke stratum basale-
spinosum epidermis
Glassy membrane : membran basal tebal yang memisahkan folikel rambut dari dermis
M.arrector pili : otot polos yang menghub.glassy membrane dengan papila dermis
Kontraksi dalam keadaan dingin, ketakutan : membuat batang rambut berdiri
tegak (bulu kuduk) : menahan lapisan udara hangat dekat kulit
Struktur paling profundus ke superfisial : medulla - korteks - kutikula - IRS - ERS -
glassy membrane - dermis
Kuku
Definisi : lempeng keratin keras dan fleksibel pada dorsal falang distal
Struktur
Akar kuku : bag.proximal kuku, dilapisi lipatan kulit tipis tanpa rambut
Eponikum (kutikula) : stratum corneum yang terjulur dari lipatan kuku proximal
Hiponikum : kulit ujung distal lempeng yang bebas dari nail bed
Nail bed (bantalan kuku) : lempeng kuku berkeratin pd epidermis (lapisan basale-
spinosum saja)
Matriks kuku : akumulasi mitosis sel-sel keratinosit akar kuku
Lunula : bag.lempeng kuku dengan keratin paling dominan (putih)

Fungsi kulit

Protektif
Proteksi (sawar) fisik : termal dan mekanis (patogen, materi asing lain)
Sel langerhans
APC epidermal : sel dendritik epidermal (stratum spinosum) : sel langerhans
APC general : sel dendritik, limfosit B, makrofag
Fungsi proteksi : Insiasi respon imun seluler
MHC kelas II pada APC memicu CD4+ (T helper) : respon imun seluler - berlanjut
menjadi respon imun humoral (limfosit B)
Melanosit
Di antara stratum spinosum dan stratum basale
Fungsi proteksi : produksi pigmen melanin gelap pd stratum corneum : proteksi radiasi UV
Sensorik
 Reseptor sensorik kulit (korpuskel) : di antara papila dermis
Berasal dari serabut saraf sensorik (dermatom) : misal N.cutaneus brachii medial (sensoris kulit medial
lengan atas)
2 bentuk reseptor saraf sensoris : reseptor saraf bebas (seluruh jaringan tubuh), reseptor saraf berselaput
(kulit)
Korpuskel meissner, diskus merkel : sentuhan lunak (papila dermis)
Korpuskel pacini : tekanan (basis retikular dermis)
Korpuskel ruffini : panas (retikular dermis)
Korpuskel krause : dingin (retikular dermis)
Termoregulatorik
Mempertahankan suhu tubuh normal
Lapisan lemak, rambut kepala : insulator kulit (reservoar panas)
Kelenjar keringat (merokrin) : produksi keringat - mempercepat pengeluaran panas
Metabolik
Keringat : pengeluaran elektrolit berlebih
Lapisan subkutan : reservoar energi dalam lemak
Keratinosit
Fungsi : menangkap sinar UV untuk biosintesis prekursor vit.D (7-dehidrokolesterol)
Prekursor vit.D diikat a-globulin dari plasma ke hati - ginjal (menjadi bentuk aktif)
Vit.D : +absorbsi Ca2+ dan PO43- di usus
Sinyal seksual
Feromon seks : hasil produksi kelenjar keringat apokrin kulit : afeksi seksual lawan jenis (manusia, hewan)

3. Korelasi klinis anatomi ekstremitas atas, fisiologi dan histologi DMS

Skeletal

Hiperparatiroid
Parathormon (PTH) : meningkatkan kadar Ca2+ darah, menurunkan kadar PO43- darah
Hiperparatiroid : hiperaktivitas osteoklas dalam meresorpsi tulang dibanding osteoblas dalam
sekresi matriks ekstrasel
Ca2+ dari tulang banyak diresorpsi osteoklas
Osteoklas sebagai turunan makrofag membawa Ca2+ dari tulang ke darah
Terjadi dekalsifikasi kristal kalsium fosfat Ca3(PO4)2 menjadi Ca2+ dan PO43-
Dekalsifikasi : rentan fraktur, rentan osteoporosis
Ruptur annulus fibrosus
Struktur diskus intervertebralis
Diskus intervertebralis (DIV) : cakram tebal fibrokartilago antar tulang vertebrae
Annulus fibrosus mengelilingi nucleus pulposus sebagai pusat DIV
Annulus fibrosus : lamina fibrokartilago overlapping dgn berkas kolagen tipe I : elastisitas tinggi,
menahan gesekan vertebrae
Nucleus pulposus : sel notokord embrionik, as.hialuronat, serat kolagen tipe II
Ruptur annulus fibrosus
Regio posterior annulus fibrosus dgn sedikit berkas kolagen tipe I mengalami ruptur
Ekspulsi nucleus pulposus ke posterior vertebrae - antar vertebrae dislokasi ke posterior
Corpus vertebrae menyudut ke posterior
Medula spinalis pd foramina vertebrae mendapat tekanan dari DIV dan corpus vertebrae yg
dislokasi
Nyeri dan gangguan neurologis parah pd saraf yg tertekan
Paling sering pd regio lumbar
Osteopetrosis
Penyakit genetik yg ditandai tulang padat dan berat (marble bones)
Osteoklas tidak membentuk batas bergelombang (ruffed border)
Resorpsi tulang mengalami gangguan, lebih dominan kalsifikasi tulang oleh osteoblas

Kutan (intugumen)

Psoriasis vulgaris
Peningkatan jumlah sel proliferatif pd stratum basale dan straum spinosum
Terjadi penebalan epidermis (plaque), dan degenerasi epidermis yg lebih cepat (deskuamasi)
Melanoma maligna
Tumor invasif melanosit
 Melanosit hiperproliferatif dan hipertransformasi dari lamina basal ke dermis, pembuluh darah, limfe
(sistemik)
Albinisme
Abnormalitas pigmentasi herediter
Melanosit tidak mampu mensintesis melanin karena ketiadaan kerja tirosinase
Keratinosit tidak mendapatkan melanin pigmentasi dari melanosit : kulit tanpa pigmen melanin : kulit tidak
terlindung radiasi UV
Pemfigus
Lepuhan pada kulit karena kelainan pertautan dermis-epidermis (rigi epidermis + papila dermis)
Proses autoimun antar keratinosit papila dermis dan membran basal epidermis

Anatomi ekstremitas atas : clinical anatomy of extremity FK UGM

4. Mekanisme gerak : modul 4 - sistem muskular (BS2)

5. Dasar kelainan kulit, klasifikasi kelainan kulit, bentuk lesi kelainan kulit

Morfologi lesi kulit (efloresensi)

Raised lesions
Papule
Lesi padat menonjol diameter -0.5 cm, tebal -0.5 cm, batas tegas (circumscribed)
Penonjolan berasal dari papila dermis
Contoh : lichen planus
Plaque
Lesi padat menonjol diameter +2 cm, tebal -0.5 cm (lebih tipis dibanding papule)
Contoh : psoriasis
Nodule
Lesi padat (agak keras) menonjol diameter-tebal +0.5 cm, berasal dari dermis atau
subkutan (makin dalam makin tebal)
Tumor : nodul +0.5 cm
Contoh : gumma (granuloma nodule)
Cyst
Kapsula berisi cairan atau material semisolid (misal : keratin) ditutupi epitel kulit
(hrusnya keratin di luar, bukan di dalam)
Bentuk oval/sferis
Permukaan luar licin karena tanpa keratin
Bila diraba seperti eye-ball resilient (berpegas, berbalik kembali)
Contoh : kista hidradenoma
Wheal (urtikaria)
Swelling (dermal edema), mudah hilang dalam hitungan jam
Timbul karena tekanan (stroked skin), cubitan, gigitan serangga (nyamuk)
Scar (fibrosis)
Jaringan fibrosa, berasal dari lapisan dermis atau subkutan mengganti kolagen dari luka
terbuka (ulserasi)
Folikel rambut tidak ada
Luka terbuka sampai ke retikular dermis
Awalnya kemerahan, kemudian hipo/hiperpigmentasi
Contoh : keloid dengan scar hipertrofi (ekstensi web-like)
Comedo
Orifisium pilosebaseous (tempat keluarnya sebum pd perm.kulit) melebar dan terisi
keratin-lipid (sebum)
Open comedo : blackhead (teroksidasi)
Closed comedo (tertutup keratin kulit) : whitehead, bukan pustule
Contoh : akne komedo
Horn
Pelebaran keratin pd epidermis menyerupai tanduk, batas jelas, banyak berawal dari
papul
Keratinosit mutasi
Contoh : verruca vulgaris
Calcinosis
Deposit kalsium berlebih pada dermis atau subkutan, seperti nodul-plaque putih
Dapat terjadi/tidak terjadi perubahan perm.kulit
 Contoh : dermatomyositis
Depressed lesions
Erosion
Ulserasi dangkal (superfisial)
Loss of : complete / partial epidermis (tidak sampai ke dermis)
Tanpa mengalami fibrosis, basah, lembap, batas jelas
Karena trauma, vesikel-bulla ruptur, nekrosis epidermal
Contoh : toxic epidermal necrolysis
Ulcers
Ulserasi dalam (profundus)
Loss of : epidermis + minimal paipilar dermis
Mengalami fibrosis setelahnya, batas jelas, dikelilingi kulit meradang
Contoh : pyoderma gangrenosum
Atrophy
Pengurangan jumlah-ukuran keratinosit, jar.ikat kolagen (epidermis, dermis, atau
subkutan)
Kulit lebih tipis, transparan, mudah dicubit tidak kembali
Banyak terjadi pada usia tua (senile atrophy skin)
Striae
Garis/alur/guratan tipis (atrophy) timbul jika kulit diregangkan (stretch mark)
Karena perubahan pd jar.ikat kulit (-kolagen)
Contoh : striae distensiae (striae gravidarum)
Poikiloderma
Kombinasi atrophy (penipisan kulit) + telangiectasia (dilatasi permanen vassel kecil : lesi
fokal warna berbeda) + hiperpigmentasi
Contoh : chronic radiodermatitis
Sinus
Saluran penghubung kavitas supuratif (bernanah) pd perm.kulit
Memungkinkan penyaluran pus, cairan, keratin dari masing-masing kavitas
Sering pada kulit kepala, leher, aksila, fossa poplitea, rectum
Contoh : hidradenitis suppurativa
Burrow
Thread-like tunnel (kanal seperti benang) : bergelombang, sedikit mengelupas, panjang
hitungan (mm)
Contoh : scabetic burrow
Sclerosis
Indurasi/pengerasan pada kulit karena fibrosis dermal
Palpasi : board-like feel, batas jelas, immobile, sulit dicubit, hiper/hipopigemntasi, kadang
atrofi
Contoh : morphea
Flat and macular lesions
Macule
Lesi datar (tidak teraba) -0.5 cm
Berbeda warna/struktur dengan kulit di sekitarnya, bentuk bervariasi, batas jelas/samar
Hyperpigmented : post-inflammatory
Hypopigmented : tinea versicolor
Depigmented : vitiligo
Patch
Lesi datar (tidak teraba) +0.5 cm
Berbeda warna/struktur dengan kulit di sekitarnya, batas samar
Kadang mengelupas (scaling), atrofi
Contoh : T-cell lymphoma
Erythema
Kemerahan kulit (redness) karena dilatasi kapiler lapisan retikular-papilar dermis
Hanya 1 regio kulit tertentu (tidak pada banyak regio)
Pada palpasi, kemerahan hilang (blanching under pressure)
Contoh : fixed drug eruption
Erythroderma (generalized erythema)
Kemerahan abnormal menyebar luas ke banyak regio tubuh
Disertai deskuamasi epitel, scaling (exfoliative erythroderma)
Contoh : sezary syndrome
Fluid-filled lesions
 Vesicle, bulla
Kavitas fluid-filled -0.5 cm (vesicle), +0.5 cm (bulla), kadang ada rasa panas/lepuh
(blister)
Cairan bening (bukan pus) mengisi kavitas membentuk struktur sferis (menggembung),
circumscribed
Muncul dari lapisan epidermal atau subepidermal (taut epidermis-dermis)
Lesi tidak sampai dermis
Bila pecah, membentuk lesi erosi atau white plaque
Pustule
Lesi kulit kecil menonjol -0.5 cm, sirkumskripta (terbatas tegas), dengan nanah/pus
(leukosit, dengan/tanpa debris selular, bakteri)
Lesi tidak sampai dermis
Bila pecah, tidak mengalami fibrosis (lesi erosi)
Contoh : superficial pyoderma
Furuncle
Bisul +0.5 cm, nodul nyeri pada kulit
Peradangan terbatas dermis dan subkutan
Staphylococcus menginfeksi folikel rambut (folikulitis), nekrosis, supuratif
Pus terlihat dari kulit
Carbuncle : several furuncle
Abscess
Lesi kulit menonjol +0.5 cm terisi pus tidak terlihat : large invicible pustule
Pus terakumulasi pada dermis atau subkutan (menyerupai nodul)
Disertai erythema, hangat, kadang demam (infeksi streptococcus, staphylococcus)
Surface change
Scale, desquamation (scaling)
Pengelupasan kulit pd horney layer (outer-most layer stratum corneum)
Muncul pd bbrpa lesi primer : macula, patch, nodule, plaque)
Deskuamasi (scaling) normal : 27 hari
Latent desquamation : scaling yg muncul jika diregangkan
Contoh : psoriasis vulgaris, seborrheic dermatitis
Crusts (encrusted exudates)
Serum, darah, eksudat purulen yg mengering pd permukaan kulit
Yellow-brown : serous secretion
Yellowish-green : purulent secretion
Reddish-black : haemorrhagic secretion
Removing crusts : erosi, ulserasi
Contoh : impetigo
Excoriations
Ulser atau erosi memanjang (pararel, crossing) yg timbul karena peregangan (stretching
mark)
Contoh : pruritus
Fissure
Linear slit-like, loss continuity of skin surface
Sering pd telapak tangan-kaki
Terjadi karena excessive tension (tekanan, tegangan berlebih) atau penurunan
elastisitas kulit
Contoh : dermatitis kontak
Lichenification
Penebalan permukaan kulit dengan elevated markings (tree bark : kulit pohon)
Karena menggosok kulit terus-menerus (repeated rubbing) - perub.kolagen superfisial
dermis
Contoh : chronic atopic dermatitis
Keratoderma
Hiperkeratosis pd stratum corneum, yellowish thickening
Biasanya pd telapak tangan-kaki
Inherited : formasi keratin abnormal
Acquired : stimulasi mekanis
Contoh : plantar keratoderma
Eschar
Lesi circumscribed, black crust, halus (moist), avaskular
Karena nekrosis jaringan, infrak, luka bakar, gangrene
 Contoh : thermal burn
Vascular lesions
Purpura
Reddish-purple lesions
Ekstravasasi eritrosit dari kapiler vessel ke permukaan kulit
Diascopy : glass lens ditekan pd lesi
Diberi penekanan, lesi tidak hilang (non-blanching under pressure)
Petechiae : pinpoint purpuric macules (purpura berukuran seperti makula, lebih
kecil lg)
Ecchymoses : bruise-like purpuric patch (mirip memar, lebih luas)
Contoh : henoch schonlein purpura, leukocytoclastic vasculitis
Telangiectasia
Dilatasi kapiler superfisial dermis yg visible
Non-pulsatile red lines, net-like patterns
Diascopy : lesi dapat/tidak dapat hilang
Infract
Area kulit yg nekrosis karena inflamasi akibat oklusi (penyumbatan) vessel
Dusky reddish (hitam kemerahan), lunak, batas irreguler, sedikit tertekan ke bwh
Contoh : emboli kolesterol pd arteri jempol

Lesi primer :
Papule, plaque, nodule, cyst, wheal, comedo, horn
Burrow, poikiloderma, sclerosis
Macule, patch, erythema, erythroderma
Vesicle, bulla, pustule, furuncle, abscess
Purpura, ekimosis, petechiae, telangiectasia
Lesi sekunder :
Scar
Ulcer, erosion, sinus, striae, atrophy
Crusts, scale, lichentification, fissure, excoriation

6. Struktur dan fisiologi sendi, serta penamaan anatominya

Definisi sendi
Daerah pertemuan 2 ujung epifisis tulang dikelilingi-ditutupi jar.ikat penahan tulang yg mempengaruhi
pergerakan di antaranya
Klasifikasi sendi
Secara fungsional
Diartrosis : sendi dgn pergerakan tulang bebas
Umumnya menyatukan tulang panjang
Mobilitas besar
Penyatu tulang (bonggol/simpai sendi) : membran sinovial (jar.ikat longgar : areolar,
fibrosa, adiposa) + lapisan fibrosa
Kartilago sendi : kartilago hialin tanpa perikondrium
Contoh : artikulasi glenohumeral, diskus intervertebralis
Sinartrosis : sendi dgn sedikit/tidak ada pergerakan bebas
Sinostosis
Penyatu tulang : jar.tulang kompak (dewasa) / jar.ikat padat (anak)
Tdk ada pergerakan
Contoh : tulang tengkorak
Sindesmosis
Penyatu tulang : ligamentum interosseus jar.ikat padat (fibrokartilago)
Pergerakan sangat terbatas (lebih sedkit gerak dibanding sinkondrosis)
Contoh : simphysis pubis
Sinkondrosis
Penyatu tulang : kartilago hialin dengan perikondrium
Sedikit pergerakan
Contoh : tulang yg sedang tumbuh, costae 1 pd sternum
Secara struktural : lihat osteoarthopology FK UGM
Struktur diartrosis
2 ujung kartilago sendi dipisahkan oleh rongga sendi berisi cairan sinovial, ditutupi simpai sendi (membran
sinovial + lapisan fibrosa)
 Kartilago sendi
Ujung epifisis tulang panjang yg disatukan simpai/bonggol sendi
Tipe kartilago : kartilago hialin tanpa perikondrium
Komposisi : kondrosit + serat kolagen + matriks teritorial + matriks interteritorial
Matriks interteritorial : proteoglikan + as.hialuronat + GAG (glikosaminoglikan)
Proteoglikan + as.hialuronat terikat pd serat kolagen hialin : mengikat air
GAG sebagai pegas biomekanis kartilago sendi
Tekanan diberikan, air dikeluarkan dari kartilago sendi ke cairan sinovial
Air keluar dari kartilago : gaya elektrostatik GAG negatif, molekul GAG saling memisah
GAG saling memisah : memberi ruang masuknya air kembali
Pergerakan air yg diatur GAG mempermudah pertukaran O2, CO2 antara cairan sinovial-
kartilago sendi
Serat kolagen : mula-mula tersusun vertikal kemudian membentuk arkus (lekukan) horizontal
sampai ke permukaan luar
Kondrosit : mula-mula vertikal (agregat), pd permukaan menjadi horizontal (soliter) dgn struktur
memipih
Rongga sendi
Ruang antar kartilago sendi tulang
Terisi cairan sinovial
Ditutupi simpai sendi (membran sinovial + lapisan fibrosa)
Cairan sinovial
Cairan mirip gel pengisi rongga sendi yg disekresikan membran sinovial
Fungsi : pelumas sendi, mengurangi friksi perm.internal sendi, penyedia nutrien untuk kartilago
sendi
Komposisi
Plasma darah kapiler + as.hialuronat konsentrasi tinggi + GAG tidak tersulfasi + substansi
dasar lain (glikogen, as.amino)
Membran sinovial
Jar.ikat khusus (areolar, fibrosa, atau adiposa) sebagai matriks + sinoviosit (penyekresi cairan
sinovial)
Permukaan yg dekat cairan sinovial : konsentrasi kapiler berpori (berfenestra), 2 tipe sel
sinoviosit
Sinoviosit oval (tipe A)
Distribusi : kontak langsung dgn cairan sinovial
Fungsi : fagositosis debris wear-and-tear cairan sinovial
Monosit-like : berasal dari diferensiasi monosit darah
Sinoviosit fibroblastik (tipe B)
Distribusi : antarkapiler berpori
Fungsi : sekresi GAG, as.hialuronat, substansial dasar lain (penyekresi cairan
sinovial)
Fibroblast-like : berasal dari diferensiasi fibroblas mesenkim

Anatomi sendi exstremitas atas

Segmen cingulum membri pectoralis
Art.sternoclavicularis : fascies art.sternalis os clavicula + incisura clavicularis os sternalis
Art.acromioclavicularis : fascies art.acromialis os clavicula + fascies art.clavicularis os scapulae
Art.glenohumeralis : cavitas glenoidales os scapulae + caput humeri os humerus
Segmen cubital
Art.humeroradialis : capitullum humeri os humerus + caput radii os radius
Art.humeroulnaris : trochlear humeri os humerus + incisura trochlearis os ulnae
Segmen antebrachii
Art.radioulnar proximal (PRUJ) : incisura radialis os ulnae + circumferentia articularis os radii
Art.radioulnar distal (DRUJ) : incisura ulnae os radii + circumferentia articularis os ulnae
Segmen carpal
Art.radiocarpalis : proc.styloideus radii os radius + os scaphoideum
Art.mediocarpalis : (os scaphoideum + os lunatum + os triquetrum + os pisiforme) melintang
dengan (os trapezium + os trapezoideum + os capitatum + os hamatum)
Art.intercarpalis : antar os.carpal
Segmen metacarpal
Art.carpometacarpales pollicis : os trapezium + bassis os metacarpi I
Art.carpometacarpales (II-V)
os trapezoideum + bassis os metacarpi II
 os capitatum + bassis os metacarpi III
os hamatum + bassis os metacarpi IV-V
Art.metacarpophalangea (MCP) : caput os metacarpi I-V + bassis phalangis proximal I-V
Segmen phalanges
Art.interphalangea proximal (PIP) : caput phalangis proximal II-V + bassis phalangis media II-V
Art.interphalangea distal (DIP)
Caput phalangis media II-V + bassis phalangis distal II-V
Caput phalangis proximal I + bassis phalangis distal I

Anatomi sendi ekstremitas bawah

Regio glutealis
Art.sacroiliaca : os sacrum + ossis ileum os coxae
Art.coxae : caput femoris os femur + fossa acetabuli os coxae
Rego fovealis
Art.genus : facies articularis superior os tibia + condylus medial-lateral os femur
Regio cruris
Art.tibiofibularis sup : facies articularis fibularis os tibia + facies articularis capitis fibula os fibula
Art.tibiofibularis inf : incisura fibularis os tibia + sulcus malleolaris os fibula
Regio pedis
Art.talocruralis : facies articularis inferior os tibia + facies articularis superior trochlea tali os talus

7. Fisiologi dan histologi tulang : modul 5 - sistem skeletal (BS2)

Tambahan :

Sel tulang
Osteoblas
Fungsi : sintesis komponen organik matriks tulang (serat kolagen tipe II, proteoglikan,
glikoprotein : osteonektin, osteokalsin)
Tersusun linier pada permukaan matriks tulang
Osteoblas aktif : kuboid-silindris, sitoplasma basofilik
Osteoblas inaktif : gepeng, basofilik sitoplasma berkurang
Kontrol aktivitas osteoblas oleh PTH
Osteoblas sekresi matriks tulang muda yg belum terkalsifikasi (osteoid) sebelum menjadi matriks
tulang terkalsifikasi (solid)
Lapisan osteoid berkumpul pd permukaan luar osteoblas
Proses kalsifikasi
Vesikel sekretori osteblas mensekresikan
Vesikel matriks : mengikat alkalin fosfatase yg menghidrolisis PO43- dari
makromolekul sekitar (konsentrasi PO43- setempat menjadi tinggi)
Proteoglikan, glikoprotein (osteokalsin, osteonektin) : mengikat Ca2+
(konsentrasi Ca2+ setempat menjadi tinggi)
Vesikel matriks dgn PO43- mengikat Ca2+ membentuk Ca3(PO4)2 (kristal kalsium fosfat)
Kristal kalsium fosfat menyelubungi vesikel matriks
Massa hidroksiapatit menyelubungi serat kolagen tipe II
Vesikel matriks + serat kolagen tipe II membentuk matriks tulang solid
Struktur matriks solid : vesikel matriks diikat dengan vesikel matriks lainnya oleh serat
kolagen tipe II (susunan linier)
Osteosit
Osteosit : osteoblas yang mensekresikan matriks organik mengalami kalsifikasi di dalam matriks
solid
Osteosit berada di dalam ruang lakuna
Osteosit memiliki penujuran sitoplasma (processus) yg menempati kanalikuli dari lakuna
Processus dalam kanalikuli menghubungkan osteosit dalam lakuna yg satu dengan osteosit
dalam lakuna lainnya
Osteoklas
Giant cell multinukleus yg meresorpsi sel tulang mati dalam remodelling tulang
Sel motil sumsum tulang turunan makrofag
Proses dekalsifikasi
Resorption bays (lakuna howship) : lekukan (kriptus) matriks tulang yg terbentuk
karena kerja enzim matriks (alkalin fosfatase)
Ruffed border
 Lipatan irregular membran osteoklas
Dikelilingi zona sitoplasma terang (kaya filamen aktin) : zona adhesi
sirkumferensial
Zona sitoplasma terang : tempat adhesi (locking) osteoklas pd matriks tulang
Zona adhesi sirkumferensial mengikat matriks yg akan diresorpsi dengan mengenali
resorption bays matriks
Terbentuk lingkungan mikro antara ruffed border dan resorption bays (bentuk
berlawanan)
Badan golgi osteoklas sintesis lisosom
Lisosom keluar melalui ruffed border dan masuk ke lingkungan mikro
Lisosom mengeluarkan enzim kolagenase dan pompa proton : lingkungan mikro
menjadi asam (pH rendah)
PH rendah memudahkan pelarutan hidroksiapatit
Kolagenase mencerna kolagen
Kristal kalsium fosfat bersama massa hidroksiapatit larut dalam pH rendah menjadi
Ca2+ dan PO43- bebas
Ca2+ bebas dalam matriks ditranspor ke kapiler darah sekitar : meningkatkan Ca2+
plasma

Flora normal pada kulit

Propionibacterium acnes
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus aureus
Staphylococcus faecalis
Streptococcus viridans
Peptostreptococcus sp.
Pityrosporum ovale
Pityrosporum orbiculare
Enterococcus
Acitenobacter
Candida albicans
Malassezia restricta
Malassezia globosa
Malassezia furfur