Anda di halaman 1dari 2

Bendera Pusaka - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 09/10/2013

Buat akun baru Masuk log

Halaman Pembicaraan Baca Sunting Sunting sumber Versi terdahulu Cari

[tutup]

Bendera Pusaka Belum Diperiksa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Halaman Utama
Perubahan terbaru Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih adalah sebutan bagi bendera Indonesia
Peristiwa terkini yang pertama. Bendera Pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri presiden Soekarno.
Halaman baru Bendera Pusaka pertama kali dinaikkan pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Halaman sembarang pada 17 Agustus 1945. Walaupun seharusnya Bendera Pusaka disimpan di Monas,
Komunitas Bendera Pusaka masih disimpan di Istana Negara.
Warung Kopi
Daftar isi [sembunyikan]
Portal komunitas
Bantuan 1 Sejarah
2 Arti dan simbolisme
Wikipedia 3 Dampak sosial Pengibaran pertama Bendera Pusaka
Bagikan 4 TENTANG PASKIBRAKA
4.1 Lambang
Cetak/ekspor 4.2 Sejarah Paskibraka
5 Referensi
Peralatan
6 Bibliografi
Bahasa lain
English Sejarah [ sunting | sunting sumber ]
Sunting interwiki Bendera Pusaka dijahit oleh istri Soekarno yaitu Fatmawati.[1] Desain bendera dibuat berdasarkan bendera Majapahit pada abad
ke-13, yang terdiri dari sembilan garis berwarna merah dan putih tersusun secara bergantian.[2]
Bendera Pusaka pertama dinaikkan di rumah Soekarno di Jalan Pengangsaan Timur 56, Jakarta, setelah Soekarno
membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.[3] Bendera dinaikkan pada tiang bambu oleh Paskibraka yang dipimpin oleh
Kapten Latief Hendraningrat. Setelah dinaikkan, lagu "Indonesia Raya" kemudian dinyanyikan secara bersama-sama.[2][4]
Pada tahun pertama Revolusi Nasional Indonesia, Bendera Pusaka dikibarkan siang dan malam. Setelah Belanda menguasai
Jakarta pada 1946, Bendera Pustaka dibawa ke Yogyakarta dalam koper Soekarno. Ketika terjadi Operatie Kraai, Bendera
Pustaka dipotong dua lalu diberikan kepada Husein Mutahar untuk diamankan. Mutahar diharuskan untuk "menjaga bendera
dengan nyawa". Walaupun kemudian ditangkap lalu melarikan diri dari tentara Belanda, Mutahar berhasil membawanya kembali
ke Jakarta, menjahit kembali, dan memberikannya pada Soedjono. Soedjono lalu kemudian membawa benderanya ke
Soekarno, yang berada dalam pengasingan di Bangka.[4]
Setelah perang berakhir, Bendera Pusaka selalu dinaikkan sekali di depan Istana Negara pada Hari Kemerdekaan.[1] Namun
karena kerapuhan bendera, sejak tahun 1968, bendera yang dinaikkan di Istana Negara adalah replika yang terbuat dari sutra.[5]

Arti dan simbolisme [ sunting | sunting sumber ]


Bendara Pusaka terdiri dari dua warna, merah di atas dan putih di bawah dengan ratio 2:3. Warna merah melambangkan
keberanian, sementara warna putih melambangkan kesucian.[3] Namun, juga terdapat arti lain, salah satunya adalah merah
melambangkan gula aren dan putih melambangkan nasi, keduanya adalah bahan yang penting dalam masakan Indonesia.[2]

Dampak sosial [ sunting | sunting sumber ]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Paskibraka
Bendera Pusaka merupakan nama dari organisasi mahasiswa Pasukan Pengibar
Bendera Pusaka, atau kependekan nya Paskibraka; bahasa Inggris: Bendera Pusaka
Flag Hoisting Troop). Organisasi yang dibentuk oleh Husein Mutahar pada tahun
1968 ini, bertugas sebagai pengibar bendera pada upacara.[4]

TENTANG PASKIBRAKA [ sunting | sunting sumber ]

Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan


tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan
proklamasi kemerdekaan Indonesia di 3 tempat, yakni tingkat Kabupaten/Kota Paskibraka di Aceh, ketika upacara
bendera
(Kantor Bupati/Walikota), Provinsi (Kantor Gubernur), dan Nasional (Istana Negara).
Anggotanya berasal dari pelajar SLTA Sederajat kelas 1 ATAU 2. Penyeleksian
anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus

Lambang [ sunting | sunting sumber ]


Lambang dari organisasi paskibraka adalah bunga teratai
tiga helai daun yang tumbuh ke atas: artinya paskibra harus belajar, bekerja, dan berbakti
tiga helai daun yang tumbuh mendatar/samping: artinya seorang pakibra harus aktif, disiplin, dan bergembira
Sejarah Paskibraka [ sunting | sunting sumber ]
Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Memperingati HUT

http://id.wikipedia.org/wiki/Bendera_Pusaka 1/2
Bendera Pusaka - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 09/10/2013

Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein
Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di
benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh
penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa yang bertugas.
Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan
2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebertulan sedang berada di Yogyakarta. Lima orang tersebut melambangkan
Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.
Ketika Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka. Pengibaran
bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966.
Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.
Tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil presiden saat itu, Soekarno, untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka.
Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran
menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
Kelompok 17 / pengiring (pemandu),
Kelompok 8 / pembawa (inti),
Kelompok 45 / pengawal.
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu
dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota
Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka. Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan
terdiri dari para mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat dilaksanakan. Usul lain menggunakan anggota
pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, marinir, dan Brimob) juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal
Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.
Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi. Tetapi karena belum
seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.
Pada tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih
dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera duplikat
(yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi
Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan
menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan. Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para
remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili
oleh sepasang remaja.
Istilah yang digunakan dari tahun 1967 sampai tahun 1972 masih "Pasukan Pengerek Bendera Pusaka". Baru pada tahun 1973,
Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS berasal dari
PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA. Mulai saat itu,
anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka.

Referensi [ sunting | sunting sumber ]


1. ^ a b Torchia 2007, hlm. 142
2. ^ a b c Ian Macdonald (18 June 2010). "Indonesia" . Flags of the World. Diakses 12 July 2011.
3. ^ a b "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu
Kebangsaaan" [Law of the Republic of Indonesia Number 24 of the Year 2009 regarding the National Flag, Language, and
Emblem as well as the National Anthem] (dalam bahasa Indonesia). Indonesian National Government. 9 July 2002. Diakses
11 July 2011.
4. ^ a b c "Sejarah Pembentukan Paskibraka" [History of the Formation of Paskibraka] (dalam bahasa Indonesia). Paskibraka. 26
January 2011. Diakses 12 July 2011.
5. ^ International Business Publications 2008, hlm. 76

Bibliografi [ sunting | sunting sumber ]

Torchia, Christopher (2007). Indonesian Idioms and Expressions: Colloquial Indonesian at Work . Singapore: Tuttle.
ISBN 0804838739.
Indonesia Diplomatic Handbook . Washington, DC: International Business Publications. 2008. ISBN 1433023393.

Kategori: Bendera Indonesia Bendera bersejarah Bendera negara Asia Simbol nasional Indonesia Bendera nasional

Halaman ini terakhir diubah pada 23.00, 27 Juli 2013.


Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih
jelasnya.

Kebijakan privasi Tentang Wikipedia Penyangkalan Developers Tampilan seluler

http://id.wikipedia.org/wiki/Bendera_Pusaka 2/2

Anda mungkin juga menyukai