TINJAUAN PUSTAKA
II-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam
sehingga tidak memiliki gaya geser (Nurhayati, 2014).
Zat cair dan gas dikatakan sebagai fluida karena kedua zat tersebut
dapat mengalir. Zat cair termasuk fluida yang tidak dapat dimampatkan,
sedangkan gas termasuk fluida yang dapat dimampatkan sehingga
volumenya akan berkurang jika ditekan. Berikut merupakan hukum-
hukum dasar fluida statis:
1. Hukum Pokok Hidrostatika
Pa = Pb
Po + 1.g1.h1 = Po + 2.g2.h2
1.h1 = 2.h2
P1 = P2
F1 F2
=
A1 A 2
3. Hukum Archimedes
Konsep terapung, melayang, atau tenggelamnya suatu benda di
dalam fluida merupakan hukum Archimedes. Benda yang dicelupkan
sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mengalami gaya ke
atas. Besar gaya ke atas tersebut sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda (Rustiawan, 2013). Secara matematis, hukum
Archimedes adalah sebagai berikut:
b. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida berupa zat cair maupun gas yang
bergerak, mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu dan tidak
mengalami perubahan volume (Nurhayati, 2014).
Hukum-hukum yang berlaku pada fluida bergerak berbeda dengan
hukum-hukum pada fluida diam. Sebagai contoh, selain bergantung pada
massa jenis fluida dan ketinggian, tekanan dalam fluida yang bergerak
juga dipengaruhi oleh kecepatan aliran fluida. Berikut merupakan
hukum-hukum fluida bergerak:
1. Asas Kontinuitas
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit
yang sama di titik yang bebas, atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau:
Q1 = Q2
A1.v1 = A2.v2
d12.v1 = d22.v2
Keterangan:
Q = debit (m3/s)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan fluida (m/s)
D = diameter (m)
2. Prinsip Bernouli
Hukum Bernouli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum
kekekalan energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini
menyatakan bahwa jumlah tekanan (P), energi kinetik per satuan
volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang
sama pada setiap titik sepanjang aliran fluida. Persamaan
matematisnya sebagai berikut:
A
ZONA
B
(a)
B
C
D
C
Gambar II.4 Sedimentasi dengan Proses Batch
Keterangan :
A = Larutan suspensi yang seragam (konsentrasi tertentu)
B = Zona pengendapan setelah waktu t
C = Kecepatan kompresi zona D
D = Tinggi interface versus waktu pengendapan
(Geankoplis, C.J., 2003)
b. Continous Sedimentasi
Operasi tangki Continue sedimentasi atau thickeners bergantung
pada karakteristik yang serupa dari slurry ketika mengindikasikan
batch sedimentasi.
Perbedaan antara batch sedimentasi dan Continue sedimentasi
adalah pada konsentrasi padatan di ketinggian berbeda pada thickener.
Dalam pengendapan continous, feed masuk melalui lubang tengah dan
dimasukkan ke dalam ketinggian 1 sampai 3 ft dibawah permukaan
cairan dengan tujuan untuk meminimalisir gangguan. Fluida yang masuk
melalui bawah dengan suspensi padatan melalui feed, kemudian secara
radial keluar melalui tengah dan atas secara melimpah. Perbedaan utama
dengan batch sedimentasi adalah tidak adanya zona B pada komposisi
yang serupa sebagai feed, kecuali saat kondisi mendekati secara langsung
dari bawah sumber feed ketika continousase horizontal antara fluida
jernih dan sludge adalah sumber di bawah dari sumber feed (Brown, 1971).
c. Semi-Batch Sedimentasi
Pada sedimentasi semi-batch, hanya ada cairan keluar saja, atau
cairan masuk saja. Jadi, kemungkinan yang ada bisa berupa slurry yang
masuk atau beningan yang keluar.
Berdasarkan konsentrasi dan kecenderungan partikel berinteraksi,
proses sedimentasi terbagi menjadi empat tipe, yaitu:
1. Tipe Sedimentasi 1
Tipe sedimentai 1 digunakan untuk mengendapkan partikel bebas.
Untuk mendesain tangki pengendapan yang sempurna didasarkan pada
partikel dan fluida, atau dapat pula diakibatkan oleh adanya medan listrik
atau medan magnet. Dalam subbab ini kita hanya membahas gaya gravitasi
dan gaya sentrifugal saja, yang disebabkan oleh perbedaan densitas.
Ada tiga gaya yang bekerja pada partikel yang dalam keadaan
bergerak di dalam fluida :
1. Gaya gravitasi (Fg)
Gaya yang ditimbulkan akibat gaya gravitasi bumi yang besarnya
dinyatakan dengan persamaan berikut :
Fg mg
Gambar gaya gravitasi dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini :