Anda di halaman 1dari 15

MAKNA SKOR TES

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Assesmen Pendidikan Dasar


Dosen pengampu:
Prof. Dr. Kartono, M. Si

Oleh:
Ane Armita Permatasari (0103516043)
Dewi Fitriana (0103516068)
Ibnu Malik (0103516100)
Rina Febrinasti (0103516109)

PENDIDIKAN DASAR KONSENTRASI MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rakhmatNya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Makna Skor Tes dengan tepat waktu.
Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Assesmen Pendidikan Dasar
dengan dosen pengampu Prof. Dr. Kartono, M. Si. Makalah ini jauh dari sempurna, kami sebagai
penulis menyadari itu. Terlepas dari hal itu, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bagi penulis sendiri.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... ii


Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .1
B. Rumusan Masalah....1
C. Tujuan Penelitian.2
BAB II PEMBAHASAN
A. Penilaian Acuan Norma (PAN)...3
B. Penilaian Acuan Patokan (PAP)..5
C. Persamaan dan Perbedaan PAN dan PAP...7
D. Deskripsi Kualitatif Untuk Skor..8
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.10
B. Saran...10
DAFTAR PUSTAKA...11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sebagai calon pendidik kita dituntut untuk bisa bekerja seprofesional mungkin, untuk
menjadi guru yang profesianal kita di tuntut untuk menguasai hal-hal yang berkaitan dengan
proses kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru diharapkan mampu menilai
peserta didiknya seobjektif mungkin atau sesuai dengan kemampuan si anak, sehingga tidak
menimbulkan kontroversi dalam penilaian tersebut.
Penilaian dalam dunia pendidik yang sering disebut assessment adalah penerapan
berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta didik. Penilaian
menjawab sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat
berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif atau kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Pada penilaian hasil belajar ada standarisasi tersendiri agar penilaian tersebut tidak
menimbulkan kontrofersi. Kita mengenal Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian
Acuan Patokan (PAP). Dua acuan penilaian inilah yang akan kita bahas pada makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Norma (PAN)?
2. Apa yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Kriteria (PAK)?
3. Apa saja persamaan dan perbedaan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan
Patokan (PAP)?
4. Bagaimana deskripsi kualitatif untuk skor?

1
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Penilaian Acuan Norma (PAN)
2. Untuk mengetahui pengertian Penilaian Acuan Kriteria (PAK)
3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
4. Untuk mengetahui deskripsi kualitatif skor

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penilaian Acuan Norma (PAN)


Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
posisi kemampuan seseorang dibandingkan dengan temannya di kelas tersebut. Penilaian
Acuan Norma (PAN) berasumsi bahwa kemampuan orang itu berbeda-beda dan dapat
digambarkan menurut distribusi norma. Penilaian Acuan Norma (PAN) membandingkan
skor yang diperoleh peserta didik dengan standar atau norma relatif. Dalam PAN, makna
angka (skor) seorang peserta didik ditemukan dengan cara membandingkan hasil belajarnya
dengan hasil belajar peserta didik lainnya dalam satu kelompok/kelas. Peserta didik
dikelompokkan berdasarkan jenjang hasil belajar sehingga dapat diketahui kedudukan relatif
seorang peserta didik dibandingkan dengan teman sekelasnya. Tujuan PAN adalah untuk
membedakan peserta didik atas kelompok-kelompok tingkat kemampuan, mulai dari yang
terendah sampai yang tertinggi. Secara ideal, pendistribusian tingkat kemampuan dalam satu
kelompok menggambarkan suatu kurva normal.
Pada umumnya, PAN dipergunakan untuk seleksi. Soal tes dalam pendekatan ini
dikembangkan dari bagian bahan yang dianggap oleh guru penting sebagai sampel dari
bahan yang telah disampaikan. Guru berwenang untuk menentukan bagian mana yang lebih
penting. Untuk itu, guru harus dapat membatasi jumlah soal yang diperlukan, karena tidak
semua materi yang disampaikan kepada peserta didik dapat dimunculkan soal-soalnya secara
lengkap. Soal-soal harus dibuat dengan tingkat kesukaran yang bervariasi, mulai dari yang
mudah sampai dengan yang sukar sehingga memberikan kemungkinan jawaban peserta
didik bervariasi, soal dapat menyebar, dan dapat membandingkan peserta didik yang satu
dengan lainnya.
Peringkat dan klasifikasi anak yang didasarkan Penilaian Acuan Norma (PAN) lebih
banyak mendorong kompetisi daripada membangun semangat kerja sama. Lagi pula tidak
menolong sebagian besar peserta didik yang mengalami kegagalan. Dengan kata lain,
keberhasilan peserta didik hanya ditentukan oleh kelompoknya. Penilaian Acuan Norma

3
(PAN) biasanya digunakan pada akhir unit pembelajaran untuk menentukan tingkat hasil
belajar peserta didik.
Penilaian dikatakan menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN)
apabila nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa lain
yang termasuk dalam kelompok itu. Yang dimaksud dengan norma dalam hal ini adalah
kapasitas atau prestasi kelompok, sedangkan yang dimaksud kelompok adalah semua siswa
yang mengikuti tes tersebut. Selain itu, nilai dari hasil Penilaian Acuan Norma (PAN) tidak
mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang
diteskan, tetapi hanya menunjukkan kedudukan siswa di dalam peringkat kelompoknya.
Sebagai contoh, pada pelajaran bahasa Indonesia, siswa yang mendapat skor 80 di
kelas B akan mendapat nilai A, sedangkan di kelas C siswa yang mendapat skor 65 akan
mendapat nilai A juga. Mengapa bisa demikian? karena nilai yang didapat siswa hanya
dihubungkan dengan norma kelompoknya. Pada kelas C, norma kelompoknya rendah, maka
skor 65 saja sudah mendapat nilai A, dan pada kelas B 88 norma kelompoknya tinggi, maka
skor 80 baru bisa mendapat nilai A, sehingga skor 65 bisa bernilai.
Berikut ini beberapa ciri dari Penilaian Acuan Normatif (PAN) :
1. Penilaian Acuan Normatif (PAN) digunakan untuk menentukan status setiap peserta didik
terhadap kemampuan peserta didik lainnya. Artinya, Penilaian Acuan Normatif (PAN)
digunakan apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta didik di dalam
komunitasnya seperti di kelas, sekolah, dan lain sebagainya.
2. Penilaian Acuan Normatif (PAN) menggunakan kriteria yang bersifat relatif. Artinya,
selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan atau kebutuhan pada waktu tersebut.
3. Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif (PAN) tidak mencerminkan tingkat
kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang diteskan, tetapi hanya
menunjuk kedudukan peserta didik (peringkatnya) dalam komunitasnya (kelompoknya).
4. Penilaian Acuan Normatif (PAN) memiliki kecenderungan untuk menggunakan
rentangan tingkat penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat
istimewa sampai dengan yang mengalami kesulitan yang serius.
5. Penilaian Acuan Normatif (PAN) memberikan skor yang menggambarkan penguasaan
kelompok.

4
Selain itu Penilaian Acuan Norma (PAN) juga mempunyai kelebihan yaitu sebagai
berikut :
1. Hasil Penilaian Acuan Norma (PAN) dapat membuat guru bersikap positif dalam
memperlakukan siswa sebagai individu yang unik.
2. Hasil Penilaian Acuan Norma (PAN) akan merupakan informasi yang baik tentang
kedudukan siswa dalam kelompoknya.
3. Penilaian Acuan Norma (PAN) dapat digunakan untuk menyeleksi calon siswa yang dites
secara ketat

2.2 Penilaian Acuan Patokan (PAP)


Penilaian Acuan Patokan (PAP) merupakan pengukuran yang menggunakan aturan
yang berbeda. Penelitian Acuan Patokan (PAP) merupakan penilaian yang membandingkan
skor yang diperoleh peserta didik dengan suatu standar atau norma absolut. Pendekatan ini
lebih menitikberatkan pada apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Dengan kata lain,
kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai oleh peserta didik sesudah menyelesaikan
satu bagian kecil dari suatu keseluruhan program. Jadi, Penilaian Acuan Patokan (PAP)
meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik dan bukan membandingkan seorang
peserta didik dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau patokan yang
spesifik. Kriteria yang dimaksud adalah suatu tingkat pengalaman belajar atau sejumlah
kompetensi dasar yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar
berlangsung. Biasanya keberhasilan siswa ditentukan anak didik ditentukan kriterianya
yakni berkisar antara 75-80 persen.
Misalnya setiap anak didik diberi pertanyaan sejumlah 50 pertanyaan. Setiap
pertanyaan yang benar diberi skor satu sehinggan maksimal skor yang dicapai adalah 50.
Kriteria keberhasilan 80 persen artinya, harus mencapai skor 40 agar siswa bisa lulus,
apabila siswa mendapat skor dibawah 40 maka ia dikatakan tidak lulus. Sistem penilaian ini
mengacu pada konsep belajar tuntas atau mastery learning. Makin tinggi kriteria yang
digunakan oleh seorang pendidik atau sekolah tersebut, makin tinggi pula kualitas
belajarnya anak didik tersebut.
Tujuan Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah untuk mengukur secara pasti tujuan
atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. Penilaian Acuan Patokan

5
(PAP) sangat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar sebab peserta
didik diusahakan untuk mencapai standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar peserta
didik dapat diketahui derajat pencapaiannya. Untuk menentukan batas lulus (passing grade)
dengan pendekatan ini, setiap skor peserta didik dibandingkan dengan skor ideal yang
mungkin dicapai oleh peserta didik.
Penggunaan Penilaian Acuan Patokan (PAP) pada umumnya digunakan untuk
menguji tingkat penguasaan bahan pelajaran. Pengujian tingkat penguasaan bahan biasanya
dilaksanakan pada pengajaran yang berorientasi pada tujuan dan strategi belajar
tuntas. Oleh karena itu nilai seorang siswa yang ditafsirkan dengan standar mutlak,
sekaligus menunjukkan tingkat penguasaan riilnya terhadap bahan pelajaran dan juga
merupakan standar pen-capaian indicator sesuai dengan standar ketuntasan belajar. Agar
nilai yang diperoleh siswa dapat berfungsi seperti yang diharapkan, yaitu mencerminkan
tingkat penguasaan siswa, maka alat tes yang dipergunakan harus dapat diper-
tanggungjawabkan, baik dari segi kelayakan, kesahihan, maupun keterpercayaannya. Butir-
butir tes yang disusun harus sesuai dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran yang
diberikan.
Penilaian Acuan Patokan (PAP) lebih tepat digunakan untuk menentukan nilai akhir,
karena:
1. Dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) itu dapat diketahui hasil belajar yang
sebenarnya, oleh karena normanya adalah norma ideal.
2. Dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) itu tidak diperlukan perhitungan-perhitungan
statistik, sehingga memudahkan guru yang tidak menguasai metode statistik.
3. Dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) hanya ada satu makna bagi satu nilai yang sama,
oleh karena normanya tidak bersifat nisbi.
Selain itu Penilaian Acuan Patokan (PAP) juga mempunyai beberapa kelebihan
yaitu:
1. Hasil Penilaian Acuan Patokan (PAP) merupakan umpan balik yang dapat diguna-kan
guru sebagai introspeksi tentang program pembela-jaran yang telah dilaksanakan.
2. Hasil Penilaian Acuan Patokan (PAP) dapat membantu guru dalam pengambilan
keputusan tentang perlu atau tidaknya penyajian ulang topik/materi tertentu.

6
3. Hasil Penilaian Acuan Patokan (PAP) dapat pula membantu guru merancang pelaksanaan
program remidi

2.3 Persamaan dan Perbedaan pada Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan
Patokan (PAP)
Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) mempunyai
beberapa persamaan sebagai berikut:
1. Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilain Acuan Patokan (PAP) memerlukan adanya
tujuan evaluasi spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan. Tujuan tersebut
termasuk tujuan intruksional umum dan tujuan intruksional khusus.
2. Kedua pengukuran memerlukan sample yang relevan, digunakan sebagai subjek yang
hendak dijadikan sasaran evaluasi. Sample yang diukur mempresentasikan populasi siwa
yang hendak menjadi target akhir pengambilan keputusan.
3. Untuk mandapatkan informasi yang diinginkan tenyang siswa, kedua pengukuran sama-
sama nenerlukan item-item yang disusun dalam satu tes dengan menggunakan aturan
dasar penulisan instrument.
4. Keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur.
5. Keduanya menggunakan macam tes yang sama seperti tes subjektif, tes karangan, tes
penampilan atau keterampilan.
6. Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.
7. Keduanya digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.
Selain memiliki persamaan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan
Patokan (PAP) juga memiliki perbedaan sebagai berikut:
1. Penilaian Acuan Norma (PAN) biasanya mengukur sejumlah besar perilaku khusus
dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian Acuan Patokan (PAP) biasanya
mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes untuk
setiap perilaku.
2. Penilaian Acuan Norma (PAN) menekankan perbedaan di antara peserta tes dari segi
tingkat pencapaian belajar secara relatif. Penilaian Acuan Patokan (PAP) menekankan
penjelasan tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh setiap
peserta tes.

7
3. Penilaian Acuan Norma (PAN) lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai
tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan terlalu sulit.
Penilaian Acuan Patokan (PAP) mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan
perilaku yang akan diukur tanpa perduli dengan tingkat kesulitannya.
4. Penilaian Acuan Norma (PAN) digunakan terutama untuk survey. Penilaian Acuan
Patokan (PAP) digunakan terutama untuk penguasaan.

2.4 Deskripsi Kualitatif Skor


Banyak guru yang sudah mengumpulkan data hasil tes dari peserta didiknya, tetapi
tidak atau belum tahu bagaimana mengolahnya sehingga data tersebut dapat memiliki
makna. Misalnya, seorang peserta didik memperoleh skor 60 dari ulangan hariannya, jika
haya skor ini saja yang diperhatikan tanpa melihat lebih jauh sikap dan keterampilannya,
maka skor itu kurang memiliki makna. Salah satu tugas seorang guru adalah sebagai
evaluator, sebagai evaluator guru harus betul-betul menguasai bagaimana memberikan skor
yang baik dan benar serta adil agar tidak merugikan pihak manapun.
Pada umumnya pengolahan data hasil tes,menggunakan bantuan statistik. Analisis
statistik digunakan jika ada data kuantitatif, yaitu data-data yang berbentuk angka-angka.
Sedangkan untuk data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata-kata tidak dapat diolah
dengan analisis statistik. Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengolah data hasil tes, ada
empat langkah pokok yang arus ditempuh,yaitu :
1. Menskor, yaitu memberi skor pada hasil tes yang dapat dicapai oleh peserta didik. Untuk
memperoleh skor mentah diperlukan tiga jenis alat bantu, yaitu kunci jawaban, kunci
skoring, dan pedoman konversi.
2. Mengubah skor mentah menjadi skor standai sesuai dengan norma tertentu, seperti yang
telah dibahas sebelumnya.
3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau angka.
4. Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas dan
reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, data kualitatif adalah data yang berupa kata-kata.
Biasanya akan ditemukan pada asesement non tes, assessment non tes adalah cara penilaian
hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji dengan tes tetapi dengan

8
pengamatan secara sistematis. Bisa juga dalam assesement tes yaitu dalam memaknai skor
yang diperoleh oleh peserta didik. Misalnya siswa mendapat skor 82, secara kualitatif siswa
tersebut termasuk pintar karena bisa menjawab 82 % soal dengan benar. Sebutan pintar
merupakan data kualitatif. Data kualitatif dapat diubah menjadi data kuantitatif, seperti
dibawah ini :
Sangat baik =4
Baik =3
Kurang =2
Sangat kurang =1

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari uraian yang telah disampaikan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui posisi
kemampuan seseorang dibandingkan dengan temannya di kelas tersebut.
2. Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang membandingkan skor yang
diperoleh peserta didik dengan suatu standar atau norma absolut.
3. Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) memiliki persamaan
dan perbedaan.
4. Data hasil tes dapat berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diolah
dengan analisis statistik, sedangkan data kualitatif tidak dapat diolah dengan analisis
statistik karena berupa kata-kata.

B. Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh penulis terkhusus untuk guru. Salah satu tugas
guru adalah sebagai evaluator. Untuk menjadi evaluator yang baik diperlukan kompetensi
menguasai bagaimana memberikan skor yang baik dan benar serta adil bagi peserta
didiknya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal, 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Calongesi, J. S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung: Institut Teknologi
Bandung (ITB)

Mudjijo, 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara

Nana, Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Ngalim, Purwanto. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Zainul & Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti

11
12

Anda mungkin juga menyukai