Panduan Assesment Nutrisi 2016
Panduan Assesment Nutrisi 2016
BAB 1
DEFINISI
Pelayanan gizi klinik rumah sakit merupakan bagian dari pelayanan medik di rumah
sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien baik rawat inap maupun rawat jalan.
Panduan Assesmen Gizi Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit adalah panduan
kajian gizi yang dilakukan pada pasien untuk mengetahui masalah gizi berkaitan dengan
penyakit, malnutrisi maupun risiko malnutrisi. Kajian gizi merupakan proses sistematis dalam
pengambilan data, verifikasi dan interpretasi data untuk menetapkan masalah gizi yang berkaitan
dengan penyakit, status gizi dan perubahan metabolisme
1. Skrining gizi adalah suatu cara yang dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi pasien
yang termasuk dalam kategori bermasalah gizi sehingga membutuhkan kajian gizi yang lebih
mendalam. Skrining ini harus cepat, mudah dan bersifat umum, serta harus dilakukan dalam
waktu 1 x 24 jam.
2. Terapi gizi adalah komponen terapi medik yang meliputi terapi gizi oral, enteral, parenteral,
untuk mendukung penyembuhan pasien sesuai dengan hasil diagnosis serta diselenggarakan
secara terpadu dengan upaya gizi promotif, preventif dan rehabilitative selama dan sesudah
perawatan
3. Pelayanan Gizi Klinik Rumah Sakit merupakan kegiatan fungsional gizi klinik yang
melakukan penatalaksanaan terapi gizi bagi pasien rawat jalan dan rawat inap
4. Asuhan Gizi adalah sarana dalam upaya pemenuhan zat gizi pasien secara optimal baik
berupa pemberian makanan pada pasien rawat inap maupun konseling gizi pada pasien rawat
jalan
5. Assesmen gizi adalah pengkajian lanjutan oleh doker spesialis gizi kepada pasien untuk
menentukan status gizi pasien, dan mengidentifikasi risiko maupun potensi asuhan gizi yang
akan dilakukan terhadap pasien selama berada pada masa perawatan.
6. Intervensi gizi adalah serangkaian perencanaan dan tindakan implementasi tindakan intensif
untuk mengatasi masalah gizi yang telah diidentifikasi dan bertujuan untuk mengubah
perilaku gizi, faktor risiko, lingkungan dan status kesehatan sesuai kebutuhan dan kondisi
pasien. Intervensi gizi yang dilakukan berupa pemberian terapi nutrisi, pemberian edukasi
dan konseling gizi
7. Monitoring dan Evaluasi Gizi adalah kegiatan pemantauan terhadap intervensi gizi yang
telah diberikan dengan melihat daya terima dan perkembangan pasien kemudian
dibandingkan dengan kondisi pasien sebelumnya, yaitu dengan melakukan pengkuran status
gizi ulang, melihat daa terima terhadap terapi nutrisi yang telah diberikan, dan perubahan
perilaku gizi. Kegiatan monitoring dan evaluasi menggunakan indikator hasil yang telah
dipilih dan yang relevan dengan kebutuhan pasien, diagnosis gizi dan kondisi tertentu.
BAB II
RUANG LINGKUP
a. Ruangan
b. Waktu
Untuk pasien poliklinik, asesmen dilakukan pada saat pasien datang. Adapun jadwal
poliklinik gizi setiap hari Rabu dan Jumat mulai jam 7.30 WIB
c. Sasaran
Asesmen gizi ditujukan kepada pasien yang berobat ke poliklinik gizi yang dapat berasal
dari instalasi gawat darurat, poliklinik lain, konsul dari dokter praktek swasta/ klinik,
rujukan dari rumah sakit/ institusi kesehatan lainnya
Petugas
a. Ruangan
Asesmen gizi dilakukan pada ruangan rawat inap : R. Arbey, Aprikot, Belimbing, Berry,
Bengkoang dan HCU
b. Waktu
Asesmen nutrisi dilakukan dalam waktu 1 x 24 jam terhitung sejak pasien masuk ruang
rawat inap dan dilakukan bila pasien tenang dan kooperatif
c. Sasaran
Skrining awal dan asesmen dilakukan untuk semua pasien rawat inap.
Petugas
Skrining awal dilakukan oleh nutrisionis, kemudian dilanjutkan dengan asesmen gizi
oleh Dokter spesialis Gizi Klinis untuk menentukan kebutuhan nutrisi pesien secara
individu
BAB III
TATA LAKSANA
A. ASESMEN NUTRISI
I. RAWAT JALAN
1. Poliklinik Gizi
Skrining dan asesmen awal di ruang poliklinik gizi dilakukan oleh Nutrisionis dan
akan diperdalam oleh DokterSpesialis Gizi Klinis, yang mencakup :
a) Penilaian Subjektif
b) Penilaian Objektif
1) Pengukuran antropometri
Dewasa
c. Lingkar Lengan
d. Lingkar Perut
Anak
2) Pemeriksaan fisik
Data laboratorium yang penting dan berhubungan dengan gizi dilihat pada
file rekam medis pasien, seperti kadar Hb, albumin, gula darah, profil lipid
(kolesterol total, HDL, LDL, Trigliserida), ureum, creatinin, asam urat
Data radiologi seperti hasil rontgen atau USG juga berpengaruh untuk
menentukan terapi diet yang akan disusun oleh Doker Spesialis Gizi Klinis
1. Prosedur
Setiap pasien baru rawat inap dilakukan skrining awal yang dilakukan oleh nutrisionis
dengan mengisi lembar skrining (MUST)yang mencakup :
a. Antorpometri
b. Riwayat Gizi
a. Seluruh pasien rawat inap akan dilakukan skrining awal masuk oleh nutrisionis
dalam waktu 1 x 24 jam terhitung sejak pasien masuk ruangan
c. Pasien yang tanpa resiko akan mendapat terapi gizi sesuai kebutuhan dan kondisi
pasien dan dievaluasi secara periodik seminggu sekali
d. Pasien dengan masalah gizi asuhan gizinya akan dipimpin oleh Dokter Spesialis
Gizi Klinik. Dokter Spesialis Gizi Klinikakan memberikan terapi gizi yang
kemudian akan dipantau daya terima dan kondisi pasien setiap 2 x 24 jam baik
oleh Dokter Spesialis Gizi Klinikmaupun nutrisionis. Setiap monitoring dan
evaluasi kondisi pasian akan didokumetasikan dalam catatan integrasi yang
terdapat di dalam rekam medis pasien
B. INTERVENSI GIZI
Intervensi gizi yang dilakukan kepada pasien rawat inap diantaranya adalah :
Pemberian terapi gizi atau pemberian diet disesuaikan dengan kondisi dan jenis penyakit
pasien.Pada awal masuk ruang rawat inap, diet pasien ditentukan oleh DPJP..Setelah
nutrisionis melakukan skrining dan dilanjutkan asesmen gizi oleh Dokter Spesialis Gizi
Klinik maka terapi gizi akan mengikuti Dokter Spesialis Gizi Klinik dengan komunikasi
yang baik dengan DPJP. Perubahan diet pasien dilakukan berdasarkan kondisi klinis,
kebutuhan dan kecukupan gizi, sertadaya terima pasien.
Terapi gizi yang diberikan dapatmelalui oral, enteral dan parenteral sesuai kondisi pasien
Pemberian edukasi gizi dilakukan setiap melakukan asesmen gizi. Edukasi yang
diberikan berupa penjelasan jenis dan bentuk diet pasien, batasan diet, serta larangan
membawa makanan dari luar (terutama pada pasien yang mempunyai diet khusus) oleh
keluarga atau pengunung selama pasien berada dalam masa perawatan.
3. Konseling gizi
Pada keadaan dimana tujuan terapi gizi belum tercapai atau pasien yang perlu
melanjutkan diet di rumah, maka dapat diberikan konseling gizi sebagai tindak lanjut
pasca perawatan dengan tujuan agar pasien/ keluarga dapat mempertahankan status gizi
yang optimal.
- Status gizi, toleransi saluran cerna, dan status hemodinamik serta kondisi
metabolism pasien setelah mendapat terapi gizi.
Monitoring dilakukan oleh Dokter Spesialis Gizi Klinis dibantu oleh nutrisionist setiap 2
x 24 jam.
Evaluasi terapi gizi meliputi kajian data hasil pemantauan dan dibandingkan dengan
rencana terapi serta pencapaian tujuan.
Bentuk pencatatan monitoring dan evaluasi adalah berupa SOAP (Subjektif, Objektif,
Asesment, Planning berupa intervensi diet) yang dituangkan dalam catatan terintegrasi di
rekam medis pasien.
Apabila terdapat perubahan instruksi berupa perubahan diet, maka perawat ruangan akan
menulis perubahan diet tersebut di dalam formuliir diet pasien yang selanjutnya akan
diserahkan kepada petugas gizi agar instruksi dapat segera diterapkan. Pada kondisi
perawat tidak dapat menulis formulir pemesanan diet pasien, perawat akan
menghubungi petugas gizi melalui telephone agar pasien tetap terlayani makannya,
kemudian akan disusul pemberian formulir pemesanan diet pasien.
BAB IV
DOKUMENTASI
Seluruh tindakan dan terapi yang dilakukan saat melakukan asesmen gizi didokumentasikan
dalam :
Catatan integrasi
Lembar konsultasi
Formulir edukasi