Anda di halaman 1dari 6

DIABETES MELLITUS

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT KHUSUS


DAERAH
DUREN SAWIT
TanggalTerbit : Ditetapkan oleh Direktur,
PanduanPraktekKlinis
(PPK)

Dr. Julaga HC Lumban Tobing, MARS


NIP. 195910071989031001
Pengertian Diabetes Mellitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolik yang
ditandai oleh hiperglikemia akibat dari :
1. defek kerja insulin (resistensi insulin) hati dan jaringan perifer (otot
dan lemak). Di hati akan terjadi peningkatan produksi gula hepatik
2. Defek sekresisi insulin di sel beta pankreas
3. Atau kombinasi keduanya
Anamnesa 1. keluhan khas DM 3 P : polifagi, poliuri, poliuri, penurunan BB yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya
2. keluhan tidak khas : kesemutan, gatal pada seluruh tubuh dan daerah
genital, keputihan, infeksi sulit sembuh, bisul hilang timbul,
penglihatan kabur, ceat lelah, mudah ngantuk, disfungsi ereksi pada
pria
PemeriksaanFisik 1. Keadaan umum : tanda-tanda klinis defisiensi nutrien
2. Antropometrik : TB, BB, IMT, Lingkar perut : Lingkar panggu
PemeriksaanPenunjang Laboratorium :
Kadar glukosa darah puasa dan 2 jam pp
HbA1c
Koleterol total, Trigliserida, kolesterol-LDL, kolesterol-HDL
SGOT/ SGPT
Ureum, kreatinin, asam urat
Keton (bila glukosa darah >250 mg%
Urin rutin
Analisisasupan Dietary assessment : 24-h food recalls, dietary history : jumlahdanjenis
Kriteria Diagnosis 1. Kadar glukosa darah sewaktu 200 mg/dLatau
2. Kadar glukosa darah puasa126 mg/dLatau
3. Kadar glukosa darah 2 jam post prandial 200 mg/dL

Terapi 1. Jumlah energy yang dibutuhkan sesuai status gizidan status


metabolisme yang ada saat ini
2. Komposisi makronutrien :
Protein : 15-20% total energy
Lemak :< 30% total energy, lemak jenuh< 10%, PUFA
10%, kolesterol< 300 mg/ hari, minimalkan lemak
trans, disarankan minimal 2-3 kali konsumsiikan/
minggu,
Karbohidrat : utamakan yang berserat, biji-bijian, buah
dan sayuran
Pemberian karbohidrat harus konsisten sesuai dengan
dosis obat terutama pasien dengan terapi insulin intensif

Edukasi Perubahan pola hidup, pola makan, pola aktivitas, perawatan diri
Penyuluhan diet DM

Prognosis Dubia ad Bonam

Penelaahan Kritis Dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinis

Kepustakaan 1. panduan pelayanan medis PAPDI


2. Pedoman tatalaksana Gizi Klinik PDGKI
3. Penuntun diet Pasien RSCM
Malnutrisi / Kurang energi protein

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

RUMAH SAKIT KHUSUS


DAERAH
DUREN SAWIT
TanggalTerbit : Ditetapkan oleh Direktur,
PanduanPraktekKlinis
(PPK)

Dr. Julaga HC Lumban Tobing, MARS


NIP. 195910071989031001
Pengertian Malnutrisi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keadaan kurang nutrisi, terutama energi dan protein. Malnutrisi energi
protein (MEP) merupakan keadaan tidak cukupnya masukan protein
dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh atau dikenal dengan nama
marasmus dan kwashiorkor. Kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan
protein baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas, sedangkan
marasmus disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein.
Anamnesa 1. Riwayat penyakit umum
2. Riwayat Gizi :
penurunan BB tanpa sengaja
besar dan lamanya penurunan BB
berapa lama tidak/kurang memperoleh asupan
makanan
anoreksia, nausea, muntah, disfagi, diare beserta lama
dideritanya
PemeriksaanFisik Keadaan umum : tanda-tanda klinis defisiensi nutrien
Antropometrik : TB, BB, IMT, Lingkar lengan atas
Pada kwashiorkor: Tampak cukup gizi, rambut kusam, jarang dan
mudah dicabut, edema (+).
Pada marasmus tampak lemah, sangat kurus, apatis
PemeriksaanPenunjang Laboratorium :
Albumin, limfosit, kreatinin
Analisisasupan Dietary assessment : 24-h food recalls, dietary history : jumlah dan jenis

Kriteria Diagnosis 1. Klasifikasi malnutrisi pada dewasa berdasarkan IMT :


Indeks Massa Tubuh (kg/m2) Status Nutrisi
> 18.5 normal
17.0 18.49 malnutrisi grade I
16.0 16.99 malnutrisi grade II
< 16 malnutrisi grade III
Atau dengan menggunakan

3. 2. Lingkar Lengan Atas (LLA)


Laki-laki (cm) Perempuan (cm)
Malnutrisi berat (grade III) 17.6 17.1
Malnutrisi sedang (grade II) 17.7 20.5 17.2 - 20
Malnutrisi ringan (grade I) 20.6 23.4 20.1 - 22.8

3. Albumin < 3.5 mg/dl


4. Adanya penurunan / kehilangan BB
> 5% dalam 1 bulan
> 7.5% dalam 3 bulan
>10% dalam 6 bulan
> 20% dalam 12 bulan

5. Asupanmakanan 75% dari kebutuhan harian selama 1


bulan
Teapi 1. Rehidrasi dengan cairan yang mengandung elektrolit
2. Energi :
Metode sesuai dengan penyakit yang mendasari.
Kebutuhan energy total pada KEP akut dicapai dalam
waktu 2-3 hari
Pada keadaan kronik kebutuhan total energy sebesar 2
x BMR, diberikan bertahap, dicapai dalam waktu 1
minggu
3. Protein diberikan sesuai dengan penyakit yang mendasari
sehingga tercapai protein seimbang. Pada keadaan kronik
diberikan 1.2 1.8 g/kgBB
4. Nutrisidi berikan per oral, enteral diberikan bila asupan oral
tidak dapat diberikan atau tidak adekuat
5. Nutris parenteral diberikan bila saluran cerna tidak dapat
dipergunakan
6. Jenis formula yang diberikanadalah formula polimerik
(biladiberikanmakanancairkomersial)
Edukasi Sesuai dengan kondisi penyakit
Prognosis Dubia ad Bonam
PenelaahanKritis Dokters pesialis penyakit dalam dan dokter spesialis gizi klinis
Kepustakaan 1. Pedoman tatalaksana Gizi Klinik PDGKI
2. Penuntun diet Pasien RSCM

Anda mungkin juga menyukai