Anda di halaman 1dari 2

Sudahkah Kita Berbenah Diri?

Indonesia adalah negeri penuh harta, mimpi-mimpi anak negeri yang harus
diwujudkan menjadi nyata. Kadang masalah sering hinggap di depan mata, jangan hanya
menyalahkan pemimpin negara. Tugas kita generasi muda, melangkah maju mengubah mimpi
jadi nyata. Tak ada kata untuk pesimisme, semua harus dilakukan dengan antusiasme.
Ketika masalah datang silih berganti di negeri ini, selalu saja kami anak negeri ini hanya
bisa mengeluh, dengan mudahnya menyalahkan pemimpin negeri. Tanpa mau berkaca, sudahkah
saya berbuat sesuatu untuk negeri ini? Kami anak bangsa kadang tak tahu diri, sudah dapat kuliah
di perguruan tinggi favorit yang notabene biaya kuliahnya dikorting dari pajak negeri ini, masih
saja malas untuk datang kuliah, mengeluh dengan tugas yang ada, dan hanya menerima suapan
materi dari para dosen tanpa mau menyadari kita sudah jauh tertinggal dari negeri-negeri maju di
dunia, bahkan di Asia Tenggara.
Kesadaran diri ini dimulai ketika salah satu dosen dalam bimbingan kuliahnya
menyadarkan saya, Jangan bangga kamu baru kuliah di ITB ya, coba liat negara kita masih jauh
tertinggal dengan negara-negara maju Eropa. Awalnya berfikir bahwa ucapan dosen ini hanyalah
angin lalu, sebatas omongan agar mahasiswanya tidak bosan dengan materi kuliah yang itu-itu
saja. Suatu hari, saat saya berdiskusi dengan dosen ini, dan beliau menanyakan pertanyaan yang
tidak terduga. Menanyakan suatu materi yang memang tidak ada dalam materi kuliahnya. Apa
yang anda sudah beri untuk negeri ini? Seketika itu saya terdiam, memikirkan jawaban apa yang
saya beri karena sedang bicara empat mata dengan dosen ini. Belum ada, Bu. Jawab saya sambil
nyengir dan mencairkan suasana.
Bermalas-malasan, yang penting kuliah happy, weekend bisa menonton film kesukaan di
bioskop, makan di tempat gaul supaya bisa foto-foto dan diposting ke sosial media. Itu adalah
sedikit potret kebiasaan anak muda Indonesia, termasuk saya sendiri. Tidak pernah berfikir jauh
apa yang akan dilakukan setelah lulus kuliah, hanya mengikuti arus, dan tidak punya tujuan pasti.
Pernah saya bertanya pada teman-teman kuliah apa yang akan dilakukan setelah lulus kuliah nanti,
sebagian besar menjawab bekerja tanpa tahu apa mimpi mereka,termasuk saya sendiri.
Mulai dari pertanyaan dosen yang sungguh tak terduga tentang apa yang sudah lakukan
untuk Indonesia, saya mulai berfikir Jangankan untuk Indonesia, untuk orang tua dan orang di
sekitar saya saja belum pernah saya lakukan hal-hal yang memberikan dampak yang signifikan
untuk mereka. Mulai saat itu saya terus berfikir, berbenah diri,meluruskan niat, dan mulai mengisi
tujuan dan mimpi saya agar bisa berguna untuk orang di sekitar saya, termasuk negeri yang saya
cintai.
Sebagai seorang mahasiswi farmasi, saya mempunya mimpi untuk membenahi sistem
pengobatan di Indonesia. Untuk saat ini, pengobatan di Indonesia masih dipukul rata, padahal
setiap orang memiliki kepekaan obat yang berbeda-beda bergantung pada gen yang dimiliki. Untuk
itu saya mempunya mimpi untuk melajutkan kuliah di luar negeri, ingin melanjutkan di bidang
Farmakogenomik dan Farmakogenetik. Kuliah diluar negeri bukan hanya masalah gengsi semata,
namun memang di Indonesia keilmuan ini belum berkembang.
Untuk mewujudkan mimpi ini, tentunya saya harus melurukan niat, nahwa apa yang saya
lakukan ini bukan hanya untuk mengisi diri dan membanggakan diri semata. Namun lebih dari itu
saya ingin berbuat untuk Indonesia terutama peningkatan kualitas pemberian obat sesuai
kebutuhan pasien di Indonesia.
Kita anak muda adalah harapan negeri, untuk pintar-pintar mengisi diri. Jangan
terlena kenikmatan duniawi, karena tantangan besar akan selalu menanti. Semua kita yang
harus mengerjakan, tidak ada gunanya menunggu uluran tangan. Mari berbenah diri, dengan
berusaha meningkatkan potensi diri. Satu kalimat penuh makna, Jangan menyerah berusaha,
karena masa depan bangsa ada di tangan kita.

Anda mungkin juga menyukai