Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

INSTRUMENTASI
Water Level Control (WLC) berbasis Mikrocontroller dengan Sensor Ultrasonik
Dosen Pengampu :
Bekti Wulandari, M.Pd

Oleh :
Deni Adi Setiawan(15507134018)

TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016/2017
Judul
Water Level Control (WLC) berbasis mikrocontroller dengan Sensor Ultrasonik

Abstrak
Kebutuhan akan air semakin meningkat seiring dengan bertambahnnya jumlah
penduduk, sedangkan jumlah air dari tahun ketahun semakin terbatas. Hal ini menjadi
salah satu permasalahan yang kompleks yang harus dihadapi makhluk hidup di bumi
khususnya manusia mengingat air merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui. Dari hal tersebut, air perlu dijaga agar tidak cepat habis demi kelangsungan
hidup manusia di bumi dengan cara menghemat pemakaian air seefisien mungkin. Pada
lingkungan sekitar sering dijumpai air yang meluap atau kosong dari tandon
penampungan, sehingga air akan terbuang dengan sia-sia. Jika hal semacam itu
dibiarkan terus menerus air akan terbuang secara percuma dan secara tidak langsung
telah melakukan tindakan pomborosan air. Dari permasalahan tersebut, alat untuk
pengontrol tandon secara otomatis sangat dibutuhkan guna meminimalisir terjadinya
tindakan pemborosan air.
Dari permasalahan tersebut, water level control sangat dibutuhkan. Tujuan
pembuatan water level control bertujuan untuk : (1). Mengurangi pemborosan listrik
akibat membludaknya air, (2). Mempermudah aktivitas manusia, (3). Menjaga
ketersediaan air bersih.
Sistem water level control terdiri dari mikrocontroller, sensor ultrasonik, LCD,
relay, dan pompa air. Mikrocontroller merupakan pusat kendali dari seluruh rangkaian,
dimana mikrocontroller akan mengambil data yang dikirimkan oleh sensor ultrasonik
kemudian ditampilkan oleh LCD. Data yang ditampilkan oleh LCD adalah data
ketinggian air. Sensor ultrasonik berfungsi sebagai pengukur ketinggian air. Relay
berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan pompa air secara otomatis yang
dikendalikan mikrocontroller.
Pengembangan water level control menggunakan 4 tahapan yaitu: (1) analisis
kebutuhan; (2) perancangan; (3) pembuatan; dan (4) Ujicoba. Hasil pengembangan
menunjukkan bahwa: (1) water level control yang dibutuhkan terdiri dari sensor
ultrasonik yang diletakkan diatas tandon penampung air dan menggunakan
mikrokontroler arduino UNO R3 sebagai kontrolernya; dan (2) hasil ujicoba
menunjukkan bahwa water level controler memiliki linieritas ..., sensisitivitas ...
akurasi 99,50% presisisi ... dan error 0,50% . Dari hasil ujicoba tersebut maka water
level control dapat direalisasikan dan selanjutnya diharapkan dapat dipatenkan serta
dipasarkan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem water level control
dapat bekerja dengan baik sesuai dengan yang diharapkan yaitu dapat mengontrol level
ketinggian air pada tandon penampungan secara otomatis dengan ketepatan 99,50 %
dan kesalahan 0,50 %.

Kata Kunci : Water Level Control, Air, Mikrocontroller, Sensor


Ultrasonik
BAB I
Pendahuluan
Latar belakang Masalah
Air mempunyai peranan penting dalam kelangsungan makhluk hidup dibumi. Air akan
sangat bermanfaat bagi kehidupan di bumi dalam jumlah yang proporsional. Manusia
memanfaatkan air untuk berbagai kebutuhan, pada rumah tangga misalnya untuk dikonsumsi,
mandi, mencuci dan sebagainya. Selain itu, air juga digunakan pada industri untuk pembangkit
listrik tenaga air, transportasi,irigasi dan lain-lain.
Seiring dengan perkembangan teknologi, dibuatlah suatu alat penampung air berupa
tandon yang digunakan untuk mengantisipasi jika suplai air mati akibat gangguan air bersih.
Gangguan air bersih bisa terjadi karena beberapa hal, yaitu hal-hal yang terencana seperti
pemeliharaan instalasi pengolahan air bersih dan perbaikan pipa distribusi. Bisa juga terjadi
karena hal-hal darurat yang bersifat mendadak, seperti kebocoran pipa distribusi yang harus
segera diperbaiki, matinya aliran listrik atau pembangkit tenaga listrik secara tiba-tiba. Masalah
yang muncul ketika level ketinggian air dalam tandon penampung air tidak diketahui,
dimungkinkan bisa terjadi keadaan tandon yang meluap atau kosong dikarenakan kurangnya
pengontrolan terhadap tandon tersebut, sehingga perlu dibuat suatu alat yang dapat melakukan
pengontrolan tandon secara otomatis.
Berdasarkan uraian tersebut, dibutuhkan suatu mekanis pengontrolan tinggi permukaan
air. Salah satu alternatif pengontrol tinggi permukaan air adalah water level control. Water
level control dapat menggunakan berbagai teknik, diantaranya dapat menggunakan kawat
resistansi, tahanan geser, dan sensor ultrasonik. Penggunaan teknik kawat resistansi, dengan
asumsi senyawa yang terdapat dalam air dapat mempengaruhi nilai resistivitasnya.
Kelemahannya kawat resistansi dapat terkorosi dikarenakan kawat tersebut dimasukkan
kedalam air sewaktu mengukur ketinggian air. Begitu juga dengan menggunakan teknik
tahanan geser, untuk mengukur ketinggian air alat ukur bersentuhan dengan air sehingga hasil
pengukurannya kurang presisi dan alat cenderung lebih mudah rusak. Berbeda dengan
menggunakan teknik sensor ultrasonik, untuk mengukur ketinggian air tidak perlu bersentuhan
dengan airnya sehingga hasil pengukuran lebih presisi dan tidak menimbulkan korosi pada
sensor tersebut. Sensor ultrasonik bekerja dengan memanfaatkan cepat rambat
gelombang ultrasonik pada udara.
Dari ketiga metode tersebut yang paling baik untuk mengatur ketinggian permukaan air
pada tandon penampung air adalah dengan menggunakan teknik sensor ultrasonik.
Berdasarkan pertimbangan tersebut dapat dibuat alat water level control berbasis
mikrocontroller dengan sensor ultrasonik.

Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dimakalah ini adalah:
1. Bagaimana membuat alat water level control (WLC) berbasis mikrocontroller dengan
sensor ultrasonik?
2. Bagaimana unjuk kerja alat water level control (WLC) berbasis mikrocontroller dengan
sensor ultrasonik?
Tujuan
Tujuan dari makalah yang di buat adalah :
1. Membuat automatic water level control menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04.
2. Menerapkan automatic water level control menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04
pada tandon penampung air.
Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah :
1. Membantu mengontrol tandon penampung air secara otomatis sehingga tidak terjadi
keadaan tandon penampung air yang meluap atau kosong.
2. Menjaga stabilitas distribusi air pada tandon penampung air.
Spesifikasi perangkat
Water level control memiliki spesfifikasi sebagai berikut :
1. Membutuhkan tegangan 12VDC
2. Membutuhkan motor AC 220V
3. Menggunakan Arduino UNO R3
4. Menggunakan relay 6V
5. Memiliki sensor Ultrasonik HC-SR04
6. Menggunakan bazzer
7. Membutuhkan LCD 16x2
8. Menggunakan ULN2003
9. Membutuhkan IC7806
10. Membutuhkan Resistor 10K / Potensio 10K
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Arduino UNO R3
Uno Arduino adalah board berbasis mikrokontroler pada ATmega328
.Boardini memiliki 14 digital input / output pin (dimana6 pin dapat digunakan
sebagai output PWM), 6 input analog, 16 MHz osilatorkristal, koneksi USB,
jack listrik tombol reset. Pin-pin ini berisi semua yang diperlukan untuk
mendukung mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB
atau sumber tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau baterai untuk
menggunakannya.

Board Arduino Unomemiliki fitur-fitur baru sebagai berikut : 1,0 pinout:


tambah SDA dan SCL pin yang dekat ke pin aref dan dua pin baru lainnya
ditempatkan dekat ke pin RESET, dengan IO REF yang memungkinkan sebagai
buffer untuk beradaptasi dengan tegangan yang
disediakan dari board sistem. Pengembangannya, sistem akan lebih
kompatibel dengan Prosesor yang menggunakan AVR, yang beroperasi
dengan 5V dan dengan Arduino Karena yang beroperasi dengan 3.3V.
Yang kedua adalah pin tidak terhubung, yang disediakan untuk tujuan
pengembangannya.

Setiap 14 pin digital pada Arduino Uno dapat digunakan sebagai input dan
output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Fungsi-
fungsi tersebut beroperasi di tegangan 5 Volt. Setiap pin dapat memberikan atau
menerima suatu arus maksimum 40 mA dan mempunyai sebuah resistor pull-up
(terputus secara default) 20-50 kOhm. Selain itu, beberapa pin mempunyai fungsi-
fungsi spesial:
Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan memancarkan (TX)
serial data TTL (Transistor-Transistor Logic). Kedua pin ini dihubungkan ke pin-pin
yang sesuai dari chip Serial Atmega8U2 USB-ke-TTL.
External Interrupts: 2 dan 3. Pin-pin ini dapat dikonfigurasikan untuk dipicu sebuah
interrupt (gangguan) pada sebuah nilai rendah, suatu kenaikan atau penurunan yang
besar, atau suatu perubahan nilai. Lihat fungsi attachInterrupt() untuk lebih jelasnya.
PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Memberikan 8-bit PWM output dengan
fungsi analogWrite().
SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin-pin ini mensupport komunikasi
SPI menggunakan SPI library.
LED: 13. Ada sebuah LED yang terpasang, terhubung ke pin digital 13. Ketika pin
bernilai HIGH LED menyala, ketika pin bernilai LOW LED mati.
Arduino UNO mempunyai 6 input analog, diberi label A0 sampai A5, setiapnya
memberikan 10 bit resolusi (contohnya 1024 nilai yang berbeda). Secara default, 6
input analog tersebut mengukur dari ground sampai tegangan 5 Volt, dengan itu
mungkin untuk mengganti batas atas dari rangenya dengan menggunakan pin AREF
dan fungsi analogReference(). Di sisi lain, beberapa pin mempunyai fungsi spesial:
TWI: pin A4 atau SDA dan pin A5 atau SCL. Mensupport komunikasi TWI dengan
menggunakan Wire library
Ada sepasang pin lainnya pada board:

AREF. Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan


dengan analogReference().
Reset. Membawa saluran ini LOW untuk mereset mikrokontroler. Secara khusus,
digunakan untuk menambahkan sebuah tombol reset untuk melindungi yang
memblock sesuatu pada board.
Arduino Uno dapat diprogram dengan menggunakan software Arduino. Softwareini
bisa didapatkan secara gratis dari website resmi Arduino. Software Arduino yang
akan digunakan adalah driver dan IDE. IDE Arduino adalah software yang sangat
canggih ditulis dengan menggunakan Java IDE Arduino terdiri dari:

1. Editor program, sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan


mengedit program dalam bahasa processing.
2. Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa Processing) menjadi
kode biner. Bagaimanapun sebuah microcontroller tidak akan bisa memahami
bahasa Processing. Yang bisa dipahami oleh microcontroller adalah kode biner.
Itulah sebabnya compiler diperlukan dalam hal ini.
3. Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam memory
di dalam papan Arduino.
Berikut adalah gambar bentuk Arduino ;
2. Ultrasonik HC-SR04
Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisik
menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkain listrik tertentu
(Budiarso : 2011). Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip
pantulan gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi 7 keberadaan suatu
objek tertentu di depannya, frekuensi kerjanya pada daerah di atas gelombang suara
dari 40 KHz hingga 400 KHz. Sensor ultrasonik terdiri dari dari dua unit, yaitu unit
pemancar dan unit penerima. Struktur unit pemancar dan penerima sangatlah
sederhana, sebuah kristal piezoelectric dihubungkan dengan mekanik jangkar dan
hanya dihubungkan dengan diafragma penggetar. Tegangan bolak-balik yang
memiliki frekuensi kerja 40 KHz 400 KHz diberikan pada plat logam. Struktur
atom dari kristal piezoelectric akan berkontraksi (mengikat), mengembang atau
menyusut terhadap polaritas tegangan yang diberikan dan ini disebut dengan efek
piezoelectric.
Kontraksi yang terjadi diteruskan ke diafragma penggetar sehingga terjadi
gelombang ultrasonik yang dipancarkan ke udara (tempat sekitarnya). Pantulan
gelombang ultrasonik akan terjadi bila ada objek tertentu dan pantulan gelombang
ultrasonik akan diterima kembali oleh unit sensor penerima. Selanjutnya unit sensor
penerima akan menyebabkan diafragma penggetar akan bergetar dan efek
piezoelectric menghasilkan sebuah tegangan bolak-balik dengan frekuensi yang
sama. Untuk lebih jelas tentang prinsip kerja dari sensor ultrasonik dapat dilihat
prinsip dari sensor ultrasonic pada gambar 2.1 berikut :

Prinsip Kerja Penerima Ultrasonik (Receiver)


Penerima Ultrasonik ini akan menerima sinyal ultrasonik yang dipancarkan
oleh pemancar ultrasonik dengan karakteristik frekuensi yang sesuai. Sinyal yang
diterima tersebut akan melalui proses filterisasi frekuensi dengan menggunakan
rangkaian band pass filter (penyaring pelewat pita), dengan nilai frekuensi yang
dilewatkan telah ditentukan.
Kemudian sinyal keluarannya akan dikuatkan dan dilewatkan ke rangkaian
komparator (pembanding) dengan tegangan referensi ditentukan berdasarkan
tegangan keluaran penguat pada saat jarak antara sensor kendaraan mini dengan
sekat/dinding pembatas mencapai jarak minimum untuk berbelok arah. Dapat
dianggap keluaran komparator pada kondisi ini adalah high (logika 1) sedangkan
jarak yang lebih jauh adalah low (logika0). Logika-logika biner ini kemudian
diteruskan ke rangkaian pengendali (mikrokontroler).
3. LCD 16X2
Pengertian Liquid Cristal Display (LCD)
Liquid Cristal Display (LCD) adalah komponen yang dapat menampilkan
tulisan. LCD adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi
CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan
cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya
dari backlight. LCD berfungsi sebagai penampil data 17 baik dalam bentuk karakter,
huruf, angka ataupun grafik (Abdul Kadir, 2013: 196). Material LCD adalah lapisan
dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan
indium oksida dalam bentuk tampilan sevensegment dan lapisan elektroda pada kaca
belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul
organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen.
Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya
horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan
tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen
yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin
ditampilkan. Dalam modul LCD terdapat mikrokontroller yang berfungsi sebagai
pengendali tampilan karakter LCD. Mikrokontroller pada suatu LCD dilengkapi
dengan memori dan register. Memori yang digunakan mikrokontroller internal LCD
adalah :
a. Display Data Random Access Memory (DDRAM) merupakan memori tempat
karakter yang akan ditampilkan berada.
b. Character Generator Random Access Memory (CGRAM) merupakan memori
untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat
diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
c. Character Generator Read Only Memory (CGROM) merupakan memori untuk
menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan karakter
dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh 18 pabrikan pembuat LCD
tersebut sehingga pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya
dan tidak dapat merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.
Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah :
a. Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah
darimikrokontroller ke panel LCD pada saat proses penulisan data atau tempat
status dari panel LCD dapat dibaca pada saat pembacaan data.
b. Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau ke
DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut ke
DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.
Pin,kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD diantaranya adalah:
a. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan
menggunakan LCD dapat dihubungkan dengan bus data dari
rangkaian lain seperti mikrokontroller dengan lebar data 8 bit.
b. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis
data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang
masuk adalah perintah, sedangkan logika high menunjukan data.
c. Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis data,
sedangkan high baca data. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik
masuk atau keluar.
d. Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini
dihubungkan dengan trimpot 5 K, jika tidak digunakan dihubungkan ke
ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.

4. Bazzer
Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah
sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, Buzzer yang merupakan sebuah
perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti-maling, Alarm pada Jam
Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat peringatan bahaya
lainnya. Jenis Buzzer yang sering ditemukan dan digunakan adalah Buzzer yang
berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan Buzzer Piezoelectric memiliki berbagai
kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam
menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya. Buzzer yang termasuk
dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.
Efek Piezoelectric (Piezoelectric Effect) pertama kali ditemukan oleh dua
orang fisikawan Perancis yang bernama Pierre Curie dan Jacques Curie pada tahun
1880. Penemuan tersebut kemudian dikembangkan oleh sebuah perusahaan Jepang
menjadi Piezo Electric Buzzer dan mulai populer digunakan sejak 1970-an.
Cara Kerja Piezoelectric Buzzer
Seperti namanya, Piezoelectric Buzzer adalah jenis Buzzer yang
menggunakan efek Piezoelectric untuk menghasilkan suara atau bunyinya.
Tegangan listrik yang diberikan ke bahan Piezoelectric akan menyebabkan gerakan
mekanis, gerakan tersebut kemudian diubah menjadi suara atau bunyi yang dapat
didengar oleh telinga manusia dengan menggunakan diafragma dan resonator.
Jika dibandingkan dengan Speaker, Piezo Buzzer relatif lebih mudah untuk
digerakan. Sebagai contoh, Piezo Buzzer dapat digerakan hanya dengan
menggunakan output langsung dari sebuah IC TTL, hal ini sangat berbeda dengan
Speaker yang harus menggunakan penguat khusus untuk menggerakan Speaker agar
mendapatkan intensitas suara yang dapat didengar oleh manusia.
Piezo Buzzer dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekuensi di
kisaran 1 5 kHz hingga 100 kHz untuk aplikasi Ultrasound. Tegangan Operasional
Piezoelectric Buzzer yang umum biasanya berkisar diantara 3Volt hingga 12 Volt.

Berikut gambar bentuk buzzer ;

5. Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang
digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan
lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus
listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid
sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan
hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali 23 terbuka.
Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya
peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil
(misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC). Dalam pemakaiannya biasanya relay yang
digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang diparalel dengan
lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada
tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada
saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.
Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta
kekuatan relay men-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body
relay. Misalnya relay 12VDC/4 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai
pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik (maksimal)
sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay difungsikan 80% saja
dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman. Relay jenis
lain ada yang namanya reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang
kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan
kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel
sehingga menjadi saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet
hilang dan kontak kembali terbuka (off).
Penemu relay pertama kali adalah Joseph Henry pada tahun 1835. Relay
merupakan suatu komponen (rangkaian) elektronika yang bersifat elektronis dan
sederhana serta tersusun oleh saklar, lilitan, dan poros besi. Penggunaan relay ini 24
dalam perangkat-perangkat elektronika sangatlah banyak terutama diperangkat yang
bersifat elektronis atau otomatis. Contoh di televisi, radio, lampu otomatis dan lain-
lain. Cara kerja komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik melalui
koil,lalu membuat medan magnet sekitarnya sehingga dapat merubah posisi saklar
yang ada di dalam relay terserbut, sehingga menghasilkan arus listrik yang lebih
besar. Disinilah keutamaan komponen sederhana ini yaitu dengan bentuknya yang
minimal bisa menghasilkan arus yang lebih besar. Pemakaian relay dalam
perangkat-perangkat elektronika mempunyai keuntungan yaitu :
Dapat mengontrol sendiri arus serta tegangan listrik yang diinginkan.
Dapat memaksimalkan besarnya tegangan listrik hingga mencapai batas
maksimalnya.
Dapat menggunakan baik saklar maupun koil lebih dari satu, disesuaikan
dengan kebutuhan.
6. Penelitian yang Relevan (minimal 3)
a. Penelitian yg dilakukan oleh Ichwan Cahya Riyanto (2016) dengan judul
Sensor posisi untuk mengkontrol level air dalam tangki dengan limit switch
menyatakan bahwa water level control menggunakan sensor limit switch
berhasil tapi masih ada kekurangan dalam hal daya karena karena cara kerja
sensor tersebut sebagai switch on/off manual sehingga memungkinkan terjadi
pemborosan daya dikarenakan didalam range tertentu otomotasi switch akan
on/off, menanggapi hasil penelitian tersebut maka kami bermaksud untuk
mempermudah dan menghemat daya.
b. Penelitian yg dilakukan oleh Deni Adi Setiawan (2016) dengan judul water
level control menyatakan bahwa water level control menggunakan sensor
kawat berhasil tapi masih ada kekurangan dalam hal daya karena
menggunakan switch on/off manual sehingga pemborosan daya dan adanya
tegangan dari rangkaian yang ada di air sehingga kurang efektif dan kurang
aman menanggapi hasil penelitian tersebut maka kami bermaksud untuk
memaksimalkan agar tidak pemborosan daya dan tidak ada lagi tegangan di air
tersebut sehingga tidak membahayakan orang.

7. Kerangka pikir
Permasalahan
Perpaduan antara Microcontroller, sensor ultrasonic, dan Relay bisa
dikembangkan menjadi sebuah perangkat yg dapat menjadi solusi dari masalah
tersebut. Melalui tahapan-tahapan diantaranya:
(1) analisis kebutuhan;
(2) perancangan;
(3) pembuatan;
dan (4) Ujicoba. diharapkan dapat menjawab atas permasalahan yang ada agar
menjadi efektif dan efisien dalam kebutuhannya.
BAB III
PERANCANGAN

Blok Diagram

Gambar Blok Diagram

Penjelasan dari masing-masing blok adalah sebagai berikut :


1. Sensor ultrasonic HC-SR04 adalah sebagai input
2. Controller mengunakan Arduino UNO sebagai pengontrol utama
system
3. LCD 16x2 sebagai output 1
4. ULN2003 sebagai driver dari relay
5. Relay sebagai output 2

Cara Kerja Secara Umum


Dalam prototype ini digunakan modul sensor ultrasonik , Sensor ultrasonik
terdiri dari pin "trigger" dan "echo" yang terhubung ke pin 10 dan 11 dari Arduino.
Sebuah LCD 16x2 terhubung dengan Arduino dalam mode 4-bit. Kontrol pin RS, RW dan E
langsung terhubung ke Arduino pin 7, GND dan 6. Dan Data pin D4-D7 terhubung ke 5, 4, 3
dan 2 dari Arduino, dan buzzer terhubung pada pin 12. 6 Volt relay juga terhubung pada pin
8 dari Arduino melalui ULN2003 untuk menyalakan atau mematikan motor pompa air.
Sebuah regulator tegangan 7805 juga digunakan untuk menyediakan 5 volt untuk relay dan
sisa rangkaian.
Dalam rangkaian ini modul sensor ultrasonik ditempatkan di bagian atas ember
(tangki air) untuk demonstrasi. modul sensor ini akan membaca jarak antara modul sensor
dan permukaan air, dan ia akan menampilkan jarak pada layar LCD dengan pesan "Tank
is:...". Ini berarti kita di sini menunjukkan tempat kosong jarak atau volume air dengan
permukaan atau sensor. Karena fungsi ini kita bisa menggunakan sistem ini dalam tangki air.
Ketika tingkat air kosong mencapai pada jarak sekitar 30 cm maka Arduino mengaktifkan
relay kemudian relay mengaktifkan pompa air dan LCD akan menampilkan "LOW Water
Level" "Motor ON", Dan Ketika tingkat air penuh mencapai jarak sekitar 12cm maka
Arduino menonaktifkan relay kemudian pompa off dan LCD akan menampilkan "Tank is
Full" "Motor is OFF"

3.3 Kebutuhan Perangkat


Sensor : Sensor ultrasonik HC-SR04. Diantara banyaknya sensor ultrasonik dipilih
Sensor ultrasonik HC-SR04 karena kebutuhan jangkauan dan errornya pun mencukupi
yakni jangkauan max 450cm dan error max 0,3cm. Harga terjangkau dan sensornya pun
mudah didapat.
Controller : Arduino UNO. Diantara controller tersebut dipilih arduino UNO
karena penggunaan yang mudah dan mempunyai pin yang cukup serta harga yang
relative murah.
LCD 16x2 : Diantara LCD tersebut dipilih servo 16x2 karena LCD ini
cukup digunakan dan mudah didapat serta mudah digunakan.
ULN2013 : Digunakan sebagai driver relay, dipilih karena mudah didapatlkan
dan cocok untuk relay 6v.
IC7806 : Digunakan sebagai ic regulator, dipilih karena mudah didapatkan dan sesuia
dengn yang kita butuhkan yaitu regulator 5v dari sisa rangkaian.
Buzzer 3v-12v :Digunkan kan sebagai indikator, dipilih karena rangkaian menggunkan
sumber 12v dan 5v

Spesifikasi Komponen
Sensor Ultrasonik HC-SR04
Supply tegangan :5V DC.
Arus Quiescent :< 2mA.
Sudut efektif :< 15 derajat.
Jarak pengukuran :2 450 cm.
Resolusi :0.3 cm.
Arduino UNO
Microcontroller : ATmega328
Operating Voltage : 5V
Input Voltage (recom): 7-12V
Input Voltage (limits) : 6-20V
Digital I/O Pins : 14 (of which 6 provide PWM output)
Analog Input Pins :6
DC Curr per I/O Pin : 40 mA
DC Curr for 3.3V Pin : 50 mA
Flash Memory : 32 KB (ATmega328) of which 0.5 KB used by bootloader
SRAM : 2 KB (ATmega328)
EEPROM : 1 KB (ATmega328)
Clock Speed : 16MHz

ULN2003
7 pasang transistor NPN dalam konfigurasi darlington.
6-15 V PMOS/CMOS logic compatible.
Ic (max) : 500 mA.
Vce (max) : 50 V.
Internal clamp diode.
Open Collector output
Package : PDIP 16-pin
7806
Input voltage :5V-18V
Ground : 0v
Regulated output:5.75V-6.25V
LCD 16x2
Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.
Mempunyai 192 karakter tersimpan.
Terdapat karakter generator terprogram.
Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.
Dilengkapi dengan back light.
Flowchart Sistem

Mulai

Pemb Controller
Sensor
-caan Arduino uno
Ultrason

ik senso

Driver ULN2003

LCD Y Rel
Pompa
ay
hidup

Pompa

mati

Selesai

Flowchart Sistem
Skema

Skema Rangkaian

Pembuatan
a. Pemilihan Komponen
Pada saat pemilihan komponen dipilih komponen yang sesuai yang dibutuhkan serta
mempunyai nilai linearitas tinggi dengan harga yang terjangkau dan mudah
didapatkan.
b. Pembuatan desain /Perancangan system
Pembuatan rancangan dengan menggunakan software proteus dan kemudian dibuat
dalam bentuk hardware dan kemudian dikemas dalam bentuk box.
c. Perakitan Komponen
Setelah di desain di proteus, dilakukan proses perakitan Sensor , Arduino, LCD dll,
dengan benar sesuai dengan rancangan system, sehingga dapat bekerja dengan
efektif, efisien dan ideal.
d. Pengkodean
Pada tahap ini dibuat pengkodean pada controller yang berisi perintah dan
konfigurasi parameter untuk mengendalikan LCD , Buzzer, dan Relay, Serta
pembacaan sesnsor. Sehingga dapat bekerja secara terintegrasi dan sesuai dengan
yang diharapkan.
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
a. Error
Manual Praktek Error%
5 4.82 3.69
8 7.81 2.03
11 10.58 3.81
14 13.45 3.92
17 16.45 3.23
20 19.37 3.15
23 22.32 2.95
26 25.23 2.65
29 29.19 2.79
32 31.09 2.84

b. Akurasi
Perhitungan akurasi secara teoritis adalah sebagai berikut :
%
= 100% %

Manual Praktek accuracy%


5 4.82 96.31
8 7.81 97.97
11 10.58 96.19
14 13.45 96.08
17 16.45 96.77
20 19.37 96.85
23 22.32 97.05
26 25.23 97.35
29 29.19 97.21
32 31.09 97.16
c. Presisi
Perhitungan Presisi secara teori adalah sebagai berikut :

= 1 [
]

: =
=

Manual Praktek presisi


5 4.82 0.98
8 7.81 0.99
11 10.58 0.99
14 13.45 0.99
17 16.45 0.99
20 19.37 0.99
23 22.32 0.99
26 25.23 0.99
29 29.19 0.98
32 31.09 0.99

Hasil presisi adalah derajat konsistensi nilai output, jadi konsistensi dari nilai output
yang stabil akan menfapat nilai presisi yang baik.
d. Liniearitas
35
30
Sensor 25
20
15
10
5
0
5 8 11 14 17 20 23 26 29 32
Manual

Gambar 10. Grafik Linearitas


Perhitungan Liniearitas secara teori adalah sebagai berikut :
Oideal = KI + a

K =

K= kemiringan Garis
a = Omin K Imin
a = zero bias
Jadi, O ideal = 0.87I + 0.5
Karakteristik dari potensiometer sebagai sensor sudut mengalami linieritas,
meskipun tidak adana nilai yang naik turun.

e. Sensitivitas
Perubahan output dibandingkan perubahan input satu satuan . Secara matematis,

Sensitivitas menyatakan Rasio . Pada limit menuju nol, rasio tersebut menjadi


turunan , yaitu laju perubahan O terhadap I. Untuk Elemen Linieritas,

Sensitivitas sama dengan kemiringan atau gradien garis K. Jadi , Sensitivas dari
sensor ultrasonik adalah 0.55
BAB V
SIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Terciptanya prototype sebagai sensor ultrasonik yang digunakan untuk mengukur
level air. Didalam prototype terdiri dari 5 komponen utama yaitu Modul sensor
Ultrasonik , Arduino UNO , Relay , LCD 16x2 dan IC ULN2003.
b. Adapun karakteristik dari prototype sebagai sensor ultrasonik pada water level
control adalah error 2,03%, akurasi 97,97 % presisi 1.6, linieritas 0.87I + 0.5,
dan sensitivitas 0,56

5.2 Keterbatasan
Keterbatasan dari proyek ini adalah :
a. Proyek ini tidak bekerja maksimal apabila tempat penampugan air ditutup maka
gelombang ultrasonik tidak bekerja sehingga membuat perangat ini error
b. Poyek ini masih menggunakan box plastik dan tidak ada pengaman dari sensor
sehingga rawan apabila terkena air.

5.3 Saran
Untuk memperbaiki kinerja dari prototype Water Level Control berbasis
arduino dengan sensor ultrasonik dan pengembangan lebih lanjut disarankan :
a. Penggunaan sensor ultrasonik dengan jangkauan sesuai kebutuhan serta resolusi
yang rendah.
b. Peletakan alat pada tandon diberi celah untuk meminimalisir error karena
gelombang .
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Arduino UNO R3 .http://buaya-instrument.com/arduino-uno-r3-0601030


005.html . Diakses pada tanggal 24 Desember 2016.
Atama, D. 2011. Analog Input dan Output pada Arduino . http://dendiatama.blogspot.co.
id/2011/09/ analog-input-dan -output- pada-arduino.html. Diakses pada tanggal 24
Desember 2016.

Texas, I. 2016. ULN2003A (ACTIVE) High-Voltage, High-Current Darlington

TransistorArrays.http://www.ti.com/product/ULN2003A. Diakses pada tanggal

27 Desember 2016.

Marian, P. 2016. HC-SR04 Datasheet. http://www.electroschematics.com/8902/hc-

sr04-datasheet/ . Diakses pada tanggal 27 Desember 2016.

Hendri, H. 2013 Pengenalan Arduino UNO . http://belajar-dasar-pemrograman.blogspot.


co.id/2013/03/arduino-uno.html. Diakses pada tanggal 30 November 2016.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai