Anda di halaman 1dari 9

NAMA : NURSANIAH GULTOM

NIM : 4122131011

KELAS : KIMIA DIK A 2012

INDEKS BIAS PRISMA DAN KACA PLAN PARALEL

Benda optik adalah benda gelap yang meneruskan hampir seluruh cahaya yang
mengenainya. Contoh benda optik yang istimewa adalah kaca planpararel, prisma, dan lensa.

Prisma

Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila seberkas sinar
datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan
dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar tersebut akan
dibiaskan menjauhi garis normal.

Kita dapatkan persamaan sudut puncak prisma,

= sudut puncak atau sudut pembias prisma

r1 = sudut bias saat berkas sinar memasuki bidang batas udara-prisma

i2 = sudut datang saat berkas sinar memasuki bidang batas prisma-udara

Secara otomatis persamaan di atas dapat digunakan untuk mencari besarnya bila besar sudut
pembias prisma diketahui. Persamaan sudut deviasi prisma :
Keterangan :

D = sudut deviasi ;

i1 = sudut datang pada bidang batas pertama ;

r2 = sudut bias pada bidang batas kedua berkas sinar keluar dari prisma ;

= sudut puncak atau sudut pembias prisma

Hasilnya disajikan dalam bentuk grafik hubungan antara sudut deviasi (D) dan sudut datang
pertama i1 :

dalam grafik terlihat devisiasi minimum terjadi saat i1 = r2

Persamaan deviasi minimum :

a. Bila sudut pembias lebih dari 15

Keterangan :

n1 = indeks bias medium ;

n2 = indeks bias prisma ;

Dm = deviasi minimum ;

= sudut pembias prisma


b. Bila sudut pembias kurang dari 15

Keterangan:

= deviasi minimum untuk b = 15 ;

n2-1 = indeks bias relatif prisma terhadap medium ;

= sudut pembias prisma

c. Pembiasan pada bidang lengkung

Keterangan :

n1 = indeks bias medium di sekitar permukaan lengkung ;

n2 = indeks bias permukaan lengkung

s = jarak benda ;

s = jarak bayangan

R = jari-jari kelengkungan permukaan lengkung

Seperti pada pemantulan cahaya, pada pembiasan cahaya juga ada perjanjian tanda berkaitan
dengan persamaan-persamaan pada permukaan lengkung seperti dijelaskan dalam tabel berikut
ini :
kaca plan paralel

Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat
sejajar

Persamaan pergeseran sinar pada balok kaca :

Keterangan :

d = tebal balok kaca, (cm)

i = sudut datang, ()

r = sudut bias, ()

t = pergeseran cahaya, (cm)

Pembiasan Cahaya pada kaca plan paralel dan prisma

Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui
dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
a. mendekati garis normal
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika
cahaya merambat dari medium optik kurang rapat ke
medium optik lebih rapat, contohnya cahaya
merambat dari udara ke dalam air.
b. menjauhi garis normal
Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika
cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke
medium optik kurang rapat, contohnya cahaya
merambat dari dalam air ke udara.
Syarat-syarat terjadinya pembiasan :
1) cahaya melalui dua medium yang berbeda
kerapatan optiknya;
2) cahaya datang tidak tegaklurus terhadap bidang
batas (sudut datang lebih kecil dari 90O)
Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari diantaranya :
dasar kolam terlihat lebih dangkal bila dilihat dari atas.
kacamata minus (negatif) atau kacamata plus (positif) dapat membuat jelas
pandangan bagi penderita rabun jauh atau rabun dekat karena adanya pembiasan.
terjadinya pelangi setelah turun hujan.

1. Indeks Bias
Pembiasan cahaya dapat terjadi dikarenakan perbedaan laju cahaya pada kedua
medium. Laju cahaya pada medium yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju
cahaya pada medium yang kurang rapat. Menurut Christian Huygens (1629-1695) :
Perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat
dinamakan indeks bias.

Table indek bias beberapa zat


Medium n=c/v
Udara haampa 1,0000
Udara (pada STP) 1,0003
Air 1,333
Es 1,31
Alcohol Etil 1,36
Gliserol 1,48

Secara matematis dapat dirumuskan :


c
n
v
dimana :
- n = indeks bias
- c = laju cahaya dalam ruang hampa ( 3 x 108 m/s)
- v = laju cahaya dalam zat
Indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1
(artinya, n 1), dan nilainya untuk beberapa
zat.
2. Hukum Snell
Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell (1591 1626)
melakukan eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias.
Hasil eksperimen ini dikenal dengan nama hukum Snell yang berbunyi :
- sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
- hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap dan
disebut indeks bias.
Konsep dasar pembiasan cahaya adalah Hukum Snellius yang terbagi menjadi dua yaitu:
1. Hukum I Snellius berbunyi Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak
pada satu bidang datar.
2. Hukum II Snellius berbunyi Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke
medium lebih rapat (misalnya: dari udara ke air atau dari udra ke kaca), maka sinar di
belokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat
ke medium kurang rapat maka sinar di belokkan menjauhi garis normal.
Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya, sebagian cahaya datang
dipantulkan pada perbatasan. Sisanya lewat ke medium yang baru. Jika seberkas cahaya datang
membentuk sudut terhadap permukaan (bukan hanya tegak lurus), berkas tersebut dibelokkan
pada waktu memasuki medium yang baru. Pembelokan ini disebut Pembiasan.

Sudut bias bergantung pada laju cahaya kedua media dan pada sudut datang. Hubungan
analitis antara 1 dan 2 ditemukan secara eksperimental pada sekitar tahun 1621 oleh Willebrord
Snell (1591-1626). Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Snell dan dituliskan:

n1 sin 1 = n2 sin 2

1 adalah sudut dating, dan 2 adalah sudut bias (keduanya diukur terhadap garis yang
tegak lurus permukaan antara kedua media). n1 dan n2 adalah indeks-indeks bias materi tersebut.
Berkas-berkas datang dan bias berada pada bidang yang sama, yang juga termasuk garis tegak
lurus terhadap permukaan. Hukum Snell merupakan dasar Hukum pembiasan.
Jelas dari hukum Snell bahwa jika n2 > n1, maka 2 > 1, artinya jika cahaya
memasuki medium dimana n lebih besar (dan lajunya lebih kecil), maka berkas cahaya
dibelokkan menuju normal. Dan jika n2 > n1, maka 2 > 1, sehingga berkas dibelokkan menjauhi
normal

3. Sudut kritis
Yaitu sudut datang yang menhhasilkan sudut bias 900
Sin ik = n2 / n1

4. Pemantulan sempurna
Syarat : 1. Sinar dari medium rapat ke renggang
2. sudut datang > sudut kritis

5. Pembiasan pada kaca plan parallel


Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua
sisinya dibuat sejajar .
Pada saat sinar memasuki kaca :
Sinar datang ( i ) dari udara (medium renggang) ke kaca (medium rapat) maka akan
dibiaskan ( r ) mendekati garis normal ( N ).
Pada saat sinar keluar dari kaca:
Sinar datang ( i' ) dari udara (medium renggang) ke kaca (medium rapat) maka akan
dibiaskan ( r' ) menjauhi garis normal ( N )

sin i sin i ' sin (i r )


n i r ' xd
sin r sin r ' cos r

d = ketebalan kaca plan paralel


X = jarak pergeseran sinar
6. Pembiasan Cahaya pada Prisma
Bahan bening yang dibatasi oleh dua
bidang permukaan yang bersudut disebut
N1 N2
sudut prisma.
i1 r2 deviasi
i2 Besarnya sudut antara kedua permukaan
Q r1 R
P
S itu disebut sudut pembias ().
Apabila seberkas cahaya masuk pada
salah satu permukaan prisma, cahaya akan
dibiaskan dari permukaan prisma lainnya.
Karena adanya dua kali pembiasan, maka
pada prisma terbentuklah sudut
penyimpangan yang disebut sudut deviasi.
Sudut deviasi adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan cahaya
datang dengan perpanjangan cahaya bias yang meninggalkan prisma.
P, Q, R, dan S menyatakan jalannya cahaya dari udara masuk ke dalam prisma kemudian
meninggalkan prisma lagi.
Persamaan yang berlaku :
r1 i2
i1 r2
Deviasi minimum terjadi jika i1 = r2, pada deviasi minimum berlaku :
Sudut pembias prisma () > 100
m
n1 sin n2 sin
2 2
< 100
m n2 n1
DAFTAR PUSTAKA

http://imanyuliyanto.blogspot.com/2012/09/laporan-praktikum-pembiasan-cahaya-
pada.html
http://desyaryani.wordpress.com/2011/11/21/pembiasan-cahaya-pada-prisma-dan-kaca-
plan-paralel/

http://mafia.mafiaol.com/2013/02/pembiasan-pada-kaca-planparalel-dan.html

http://modulfisika.blogspot.com/2013/03/kelas-viii-pembiasan-pada-kaca-plan.html

Anda mungkin juga menyukai