Anda di halaman 1dari 3

Masuknya agama Hindu ke Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar, misalnya

berakhirnya jaman prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke dalam kehidupan beragama
yang memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan kitab Suci Veda dan juga munculnya kerajaan yang
mengatur kehidupan suatu wilayah. Beberapa kerajaan Hindu kuno Nusantara yang menonjol
adalah Mataram, yang terkenal karena membangun Candi Prambanan yang megah, diikuti oleh
Kerajaan Kediri dan Singhasari.

Praktisi Agama Hindu Dharma di Indonesia sama-sama berbagi banyak keyakinan Hindu yang
umum seperti sebuah keyakinan tentang Trimurti, yang terdiri dari :
Brahma, sebagai sang pencipta
Vishnu atau Wisnu, sebagai sang pemelihara
iwa atau Siwa, sebagai sang pelebur (kadang pula perusak/penghancur)
Kitab suci yang ditemukan di Agama Hindu Dharma adalah Weda. Kitab ini adalah dasar agama
Hindu Bali.

Salah satu perhatian yang utama tentang kepantasan dalam agama Hindu adalah konsep kemurnian
ritual. Corak penting lain yang membedakan, yang secara tradisional membantu menjaga
kemurnian ritual, adalah pembagian masyarakat ke dalam kelompok-kelompok pekerjaan
tradisional, atau "varna" agama Hindu: Brahmana (pendeta), Kshatriya (penguasa-prajurit,
"satriya" atau "Deva" dalam bahasa Indonesia) , Vaishya (pedagang-petani, "waisya" dalam bahasa
Indonesia) , dan Shudra (jelata-buruh, "sudra" dalam bahasa Indonesia). Seperti Islam dan Buddha,
agama Hindu di Nusantara juga telah sangat dimodifikasi karena menyesuaikan dengan
masyarakat Nusantara.

Pemerintah Indonesia telah mengakui Hindu sebagai salah satu dari enam agama monoteistik
resmi, bersama dengan Islam, Protestan, Katolik, Buddha, Hindu atau Konghucu). Namun
pemerintah Indonesia tidak mengakui sistem kepercayaan suku adat sebagai agama resmi.
Akibatnya, pengikut berbagai agama animisme asli seperti Dayak Kaharingan telah
mengidentifikasikan diri mereka sebagai Hindu untuk menghindari tekanan untuk masuk Islam
atau Kristen.
secara intrisik-normatif dalam Hindu toleransi bagi pemeluk keyakinan yang berbeda bukanlah
kategori yang produktif untuk diwacanakan setidaknya bagi kalangan internal. Perkembangan
antara Hindu sebagai filsafat dan agama senantiasa pararel dalam menguji persoalan-persoalan
tentang hakekat Tuhan, akhir kehidupan dan hubungan individu dengan spirit universalistik.
Artinya, fungsi kritis filsafat pada tahapnya yang paling awal dengan refleksi rasional senantiasa
mengoreksi keyakinan yang memandang Hindu sebagai agama, sehingga Hindu itu sendiri sulit
dikatakan sebagai aturan-aturan yang dogmatis.

Persoalan yang menyangkut peran generasi muda Hindu dalam menjaga kerukunan umat
beragama dengan demikian bukanlah persoalan yang menyangkut segi-segi normatif kehinduan
tetapi menyangkut persoalan hubungan komunitas Hindu dengan komunitas agama lain yang
hidup dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selama agama-agama itu masih berpegang pada klaimnya itu, yaitu sebagai agama yang
menyajikan sistem nilai yang lengkap bagi seluruh kehidupan dan semua orang, tidak ada
kemungkinan untuk menerima atau mengorbankan klaim yang sama dari agama lain. Singkat kata,
peran generasi Muda Hindu dalam menjaga kehidupan umat beragama adalah persoalan
nasionalisme demi kesatuan dan persatuan, demi kemaslatan hidup dalam negara-bangsa. Bisa
juga disebut dharma Negara.

Dalam konteks sejarah perjalanan bangsa, kerusuhan antar pemeluk agama analog dengan virus
yang tinggal dalam pembuluh darah pada 'tubuh' kerukunan hidup umat beragama. Dia akan
muncul saat tubuh lemah, stamina menurun. Kemunculan virus inilah yang menjadikan tubuh
menjadi sakit atau dalam terminologi sosiologis desintegrasi. Oleh karenanya rumusan persoalan
bisa disederhanakan : peran apa yang bisa diambil generasi muda Hindu dalam menjaga 'tubuh'
kehidupan kerukunan umat beragama agar senantiasa selalu mempunyai stamina yang bagus,
sehingga desintegrasi dapat dispekulasikan dan diminimalkan biaya sosial yang ditimbulkan.

Pancasila dipandang sebagai sintesis koheren terhadap dua pilihan yang sama-sama berpostur
raksasa dan universal. Selain itu Pancasila juga dipandang memberikan jalan keluar yang
pragmatis dari situasi yang dilematis waktu itu, menyebutkan bahwa kunci yang amat menentukan
pada waktu itu adalah perumusan sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Inilah yang menjadikan
Pancasila unik, atau paling sedikit khas.

Pancasila memenuhi aspirasi kelompok yang pertama dalam arti bahwa Indonesia merdeka
bukanlah negara sekuler, sekaligus memenuhi aspirasi kelompok yang lain, yaitu Indonesia
bukanlah sebuah negara agama. Secara positif ini berarti, persatuan dan kesatuan diutamakan dan
dikedepankan.

Dalam agama Hindu diafirmasi hubungan yang erat antara setiap agama dan budayanya sendiri.
Agama dan budaya memperbarui diri dan mengembangkan dirinya sendiri melalui penafsiran yang
penyesuaian timbal-balik. Dengan kata lain sikap orang Hindu adalah sikap kesetiakawanan
positif, bukan toleransi negatif. Karenanya ini berkaitan dengan orientasi yang hendak dicapai
dalam agama Hindu, yaitu sikap rohani yang terus-menerus berusaha menuju kesempurnaan dan
kebenaran yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai