Anda di halaman 1dari 13

KOTA TEBING TINGGI DALAM SISTEM

KETAHANAN NASIONAL NEGARA


KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Oleh
Ir. H. UMAR ZUNAIDI HASIBUAN, MM
(Walikota Tebing Tinggi)

Disampaikan pada
Kunjungan Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN)
PPRA LVI Tahun 2017 Lemhannas Republik Indonesia
ke Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara
Selasa, 18 Juli 2017

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI


KOTA TEBING TINGGI DALAM SISTEM KETAHANAN NASIONAL
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Oleh :
Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM
(WalikotaTebing Tinggi)

PENDAHULUAN

Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang


terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan
bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang dating dari
dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang
mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan Negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan
nasional. Oleh sebab itu, ketahanan nasional harus senantiasa dibina sepanjang
masa agar kelangsungan hidup suatu bangsa atau negara terjamin. Ketahanan
nasional perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Atau dengan kata lain, makin
tinggi tingkat ketahanan nasional suatu bangsa, semakin kuatlah posisi bangsa
tersebut baik ke luar maupun ke dalam.
Sebagai sebuah sistem, system ketahanan nasional sudah tentu terdiri
dari berbagai sub sub system yang sangat berpengaruh. Salah sub sistem yang
memiliki pengaruh besar dalam system ketahanan nasional adalah Pemerintah
Daerah, apakah itu Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten /
Kota. Dengan demikian, Kota Tebing Tinggi sebagai salah satu daerah otonom
yang ada di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tentu akan
memiliki peran dalam menjaga, membina dan memilihara Sistem Ketahanan
Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Unsur-unsur kekuatan nasional di Indonesia diistilahkan dengan gatra
dalam ketahanan nasional Indonesia. Pemikiran tentang gatra dalam ketahanan
nasional dirumuskan dan dikembangkan oleh Lemhannas. Unsur-unsur
kekuatan nasional Indonesia dikenal dengan nama Astagatra yang terdiri atas
Trigatra dan Pancagatra.

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI


A. PENDEKATAN KETAHANAN NASIONAL DI KOTA TEBING TINGGI
Untuk menjaga, membina dan memilihara Sistem Ketahanan Nasional
Negara Kesatuan Republik Indonesia di Kota Tebing Tinggi dilakukan melalui
pendekatan dari unsur unsure kekuatan nasional. Unsur-unsur kekuatan
nasional di Indonesia diistilahkan dengan gatra dalam ketahanan nasional
Indonesia. Pemikiran tentang gatra dalam ketahanan nasional dirumuskan dan
dikembangkan oleh Lemhanas. Unsur-unsur kekuatan nasional Indonesia
dikenal dengan nama Astagatra yang terdiri atas Trigatra (aspek alamiah yang
meliputi wilayah, sumber daya alam, serta penduduk), dan Pancagatra (aspek
sosial yang terdiri atas ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan).
Pendekatan Astagtra di Kota Tebing Tinggi dilakukan melalui aspek
aspek pembinaan sebagai berikut :
1. Gatra Wilayah
Kota Tebing Tinggi adalah salah satu Daerah Otonom yang ada di
Provinsi Sumatera Utara, terletak di bagian timur Sumatera Utara dengan
jarak orbitasi dengan Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi sekitar 82 km,
dan tersedianya prasarana dan sarana perhubungan yang baik dan lancar.
Kota Tebing Tinggi juga terletak pada jalur lintas Sumatera yang
menghubungkan Kota Medan dengan IbukotaIbukota Provinsi lain yang ada
di bagian selatan Pulau Sumatera (Padang, Pekan Baru, Jambi, Palembang,
Bengkulu dan Bandar Lampung). Selain itu jalur lintas Sumatera yang
melintasi Kota Tebing Tinggi adalah jalur lintas dari Kota Medan menuju Kota
Turis Parapat. Kota Tebing Tinggi juga merupakan titik temu jalur lintas
timur Sumatera dengan jalur lintas tengah dan barat Sumatera. Posisi Kota
Tebing Tinggi yang berada pada titik pertemuan kedua jalur utama Pulau
Sumatera ini menjadi Kota Tebing Tinggi pada posisi yang sangat strategis.
Kota Tebing Tinggi terletak diantara 30 16 38,66 LU - 30 22 39,89 LU
dan 990 26 56,35 BT - 990 11 32,96 BT dengan batas batas :
Sebelah Utara dengan PTPN III Kebun Rambutan Kecamatan Tebing Tinggi,
Kabupaten Serdang Bedagai.
Sebelah Selatan dengan PTPN IV Kebun Pabatu dan Perkebunan Paya
Pinang Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai.
Sebelah Timur dengan PT. Socfindo Tanah Besi dan PTPN III Kebun
Rambutan Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai.
Sebelah Barat dengan PTPN III Kebun Bandar Bejambu Kecamatan Tebing
Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai.
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI
a. Luas Wilayah
Secara administratif Kota Tebing Tinggi dibagi menjadi 5 (lima)
Kecamatan dengan 35 (tiga puluh lima) Kelurahan, dengan luas wilayah
38,438 km2 serta berjarak sekitar 82 km dari Kota Medan (ibukota Provinsi
Sumatera Utara) Luas Kecamatan dan Kelurahan se-Kota Tebing Tinggi
dapat dilihat pada tabel berikut :

Luas Kecamatan dan Kelurahan se-Kota Tebing Tinggi

Rasio
Rasio
terhadap
Luas terhadap
Kecamatan Kelurahan Luas Kota
(Km) Luas
Tebing
Kecamatan
Tinggi
1. Padang Hilir 11,441 100,00 29,76
1. Tebing Tinggi 3,5738 31,24 9,30
2. Damar sari 0,9762 8,53 2,54
3. Tambangan 1,3734 12,00 3,57
4. Tambangan Hulu 2,3916 20,90 6,22
5. Satria 0,5890 5,15 1,53
6. Bagelen 1,9123 16,72 4,97
7. Deblot Sundoro 0,6247 5,46 1,63

2. Padang Hulu 8,511 100,00 22,14


1. Pabatu 1,1633 13,67 3,03
2. Padang Merbau 1,4967 17,59 3,89
3. Bandar Sono 1,3970 16,41 3,63
4. Persiakan 0,9020 10,60 2,35
5. Tualang 1,1320 13,30 2,95
6. Lubuk Baru 1,4011 16,46 3,64
7. Lubuk Raya 1,0189 11,97 2,65

3. Rambutan 5,935 100,00 15,44


1. Tanjung Marulak 0,4819 0,081 1,26

2. Tanjung Marulak 0,6531 0,110 1,70


Hilir
3. Rantau Laban 0,1163 0,019 0,30
4. Mekar Sentosa 0,8817 0,148 2,30
5. Lalang 0,8970 0,151 2,33
6. Sri Padang 0,6130 0,103 1,59
7. Karya Jaya 2,2920 0,386 5,96

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI


4. Bajenis 9,078 100,00 23,62
1. Bulian 1,5010 16,53 3,91
2. Bandar Sakti 0,7810 8,60 2,03
3. Pinang Mancung 1,2683 13,97 3,30
4. Teluk Karang 0,3617 3,98 0.94
5. Pelita 1,2960 14,28 3,37
6. Berohol 2,4660 27,17 6,42
7. Durian 1,4040 15,47 3,65
5. Tebing Tinggi 3,473 100,00 9,04
Kota
1. Pasar Gambir 0,3340 9,62 0,87
2. Badak Bejuang 0,4330 12,47 1,13
3. Pasar Baru 0,2820 8,12 0,73
4. Bandar Utama 0,9800 28,22 2,55
5. Rambung 0,7220 20,79 1,88
6. Tebing Tinggi 0,4800 13,82 1,25
Lama
7. Mandailing 0,2420 6,97 0,63
Kota Tebing Tinggi 38,438 100,00

Umumnya pola penggunaan lahan di Kota Tebing Tinggi


membentuk pola consentric, dimana aktifitas masyarakat dan penggunaan
lahan umumnya berada di daerah pusat kota. Selain itu, juga pola
penggunaan lahan mengikuti pola pengembangan jaringan utilitas (jalan).
Meskipun secara administratif Tebing Tinggi merupakan daerah kota,
namun penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian masih merupakan
yang terbesar dibandingkan jenis-jenis penggunaan lahan lainnya. Dalam
tabel berikut disajikan data luas lahan Kota Tebing Tinggi berdasarkan
penggunaannya.

Luas Kota Tebing Tinggi menurut Penggunaannya Tahun 2016


Luas Lahan
No. Jenis Penggunaan
ha %
1. Permukiman 1.389,91 36
2. Sarana Sosekbud 241,78 6
3. Perhubungan (Jalan Umum dan - -
Kereta Api)
4. Pertanian (sawah, 2.954,96 51
tegalan/kebun)
5. Industri 22,68 0,6
6. Semak Belukar 133,76 3,48
7. Lain-lain (termasuk rawa-rawa) 100,71 2,62
Jumlah 3.843,8 100,00
Sumber : Tebing Tinggi dalam Angka Tahun 2016

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI


PETA KOTA TEBING TINGGI

b. Tofografi
Berdasarkan letak geografisnya Kota Tebing Tinggi beriklim tropis.
Ketinggian 26 - 34 meter dpl (diatas permukaan laut) dengan topografi
mendatar 0 2 % dan bergelombang 2 15 %. Temperatur udara di kota
ini relatif cukup panas yaitu berkisar berkisar 250 320 C. Sebagaimana
kota di Sumatera Utara, Kota Tebing Tinggi mempunyai dua musim,
penghujan dan kemarau dengan jumlah curah hujan sepanjang tahun
rata-rata 1.776 mm/tahun dengan kelembaban udara 80 % - 90 %.
Sungai Padang merupakan sungai utama yang melintasi Kota
Tebing Tinggi sepanjang 2.150 m dengan lebar 65 m. Sungai besar
lainnya adalah Sungai Bahilang, Sungai Kelembah dan Sungai Sibarau.
Sedangkan sungai-sungai kecil yang berada di wilayah Kota yaitu Sungai
Segiling, Sungai Sibangauan, Sungai Mandaris, Sungai Sarimah, dan
Sungai Martebing. Sungai-sungai tersebut mempunyai pola aliran ke arah
utara dan timur laut. Adapun kawasan yang rawan genangan air/ banjir di
Kota Tebing Tinggi berada di Kelurahan Bandar Utama, Bandar Sakti,
Persiakan, Tualang, Bandar Sono dan Mandailing,

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI


Secara geografis Kota Tebing Tinggi berada di antara 30 19l sampai
dengan 30 21l lintang utara dan di antara 980 11l sampai dengan 980 21l
bujurtimur, dengan batas wilayah administrasi Kota Tebing Tinggi
seluruhnya berbatasan dengan wilayah administrasi Kabupaten Serdang
Bedagai. Luas wilayah administrasi Kota Tebing Tinggi sama dengan luas
lahannya, yaitu seluas 3.843,80 ha (38,438 km2), yang hamper
keseluruhan luas wilayah Kota Tebing Tinggi telah dipergunakan,
terkecuali beberapa hektar merupakan semak belukar dan rawa-rawa
yang masih memerlukan penangan lebih lanjut. Luas wilayah administrasi
Kota Tebing Tinggi ini dibagi atas 5 (lima) Kecamatan dan 35 (tigapuluh
lima) Kelurahan dimana masing masing Kecamatan terdiri dari 7 (tujuh)
Kelurahan.

2. Gatra Sumber Daya Alam


Kota Tebing Tinggi dengan luas wilayah yang sangat kecil, memiliki
sumber daya alam yang sangat kecil. Kota Tebing Tinggi tidak memiliki sumber
daya alam yang bersumber dari pertambangan. Satu satunya sumber daya
alam yang dimiliki Kota Tebing Tinggi hanya sumber daya air, yaitu sungai dan
air bawah tanah.
Minimnya sumber daya alam ini memacu Pemerintah Kota Tebing
Tinggi untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan potensi sumber daya
lainnya.

3. Gatra Penduduk
Kota Tebing Tinggi yang memiliki luas wilayah sebesar 38,438 km2 atau
3.843,80 ha, memiliki jumlah penduduk sebanyak 172.999 jiwa yang terdiri dari
86.414 jiwa laki-laki dan 86.585 jiwa perempuan, yang tersebar pada 5
kecamatan dan 35 kelurahan, sebagai berikut :

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH


KECAMATAN LAKI- KEPALA
PEREMPUAN JUMLAH
LAKI KELUARGA
Padang Hulu 16.520 16.646 33.166 9.427
Rambutan 18.603 18.638 37.241 10.267
Padang Hilir 18.759 18.455 37.214 10.342
Bajenis 19.259 18.102 38.361 10.578
Tebing Tinggi Kota 13.273 13.744 27.017 7.679
JUMLAH KOTA
86.414 86.585 172.999 48.293
TEBING TINGGI
Sumber : Disdukcapil Kota Tebing Tinggi Semester I Tahun 2017
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI
Pertumbuhan penduduk Kota Tebing Tinggi selama 10 tahun terakhir
(2005-2015) adalah rata-rata 0,78 % per-tahun. Pertumbuhan penduduk yang
terjadi di Kota Tebing Tinggi, disebabkan oleh faktor kelahiran
(fertilitas/natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan (migrasi) penduduk.

4. Gatra Ideologi
Berdasarkan data yang ada bahwa saat ini di Kota Tebing Tinggi sudah
tidak ada lagi yang membawa ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Keberadaan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI) di Kota
Tebing Tinggi tidak memiliki pengaruh yang berarti. HTI di Kota Tebing Tinggi
tidak terdaftar pada Badan Kesbangpol Kota Tebing Tinggi sebagai organisasi
masyarakat. Sedangkan FPI, masa kepengurusannya saat ini sudah berakhir.
Aksi unjuk rasa gabungan HTI dan FPI yang dilakukan dalam kasus Ahok hanya
dilakukan 2 kali dengan melibatkan 20 30 orang peserta aksi, itupun dengan
melibatkan anggota HTI dan FPI dari luar Kota Tebing Tinggi.
Terkait dengan aliran sesat, di Kota Tebing Tinggi saat ini masih terdapat
Jamaah Ahmadiyah yang tidak berkembang jumlah pengikutnya. Selain itu,
pernah ada aliran Sekte Api Roh Kudus. Berkat kerja keras dalam pembinaan
dilakukan oleh Badan Koodinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat
(BAKORPAKEM) yang diketuai oleh Kepala Kejaksaan Negeri Kota Tebing Tinggi,
aliran tidak dapat berkembang karena dipersempit ruang geraknya dan terus
diajak untuk kembali kepada ajaran agama masing masing. Bakorpakem Kota
Tebing Tinggi saat ini merupakan Bakorpakem yang terbaik di Sumatera Utara,
hal dibuktikan dengan keberhasilannya dalam menyadarkan pengikut aliran
sesat untuk yang kembali ke ajaran agamanya masing masing.

5. Gatra Politik
Kehidupan politik lokal berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dari
Pemilihan Legislatif, Pemilihan Presiden, Pemilihan Gubernur, dan Pemilihan
Walikota berjalan dengan sukses, aman dan kondusif dengan tingkat partisipasi
masyarakat yang baik dengan tingkat partisipasi pada Pemilihan Legislatif
sebesar 70,30 %, Pemilihan Presiden sebesar 62,32 %, Pemilihan Gubernur
sebesar 60,37 %, dan Pemilihan Walikota Tahun 2017 yang lalu sebesar 55,80
%. Kasus kasus dan perselisihan tokoh politik di tingkat pusat hanya
berpengaruh pada internal organisasi politik yang bersangkutan, tidak
berpengaruh pada kehidupan politik lokal di masyarakat.

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI


6. Gatra Ekonomi
Pembangunan ekonomi daerah merupakan hal mutlak yang harus
dilaksanakan setiap daerah, mengingat kemajuan suatu daerah sangat
tergantung dari kondisi perekonomiannya. Secara umum perekonomian
daerah yang maju diindikasikan dari dua hal, yaitu: 1) terjadi peningkatan
pendapatan ekonomi daerah, dan; 2) adanya peningkatan kesejahteraan
masyarakat dari pertumbuhan ekonomi tersebut.
Pendapatan ekonomi daerah atau yang biasa disebut Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) adalah semua barang dan jasa sebagai hasil dari
kegiatan ekonomi yang beroperasi di suatu daerah tanpa memperhatikan
apakah faktor produksinya berasal atau dimiliki oleh penduduk luar daerah
tersebut. Meningkatnya pendapatan ekonomi daerah mencerminkan adanya
peningkatan aktivitas ekonomi di daerah tersebut. Karena merupakan aspek
yang sangat penting, PDRB selalu digunakan sebagai indikator untuk
mengukur prestasi atau kinerja pembangunan. Dalam konteks pengukuran
kinerja pembangunan, peningkatan jumlah PDRB atau pertumbuhan PDRB
dari tahun ke tahun merupakan tujuan yang dikehendaki, sebaliknya
penurunan jumlah PDRB atau bahkan perlambatan pertumbuhan PDRB
merupakan hal yang tidak dikehendaki. Oleh karena itu kebijakan yang
selalu dilakukah oleh masing-masing daerah adalah bagaimana mendorong
peningkatan PDRB yang berarti mendorong aktivitas dan produktivitas
pelaku-pelaku ekonomi di daerah tersebut.
Dalam bidang ekspor non migas, Kota Tebing Tinggi belum ada menerima
kontribusi eksport hasil perkebunan. Saat ini ada 3 (tiga) perusahan besar
pengolahan karet yang ada di Kota Tebing Tinggi (PT. Adei, PT Batanghari
dan PT Daermex), dimana karet sebagai bahan bakunya dipasok dari daerah
Sumatera Utara dan juga luar Sumatera Utara, dan produksinya sudah
diekspor ke luar negeri.
Dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan, Pemerintah Kota Tebing
Tinggi memiliki program penguatan ekonomi dengan memanfaatkan
lingkungan dan memberdayakan masyarakat untuk berkreasi dan berinovasi
melalui berbagai kegiatan, antara lain :

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI


Urban Farming, dimana masyarakat memanfaatkan halaman rumahnya
untuk menanam sayuran dan buah-buahan dalam pot untuk dikonsumsi
sendiri serta dijual ke pasar.
Pengembangan industri rumah tangga dengan berbagai kreasi kerajinan
rumah tangga, serta UMKM lainnya.

Hasil dari program ini adalah dapat mengendalikan inflasi di Kota


Tebing Tinggi. Dalam 2 (dua) tahun terakhir ini Kota Tebing Tinggi
merupakan yang terbaik di wilayah Sumatera dalam pengendalian inflasi.
Kecilnya luas wilayah dan potensi sumber daya alam di Kota Tebing
Tinggi, maka untuk terus maju dan berkembang Kota Tebing Tinggi
mengandalkan sektor perdagangan dan jasa. Dengan disiapkannya fasilitas
pasar yang berskala lokal dan regional serta fasilitas kegiatan MICE (metting,
Incentive, Convention, dan Exibition) dan kemudahan kemudahan bagi
para investor di Kota Tebing Tinggi akan menjadi Kota Pedagangan dan Jasa.

Distribusi PDRB Kota Tebing Tinggi Atas Dasar Harga


BerlakuMenurut Lapangan Usaha Tahun 2016 (Persen)

Lapangan Usaha 2016

1. Pertanian 1.39
2. Pertambangan dan penggalian 0.17
3. Industri Pengolahan 14.97
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.13
5. Bangunan 21.6
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 24.49
7. Pengangkutan dan Komunikasi 9.84
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 5.96
9. Jasa-jasa 21.43
PDRB 100,00

Sumber : PDRB Kota Tebing Tinggi Tahun 2016

Dalam kaitannya dengan program pembangunan strategis nasional,


Pembangunan jalan tol Kuala Namu-Tebing Tinggi serta rencana jalan tol
menuju Daerah Tujuan Wisata (DTW) Internasional Danau Toba, Pelabuhan
Internasional Kuala Tanjung, dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei.
Mangke sangat menguntungkan dan merupakan potensi besar dalam
pertumbuhan perekonomian Kota Tebing Tinggi. Letak strategis Kota Tebing
Tinggi dalam pembangunan kawasan strategis nasional tersebut menjadi
Kota Tebing Tinggi sebagai daerah penyangga, terutama untuk Pelabuhan
Internasional Kuala Tanjung dan KEK Sei, Mangke.

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI


7. Gatra Sosial Budaya
Penduduk Kota Tebing Tinggi merupakan masyarakat heterogen yang
terdiri dari berbagai suku, etnis dan agama. Kehidupan sosial budaya
masyarakat di Kota Tebing Tinggi berjalan dengan baik dengan tingkat
toleransi yang tinggi. Penduduk Kota Tebing Tinggi yang mayoritas beragama
Islam (79,03 %) hidup rukun dan damai dengan penganut agama lainnya
seperti Kristen, Katholik, Budha, Konghu Cu, dan Hindu. Tidak pernah
konflik sosial antar umat beragama maut konflik sosial antar suku dan etnis
lainnya. Kasus A hok yang terjadi di Jakarta tidak berpengaruh dalam
kehidupan sosial masyarakat di Kota Tebing Tinggi.
Kebijakan Pemerintah Pusat saat ini yang dirasakan menjadi
permasalahan di Kota Tebing Tinggi, antara lain :

Rencana 5 hari sekolah (Full Day School) yang sempat diprogramkan


Pemerintah dinilai dapat mematikan madrasah-madrasah yang ada;
Penyerahan kewenangan pengelolaan SMA dan SMK ke Pemerintah
Provinsi dinilai kurang efektif mengingat akan jauh pengawasan dan
pengendalian dari Provinsi sampai ke SLTA yang ada di kecamatan
kecamatan.

8. Gatra Pertahanan Keamanan


Kondisi keamanan di Kota Tebing Tinggi pada unmumnya aman
terkendali dan kondisif. Kasus Narkoba, pencurian, dan copet adalah kasus
pidana yang muncul. Posisi Kota Tebing Tinggi sebagai daerah lintas trans
sumatera menjadikan Kota Tebing Tinggi rawan perlintasan dan peredaran
narkoba yang sangat membutuhkan penganganan yang terintegrasi dan
terstruktur secara regional maupun secara nasional.

PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian uraian di atas, maka dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut :
Kota Tebing Tinggi yang memiliki fungsi strategis baik dalam
letak/kedudukan secara goegrafis, maupun dalam program pembangunan
strategis nasional, memiliki luas wilayah dan sumber daya alam yang
sangat kecil.
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI
Keterbatasan luas wilayah dan sumber daya alam tersebut memdorong
Pemerintah Kota Tebing Tinggi untuk dapat berkreasi dan berinovasi
memanfaatkan dan meningkatkan potensi sumber daya lain. Fungsi
strategis pada Kota Tebing Tinggi menjadi potensi besar untuk menjadikan
Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa dan Perdagangan.
Dialihkannya beberapa kewenangan daerah Kabupaten/Kota menjadi
kewenangan Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat membuat
sulitnya Pemerintah Kabupaten/Kota untuk berkreasi dan berinovasi
sebagaimana tuntutan dalam implementasi otonomi daerah.

2. Saran
Berkenaan dengan kesimpulan di atas, maka pada kesempatan ini
kami sampaikan beberapa saran sebagai berikut:

Pemerintah Pusat kiranya dapat membantu dan memfasilitasi perluasan


wilayah Kota Tebing Tinggi dengan memasukkan 10 Desa di Wilayah
Kabupaten Serdang Bedagai menjadi wilayah administratif Kota Tebing
Tinggi.
Pemerintah Pusat kiranya berkenan merevisi regulasi terkait dengan
kewenangan daerah, dimana potensi yang sebenarnya lebih berdaya guna
dan berhasil guna dikelola Pemerintah Kabupaten/Kota agar dilimpahkan
menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota, seperti kewenangan
pengelolaan SLTA, pengelolaan terminal, pengelolaan sungai, dan potensi
lainnya yang ada di Daerah Kabupaten/Kota.

Tebing Tinggi, 18 Juli 2017

WALIKOTA TEBING TINGGI

Ir. H. UMAR ZUNAIDI HASIBUAN, MM

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI


TERTIB ACARA
KUNJUNGAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI (SSDN)
PPRA LVI TAHUN 2017 LEMHANNAS RI
DI KOTA TEBING TINGGI
Selasa, 18 Juli 2017
=======================================================

1. PEMBUKAAN : M C (Enni Suheni)

2. MENYANYIKAN LAGU INDONESIA RAYA : Dirigen (Ibu Tiamsah Sitorus)

3. PEMBACAAN DOA : Kakan Kemenag Tebing Tinggi

4. SAMBUTAN PIMPINAN ROMBONGAN : Marsda TNI Baskoro Alrianto, M.

Sc

5. PAPARAN WALIKOTA TEBING TINGGI : Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM

6. PAPARAN KETUA DPRD KOTA T.TINGGI : Mhd Yuridho Chap

7. TANYA JAWAB

8. PENYERAHAN CINDERA MATA

9. P E N U T U P : MC

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

Anda mungkin juga menyukai