2. Fisiologi
komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat
terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma
darah melalui glomerolus dengan reabsorbsi sejumlah zat terlarut dan air dalam
jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di
ekskresikan keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin. (Price
Ginjal mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri. Ginjal kemudian
akan mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah. Zat-zat yang di amibl dari
darah pun diubah menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan dialirkan ke
ureter. Setelah ureter, urin akan ditampung terlebih dahulu di kandung kemih.
maka urin yang ditampung dikandung kemh akan dikeluarkan lewat uretra
(Sherwood, 2011).
Tiga proses utama akan terjaid di nefron dalam pembentukan urin, yaitu
sejumlah cairan yang hampir bebas protein dari kapiler glomerolus ke kapsula
Bowman. Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali protein, du filtrasi secara bebas
sama dengan plasma. Awalnya zak akan di filtrasi secara bebas oleh kapiler
B. Defenisi
Gagal ginjal kromis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan
cukup lanjut. Hal ini apabila laju filtrasi glomerolus kurang dari 50ml/menit
1. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari tiga bulan, berupa kelainan
manifestasi:
a. Kelainan patologis
C. Etiologi
respon yang terjadi adalah penurunan fungsi ginjal secara progresif. Kondisi
b. Dyslipidemia
d. Preeklamsi
e. Obat-obatan
Faktor resiko GGK terdiri dari diabetes mellitus, berusia lebih dari lima
(Harrison, 2012).
D. Patofisiologi
mendasarinya. Namun, setelah itu proses yang terjadi adalah sama. Pada
2009). Tingginya tekanan darah juga menyebabkan GGK. Tekanan darah yang
tinggi menyebabkan perlukaan pada arteriol aferen ginjal sehingga dapat terjadi
Pada glomerolunefritis, saat antige dari luar memicu antibody spesifik dan
membentuk imun yang kompleks yang terdiri dari antigen, antibobi, dan sistem
Namun, proses kompensasi ini berlangsung singkat, yang akhirnya diikuti oleh
proses maladaptif berupa nekrosis nefron yang tersisa (Harrison, 2012). Proses
hiperfiltrasi, sklerosis, dan progresivitas dari nefron (Sudoyo, 2009). Hal ini di
Pada pasien GGK, terjadi peningkatan kadar air dan natrium dalam tubuh.
(Harrison, 2012). Rebsorbsi natrium akan menstimulasi osmosis air dari lumen
leukosit, dan protein (Harrison, 2012). Penurunan kadar protein dalam tubuh
10
2012).
E. Manifestasi Klinis
didalam darah, gangguan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa dalam
tubuh yang pada keadan lanjtu akan menyebabkan gangguan fungsi pada semua
F. Penatalaksanaan
yaitu:
1. Penatalaksanaan Keperawatan
elektrolit
c. Berikan diet tinggi kalori dan rendah protein, diet protei 20-40 g/hr dan
edema betis ringan. Pada beberapa pasien, furosemid dosis besar (250-
keseimbanagan cairan
2. Penatalaksanan Medis
a. Dialisis
b. Koreksi Hiperkalemi
darah, hiperkalemia juga dapat di diagnosis dengan EEG dan EKG. Bila
glukosa.
c. Koreksi Anemia
Transfusi darah hanya dapat diberikan bila ada indikasi yang kuat, misal
d. Koreksi Asidosis
e. Pencegahan Hipertensi
e. Hemodialisis
mengguanakan mesin
f. Transplantasi ginjal
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
a. Laju endapan darah : meninggi yang diperberat oleh adanya anemia, dan
hipoalbuminemia.
lebih kecil dari kreatinin, pada diet rendah protein, dan tes klirens
2. Radiologi
Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal (adanya batu atau
puasa.
4. USG
Untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, keadatan
kemih.
5. EKG
H. Komplikasi
3. Hipertensi aibat retensi cairan dan natrium serta malfunsi sistem renin-
angiotensin-aldosteron.
BAB III
A. Pengkajian
1. Anamnesa
atau interview. Mengetahui kondisi pasien untuk saat ini dan masa yang lalu.
a. Identitas
b. Keluhan utama
kering, rasa lelah, napas berbau (ureum), dan gatal pada kulit.
nutrisi. Kaji pula sudah kemana saja pasien meminta pertolongan untk
Kaji adanya penyakit gagal ginjal akut, infeksi daluran kemih, payah
masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat kemudian
dokumentasikan.
penyakit yang sama. Bagaimana pola hidup yang biasa diterapkan dalam
berulang dan riwayat alergi, penyakit hereditas dan penyakit menular pad
akeluarga.
f. Riwayat psikososial
2. Pemeriksaan Fisik
b. Sistem pernapasan
Klien bernapas dengan bau urin (fetor uremik), respon uremia didapatkan
di sirkulasi.
29
D. Discharge Planning
1. Obat : beritahu klien dan keluarga tentang daftar nama obat, dosis, waktu
tanpa instruksi dokter. Konsumsi obat secara teratur. Jika merasakan ada efek
samping dari obat segera cek ke rumah sakit. Perhatikan aktivitas ketika
untuk menahan buang air kecil. Pertahankan berat badan normal. Timbang
berat badan secara teratur. Hindari minuman alkohol termasuk bir, anggur,
dan membantu membuat klien tetap sehat. Cara terbaik untuk mulai
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupaka
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreersibel dimana kemampuan tubuh
elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
Faktor resiko GGK terdiri dari diabetes mellitus, berusia lebih dari lima
puluh tahun, dan memiliki riwayat keluarga dengan penyakti gonjal (Harrison,
2012).
dibandingkan dialisis,
B. Saran
gagal ginjal kronis menjadi bekal dalam pengaplikasian dan dalam praktik bila
menghadapi kasus yang kami bahas ini. Untuk pasien dengan gagal ginjal kronis
dibutuhkan kerja sama yang baik guna melancarkan segala proses keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Arora P, 2014. Crhonic Kidney Disease. Medspace [Online Jurnal] [Diunduh 15 Mei
2015] http://emedicine.medspace.com/article/238798-overview
Nurarif, Amin. Hardi, Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi.
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. 2004. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. Interna Publishing
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Tjokonegoro, Gerard J, Derrickson, Bryan H. 2011. Ilmu Penyakit Dalam (Jilid II).
FKUI: Jakarta