KASUS
1.1 Kasus
Di Rumah Sakit A, seorang pasien yang baru selesai menjalani rawat inap
mengeluhkan pelayanan yang terdapat di RS A. Selama si O menjalani perawatan
di RS A, dia mengeluhkan mengenai kebersihan kamar inap, kamar mandi, toilet
dan kebersihan lingkungan sekitar rumah sakit A yang kurang baik.
1.2 keluhan masyarakat
- Masyarakat mengeluhkan toilet umum rumah sakit A dengan keluhan bau
sisa air kecil, adanya sarang laba-laba pada dinding
- Masyarakat mengeluhkan terdapat adanya serangga dan binatang
pengganggu lainnya.
- Masyarakat mengeluhkan tempat sampah yang terdapat di RS sebagian
besar kotor dan bau.
- Masyarakat yang telah mengalami rawat inap mengeluhkan mengenai
banyaknya sisa makanan pasien yang tidak segera dibersihkan, banyaknya
sampah yang berserakan karena pengunjung membuang sampah tidak
pada tempatnya
BAB II
3.9 Cleaning
a. Pembersihan permukaan lantai pada umumnya dapat di lakukan hanya
dengan menggunakan campuran air hangat dan dengan deterjen sesuai
petunjuk pemakaian, permukaan yang di maksud meliputi lantai, dinding,
serta bidang -bidang lainnya. Setiap pembersihan selalu di akhiri dengan
proses pengeringan pada permukaan tersebut secara menyeluruh.
b. Minimal standar pembersihan (Minimal Touch surfaces)
- Yaitu standar Kebersihan Minimal yang harus dilakukan dengan
menggunakan jadwal pembersihan yang baku, proses pembersihannya
menggunakan Chemical deterjen berfungsi untuk melakukan
pembersihan permukaan lantai dan pada permukaan lainnya (dinding,
furniture, aksesoris di ruangan public atau umum. Lakukan juga dengan
pengepelan / Damp mopping pada permukaan lantai, selain itu dapat
juga melakukan dry Mopping.
- Dinding dan Tirai jendela / curtain harus secara teratur dicuci dan
digantidengan menggunakan deterjen, pekerjaan ini dilakukan sesuai
jadwal pembersihan dan dapat juga segera dilakukan apabila sudah
terlihat kotor atau terkena noda cairan atau debu, atau pada kasus
terkena cairan tubuh pasien. Wastafel harus sering dibersihkan dengan
larutan deterjen yang sesuai.
c. Pembersihan Permukaan yang harus sering dibersihkan (Frequently touch
surfaces) :
- Yaitu permukaan yang dekat dengan pasien dan sering disentuh
permukaanya terutama di area perawatan pembersihannya harus sering
dibersihkan, tingkatan pembersihannya diatas dari standar minimal
touch surfaces. Contoh diatas adalah pada area seperti : handle pintu,
bedrails, meja tempat tidur / lemari nakas, stop kontak, lampu atas /
panel, dan daerah dinding di sekitar toilet di ruang pasien.
- Dapat dibersihkan denga larutan deterjen sesuai dengan petunjuk dan
pemakaiannya.
3.10Pewarnaan Peralatan Pembersih (Yang Dapat Digunakan Kembali /
Reusable)
a. Identifikasi peralatan pembersih harus dilakukan dengan menggunakan
kode warna pada setiap area yang berbeda hal ini wajib di lakukan pada
bangunan klinis / rumah sakit.
b. Identifikasi yang tegas berupa kode warna yang ditempelkan pada
berbagai peralatan pembersih, merupakan metode yang paling efektif
untuk membatasi peralatan hanya digunakan untuk daerah masing-masing
di setiap area rumah sakit.
c. Coding warna harus ditempelkan atau direkatkan pada semua permukaan
peralatan (dengan sifat dapat digunakan kembali) di antaranya : tangkai
pel, ember, lap.
d. Penyedia layanan Outsorce Cleaning service harus menyediakan kode
warna alat-alat kebersihannya yang meliputi hal berikut :
1) Instalasi Rawat Inap & IGD KUNING
2) Toilet MERAH
3) Dapur / Kantin HIJAU
4) Area Publik BIRU
5) OK PUTIH
e. Penggunaan desinfektan
1) Penggunaan desinfektan berfungsi untuk mencegah adanya kontaminasi
kotoran padapermukaan yang penyebarannya dengan melakukan
transmisi ke tempat lain sesuai rekomendasi dari Panitia Pencegahan
pengendalian Infeksi.
Metode pembersihan permukaan benda atau ruangan dilakukan
dengan cairan pembersih yang mengandung deterjen atau gunakan
desinfektan untuk permukaan infeksius.
Langkah-langkah pembersihan perlu diperhatikan terutama saat
menggunakan jenis chemical yang dibutuhkan. Tidak dianjurkan
menggunakan chemical tanpa ada petunjuk kandungan dan cara
penggunaannya.
Desinfektan dengan tingkat kandungan yang tinggi tidak
dianjurkan untuk digunakan pada saat general cleaning. Cara
penggunaannya harus mengikuti petunjuk dan instruksi yang
dikeluarkan oleh perusahaan tersebut kaitannya dengan hazard
materials.
Alkohol tidak boleh digunakan untuk membersihkan ruangan yang
luas hal ini berakibat kepada resiko mudah terbakar.
2) Pemberian label pada tempat bahan pembersih (deterjen atau
desinfektan)
Standarisasi label pada setiap bahan pembersih yang dibawa oleh
petugas kebersihan akan dapat membantu untuk menentukan jenis
bahan pembersih yang tepat sehingga dapat meningkatkan
performa kebersihan.
Setiap chemical cleaning yang digunakan harus diberikan label
yang sesuai dengan jenis chemical tersebut kaitannya dengan
hazard materials.
Pencampuran chemical dilakukan setiap hari dan didistribusikan
hari itu juga.
Data-data chemical cleaning yang digunakan oleh petugas
kebersihan dicatat setiap hari dan diketahui oleh pengawas dan
service ManajerOut Sourcing.
3.11Pelaksanaan Dan Pelatihan
a. Semua karyawan Rumah Sakit A akan menerima pelatihan sesuai
kebijakan yang ada.
b. Setiap karyawan baru wajib diberikan pengenalan dan pengetahuan
sebelum melakukan aktivitas kerja dilakukan penyegaran tiap 3 bulan.
c. Pelatihan berkenaan dengan teknik pekerjaan akan dilaksanakan oleh
pihak Out Source dilakukan untuk memastikan staff kebersihan dapat
bekerja dengan baik sesuai dengan SPO yang berlaku.
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN