Anda di halaman 1dari 15

BAB I

KASUS
1.1 Kasus
Di Rumah Sakit A, seorang pasien yang baru selesai menjalani rawat inap
mengeluhkan pelayanan yang terdapat di RS A. Selama si O menjalani perawatan
di RS A, dia mengeluhkan mengenai kebersihan kamar inap, kamar mandi, toilet
dan kebersihan lingkungan sekitar rumah sakit A yang kurang baik.
1.2 keluhan masyarakat
- Masyarakat mengeluhkan toilet umum rumah sakit A dengan keluhan bau
sisa air kecil, adanya sarang laba-laba pada dinding
- Masyarakat mengeluhkan terdapat adanya serangga dan binatang
pengganggu lainnya.
- Masyarakat mengeluhkan tempat sampah yang terdapat di RS sebagian
besar kotor dan bau.
- Masyarakat yang telah mengalami rawat inap mengeluhkan mengenai
banyaknya sisa makanan pasien yang tidak segera dibersihkan, banyaknya
sampah yang berserakan karena pengunjung membuang sampah tidak
pada tempatnya
BAB II

PROSES PENGKAJIAN KEBUTUHAN

2.1 Identifikasi Masalah

1. Pelayanan kebersihan yang ada di RS A


2. Siapa yang bertanggung jawab mengenai kebersihan RS A
3. Standart kebersihan yang ada di RS A
4. Manajemen penatalaksanaan kebersihan di RS A
2.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen penatalaksanaan kebersihan yang baik?
2. Bagaimana kualitas dan kuantitas SDM yang terdpat di rumah sakit A?
3. Bagaimana pengawasan kebersihan di RS A?
2.3 Penyebab Timbulnya Masalah
1. Kualitas dan kuantitas SDM petugas kebersihan kurang memadai.
2. Ketersediaan fasilitas alat dan bahan kebersihan di rumah sakit kurang
memadai.
3. Pengawasan mengenai kebersihan di rumah sakit kurang teliti.
4. Manajemen penatalaksanaan kebersihan di rumah sakit kurang baik.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)


Menurut Wahyudi (2002) sebagai tujuan umum, suatu program pendidikan
dan pelatihan yang dilaksanakan harus diarahkan untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi organisasi. Tujuan ini dapat tercapai apabila tujuan-tujuan yang
bersifat khusus dapat diwujudkan terlebih dahulu. Tujuan khusus dari program
pendidikan dan pelatihan antara lain :
1. Meningkatkan produktivitas Pelatihan
2. Meningkatkan kualitas
3. Meningkatkan mutu perencanaan tenaga kerja.
4. Meningkatkan semangat tenaga kerja
5. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja

3.2 Kebutuhan akan pelatihan tersebut dilaksanakan antara lain :

1. Adanya peningkatan dalam absensi dan labour turn over.


2. Tingkat kecelakaan kerja yang tinggi/meningkat.
3. Banyak terjadi keluhan karyawan (grievance and complain).
4. Terjadinya kemacetan produksi.
5. Tingakat pemborosan yang tinggi.
6. Penggunaan tenaga ahli/staf yang tidak efisien.
7. Supervisi yang tidak efektif.
8. Banyak pekerjaan yang menemui jalan buntu

3.3 Metode Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Adapun metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan program


pelatihan menurut Dessler (2000) yaitu:

a. On the job training (pelatihan ditempat kerja) Merupakan pelatihan kepada


karyawan untuk mempelajari suatu pekerjaan sambil mengerjakannya.
b. Job instruction training (pelatihan instruksi jabatan) Merupakan
pendaftaran masing-masing tugas dasar jabatan, bersama dengan titik-titik
kunci untuk memberikan pelatihan langkah demi langkah kepada
karyawan.
c. Lectures (pembelajaran) Pelatihan dengan cara yang cepat dan sederhana
dalam menyajikan pengetahuan kepada para peserta pelatihan,
sepertiketika para penjual harus diajarkan ciri spesial dari sebuah produk
baru.
d. Audio visual training (pelatihan audio visual) Pelatihan karyawan dengan
menggunakan teknik audio visual seperti film, televisi, audio tape dan
video tape, cara ini dapat menjadi sangat efektif dan digunakan secara
meluas.
e. Programmed learning (pembelajaran terprogram) Suatu metode sistematik
untuk mengajarkan keterampilan yang mencakup penyajian pertanyaan
atau fakta, memungkinkan karyawan untuk memberikan tanggapan dan
memberikan peserta belajar umpan balik segera tentang kecermatan
jawabannya.
f. Vestibule or simulated training (pelatihan serambi atau simulasi) Pelatihan
karyawan pada peralatan khusus diluar tempat kerja, seperti pelatihan pilot
dalam pesawat, sehingga biaya dan bahaya dapat dikurangi.
g. Training computer assisted instruction (pelatihan berdasarkan komputer)
Merupakan pelatihan karyawan dengan menggunakan komputer, pelatihan
ini menggunakan sistem berdasarkan komputer secara interaktif
meningkatkan pengetahuan atau keterampilan peserta pelatihan. Pelatihan
berdasarkan komputer hampir selalu mencakup penyajian para peserta
pelatihan dengan simulasi terkomputerisasi dan penggunaan multi media
termasuk video tape untuk membantu peserta pelatihan belajar bagaimana
melakukan pekerjaannya.

3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Faktor-faktor yang menunjang kearah keberhasilan pelatihan menurut


Veithzal (2004 : 240), yaitu antara lain :
a. Materi yang Dibutuhkan Materi disusun dari estimasi kebutuhan tujuan
latihan, kebutuhan dalam bentuk pengajaran keahlian khusus, menyajikan
pengetahuan yang dibutuhkan.
b. Metode yang Digunakan Metode yang dipilih hendak disesuaikan dengan
jenis pelatihan yang akan dilaksanakan.
c. Kemampuan Instruktur Pelatihan Mencari sumber-sumber informasi yang
lain yang mungkin berguna dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihan.
d. Sarana atau Prinsip-prinsip Pembelajaran Pedoman dimana proses belajar
akan berjalan lebih efektif.
e. Peserta Pelatihan Sangat penting untuk memperhitungkan tipe pekerja dan
jenis pekerja yang akan dilatih.
f. Evakuasi Pelatihan Setelah mengadakan pelatihan hendaknya di evaluasi
hasil yang didapat dalam pelatihan, dengan memperhitungkan tingkat
reaksi, tingkat belajar, tingkat tingkah laku kerja, tingkat organisasi dan
nilai akhir

3.5 Sistem manajemen penatalaksanaan rumah sakit

Pelayanan kesehatan menuntut adanya tingkat sanitasi yang baik dan


efektif agar pelanggan/pasien terjamin dari resiko tertular dari penyakit. Adanya
proses pengendalian kebersihan yang tepat dan efektif dapat memastikan bahwa
manajemen kebersihan dapat terkendali sesuai dengan standar persyaratan yang
telah ditetapkan. Institusi pelayanan kesehatan/ rumah sakit melakukan proses
pengendalian kebersihan yaitu :
1) Tahap Pertama, Proses Identifikasi Resiko
Adalah menjadi hal yang penting dan optimal apabila sebelum
melakukan proses pendesainan sistem sanitasi, rumah sakit sebaiknya
melakukan identifikasi resiko terhadap kondisi area kerja yang ada.
Apabila kondisi resiko kebersihan tinggi maka program kebersihan harus
diintensifkan dibandingkan dengan area dengan tingkat kebersihan yang
rendah.
2) Tahap Kedua, Proses Penetapan Sistem
Menetapkan sistem yang tepat terhadap proses pengendalian
kebersihan yang dimaksud. Di dalam sistem yang dimaksud, rumah sakit
harus menetapkan sistem yang ditetapkan dalam manajemen kebersihan,
seperti jumlah personel, metode kebersihan dan penggunaan material yang
digunakan untuk manajemen kebersihan.
3) Tahap Ketiga, Proses Evaluasi Sistem Manajemen Kebersihan
Menjalankan program kebersihan harus diikuti dengan adanya
verifikasi dan validasi yang tepat. Proses ini kemudian diikuti dengan
proses analisis untuk memastikan bahwa program kebersihan tersebut
dijalankan secara efektif dan efisien.

3.6 Organisasi dan Tanggung Jawab


a. Direktur bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mekanisme ini di
laksanakan secara keseluruhan, dilakukan pemantauan dan melakukan
revisi kebijakan bila diperlukan yang menyangkut mengenai hak-hak
pasien. Kebijakan ini harus dapat di pahami, mudah di akses bagi seluruh
karyawan yang terkait. Direktur Rumah Sakit mendelegasikan pelaksanaan
mekanisme secara keseluruhan kepada Kepala Bidang.
b. Kepala Bidang memastikan seluruh Kordinator Unit untuk:
- Menerapkan kebijakan di area yang menjadi tanggung jawab masing-
masing.
- Memastikan pelaksanaan kebijakan ini dilaksanakan dengan baik
- Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya yang tepat untuk
menjalankan kebijakan ini.
- Memastikan semua staff dibawah pengawasan mereka yang telah
mengikuti pelatihan yang berkesinambungan dan terjadwal dengan baik.
- Memastikan bahwa semua staff mengetahui kebijakan ini
c. Kordinator Unit
- Menekankan pentingnya kebijakan ini.
- Memastikan seluruh staff untuk menghadiri sesi pelatihan yang berkaitan
dengan kebersihan.
- Memastikan seluruh staff melaksanakan kebijakan dengan benar.
- Menjalin hubungan yang erat dengan tim pengendalian infeksi dan petugas
kebersihan.
d. Seluruh staff
- Kebijakan ini dilaksanakan secara utuh dengan penuh tanggung jawab,
tanpa penundaan.
- Semua staff harus mengerti dengan kebijakan ini.
- Semua staff harus memastikan bahwa mereka mengikuti pelatihan
pengendalian infeksi.
3.7 Prinsip Pembersihan Lingkungan Secara Harian
a. Pembersihan permukaan umum dapat dibagi dua kelom pok : Pembersihan
yang tidak kontak langsung dengan tangan (lantai dan langit-langit) dan
Pembersihan melakukan kontak langsung dengan tangan atau kulit
(permukaan yang sering disentuh atau permukaan yang beresiko tinggi
seperti tempat tidur pasien, lemari furniture, dll).
b. Jadwal dan program kebersihan yang dibuat telah disetujui dan disahkan
oleh Manajemen.
c. Rumah Sakit menggunakan tenaga pihak outsource untuk melaksanakan
program kebersihan di rumah sakit, seluruh system dan prosedur kerja
pembersihan harus didokumentasikan dan diketahui secara detail dengan
baik, dan prosedurnya harus meliputi kegiatan sebagai berikut :
o Minimum cleaning frenquencies and methods : adalah semua
metode / cara pembersihan ruangan yang akan dilakukan oleh
pihak outsource harus sesuai dengan minimum standar
pembersihan yang telah dibuat oleh pihak Rumah Sakit.
o Staffing : meliputi jadwal kerja para staff baik berupa jam kerja
setiap shift maupun jumlah staff yang hadir, jadwal kerja harus
meliputi jumlah petugas yang libur dan petugas Relifer / pengganti
off dan memuat jadwal kerja para pengawas dan jabatan Manajer.
o Equipment : Rumah Sakit menyediakan peralatan kerja yang
digunakan untuk melakukan tugas rutin harian baik berupa
peralatan habis pakai maupun peralatan lainnya.
o Management of the cleaning services: meliputi manajemen
kebersihan yang harus diterapkan oleh outsourcedalam mengelola
kebersihan terutama pada tingkat pengawasan yang menyeluruh
diseluruh bagian dan area Rumah sakit.

Semua fasilitas klinis (misalnya bangsal, unit-unit layanan kesehatan,


klinik rawat jalan, ruang operasi) harus memiliki jadwal pembersihan khusus yang
komprehensif. Selain itu harus memuat nama petugas yang bertanggung jawab
untuk membersihkan, frekuensi pembersihan dan metode yang akan digunakan.

Tambahan lainnya adalah memastikan bahwa semua peralatan pembersih


dibersihkan dan dipelihara dengan baik yang dilakukan dengan cara pengecekan
harian sebelum akhir shift.

3.8 Menentukan Tingkat Resiko Dalam Pembersihan Ruangan

Sebelum melakukan pembersihan maka perlu diketahui tingkat / level dari


resiko ruangan yang akan dibersihkan yang semuanya tercantum dalam
Classifying the Risk, hal ini dibutuhkan untuk mengetahui tindakan apa saja yang
akan dilakukan pada saat melakukan pekerjaan di area tersebut, resiko kaitannya
dengan resiko penyakit yang akan terjadi apabila memasuki area tersebut.

Tingkat Resiko Tingkat Pekerjaan Nama Ruangan Pemeriksaan /


yang dibutuhkan Tingkat Pengontrolan
Sangat Tinggi Resiko sangat Kamar Harian
tinggi dibutuhkan Operasi/OK
standar HCU
membersihkan Ruang Isolasi
yang sangat tinggi
dengan melalui
pembersihan yang
intensif dan
dilakukan sesering
mungkin. Apabila
terjadi suatu
wabah penyakit
menular misalnya
infeksi
Gastroenteritis
atau multi resisten
organism, unit
atau ruangan yang
terkena dapat
langsung
dikategorikan
sebagai resiko
sangat tinggi yang
dipakai sebagai
acuan untuk
melakukan jadwal
pembersihan.
Resiko tinggi Melakukan jadwal Emergency /IGD Harian dan
kebersihan secara Ruang Sterilisasi Mingguan
rutin dan berkala & daerah steril
dengan metode lainnya
pembersihan Laboratorium
berlanajut ke
setiap ruang.
Signifikan di area ini Area kamar Harian dan
resiko memerlukan perawatan Mingguan
standar kebersihan Nurse station
yang tinggi Dapur
dengan alsan Kantin
kebersihan dan Laboratorium
estetika. Radiologi (kecuali
Pengontrolan melakukan
haarus sering prosedur invasive)
dilakukan dengan Ruang umum
metode Rawat jalan
pembersihan Farmasi
berlanjut ke setiap Ruang tindakan
ruang secara Ruang tunggu
teratur dan Ambulance
bergantian.
Resiko Rendah Di daerah Ruang Periodik
Ini memerlukan Administrasi
standar kebersihan Rekam Medis
yang tinggi untuk (MR)
alasan hygiene Area Luar
dan estetika.
Kebersihan harus
selalu di pelihara
dan dilakukan
secara regular dan
dengan metode
pembersihan
berlanjut ke setiap
ruang secara
teratur dan
bergantian.

3.9 Cleaning
a. Pembersihan permukaan lantai pada umumnya dapat di lakukan hanya
dengan menggunakan campuran air hangat dan dengan deterjen sesuai
petunjuk pemakaian, permukaan yang di maksud meliputi lantai, dinding,
serta bidang -bidang lainnya. Setiap pembersihan selalu di akhiri dengan
proses pengeringan pada permukaan tersebut secara menyeluruh.
b. Minimal standar pembersihan (Minimal Touch surfaces)
- Yaitu standar Kebersihan Minimal yang harus dilakukan dengan
menggunakan jadwal pembersihan yang baku, proses pembersihannya
menggunakan Chemical deterjen berfungsi untuk melakukan
pembersihan permukaan lantai dan pada permukaan lainnya (dinding,
furniture, aksesoris di ruangan public atau umum. Lakukan juga dengan
pengepelan / Damp mopping pada permukaan lantai, selain itu dapat
juga melakukan dry Mopping.
- Dinding dan Tirai jendela / curtain harus secara teratur dicuci dan
digantidengan menggunakan deterjen, pekerjaan ini dilakukan sesuai
jadwal pembersihan dan dapat juga segera dilakukan apabila sudah
terlihat kotor atau terkena noda cairan atau debu, atau pada kasus
terkena cairan tubuh pasien. Wastafel harus sering dibersihkan dengan
larutan deterjen yang sesuai.
c. Pembersihan Permukaan yang harus sering dibersihkan (Frequently touch
surfaces) :
- Yaitu permukaan yang dekat dengan pasien dan sering disentuh
permukaanya terutama di area perawatan pembersihannya harus sering
dibersihkan, tingkatan pembersihannya diatas dari standar minimal
touch surfaces. Contoh diatas adalah pada area seperti : handle pintu,
bedrails, meja tempat tidur / lemari nakas, stop kontak, lampu atas /
panel, dan daerah dinding di sekitar toilet di ruang pasien.
- Dapat dibersihkan denga larutan deterjen sesuai dengan petunjuk dan
pemakaiannya.
3.10Pewarnaan Peralatan Pembersih (Yang Dapat Digunakan Kembali /
Reusable)
a. Identifikasi peralatan pembersih harus dilakukan dengan menggunakan
kode warna pada setiap area yang berbeda hal ini wajib di lakukan pada
bangunan klinis / rumah sakit.
b. Identifikasi yang tegas berupa kode warna yang ditempelkan pada
berbagai peralatan pembersih, merupakan metode yang paling efektif
untuk membatasi peralatan hanya digunakan untuk daerah masing-masing
di setiap area rumah sakit.
c. Coding warna harus ditempelkan atau direkatkan pada semua permukaan
peralatan (dengan sifat dapat digunakan kembali) di antaranya : tangkai
pel, ember, lap.
d. Penyedia layanan Outsorce Cleaning service harus menyediakan kode
warna alat-alat kebersihannya yang meliputi hal berikut :
1) Instalasi Rawat Inap & IGD KUNING
2) Toilet MERAH
3) Dapur / Kantin HIJAU
4) Area Publik BIRU
5) OK PUTIH
e. Penggunaan desinfektan
1) Penggunaan desinfektan berfungsi untuk mencegah adanya kontaminasi
kotoran padapermukaan yang penyebarannya dengan melakukan
transmisi ke tempat lain sesuai rekomendasi dari Panitia Pencegahan
pengendalian Infeksi.
Metode pembersihan permukaan benda atau ruangan dilakukan
dengan cairan pembersih yang mengandung deterjen atau gunakan
desinfektan untuk permukaan infeksius.
Langkah-langkah pembersihan perlu diperhatikan terutama saat
menggunakan jenis chemical yang dibutuhkan. Tidak dianjurkan
menggunakan chemical tanpa ada petunjuk kandungan dan cara
penggunaannya.
Desinfektan dengan tingkat kandungan yang tinggi tidak
dianjurkan untuk digunakan pada saat general cleaning. Cara
penggunaannya harus mengikuti petunjuk dan instruksi yang
dikeluarkan oleh perusahaan tersebut kaitannya dengan hazard
materials.
Alkohol tidak boleh digunakan untuk membersihkan ruangan yang
luas hal ini berakibat kepada resiko mudah terbakar.
2) Pemberian label pada tempat bahan pembersih (deterjen atau
desinfektan)
Standarisasi label pada setiap bahan pembersih yang dibawa oleh
petugas kebersihan akan dapat membantu untuk menentukan jenis
bahan pembersih yang tepat sehingga dapat meningkatkan
performa kebersihan.
Setiap chemical cleaning yang digunakan harus diberikan label
yang sesuai dengan jenis chemical tersebut kaitannya dengan
hazard materials.
Pencampuran chemical dilakukan setiap hari dan didistribusikan
hari itu juga.
Data-data chemical cleaning yang digunakan oleh petugas
kebersihan dicatat setiap hari dan diketahui oleh pengawas dan
service ManajerOut Sourcing.
3.11Pelaksanaan Dan Pelatihan
a. Semua karyawan Rumah Sakit A akan menerima pelatihan sesuai
kebijakan yang ada.
b. Setiap karyawan baru wajib diberikan pengenalan dan pengetahuan
sebelum melakukan aktivitas kerja dilakukan penyegaran tiap 3 bulan.
c. Pelatihan berkenaan dengan teknik pekerjaan akan dilaksanakan oleh
pihak Out Source dilakukan untuk memastikan staff kebersihan dapat
bekerja dengan baik sesuai dengan SPO yang berlaku.
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Pelayanan kesehatan mengharuskan adanya tingkat sanitasi yang baik dan


efektif agar pelanggan/pasien terjamin dari resiko tertular penyakit. Adanya
proses pengendalian kebersihan yang tepat dan efektif dapat memastikan bahwa
manajemen kebersihan dapat terkendali sesuai dengan standar persyaratan yang
telah ditetapkan. Program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan harus
diarahkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi.

3.2 SARAN

1. Untuk rumah sakit : sebaiknya, rumah sakit harus memperhatikan


manajemen penatalaksanaan kebersihan di rumah sakit, serta kualitas dan
kuantitas SDM nya.
2. Untuk diklat : sebaiknya, diklat dilakukan dengan terstruktur serta
memperhatikan kemampuan peserta sehingga tujuan diklat dapat tercapai
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Dessler, Gary. 2007. Manajemen Personalia, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Veithzal Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan :


Dari Teori Ke Praktik. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Bambang Wahyudi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Sulita.

Anda mungkin juga menyukai