PENDAHULUAN
1
perangkat-perangkat ini adalah kriteria etika yang biasa dan standar dalam etika
komunikasi (henry Guntur. 2008).
Oleh karena itu, agar etika komunikasi dapat diterapkan secara langsung,
maka perlu di praktikkan secara langsung agar lebih terbiasa. Telebih lagi, etika
komunikasi yang baik memang sulit dilakukan karena memerlukan pelatihan yang
lama dan membutuhkan kebiasaan yang lama untuk menerapkan prinsip etika
yang bagus.
1.3 Tujuan
a. Dapat mengetahui pengertian diskusi kelompok.
b. Dapat mengetahui dan memahami tujuan dilakukannya diskusi kelompok.
c. Dapat melakukan diskusi kelompok dengan benar
d. Dapat menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok dengan baik
e. Dapat menerapkan etika komunikasi dalam diskusi kelompok.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata diskusi berasal dari bahasa Latin discutio atau discusum yang berarti
bertukar pikiran. Dalam bahasa Inggris digunakan kata discussion yang berarti
perundingan atau pembicaraan. Sehingga dapat disimpulkan, diskusi adalah
proses interaksi dan bertukar pikiran yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
yang membahas suatu topik permasalahan untuk mencari solusi sehingga
menghasilkan kesepakatan bersama (Anwar Arifin, 1984).
3
menunjukkan moderator (pimpinan), menentukan tujuan, dan agenda yang harus
ditaati.
Tujuan yang ingin dicapai dalam diskusi kelompok adalah:
1. Dapat memperoleh informasi yang berharga dari teman diskusi dan
pembimbing diskusi.
2. Dapat membangkitkan motivasi dan semangat peserta diskusi atau siswa untuk
melakukan sesuatu tugas.
3. Mengembangkan kemamampuan siswa berpikir kritis,mampu melakukan
analisis dan sintesis atas data atau informasi yang diterimanya.
4. Mengembangkan keterampilan dan keberanian siswa untuk mengemukakan
pendapat secara jelas dan terarah.
5. Membiasakan kerja sama diantara para siswa.
4
Jika dilihat dari waktu diskusi, diskusi kelompok ada dua bentuknya,
marathon dan singkat/regular. Marathon dilakukan terus menerus tanpa jeda
waktu selama 5-12 jam, sedangkan singkat dilakukan 1-2 jam dan dilakukan
secara berulang-ulang.
e). Dilihat dari masalah yang dibahas
Jika lihat dari masalah yang dibahas, diskusi kelompok ada dua macam yaitu
sederhana dan kompleks/rumit. Sederhana memiliki ciri utama masalah yang
dipecahkan relatif mudah, sedangkan kompleks/rumit masalah yang
diselesaikan sangat sulit.
f). Dilhat dari aktifitas kelompok
Jika dilihat dari aktifitas kelompok, diskusi kelompok ada dua macam, yaitu
terpusat pda pemimpin dan demokratis (terbagi kesemua anggota diskusi).
Diskusi yang terpusat pada pemimpin cenderung anggotanya yang kurang
aktif akan tetapi pemimpin yang lebih aktif. Sedangkan demokratis anggota
dan pemimpin sama-sama aktif dalam memberikan saran dan pendapat.
5
Peserta adalah orang-orang yang mengikuti diskusi, yang tugasnya
mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan jalan mencari keterangan.
b. Fase Pelaksanaan
Pembukaan diskusi
Membuat outline singkat situasi yang akan didiskusikan
Mengeluarkan sebuah pendapat atau pertanyaan yang sifatnya dapat
merangsang pikiran peserta
Senantiasa memberikan pertanyaan-pertanyaan pada poin-poin yang
penting yang berhubungan dengan masalah
Memberikan ilustrasi dan demonstrasi yang dapat menarik perhatian
Pemeliharaan diskusi
Menjaga peserta agar tidak keluar dari subyek.
Membuat pertanyaan yang menghendaki atau menuntut jawaban dari
peserta.
Hindarkan pemunculan topic baru.
Membuat ringkasan terhdap bantuan pikiran peserta.
Siap-siap dengan komentar atau pertanyan untuk mengarahkan kembali
jika diskusi itu menuju jalan buntu.
6
Penutup diskusi
7
menghormati keputusan diskusi, meskipun di luar tempat dan waktu
diskusi.
Berikut ini adalah tata cara dalam melaksanakan diskusi kelompok yang
seharusnya dipahami oleh moderator (Abert, 1961):
a. Pemandu membuka diskusi.
b. Pemandu mengemukakan tujuan-tujuan diskusi termasuk penyampaian
topik, tata tertib, dan proses yang harus diikuti. Pelaksanaan diskusi
dipimpin oleh pemandu.
c. Memelihara, mengontrol, menilai diskusi, sehingga tetap pada jalur
diskusi yang ditentukan dan tidak menyimpang dari tujuan. Pemandu
diskusi harus bertindak tegas dan bijaksana. Mengizinkan hanya seorang
peserta diskusi yang berbicara pada satu waktu. Diminta pada para
anggota untuk mengangkat tangan apabila ingin mengemukakan pendapat.
d. Mengatasi situasi-situasi sulit, misalnya pertentangan pendapat atau
pembicaraan dikuasai oleh seseorang. Memberi kesempatan kepada setiap
peserta diskusi yang ingin mengemukakan pendapat. Seandainya dua
orang atau lebih ingin berbicara, hendaknya mempersilahkan terlebih
dahulu peserta yang belum atau baru sedikit mengemukakan pikiran aatau
pendapatnya. Menjaga agar minat para peserta tetap besar dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang dari waktu ke
waktu, terutama sekali kalau diskusi itu mulai mengendor dan lamban.
e. Jika tidak tercapai kata mufakat dalam diskusi, putusan diskusi dapat
dilakukan dengan pengambilan suara terbanyak atau voting.
f. Pemandu menutup diskusi dengan mengemukakan hasil diskusi,
menyampaikan harapan-harapan didalamnya tercakup semua pendapat dan
keputusan yang telah disepakati bersama, dan diakhiri dengan salam
penutup.
8
b. Memahami dan menguasai materi diskusi
c. Aktif mengembangkan buah pikiran
d. Menghargai pendapat orang lain
e. Menghindari sifat emosional
f. Berbicara dengan sopan dan jelas serta tidak berbelit-belit
g. Tidak takut dikritik dan berani melontarkan pikiran
h. Berani berpendapat dan berbicara dengan terbuka.
i. Aktif dari awal hingga selesai
j. Tidak memotong pendapat orang lain
k. Bertatap muka dengan peserta lain saat mengemukakan pendapat dan tidak
terkesan main-main.
Cara mengemukakan pendapat yang baik, yang seharusnya diperhatikan
oleh peserta diskusi, antara lain (Henry Guntur, 2008):
a. Menggunakan bahasa yang baik, logis dan masuk akal.
b. Harus langsung mengena pada pokok persolan.
c. Menghilangkan rasa emosional dan jangan memaksakan kehendak
pendapanya harus diterima.
d. Materi pembicaraaan jangan menjatuhkan orang lain atau menjelekkan
orang lain.
e. Dalam mengemukakan pendapat merupakan solusi, bukan menambah
permasalahan.
9
Cheney dan Tompskins merujuk pada Henry W. Johnstone Jr., untuk
mengingat standar-standar etika yang mereka anjurkan guna memandu
komunikasi kelompok. Empat tugas keetikaan Johnstone: Keteguhan hati,
keterbukaan, kelemah lembutan, dan keharuan, dimodifikasi oleh Cheney dan
Tompkins untuk diterapkan dalam konteks komunikasi kelompok antara lain:
a. Kehati-hatian, Komunikator dalam kelompok seharusnya menggunakan
kemampuan persuasifnya sendiri untuk menilai secara menyeluruh pesan-
pesan yang jelas dan yang tersembunyi dari kelompok tersebut dan harus
menghindari penerimaan atas pandangan konvensional secara otomatis
dan tanpa berpikir.
b. Mudah untuk dicapai, Komunikator dalam organisasi harus terbuka
terhadap kemungkinan diubahnya pesan dari orang lain dari orang yang
dibujuk. Keyakinan yang kita pegang secara dogmatis atau pandangan
berfokus sempit yang membutakan kita terhadap informasi yang berguna,
pandangan yang berbeda tentang suatu masalah, atau penyelesaian
alternatif,perlu diseimbangkan atau dikurangi.
c. Tanpa kekerasan, penipuan, terang-terangan atau pun tidak, terhadap orang
lain berdasarkan etika tidak diinginkan. Anggota juga harus menghindari
penggunaan sudut pandang persuasif yang menganjurkan suatu sikap yang
masuk akal.
d. Empati, Komunikator empatis benar-benar mendengarkan argumen, opini,
nilai dan asumsi orang lain, terbuka terhadap perbedaan pendapat,
mengesampingkan cetusan streosip berdasarkan julukan atau isyarat non
verbal, dan menghargai hak semua orang sebagai pribadi untuk memegang
pandangan yang berbeda. Dalam latar kelompok Empati melibatkan
keseimbangan kepentingan individu dan kepentingan kelompok.
e. Gary Kreps menganjurkan apa yang ia sebut tiga prinsip penutup banyak
hal yang ia anggap berguna untuk mengevaluasi etika relative
komunikasi organisasi internal dan eksternal. Prinsip penutup ini berakar
pada nilai kejujuran, menghindari dan menyakiti, dan keadilan.
10
f. Anggota kelompok tidak boleh dengan sengaja menipu satu sama lain,
seperti contohnya memalsukan laporan dan menyembunyikan informasi
yang relevan dari badan-badan pengaturan pemerintah.
g. Komunikasi anggota kelompok tidak boleh dengan sengaja menyakiti
anggota kelompok lain atau anggota lingkungan organisasi yang relevan.
Anggota kelompok harus diperlukan secara adil. Pepatah perlakuan yang
sama bagi semua mungkin tidak cocok dengan setiap situasi.
11
BAB III
METODOLOGI
3.2 Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum Etika Berkomunikasi dalam
Berkelompok sangat sederhana dan mudah ditemui, yaitu HVS dan alat tulis sera
BKPM.
12
DAFTAR PUSTAKA
13