Partus Presipitatus
Partus Presipitatus
PENDAHULUAN
Partuspresipitatusadalahpersalinanberlangsungsangatcepat.Kemajuancepatdari
persalinan, berakhirkurangdari 3 jam dariawitankelahiran, danmelahirkan di
luarrumahsakitadalahsituasikedaruratanyangmembuatterjadipeningkatanresikokompli
kasidan/atauhasilyangtidakbaikpadaklien/janin (Doenges, 2001).Saatkelainanterjadi,
ibumengalamirobekan di jalanlahir, pendarahanpascapersalinansertainfeksi.
Persalinanpresipitatusdapatmelukaiibudanbayi.Mortalitas perinatal
meningkatakibat trauma danhipoksiapenyerta. (Ben-Zion,Taber. 1994).
Persalinandanpelahiranpresipitatusdapatterjadiakibatdilatasiataupenurunan yang
sangatcepat.Dilatasipresipitatusdidefenisikasebagaidilatasifaseaktif 5 cm/jam
padaprimiparaatau 10 cm/jam pada
multipara.Persalinanpresipitatusbiasanyadiakibatkanolehkontraksi yang sangatkuat
(misalnyainduksioksitosinatauakibatsolusioplasenta) atautahananjalanlahir yang
rendah (misalnyamultiparitas).Hentikanoksitosinjikadigunakan.Namun,
tidakadapengobatanyangefektifdanupaya-
upayafisikuntukmenundapelahiranmerupakankontraindikasiabsolut.( Ralph C,
Benson. 2008).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Partuspresipitatusadalahpersalinanberlangsungsangatcepat.
Kemajuancepatdaripersalinan, berakhirkurangdari 3 jam dariawitankelahiran,
danmelahirkan di luarrumahsakitadalahsituasikedaruratan yang
membuatterjadipeningkatanresikokomplikasidan/atauhasil yang
tidakbaikpadaklien/janin.
2.2 Etiologi
Abnormalitas tahanan yang rendah pada bagian jalan lahir atau biasa disebut
inkompetensi serviks. Inkompetensi serviks merupakan suatu kondisi dimana
serviks tidak dapat mempertahankan ketahanan uterus sampai janin viabel.
Inkompetensi cerviks ditandai dengan dilatasi servik stanpa rasa nyeri, tanpa
disertai tanda-tanda persalinan atau kontraksi rahim pada trimester kedua atau
awal trimester ketiga, dapat terjadi abortus spontan atau persalinan preterm.
Abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlalu kuat atau biasa disebut
adalah inersia hipertonik bisa disebut juga tetania uteri yaitu his yang terlalu
kuat. Sifat hisnya normal, tonus otot diluar his yang biasa, kelainannnya
terletak pada kekuatan his. His yang terlalu kuat dan terlalu efisien
menyebabkan persalinan berlangsung cepat (<3 jam di
sebutpartuspresipitatus).
Pada keadaan yang sangat jarang dijumpai oleh tidaka danya rasa nyeri pada
saat his sehingga ibu tidak menyadari adanya proses-proses persalinan yang
sangatkuatitu. Kondisi analgesia yang dialami oleh parturient disebabkan
karena cepatnya proses persalinan dan ekspulsi bayi sehingga proses
terjadinya Kala 1 (pasturien merasakan nyeri subjektif) dan Kala 2 (parturient
merasakann yeri visceral akibat laserasi jalan lahir) terjadi bersamaan dalam
waktu singkat sehingga proses nyeri subjektif maupun visceral tidak dirasakan
oleh parturient, selain itu tingginya resistensi vascular pada myometrium saat
terjadi nya persalinan dapat menekan reseptor nyeri (nosiseptor).
Kelaianan endokrinologi berupa:
a. Hipertiroid maupun tirotoksikosis yang meningkatkan kerja dari saraf
simpatis. Mekanisme dari awal mula kerja telah diterangkan di dalam
system mammalian dan system hewan primata,
tetapimekanismenyapadamanusiamasihbelumjelas. Transisi dari fase 0
(pasif) sampai fase 1 (aktivasi) bisa diterangkan oleh hilangnya inhibisi
aktivitas mediator-mediator uterus, seperti progesteron, prostacyclin, dan
lain-lain. Ketika pengaktifan terjadi, oksitosin, prostaglandin E2, dan
prostaglandin F2 meningkat dan merangsang kontraksi uterus.
b. Tumor hipofsis porterior yang spesifik mengeluarkan oxytocin.Kerja
oksitosin yang lain meliputi: kontraksi tuba uterina (Falopii) untuk
membantu pengangkutan sperma; luteolisis (involusikorpusluteum);
peranan neurotransmiter yang lain dalam system saraf pusat. Oksitosin
disintesis di dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan uterus.
Mulai dari usia kehamilan 32 minggu danselanjutriya,
konsentrasioksitosin-dandemikian pula aktivitas uterus-
akanlebihtinggipadamalamharinya.
Abnormalitas uterus berupahipertrfiotot.Kelainanbiasanyaterjadipadakelainan
genetic, padapartureiensudahmemilikiriwayathipertropi myometrium.
2.3 Patogenesis
Akibat Pada Ibu
Partus presipitatus jarang disertai dengan komplikasi maternal yang
serius jika serviks mengadakan penipisan serta dilatasi dengan mudah, vagina
sebelumnya sudah teregang dan perineum dalam keadaan lemas (relaksasi).
Namun demikian, kontraksi uterus yang kuat disertai serviks yang panjang
serta kaku, dan vagina, vulva atau perineum yang tidak teregang dapat
menimbulkan rupture uteri atau laserasi yang luas pada serviks, vagina, vulva
atau perineum. Dalam keadaan yang terakhir, emboli cairan ketuban yang
langka itu besar kemungkinannya untuk terjadi. Uterus yang mengadakan
kontraksi dengan kekuatan yang tidak lazim sebelum proses persalinan bayi,
kemungkinan akan menjadi hipotonik setelah proses persalinan tersebut dan
sebagai konsekuensinya, akan disertai dengan perdarahan dari templat
implantasi placenta.
Mortalitasdanmorbiditas perinatal
akibatpartuspresipatatusdapatmeningkatcukuptajamkarenabeberapahal.Perta
ma, kontraksi uterus yang amatkuatdanseringdengan interval relaksasi yang
sangatsingkatakanmenghalangialirandarah uterus danoksigenasidarahjanin.
Kedua, tahanan yang diberikanolehjalanlahirterhadap proses
ekspulsikepalajanindapatmenimbulkan trauma
intrakronialmeskipunkeadaaniniseharusnyajarangterjadi. Ketiga, pada proses
kelahiran yang tidakdidampingi,
bayibisajatuhkelantaidanmengalamicederaataumemerlukanresusitasi yang
tidaksegeratersedia.