Hipertensi Emergensi
Oleh
dr. Afifurrahman
Pendamping
2017
Borang Portofolio
Objektif Presentasi :
2. Riwayat Pengobatan : -
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit : -
4. Riwayat keluarga : -
5. Riwayat Pekerjaan : -
6. Riwayat Lingkungan Sosial dan Fisik : -
7. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus): imunisasi polio (+), imunisasi
Hepatitis (+), imunisasi DPT (+), imunisasi campak (-)
Daftar Pustaka :
Pudijadi AH, Hegar B, Hardyastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED, penyunting.
Pedoman Pelayanan medis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta: Badan Penerbit
IDAI:2011.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi & Penyakit Tropis.
Buku Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. T.H Rampengan, I.R Laurentz. 1997.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Campak
2. Mekanisme perjalanan penyakit Campak.
3. Penanganan Campak di RS Pelabuhan
Subjektif :
Keluhan Utama : Demam dan bintik merah.
Riwayat Perjalanan Penyakit: (allonamnesis ibu pasien)
OS mengeluh sejak 4 hari SMRS demam mendadak, terus menerus setiap hari. Demam tidak
disertai menggigil, dan tidak ada kejang. OS mengeluh batuk dan pilek, dahak berwarna putih
kental dan susah dikeluarkan. OS mengaku nyeri pada saat menelan makanan. OS tidak mau
makan dan minum. Mual dan muntah tidak ada. OS mengeluh kedua mata perih, berair agak
merah. Satu hari SMRS muncul bintik-bintik kemerahan yang mula-mula tampak di belakang
telinga OS, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Buang air besar dan buang air kecil tidak ada
keluhan.
-
Objektif :
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
TD : 100/60 mmHg, Nadi : 72 x/m, Respirasi : 22 x/m, Suhu badan : 38,80C,
BB : 15 kg TB: 105cm
Kepala : konjungtiva Hiperemis (+/+), Sklera Ikterik (-)
mulut: Faring hiperemis(+) stomatitis (+) bercak koplik (+)
Kulit :
Lesi : Regio Generelisata
Effloresensi : makuloeritematous
Jumlah : multiple
Ukuran : lentikuler-plakat
Susunan : diskret
Batas : tegas
Assesment :
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik mendukung diagnosis Campak. Pada kasus ini diagnosis
ditegakkan berdasarkan :
Anamnesis : demam 4 hari, bintik merah di kulit, batuk berdahak, nyeri
tenggorokan dan mata merah.
Pemeriksaan fisik: Konjungtiva hiperemis, faring hiperemis, stomatitis, bercak koplik,
lesi kulit makuloeritematous multiple generalisata
Pencegahan :
Imunisasi Campak :
Imunisasi campak sebaiknya diberika pada usia 9 bulan dan dosis penguatan (second
opportunity pada crash program campak) pada usia 24 bulan serta saat SD kelas 1-6.
Terkadang terdapat program PIN (Pekan Imunisasi Nasional) campak yang bertujuan
sebagai penguatan (strengthening) dan mencakup sekitar 5 % individu yang
diperkirakan tidak memberikan respons imunitas yang baik saat diimunisasi dulu.
Untuk anak yang terlambat/ belum mendapat imunisasi campak bila saat itu anak
berusia 9-12 bulan, berikan kapanpun saat bertemu. Bila anak berusia > 1 tahun,
berikan MMR. Jika sudah diberi MMR usia 15 bulan, tidak perlu campak di usia 24
bulan
Edukasi :
Kepada orangtua dan keluarga pasien dijelaskan mengenai penyakit yang diderita
pasien dan menjelaskan kepada orangtua pasien untuk menjaga daya tahan tubuh anak
sehingga tidak mudah batuk pilek
Peserta Pendamping
Etiologi campak adalah virus campak (measles atau rubeola) yang merupakan tipe paramyxovirus
virus campak menular melalui droplet dengan port d'entree virus adalah saluran nafas atas.
penderita campak sangat infeksius sejak 1-2 hari sebelum stadium prodirmal, hingga
empat hari setelah ruam menghilang. ruam akan menghilang dalam 1-2 minggu
virus campak dapat menyebabkan defisiensi vitamin A yang dapat menyebabkan xerophtalmia (dry
eyes) hingga kebutaan. sehingga diberikan vitamin A sebagai pencegahan. vitamin A diberikan hari 1,
hari 2 dan 2-4 minggu setelah dosis kedua
tidak perlu, karena merupakan self limiting disease. Yang penting cegah dehidrasi.
melalui 3 fase trias dapat ditegakkan diagnosis secara klinis (demam, ruam, batuk dan konjungtivitis
atau ditemukan bercak koplik)
virus campak menular lewat udara, infeksi awal dan viremia terjadi di sel epitel trakea dan bronkus.
setelah 2-4 hari virus campak menginvasi jaringan limfe regional melalui pulmonary makrofag.
hingga terjadi penyebaran hematogen. monosit yg terinfeksi virus akan menyebarkan virus ke saluran
respirasi, kulit dan organ lainnya
indikasi rawat inap pada penyakit campak adalah hiperpireksia, dehidrasi, kejang, asupan oral sulit
atau disertai komplikasi