Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER TAHUN

AKADEMIK 2016 / 2017

Nama : Dea Karina

NPM : 14.11.106.503.169

Fakultas : FKIP- Program Pendidikan Ekonomi

Dosen Pengampu : Dr M. Alipatan , M.Pd


1. Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan wilayah yang luas dan secara
geografis maupun sosiokultural sangat heterogen, pada beberapa wilayah
penyelenggaraan pendidikan masih terdapat berbagai permasalahan,
terutama pada daerah yang tergolong terdepan, terluar, dan tertinggal
(daerah 3T). Permasalahan penyelenggaraan pendidikan, utamanya di
daerah 3T antara lain adalah permasalahan pendidik, seperti kekurangan
jumlah (shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution),
kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low
competencies), serta ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan
bidang yang diampu (mismatched). Permasalahan lain dalam
penyelenggaraan pendidikan adalah angka putus sekolah juga masih relatif
tinggi, angka partisipasi sekolah masih rendah, sarana prasarana belum
memadai, dan infrastruktur untuk kemudahan akses dalam mengikuti
pendidikan masing sangat kurang. Sebagai bagian dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia peningkatan mutu pendidikan di daerah 3T perlu dikelola
secara khusus dan sungguhsungguh, utamanya dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan tersebut, agar daerah 3T dapat segera maju
bersama sejajar dengan daerah lain. Hal ini menjadi perhatian khusus
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengingat daerah 3T memiliki
peran strategis dalam memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kebijakan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah
3T, adalah Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia. Program ini
meliputi (1) Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi dengan
Kewenangan Tambahan (PPGT), (2) Program Sarjana Mendidik di daerah 3T
(SM3T), dan (3) Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaboratif
(PPGT Kolaboratif). Program-program tersebut merupakan sebagian jawaban
untuk mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di daerah 3T. Program
SM-3T sebagai salah satu Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia
ditujukan kepada para Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai guru
(PNS/GTY), untuk ditugaskan selama satu tahun di daerah 3T. Program SM-3T
dimaksudkan untuk membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus
mempersiapkan calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki
sikap peduli terhadap sesama, serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak
bangsa, agar dapat maju bersama mencapai cita-cita luhur seperti yang
diamanatkan oleh para pendiri bangsa Indonesia.

B. Pengertian Program SM-3T

Program SM3T adalah program pengabdian sarjana pendidikan untuk


berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T
selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan
dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru.
C. Tujuan

1. Membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan


terutama

kekurangan tenaga pendidik.

2. Memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan


sehingga

terbentuk sikap profesional, cinta tanah air, bela negara, peduli, empati,

terampil memecahkan masalah kependidikan, dan bertanggung jawab

terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahanmalangan dalam

mengembangkan pendidikan pada daerahdaerah yang tergolong 3T.

3. Menyiapkan calon pendidik yang memiliki jiwa keterpanggilan untuk

mengabdikan dirinya sebagai pendidik profesional pada daerah 3T.

4. Mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti Program

Pendidikan Profesi Guru (PPG).

D. Ruang Lingkup SM- 3T

1. Melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan sesuai


dengan

bidang keahlian dan tuntutan kondisi setempat.

2. Mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah.

3. Melakukan kegiatan ekstrakurikuler.

4. Membantu tugas-tugas yang terkait dengan manajemen pendidikan di


sekolah. 5. Melakukan tugas sosial dan pemberdayaan masyarakat untuk
mendukung

program pembangunan pendidikan dan kebudayaan di daerah 3T.

E. Landasan Yuridis

1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

5. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik


dan

Kompetensi Guru.
6. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik

dan Kompetensi Konselor.

7. Permendiknas Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi


Guru

Prajabatan.

8. Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 tentang Program Pendidikan Profesi


Guru

bagi Guru Dalam Jabatan.

9. Kepmendiknas Nomor 126/P/2010 tentang Penetapan LPTK Penyelenggara


PPG

bagi Guru Dalam Jabatan.

10. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 64/DIKTI/Kep/2011

tentang Penetapan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

Penyelenggara Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi

(Berkewenangan Ganda).

Dari penjelasan diatas , sudah jelas bahwa SM3T itu singkatan dari Sarjana
Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. Programnya seperti KKN
( Kuliah Kerja Nyata), bedanya kalau di Kuliah Kerja Nyata kita harus
membiayai sendiri, tempat tinggal pun cari sendiri. Sedangkan program SM3T
ini, semuanya disediakan oleh pemerintah, kita tinggal sanggup atau tidak
dalam menjalankannya. Adapun yang disediakan oleh pemerintah yaitu,
mulai dari biaya transportasi ke lokasi daerah SM3T, tempat tinggal sudah
disediakan, bahan makanan pokok pun juga sudah disediakan. Dan yang
paling menarik nih, kita dapat bonus gaji yang cukup besar. Setelah kita
mengikuti program SM3T ini, kita bakalan mendapatkan beasiswa kuliah PPG
loh, kalau kita membiayai kuliah PPG sendiri, biayanya tidak sedikit yaitu
mencapai belasan juta per-semester. Beruntunglah kalian kalau mengikuti
program SM3T, bisa mendapatkan beasiswa kuliah PPG (Pendidikan profesi
Guru).

Sarjana di tempatkan di daerah-daerah yang terpelosok di Indonesia. Daerah


yang sulit sinyal dan listrik. Daerah yang fasilitasnya terbatas, contohnya di
Aceh, Papua, NTT. Jika peserta SM3T kangen sama orang tuanya, biasanya
pergi ke bukit untuk mendapatkan sinyal guna berkomunikasi. Maka dari itu,
program mengajar di daerah pelosok memang pekerjaan yang sungguh
mulia, karena banyak guru yang enggan untuk mengajar di daerah pelosok
dikarenakan keterbatasan fasilitas dan sarana prasarana yang kurang
memadai serta kesulitan untuk mendapatkan sinyal dan listrik. Intinya,
tantangan terberat di tempat pengabdian ini adalah harus beradaptasi
dengan lingkungan yang lebih sederhana.

Peserta SM3T bertugas untuk melaksanakan pembelajaran pada satuan


pendidikan sesuai dengan bidang keahliannya atau tuntutan kondisi
setempat. Mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah, melakukan
kegiatan ekstrakurikuler, membantu tugas-tugas yang terkait dengan
manajemen pendidikan di sekolah, serta tugas sosial dan pemberdayaan
masyarakat untuk mendukung program pembangunan pendidikan dan
kebudayaan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Pemerintah
setempat yang ditempati para sarjana pengabdi ini merasa bangga dan
berterima kasih. Di tengah kebingungan dan keputusasaan tentang
kekurangan guru di daerah terpencil, kedatangan guru-guru muda di program
SM3T itu menjadi energi luar biasa bagi masyarakat setempat.

Alumni SM3T selain akan diprioritaskan dalam seleksi CPNS, mereka juga
berhak menyandang gelar Gr yang berarti Guru Profesional. Selain
mendapatkan gelar Gr mereka juga mendapatkan sertifikat pendidik yang
artinya, jika nantinya lulus menjadi PNS maka akan langsung mendapatkan
tunjangan profesi satu kali gaji pokok. "Hal ini diatur dalam Permendikbud
Nomor 87/2013 tentang Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Begitu
banyak keuntungan mengikuti program SM3T ini, selain mengejar beasiswa
PPG, kalian juga mendapatkan pengalaman yang begitu berharga, mengerti
dan merasakan betapa sulitnya kehidupan saudara kita di sana jika
dibandingkan dengan kita. Di sana kita juga dilatih hidup mandiri dan tidak
bergantung pada orang tua. Benar-benar hidup mandiri karena jauh dari
kampung halaman dan jauh dari pengawasan orang tua, dan untuk waktu
pulang mungkin tidak bisa sebelum masa pengabdian usai yaitu satu tahun
lamanya, kecuali ada kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan. Maka dari itu
peserta SM3T harus benar-benar kuat mental, mampu bertahan serta
percaya diri bahwa dirinya mampu mengabdi di daerah 3T.

2. Berikut ini saya akan menjelaskan tentang kronoligi terbentuknya Sarjana


Mengajar 3T (SM3T) itu sendiri, atau bisa dikenal dengan unsur-unsur
pembentukkan SM3T :

Pada Tanggal 20 September 2011 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi


(Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan program
Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia (MBMI). Sehingga lahirlah program
SM-3T ( Sarajana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal.

Tanggal 30 September 2011 Ditjen Dikti menyosialisasikan kebijakan program


MBMI kepada para rektor lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK)
dan Dinas Pendidikan Kabupaten yang wilayahnya diproyeksikan menjadi
wilayah pengabdian.

Tanggal 20-29 Oktober 2011 Dua belas LPTK membuka pendaftaran peserta
SM-3T untuk Angkatan I, Ke-12 LPTK itu terdiri atas Universitas Negeri
Padang, Universitas Negeri malang, Universitas Pendidikan Indonesia,
Univesitas Negeri Manado, Universitas Negeri Makasar, Universitas Negeri
Jakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Surabaya,
Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Gorontalo, dan Universitas
Pendidikan Ganesha

Pada tanggal 1 November 2011 Sebanyak 2.480 sarjana pendidikan dari


berbagai program studi dinyatakan lolos seleksi dan diterima sebagai calon
peserta SM-3T angkatan I.

Pada tanggal 5-7 November 2011 Para peserta SM-3T mengikuti kegiatan
prakondisi SM-3T di LPTK masing-masing. Kegiatan ini sebagai pembekalan
dan persiapan bagi mereka sebelum berangkat ke tempat pengabdian.

Pada tanggal 21 November 2011 Sebanayak 2.480 SM-3T diberangkatkan ke


wilayah pengabdian. Mereka tersebar di berbagai wialayah pelosok di empat
provinsi, yakni Aceh, Nusa Tenggara Timur, papua Barat, dan papua.

Tahun 2012 tepatnya tanggal 8 Juli 2012 , Diadakan pendaftaran peserta SM-
3T angkatan II untuk gelombang pertama dibuka secara online dan terpusat.
Dalam pendaftaran itu, terdapat beberapa penambahan persyaratan
pendaftaran, yaitu IPK minimal 3.00, lulusan 3 tahun terkahir, terdapat di
Pangkalan Data Pendidikn Tinggi (PDPT), serta berusia maksimal 28 tahun.

Pada tanggal 26-27 Juli 2012 , Sebanyak 3.226 pendaftar dinyatakan lolos
seleksi administrasi dan berhak mengikuti tes online SM-3T angkatan II
Gelombang pertama.

Pada tanggal 1-4 Agustus 2012 , Untuk pertama kalinya digelar tes online
bagi pendaftar SM-3T yang lolos seleksi administrasi. Tes digelar secara
serentak di 12 LPTK yang telah ditunjuk sebagai penyelenggara. (Universitas
Negeri Padang, Universitas Negeri malang, Universitas Pendidikan Indonesia,
Univesitas Negeri Manado, Universitas Negeri Makasar, Universitas Negeri
Jakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Surabaya,
Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Gorontalo, dan Universitas
Pendidikan Ganesha).

Pada tanggal 10 Agustus 2012 , Sebanyak 2.990 peserta tes online


dinyatakan lolos diterima sebagai calon peserta SM-3T dan mendapatkan
jadwal tes wawancara.

Pada tanggal 11-26 Agustus 2012 , Pendaftraan calon peserta SM-3T


angkatan II gelombang kedua dengan ketentuan yang sama dengan
gelombang pertama.
Pada tanggal 30 Agustus 2012 , Sebanyak 9.100 pendaftar dinyatakan lolos
seleksi administrasi dan berhak mengikuti tes online SM-3T angktan II
gelombang kedua.

Pad tanggal 8-13 Oktober 2012 , Sebanyak 2.760 orang diberangkatkan


sebagai SM-3T angkatan II. Mereka tersebar di berbagai pelosok di 10
provinsi atau 35 kabupaten di Indonesia.

Memasuki tahun ke 3 SM-3T tepatnya tanggal 1 Juni 2013. SM-3T semakin


menggema ini terbukti dengan bertambahnya 5 LPTK bergabung dalam
penyelenggaraan SM-3T sehinga kini menjadi 17 LPTK. Pendaftaran SM-3t
angkatan III dibuka bagi para sarjana pendidikan secara online. Selama masa
pendaftaran, terjaring 14.028 pendaftar.

Pada tanggal 17 Juli 2013 , Sebanyak 7.020 pendafatar dinyatakan lolos


seleksi administrasi dan menerima jadwal tes online.

Pada tanggal 19-21 Juli 2013 , Sebanyak 5.540 orang pendaftar calon SM-3T
angkatan III mengikuti tes online di 17 LPTK yang ditunjuk sebagai
penyelenggara. Ke-17 LPTK itu yaitu UNJ, UPI, UNY, Unnes, Unesa, UM, UNP,
Unimed, UNM, Unima, Undiksa, Upri, Unsyiah, Undana, Unmul, dan Untan.

Pada tanggal 24-25 Agustus 2013 , Uji Tulis Nasional secara online untuk PPG
SM-3T angkatan I Prodi PGSD dan PG PAUD. Ujian ini untuk mengukur
kemampuan materi bidang studi.

Pada tanggal 1-12 September 2013 , Sebanyak 2.997 calon peserta SM-3T
angkatan III mengikuti pembekalan dan prakondisi di LPTK masing-masing
sebelum berangkat ke wilayah pengabdian.

Pada tanggal 13-18 September 2013 , Sebanyak 2.804 peserta SM-3T


angkatan III diberangkatkan ke wilayah pengabdian.

Pada tanggal 23-27 September 2013 , Peserta SM-3T angkatan II yang telah
setahun mengabdi yang tersebar di 35 kabupaten ditarik kembali oleh LPTK
masing-masing untuk mengikuti PPG. Sebagai tambahan PPG ini termasuk
atau bisa dikatakan beasiswa dari pemerintah.

3. Sebelum peserta diberangkatkan ke daerah sasaran untuk melaksanakan


program SM-3T ini, dilakukan program prakondisi yang dilaksanakan oleh
LPTK penyelenggara untuk membekali kesiapan akademik, mental, fisik, dan
survival (ketahanmalangan) mereka. Program prakondisi ini diawali dengan
pemberian orientasi umum tentang pendidikan di daerah 3T, dengan materi:
(1) membawa peserta ke alam psikologis dan sosiologis daerah sasaran
melalui pemutaran film Laskar Pelangi; (2) pemberian informasi tentang
kondisi pendidikan di daerah 3T yang antara lain tentang kekurangan tenaga
guru, disparitas kualitas, mismatched, tingginya angka putus sekolah, dan
rendahnya angka partisipasi sekolah; dan (3) orientasi tentang sosial budaya
daerah sasaran.
Program prakondisi meliputi lima kegiatan, yaitu:

1. Workshop pengembangan perangkat pembelajaran dan evaluasi.

Kegiatan workshop dimaksudkan untuk membekali para peserta agar


memiliki kemampuan dan keterampilan mengembangkan perangkat
pembelajaran dan evalausi hasil belajar. Jumlah peserta dalam satu kelas
workshop (rombongan belajar) sebanyak 25 orang dan difasilitasi oleh dua
orang instruktur. Workshop pengembangan perangkat pembelajaran ini
dilaksanakan dengan pola 40 JP atau 4 hari (1 JP = 50 menit) dilakukan
dengan skenario sebagai berikut.

1. Peserta difasilitasi instruktur melakukan orientasi dan diskusi model-model


silabus, RPP, lembar kerja siswa (LKS), rancangan bahan ajar, media, dan
instrumen asesmen.
2. Peserta memilih standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang
akan dikembangkan menjadi perangkat pembelajaran.

3. Peserta didampingi instruktur mengembangkan perangkat pembelajaran,


yang terdiri atas:

a. Silabus (SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,


indikator, penilaian, dan sumber belajar)

b. RPP (sekurang-kurangnya memuat: perumusan tujuan/ kompetensi,


pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/media
pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil
belajar).

c. Rancangan bahan ajar

d. Media pembelajaran

e. LKS dan perangkat evaluasi.

4. Peserta mempresentasikan perangkat pembelajaran yang dikembangkan


untuk mendapatkan masukan dari instruktur dan peserta lain, kemudian
melakukan perbaikan atas dasar masukan tersebut.

Dalam pengembangan perangkat pembelajaran, peserta juga harus


dibekali kemampuan mengembangkan perangkat pembelajaran untuk
pendidikan pada kondisi khusus, seperti kelas rangkap dan pembelajaran
multi subjek.

2. Pelatihan melaksanakan tugas kependidikan pada kondisi khusus/tertentu


(contoh: mengajar kelas rangkap)
Kegiatan pelatihan ini dimaksudkan untuk membekali peserta Program SM-
3T agar memiliki kemampuan mengajar termasuk kesiapan mengajar pada
kelas rangkap dan mengajar multi subjek. Oleh karena itu, materi yang
diberikan pada kegiatan pelatihan ini ditekankan pada praktik mengajar
(dalam bentuk peer teaching) kelas rangkap serta kemampuan mengajar
multi subjek yaitu kemampuan mengajar mata pelajaran lain diluar bidang
keahliannya. Pelatihan melaksanakan tugas kependidikan pada kondisi
khusus difasilitasi oleh dua orang instruktur untuk setiap rombongan belajar
dengan alokasi waktu 20 JP.

3. Pembinaan Mental, Motivasi, dan Survival (Ketahanmalangan)

Pembinaan mental dimaksudkan untuk membangun karakter para peserta


agar memiliki karakter tangguh dan peduli terhadap sesama, serta memiliki
jiwa ketahanmalangan dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi
persoalan hidup di daerah sasaran. Materi pembinaan ini meliputi pemberian
motivasi, penyampaian wawasan, dan contoh-contoh nyata kelompok
masyarakat dalam keadaan terbatas tetapi mampu bertahan hidup.

Dilanjutkan praktik di lapangan yang dapat berupa outbond dan pemberian


pengalaman hidup yang penuh tantangan dan rintangan. Nara sumber
kegiatan ini adalah dosen LPTK atau dapat berasal dari insitusi/masyarakat
yang memiliki pengalaman dan wawasan yang relevan dengan kegiatan ini.
Kegiatan pembinaan mental ini dilakukan dengan alokasi waktu 20 JP atau
selama dua hari di luar kampus (out door) dengan situasi dan kondisi
diupayakan mendekati situasi dan kondisi daerah sasaran. Pembinaan mental
dan survival (ketahanmalangan) dimungkinkan terintegrasi dengan program
prakondisi yang lain.

4. Pelatihan keterampilan sosial kemasyarakatan

Pelatihan keterampilan sosial kemasyarakatan ini dimaksudkan untuk


membekali kompetensi sosial dan kemasyarakatan kepada peserta agar
mampu melaksanakan tugasnya dalam berkomunikasi secara aktif dengan
pihak sekolah dan masyarakat. Alokasi waktu untuk kegiatan pelatihan
keterampilan sosial kemasyarakatan ini sebanyak 10 JP, dengan tiga pokok
bahasan materi, yaitu:

a. Kecepatan beradaptasi (sosioantropologi dan kemampuan komunikasi


sosial)
b. Pemberdayaan masyarakat dan keluarga (berbasis budaya, ekonomi, dan
ekologi)
c. Kepemimpinan

Nara sumber untuk materi yang terkait dengan butir (a) dan (b) adalah
pejabat dari daerah sasaran yang relevan dan kompeten. Sedangkan nara
sumber untuk materi butir (c) dapat diambil dari dosen LPTK penyelenggara
yang kompeten pada bidang tersebut.

5. Kursus Mahir Dasar Kepramukaan, Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara.


Kursus Mahir Dasar Kepramukaan dilaksanakan dengan maksud membekali
keterampilan dasar kepramukaan kepada peserta agar memiliki jiwa
pengabdian, nasionalisme, patriotisme, cinta tanah air Indonesia, dan bela
negara. Kursus ini dilaksanakan oleh Gugus Depan Pramuka di LPTK bekerja
sama dengan Kwartir Cabang Pramuka setempat. Kursus Mahir Dasar ini
dilakukan selama 30 JP atau selama tiga hari di luar kampus (out door).
Kegiatan (4) dan (5) dapat dilaksanakan secara terintegrasi

Anda mungkin juga menyukai