0,008%C : batas kelarutan minimum karbon pada ferit pada temperature kamar. 0,025%C : batas kelarutan maksimum karbon pada ferit pada temperatur 723 derajat celcius. 0,083%C : titik eutectoid 2%C : batas kelarutan pada besi delta pada temperature 1130 derajat celcius. 4,3%C : titik eutectoid 2. Daerah baja Hypoeutektoid adalah garis A. Daerah baja Hypereutektoid adalah garis B.
3. Jelaskan yang dimaksud :
a. Cementite Sementit adalah senyawa besi dengan karbon yang umum dikenal sebagai karbida besi dengan rumus kimianya Fe3C (prosentase karbon pada sementit adalah sekitar 6,65 %) Sel satuannya adalah ortorombik dan bersifat keras dengan harga kekerasannya sekitar 65-68 HRC. Pada struktur hasil anil karbida tersebut akan berbentuk bulat dan tertanam dalam matrik ferit yang lunak dan dapat berfungsi sebagai Pemotong geram sehingga dapat meningkatkan mampu mesin dari baja yang bersangkutan. Keberadaan karbida-karbida pada baja-baja yang dikeraskan, terutama pada HSS dan baja cold-worked dapat meningkatkan ketahanan aus. b. Austenite adalah larutan padat karbon dalam besi. Fasa ini memiliki kekuatan tarik kurang lebih 1050 kg/cm2, kekerasan 40 Ro, ketahanan karat yang lebih baik daripada fasa yang lain. Austenite merupakan fasa yang tidak stabil di temperatur kamar, sehingga dibutuhkan komposisi paduan lain yang akan berungsi sebagai penstabil fasa austenite pada temperatur kamar, contohnya adalah mangan (Mn). c. Ferrite () merupakan fasa yang terbentuk pada temperatur sekitar 300-723 derajat celcius. Pada daerah ini, kelarutan karbon maksimalnya adalah 0,025% pada temperatur 725 derajat celcius, dan turun drastis menjadi 0% pada 0 derajat celcius. Fasa ini biasa terjadi bersamaan dengan cementite, membentuk pearlite pada pendinginan lambat. Fasa ini lunak, dan memberikan kemampuan bentuk pada logam. Gambar di sebelah kiri menunjukkan struktur fasa ferrite yang berwarna hitam, dan austenite yang berwarna putih. Hal ini menunjukkan bahwa, selain lunak, ferrite sendiri cenderung lebih mudah berkarat dibandingkan austenite. d. Pearlite adalah suatu eutecloid mixture dari sementite dan ferrite. Mengandung 0,8 % C. Terbentuk pada 723 derajat celcius. e. Ledeburite adalah suatu eutectic mixture dari austenit dan cementite, mengandung 4,3%C, terbentuk pada 1130 derajat celcius. f. Lower Critical Temperature (Temperatur Kritis Bawah ) A1, temperatur eutektoid. Pada diagram Fe-Fe3C tampak garis mendatar pada temperatur 723 derajat celcius. Pada temperatur ini terjadi reaksi eutektoid. g. Upper Critical Temperature (Temperatur Kritis Atas) A3, temperatur awal terjadinya perubahan allotropi dari ke (pada pendinginan) atau akhir perubahan allotropi dari ke (pada pemanasan). h. Garis Solvus Acm merupakan batas kelarutan karbon dalam austenit.
4. Tranformasi pada baja eutektoid (0,80 %C)
Baja eutektoid, paduan besi-karbon dengan kadar C = 0,80%, adalah paduan dengan komposisi eutektoid. Pada temperatur di atas garis liquidus berupa larutan cair (liquid). Bila temperatur diturunkan secara perlahan, pada saat mencapai garis liquidus (titik 1) akan mulai terbentuk inti austenit yang selanjutnya akan tumbuh menjadi dendrit austenit. Pembekuan selesai pada garis solidus (titik 2). Seluruhnya sudah menjadi austenit. Pada pendinginan selanjutnya tidak terjadi perubahan hingga temperatur mencapai titik 3, di garis A1, temperatur kritis bawah. Disini austenit yang mempunyai komposisi eutektoid ini akan mengalami reaksi eutektoid: austenit ferrit + sementit (pearlit) Terbentuknya pearlit ini dimulai dengan terbentuknya inti sementit (biasanya pada batas butir austenit). 5. Tranformasi pada baja hypoeutektoid (%C < 0,80) Sebagai contoh untuk pembahasan pada baja hypoeutektoid ini diambil baja dengan komposisi 0,20%C. Pada titik A mikrostruktur seluruhnya berupa asutenit. Setelah melewati garis A3 (titik B), ferrit mulai terbentuk sepanjang batas butir austenit. Pada titik C austenit telah banyak menjadi ferrit, sedang austenit yang masih tersisa memiliki kadar karbon 0,8%. Setelah melewati garis A1 austenit yang masih tersisa berubah menjadi pearlit. Sehingga pada titik D strukturmikro yang terjadi berupa ferrit dan pearlit. 6. Tranformasi pada baja hypereutektoid (0,80< %C< 2,0) Pada titik A strukturmikro seluruhnya berupa austenit. Garis Acm pada titik B menunjukkan dimana cementit mulai terbentuk dan akan terus bertambah banyak sampai titik C. Cementit yang mengendap pada batas butir austenit tidak membentuk butiran seperti halnya ferrit, tetapi hanya mengumpul pada batas butir dan menyelubungi butir austenit. Karena itu cementit seperti ini dinamakan cementit network. Setelah melewati garis A1 austenit yang tersisa berubah menjadi pearlit. Sehingga struktur akhir yang terbentuk berupa cementit dan pearlit. 7. Transformasi pada besi tuang hypoeutektik (2<%C<4,3) Paduan ini membeku pada titik 1 dengan terbentuknya inti austenit yang selanjutnya tumbuh menjadi dendrit austenit. Austenit yang mulanya mengandung sedikit karbon, makin rendah temperaturnya makin tinggi kadar karbonnya, sedangkan liquid makin rendah temperaturnya semakin banyak kandungan karbonnya. Sehingga waktu temperatur paduan mencapai titik 2 (temperatur eutektik). Austenit sudah mengandung 2,0% C, sedangkan liquid mengandung 4,3% C (komposisi eutektik). Pada saat mencapai temperature ini paduan dengan 2,5% C terdiri dari austenite sebanyak (4,3-2,5)/(4,3-2,0) bagian dan sisa liquid sebanyak (2,5-2,0)/(4,3-2,0) bagian. Sida liquid sebanyak itu kemudian mengalami reaksi eutektik : Liquid austenite + sementit (eutectic mixture, ledeburite) Setelah selesainya reaksi eutektik paduan akan terdiri dari austenite proeutektik dan ledeburit. Pada pendinginan selanjutnya kemampuan austenite melarutkan karbon akan menurun, sehingga akan ada sementit yang keluar dari austenite. Sementit yang keluar dinamakan sebagai sementit sekunder. Keluarnya sementit dari austenite terus berlangsung sampai titik 3 (pada garis temperature krisis bawah A1, temperature eutektoid). Pada saat itu kandungan karbon dalam austeni menjadi 0,0% (komposisi eutektoid), dan austenite selanjutnya akan mengalami reaksi eutectoid menjadi perlit. Di temperature krisis bawah ini sudah tidak terjadi perubahan fase. Pada temperature kamar paduan ini akan terdiri dari perlit, sementit dan ledeburit (dengan austenitnya yang sudah bertransformasi menjadi perlit). Besi tuang ini . mengandung sejumlah sementit, suatu struktur yang sangat keras dang getas, Ini menyebabkan besi tuang sangat keras dang etas sehingga tidak dapat dibentuk dengan forming atau machining. Karena itu penggunaan besi tuang jenis ini sangat terbatas. Besi tuang ini bila dipatahkan maka permukaan patahan akan tampak berwarna putih mengkilat, karena itu besi tuang dinamakan besi tuang putih (white cast iron).
8. Transformasi pada besi tuang kelabu
Pada besi tuang kelabu tidak seluruh karbon berupa sementit (senyawa interstisial Fe3C), sebagian besar dari karbonnya akan berubah karbon bebas, Grafit. Transformasi yang terjadi selama pendinginan besi tuang kelabu hampir sama dengan proses yang terjadi pada besi tuang putih, dengan sedikit perbedaan pada diagram fasenya. Grafit pada besi tuang kelabu biasa berupa serpih (flake) yang bersambung satu sama lain menjadi satu kesatuan yang berkelanjutan. Grafit sangat lunak, getas, kekuatannya sangat rendah dan dalam besi tuang ini berbentuk serpih yang ujungnya merupakan takikan yang tajam, maka besi tuang kelabu mempunyai kekuatan, keuletan dan ketangguhan rendah. Grafit tampak seperti garis-garis tebal yang terputus atau terpisah dalam suatu matriks. Matriks ini dpat berubah ferrite atau campuran ferrit dan perlit.