Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MEKANIKA BAHAN

Disusun Oleh :

AISYAH AULIA NABILLA


4314100045

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
1.

Keterangan diagram Fe-Fe3C


0,008%C : batas kelarutan minimum karbon pada ferit pada temperature
kamar.
0,025%C : batas kelarutan maksimum karbon pada ferit pada temperatur 723
derajat celcius.
0,083%C : titik eutectoid
2%C : batas kelarutan pada besi delta pada temperature 1130 derajat
celcius.
4,3%C : titik eutectoid
2. Daerah baja Hypoeutektoid adalah garis A. Daerah baja Hypereutektoid adalah garis
B.

3. Jelaskan yang dimaksud :


a. Cementite Sementit adalah senyawa besi dengan karbon yang umum dikenal
sebagai karbida besi dengan rumus kimianya Fe3C (prosentase karbon pada
sementit adalah sekitar 6,65 %) Sel satuannya adalah ortorombik dan bersifat
keras dengan harga kekerasannya sekitar 65-68 HRC. Pada struktur hasil anil
karbida tersebut akan berbentuk bulat dan tertanam dalam matrik ferit yang lunak
dan dapat berfungsi sebagai Pemotong geram sehingga dapat meningkatkan
mampu mesin dari baja yang bersangkutan. Keberadaan karbida-karbida pada
baja-baja yang dikeraskan, terutama pada HSS dan baja cold-worked dapat
meningkatkan ketahanan aus.
b. Austenite adalah larutan padat karbon dalam besi. Fasa ini memiliki kekuatan
tarik kurang lebih 1050 kg/cm2, kekerasan 40 Ro, ketahanan karat yang lebih baik
daripada fasa yang lain. Austenite merupakan fasa yang tidak stabil di temperatur
kamar, sehingga dibutuhkan komposisi paduan lain yang akan berungsi sebagai
penstabil fasa austenite pada temperatur kamar, contohnya adalah mangan (Mn).
c. Ferrite () merupakan fasa yang terbentuk pada temperatur sekitar 300-723
derajat celcius. Pada daerah ini, kelarutan karbon maksimalnya adalah 0,025%
pada temperatur 725 derajat celcius, dan turun drastis menjadi 0% pada 0 derajat
celcius. Fasa ini biasa terjadi bersamaan dengan cementite, membentuk pearlite
pada pendinginan lambat. Fasa ini lunak, dan memberikan kemampuan bentuk
pada logam. Gambar di sebelah kiri menunjukkan struktur fasa ferrite yang
berwarna hitam, dan austenite yang berwarna putih. Hal ini menunjukkan bahwa,
selain lunak, ferrite sendiri cenderung lebih mudah berkarat dibandingkan
austenite.
d. Pearlite adalah suatu eutecloid mixture dari sementite dan ferrite. Mengandung
0,8 % C. Terbentuk pada 723 derajat celcius.
e. Ledeburite adalah suatu eutectic mixture dari austenit dan cementite,
mengandung 4,3%C, terbentuk pada 1130 derajat celcius.
f. Lower Critical Temperature (Temperatur Kritis Bawah ) A1, temperatur
eutektoid. Pada diagram Fe-Fe3C tampak garis mendatar pada temperatur 723
derajat celcius. Pada temperatur ini terjadi reaksi eutektoid.
g. Upper Critical Temperature (Temperatur Kritis Atas) A3, temperatur awal
terjadinya perubahan allotropi dari ke (pada pendinginan) atau akhir
perubahan allotropi dari ke (pada pemanasan).
h. Garis Solvus Acm merupakan batas kelarutan karbon dalam austenit.

4. Tranformasi pada baja eutektoid (0,80 %C)


Baja eutektoid, paduan besi-karbon dengan kadar C = 0,80%, adalah paduan dengan
komposisi eutektoid. Pada temperatur di atas garis liquidus berupa larutan cair
(liquid). Bila temperatur diturunkan secara perlahan, pada saat mencapai garis
liquidus (titik 1) akan mulai terbentuk inti austenit yang selanjutnya akan tumbuh
menjadi dendrit austenit. Pembekuan selesai pada garis solidus (titik 2). Seluruhnya
sudah menjadi austenit. Pada pendinginan selanjutnya tidak terjadi perubahan hingga
temperatur mencapai titik 3, di garis A1, temperatur kritis bawah. Disini austenit yang
mempunyai komposisi eutektoid ini akan mengalami reaksi eutektoid: austenit ferrit +
sementit (pearlit) Terbentuknya pearlit ini dimulai dengan terbentuknya inti sementit
(biasanya pada batas butir austenit).
5. Tranformasi pada baja hypoeutektoid (%C < 0,80)
Sebagai contoh untuk pembahasan pada baja hypoeutektoid ini diambil baja dengan
komposisi 0,20%C. Pada titik A mikrostruktur seluruhnya berupa asutenit. Setelah
melewati garis A3 (titik B), ferrit mulai terbentuk sepanjang batas butir austenit. Pada
titik C austenit telah banyak menjadi ferrit, sedang austenit yang masih tersisa
memiliki kadar karbon 0,8%. Setelah melewati garis A1 austenit yang masih tersisa
berubah menjadi pearlit. Sehingga pada titik D strukturmikro yang terjadi berupa
ferrit dan pearlit.
6. Tranformasi pada baja hypereutektoid (0,80< %C< 2,0)
Pada titik A strukturmikro seluruhnya berupa austenit. Garis Acm pada titik B
menunjukkan dimana cementit mulai terbentuk dan akan terus bertambah banyak
sampai titik C. Cementit yang mengendap pada batas butir austenit tidak membentuk
butiran seperti halnya ferrit, tetapi hanya mengumpul pada batas butir dan
menyelubungi butir austenit. Karena itu cementit seperti ini dinamakan cementit
network. Setelah melewati garis A1 austenit yang tersisa berubah menjadi pearlit.
Sehingga struktur akhir yang terbentuk berupa cementit dan pearlit.
7. Transformasi pada besi tuang hypoeutektik (2<%C<4,3)
Paduan ini membeku pada titik 1 dengan terbentuknya inti austenit yang selanjutnya
tumbuh menjadi dendrit austenit. Austenit yang mulanya mengandung sedikit karbon,
makin rendah temperaturnya makin tinggi kadar karbonnya, sedangkan liquid makin
rendah temperaturnya semakin banyak kandungan karbonnya. Sehingga waktu
temperatur paduan mencapai titik 2 (temperatur eutektik). Austenit sudah
mengandung 2,0% C, sedangkan liquid mengandung 4,3% C (komposisi eutektik).
Pada saat mencapai temperature ini paduan dengan 2,5% C terdiri dari austenite
sebanyak (4,3-2,5)/(4,3-2,0) bagian dan sisa liquid sebanyak (2,5-2,0)/(4,3-2,0)
bagian. Sida liquid sebanyak itu kemudian mengalami reaksi eutektik :
Liquid austenite + sementit (eutectic mixture, ledeburite)
Setelah selesainya reaksi eutektik paduan akan terdiri dari austenite proeutektik dan
ledeburit. Pada pendinginan selanjutnya kemampuan austenite melarutkan karbon
akan menurun, sehingga akan ada sementit yang keluar dari austenite. Sementit yang
keluar dinamakan sebagai sementit sekunder. Keluarnya sementit dari austenite terus
berlangsung sampai titik 3 (pada garis temperature krisis bawah A1, temperature
eutektoid). Pada saat itu kandungan karbon dalam austeni menjadi 0,0% (komposisi
eutektoid), dan austenite selanjutnya akan mengalami reaksi eutectoid menjadi perlit.
Di temperature krisis bawah ini sudah tidak terjadi perubahan fase.
Pada temperature kamar paduan ini akan terdiri dari perlit, sementit dan ledeburit
(dengan austenitnya yang sudah bertransformasi menjadi perlit). Besi tuang ini .
mengandung sejumlah sementit, suatu struktur yang sangat keras dang getas, Ini
menyebabkan besi tuang sangat keras dang etas sehingga tidak dapat dibentuk dengan
forming atau machining. Karena itu penggunaan besi tuang jenis ini sangat terbatas.
Besi tuang ini bila dipatahkan maka permukaan patahan akan tampak berwarna putih
mengkilat, karena itu besi tuang dinamakan besi tuang putih (white cast iron).

8. Transformasi pada besi tuang kelabu


Pada besi tuang kelabu tidak seluruh karbon berupa sementit (senyawa interstisial
Fe3C), sebagian besar dari karbonnya akan berubah karbon bebas, Grafit.
Transformasi yang terjadi selama pendinginan besi tuang kelabu hampir sama dengan
proses yang terjadi pada besi tuang putih, dengan sedikit perbedaan pada diagram
fasenya. Grafit pada besi tuang kelabu biasa berupa serpih (flake) yang bersambung
satu sama lain menjadi satu kesatuan yang berkelanjutan. Grafit sangat lunak, getas,
kekuatannya sangat rendah dan dalam besi tuang ini berbentuk serpih yang ujungnya
merupakan takikan yang tajam, maka besi tuang kelabu mempunyai kekuatan,
keuletan dan ketangguhan rendah. Grafit tampak seperti garis-garis tebal yang
terputus atau terpisah dalam suatu matriks. Matriks ini dpat berubah ferrite atau
campuran ferrit dan perlit.

Anda mungkin juga menyukai