Disusun oleh:
Kelompok 5
KELAS : G
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Tujuan Pengujian 3
BAB II ISI 4
2.1 Definisi Uji 4
2.2 Syarat-Syarat Pengujian 4
2.2.1 Syarat pelepasan varietas secara umum 5
2.2.2 Syarat pelepasan varietas hasil pemuliaan DNA atau introduksi 5
2.2.3 Syarat pelepasan varietas tanaman PRG 6
2.2.4 Syarat pelepasan varietas local 6
3.1 Kesimpulan 14
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam penetapan suatu varietas tanaman dapat dikategorikan sebagai varietas baru
atau tidak, harus melalui proses pengujian untuk membuktikan kebenarannya. Lembaga
pemerintah yang memiliki tugas untuk melindungi varietas tanaman dengan menerbitkan hak
perlindungan varietas tanaman (PVT) adalah Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan
Perizinan Pertanian (PPVTPP).Varietas yang diajukan dapat dilindungi apabila varietas
tersebut dapat didefinisikan dengan jelas. Hal ini berkaitan dengan proses yang akan
berlangsung untuk varietas dalam memperoleh hak PVT. Varietas yang layak untuk
mendapat hak PVT meliputi varietas dari jenis atau spesies tanaman yang baru, unik,
seragam, stabil, dan diberi nama. Salah satu metode dalam pengkarakterisasian varietas
tanaman yaitu berdasarkan tanda-tanda morfologi tanaman yaitu melalui beberapa karakter
baik karakter kualitatif maupun kuantitatif.
Pengujian lain yang menjadi salah satu kriteria pada pengajuan hak PVT adalah uji
BUSS (Baru, Unik, Seragam, Stabil), sehingga varietas yang lolos pengujian merupakan
varietas yang benar-benar memiliki sifat baru, unik, seragam, dan stabil.Di Indonesia, uji
BUSS yang ditetapkan sebagai pengujian PVT mengacu pada organisasi internasional tentang
perlindungan varietas tanaman, yaitu UPOV (The International Union of Protection of New
Varieties of Plant). Organisasi ini menyediakan dan menyelenggarakan sistem yang efektif
untuk perlindungan varietas tanaman yang bertujuan mendorong perkembangan varietas baru
untuk kepentingan masyarakat banyak.
Uji baru, Unik, Seragam dan Stabil (BUSS) merupakan salah satu cara pengujian
untuk melindungi tanaman yang akan di lepas, perlindungan varietas, dan mengidentifikasi
kebaruan, keunikan, keseragaman, dan kestabilan suatu varietas yang di uji dibandingkan
dengan varietas pembanding/ varietas asal.
BAB II
ISI
Uji baru, Unik, Seragam dan Stabil (BUSS) merupakan salah satu cara pengujian
untuk melindungi tanaman yang akan di lepas. Pengujian ini didasarkan pada Pasal 1 Ayat 3
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman (PVT) yang
menjelaskan bahwa varietas tanaman yang selanjutnya disebut varietas, adalah sekelompok
tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan
tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotype atau kombinasi
genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya
satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan (Deptan
2006). Uji BUSS salah satunya dilaksanakan atas dampak perdagangan bebas khususnya
untuk Negara berkembang, bahwa tanaman-tanaman yang diperdagangkan sebaiknya
memiliki sebuah perlindungan atau lebih dikenal dengan istilah perjanjian TRIPS (Trade-
Relatived Aspects of Intellectual Property Rights). Uji BUSS juga dilaksanakan guna
melindungi pemulia tanaman yang ingin melepaskan suatu varietas tanaman dan menjadikan
sebuah pacuan bagi mereka agar semakin banyak orang yang berkecimpung di bidang
penelitian ini dan kemudian banyak dihasilkan varietas baru. Varietas baru yang akan
dilindungi harus memilki persyaratan kebaruan, unik, seragam dan stabil untuk varietas yang
diuji.
Alat dan bahan pengujian berupa Benih Kedelai sebanyak 20 butir, Air, Kotak Sel atau
Tabung Reaksi, Laruatan Guayacol 0.5%, Lemari Pendingin, dan H2 O2 0.1%.
1. Batang
Tipe Tumbuh
Penentuan tipe tumbuh memerlukan uji tersendiri, diulang tiga atau
empat ulangan dengan masing-masing 20 tanaman/ulangan. Jarak antar baris
40 cm dan dalam barisan 15 cm. Varietas yang akan diuji (kandidat) dan
varietas contoh harus ditumbuhkan dalam kelompok menurut umur
kematangan.
Pada awal berbunga (satu bunga mekar pada batang utama) dilakukan
penandaan pada bagian ujung tanaman. Pada saat mencapai kematangan,
dilakukan penghitungan jumlah buku antara bagian yang telah ditandai dengan
ujung tanaman. Hasil rerata per varietas menunjukkan ekspresi karakteristik
tersebut (dibandingkan dengan varietas pembanding).
Sebagai tambahan, karakteristik ukuran daun terminal juga dapat
dijadikan dasar pemisahan ekspresi determinit. Daun terminal pada batang
utama varietas determinit kurang lebih sama dengan daun di bawahnya. Pada
tipe indeterminit, daun terminal berukuran lebih kecil.
Tipe Percabangan
Gambar 2.4.4 dan 2.4.5 Tipe Percabangan Batang
Tinggi Tanaman
2. Daun
3. Biji
Pengujian dilakukan pada 20 biji kedelai. Kulit biji dikupas dengan hati-hati
sehingga tidak ada serpihan kotiledon yang tertinggal. Untuk tujuan ini, biji kedelai
direndam air selama 2 jam.
Kulit biji kedelai ditempatkan dalam kotak sel atau tabung reaksi (satu tabung
per biji) dan ditambahkan 3-4 cm3 larutan 0.5% Guayacol. Setelah 10 menit
tambahkan 1 tetes 0.1% H2O2 .
Larutan berubah warna menjadi merah tua atau coklat untuk menunjukkan
reaksi positif, atau tetap tidak berwarna untuk menunjukkan reaksi negatif. Untuk
mengecek larutan 0.5% Guayacol, disarankan untuk menyertakan beberapa biji
varietas referensi yang mempunyai reaksi positif.
Kotak sel atau tabung kocok perlahan untuk mempercepat reaksi. Untuk
pencatatan yang lebih baik, tabung diletakkan di atas permukaan putih.
2.5 Uji BUSS Kedelai
Tabel 2.5.1 Karakteristik Uji BUSS Varietas Dega 1 dengan Varietas Grobogan dan Baluran
sebagai pembanding
Pemurnian populasi
Silang tunggal antara Persilangan
2 Asal lokal Malabar
grobogan dan malabar AVRDC
Grobogan
Bercabang (1-3
15 Percabangan Tidak ada -
cabang/ tanaman)
Ketahanan terhadap
HPT
-Penyakit karat
24 Agak tahan Agak tahan Rentan
-Hama penghisap
polong Agak tahan Tahan Rentan
Varietas unggul berumur genjah dan biji berukuran besar semakin diminati
konsumen. Di Indonesia, lebih dari 90% kedelai digunakan untuk pangan, 88% diantaranya
untuk bahan baku tahu dan tempe. Ukuran biji besar lebih disukai sebagai bahan baku
pembuatan tempe karena memberikan volume produk yang lebih besar sehingga lebih
menguntungkan karena tempe dijual dalam satuan volume. Galur kedelai GM-26 dengan
nama Dega 1, telah direkomendasikan untuk dilepas sebagai varietas unggul baru
berdasarkan berita acara hasil sidang TP2V No. 56/BBN.TP/9/2015. Dega 1 mempunyai
keunggulan potensi hasil tinggi, rata-rata hasil tinggi, umur genjah, ukuran biji besar, dan
beradaptasi luas.
Dega 1 mempunyai potensi hasil dan rata-rata hasil lebih tinggi dibandingkan
dengan varietas Grobogan dan Baluran. Umur masak lebih genjah dibandingkan dengan
varietas Baluran. Ukuran biji (bobot 100 biji) lebih besar dibandingkan dengan varietas
Grobogan dan Baluran. Dega 1 agak tahan terhadap penyakit karat daun dan hama pengisap
polong.
Dega 1 sesuai untuk ditanam di lahan sawah. Cara budidaya yang diperlukan adalah sama
dengan budidaya kedelai yang telah ada saat ini, yaitu jarak tanam 40 cm x 15 cm atau 40 cm
x 20 cm, dengan dua tanaman per rumpun. Dosis pupuk yang digunakan adalah 250 kg
Phonska/ha.Dengan pengelolaan tanaman yang optimal, terutama penyiangan (tepat waktu),
pengendalian hama dan penyakit tepat waktu dan dosis, maka Dega 1 mampu memberikan
hasil biji rata-rata >2,5 ton/ha. Dengan keunggulan tersebut di atas dan mengingat varietas
unggul kedelai umur genjah, biji besar, dan potensi hasil tinggi masih terbatas jumlahnya,
maka galur harapan kedelai Dega 1 akan menjadi alternatif tumpuan peningkatan
produktivitas guna menunjang usaha swasembada kedelai di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uji baru, Unik, Seragam dan Stabil (BUSS) merupakan salah satu cara pengujian untuk
melindungi tanaman yang akan di lepas, perlindungan varietas, dan mengidentifikasi
kebaruan, keunikan, keseragaman, dan kestabilan suatu varietas yang di uji dibandingkan
dengan varietas pembanding/ varietas asal. Uji ini berdasarkan Pasal 1 Ayat 3 Undang-
undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman (PVT). Penhujian
dilakukan dengan melihat sifat morfologi suatu tanaman dan mencocokkannya dengan
varietas pembanding.
Pada uji BUSS, kedelai varietas Dega 1 mempunyai potensi hasil dan rata-rata hasil lebih
tinggi dibandingkan dengan varietas Grobogan dan Baluran. Umur masak lebih genjah dibandingkan
dengan varietas Baluran. Ukuran biji (bobot 100 biji) lebih besar dibandingkan dengan varietas
Grobogan dan Baluran. Dega 1 agak tahan terhadap penyakit karat daun dan hama pengisap polong.
DAFTAR PUSTAKA