Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 4B

MATA KULIAH PEMULIAAN TANAMAN


UJI BUSS PADA VARIETAS KEDELAI

Disusun oleh:

Kelompok 5

Harlino Nandha P. 150510150172

Elfira Rosalita 150510150179

Putri Nur Dini 150510150189

Reza Yudha Fadillah 150510150190

Pija Saefullah 150510150228

KELAS : G

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
2016
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Tujuan Pengujian 3
BAB II ISI 4
2.1 Definisi Uji 4
2.2 Syarat-Syarat Pengujian 4
2.2.1 Syarat pelepasan varietas secara umum 5
2.2.2 Syarat pelepasan varietas hasil pemuliaan DNA atau introduksi 5
2.2.3 Syarat pelepasan varietas tanaman PRG 6
2.2.4 Syarat pelepasan varietas local 6

2.3 Bahan Uji 7

2.4 Mekanisme Pengujian Varietas Kedelai 7

2.5 Uji BUSS Kedelai 10

BAB III PENUTUP 14

3.1 Kesimpulan 14

DAFTAR PUSTAKA 15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam penetapan suatu varietas tanaman dapat dikategorikan sebagai varietas baru
atau tidak, harus melalui proses pengujian untuk membuktikan kebenarannya. Lembaga
pemerintah yang memiliki tugas untuk melindungi varietas tanaman dengan menerbitkan hak
perlindungan varietas tanaman (PVT) adalah Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan
Perizinan Pertanian (PPVTPP).Varietas yang diajukan dapat dilindungi apabila varietas
tersebut dapat didefinisikan dengan jelas. Hal ini berkaitan dengan proses yang akan
berlangsung untuk varietas dalam memperoleh hak PVT. Varietas yang layak untuk
mendapat hak PVT meliputi varietas dari jenis atau spesies tanaman yang baru, unik,
seragam, stabil, dan diberi nama. Salah satu metode dalam pengkarakterisasian varietas
tanaman yaitu berdasarkan tanda-tanda morfologi tanaman yaitu melalui beberapa karakter
baik karakter kualitatif maupun kuantitatif.

Pengujian lain yang menjadi salah satu kriteria pada pengajuan hak PVT adalah uji
BUSS (Baru, Unik, Seragam, Stabil), sehingga varietas yang lolos pengujian merupakan
varietas yang benar-benar memiliki sifat baru, unik, seragam, dan stabil.Di Indonesia, uji
BUSS yang ditetapkan sebagai pengujian PVT mengacu pada organisasi internasional tentang
perlindungan varietas tanaman, yaitu UPOV (The International Union of Protection of New
Varieties of Plant). Organisasi ini menyediakan dan menyelenggarakan sistem yang efektif
untuk perlindungan varietas tanaman yang bertujuan mendorong perkembangan varietas baru
untuk kepentingan masyarakat banyak.

1.2 Tujuan Pengujian

Uji baru, Unik, Seragam dan Stabil (BUSS) merupakan salah satu cara pengujian
untuk melindungi tanaman yang akan di lepas, perlindungan varietas, dan mengidentifikasi
kebaruan, keunikan, keseragaman, dan kestabilan suatu varietas yang di uji dibandingkan
dengan varietas pembanding/ varietas asal.
BAB II

ISI

2.1 Definisi Uji

Adanya kegiatan ekspor pada komoditas kedelai di Indonesia perlu mendapatkan


perhatian khusus berupa perlindungan pada varietas kedelai yang di ekspor. Perlindungan
varietas ini dapat dilaksanakan salah satunya melalui pengujian Baru, Unik, Seragam, dan
Stabil (BUSS). Pengujian BUSS ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebaruan, keunikan,
keseragaman, dan kestabilan suatu varietas yang di uji dibandingkan dengan varietas
pembanding/ varietas asal. Pengujian ini membutuhkan sebuah descriptor sebagai pedoman
pelaksanaan uji. Pedoman pelaksanaan uji (PPU) yang ada umumnya merupakan deskriptor
yang dibuat diluar negeri yang kondisi klimatologi tidak sama seperti Indonesia. Berdasarkan
hal tersebut perlu dilakukan sebuah pengujian juga pada deskriptor apakah dapat digunakan
di Indonesia atau tidak untuk karakter-karakter pengujian. Pemilihan varietas pembanding
juga dinilai penting dalam pelaksanaan uji BUSS karena varietas pembanding merupakan
patokan dasar lolos tidaknya varietas yang diuji.

Uji baru, Unik, Seragam dan Stabil (BUSS) merupakan salah satu cara pengujian
untuk melindungi tanaman yang akan di lepas. Pengujian ini didasarkan pada Pasal 1 Ayat 3
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman (PVT) yang
menjelaskan bahwa varietas tanaman yang selanjutnya disebut varietas, adalah sekelompok
tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan
tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotype atau kombinasi
genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya
satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan (Deptan
2006). Uji BUSS salah satunya dilaksanakan atas dampak perdagangan bebas khususnya
untuk Negara berkembang, bahwa tanaman-tanaman yang diperdagangkan sebaiknya
memiliki sebuah perlindungan atau lebih dikenal dengan istilah perjanjian TRIPS (Trade-
Relatived Aspects of Intellectual Property Rights). Uji BUSS juga dilaksanakan guna
melindungi pemulia tanaman yang ingin melepaskan suatu varietas tanaman dan menjadikan
sebuah pacuan bagi mereka agar semakin banyak orang yang berkecimpung di bidang
penelitian ini dan kemudian banyak dihasilkan varietas baru. Varietas baru yang akan
dilindungi harus memilki persyaratan kebaruan, unik, seragam dan stabil untuk varietas yang
diuji.

2.2 Syarat-syarat Pengujian

2.2.1 Syarat pelepasan varietas secara umum :


1. Calon varietas yang diusulkan untuk dilepas dapat berasal dari pemuliaan di
dalam negeri atau berasal dari introduksi
2. Calon varietas yang diusulkan untuk dilepas dapat berupa galur murni,
komposit, kultivar, klon, mutan, hibrida, tanaman RPG dan atau hasil teknik
pemuliaan lain
3. Calon varietas dapat dilepas bila memenuhi peryaratan
Silsilah tanaman meliputi asal-usul, nama tetua, daerah asal, nama pemilik
atau penemu, perkiraan umur bagi tanaman tahunan atau lama penyebaran
bagi tanaman semusim yang telah berkembang di masyarakat varietas
lokal dan metode pemuliaan yang digunakan
Tersedia deskripsi yang lengkap dan jelas, untuk identifikasi dan
pengenalan varietas secara akurat
Menunjukan keuunggulan terhadap varietas pembanding
Unik, seragam, dan stabil
Pernyataan dari pemilik bahwa benih penjenis tersedia baik dalam jumlah
maupun mutu yang cukup untuk perbanyakan lebih lanjut dan dilengkapi
data hasil pengujian lapangan seluruh lokasi dan atau laboratorium

2.2.2 Syarat pelepasan varietas hasil pemuliaan DNA atau introduksi :


1. Calon varietas dapat dilepas bila memenuhi persyaratan :
Silsilah tanaman meliputi asal-usul, nama tetua, daerah asal, nama pemilik
atau penemu, perkiraan umur bagi tanaman tahunan atau lama penyebaran
bagi tanaman semusim yang telah berkembang di masyarakat varietas
lokal dan metode pemuliaan yang digunakan
Tersedia deskripsi yang lengkap dan jelas, untuk identifikasi dan
pengenalan varietas secara akurat
Menunjukan keuunggulan terhadap varietas pembanding
Unik, seragam, dan stabil
Pernyataan dari pemilik bahwa benih penjenis tersedia baik dalam jumlah
maupun mutu yang cukup untuk perbanyakan lebih lanjut dan dilengkapi
data hasil pengujian lapangan seluruh lokasi dan atau laboratorium
2. Untuk varietas introduksi selain memenuhi persyaratan sebagaimana di atas
harus melampirkan izin dari pemilik varietas
3. Untuk hibrida selain memenuhi peryaratan sebagaimana di atas harus
melampirkan deskripsi tetuanya
4. Varietas dari pemuliaan silang baik yang ditunjukan untuk perbaikan sifat dan
atau penambahan satu sifat baru dengan tidak merubah sifat-sifat lain sesuai
deskripsi aslinya, dapat dilepas tanpa melalui uji adaptasi atau uji observasi

2.2.3 Syarat pelepasan varietas tanaman PRG :


1. Calon varietas dapat dilepas bila memenuhi persyaratan :
Silsilah tanaman meliputi asal-usul, nama tetua, daerah asal, nama pemilik
atau penemu, perkiraan umur bagi tanaman tahunan atau lama penyebaran
bagi tanaman semusim yang telah berkembang di masyarakat varietas
lokal dan metode pemuliaan yang digunakan
Tersedia deskripsi yang lengkap dan jelas, untuk identifikasi dan
pengenalan varietas secara akurat
Menunjukan keuunggulan terhadap varietas pembanding
Unik, seragam, dan stabil
Pernyataan dari pemilik bahwa benih penjenis tersedia baik dalam jumlah
maupun mutu yang cukup untuk perbanyakan lebih lanjut dan dilengkapi
data hasil pengujian lapangan seluruh lokasi dan atau laboratorium
2. Calon varietas tanaman PRG yang diusulkan selain memenuhi ketentuan
sebagaimana di atas harus memenuhi ketentuan keamanan hayati
3. Tanaman PRG yang berasal dari varietas non PRG dan telah dilepas selanjutnya
dilakukan perbaikan sifat dan atau penambahan satu sifat baru dengan tidak
merubah sifat-sifat lain sesuai deskripsi aslinya, dapat dilepas tanpa melalui uji
adaptasi atau uji observasi dengan tetap mengikuti ketentuan pelepasan varietas
sebagaimana di atas (nomor 1)

2.2.4 Syarat pelepasan varietas lokal :


Varietas lokal dapat dilepas sebagai varietas unggul apabila :
Merupakan varietas yang sudah ditanam secara luas oleh masyarakat di
suatu wilayah dan mempunyai keunggulan seperti berikut :
a. Daya hasil
b. Ketahanan terhadap organism pengganggu tumbuhan
c. Ketahanan terhadap cekaman lingkungan
d. Kecepatan berproduksi
e. Mutu hasil tinggi dan atau ketahanan simpan
f. Toleransi benih terhadap kerusakan mekanis
g. Tope tanaman yang keindahan dan atau nilai ekonomis
h. Batang bawah untuk perbanyakan klonol, harus mempunyai
perakaran yang kuat, ketahanan terhadap hama dan penyakit akar dan
kompatibilitas

2.3 Bahan Uji

Alat dan bahan pengujian berupa Benih Kedelai sebanyak 20 butir, Air, Kotak Sel atau
Tabung Reaksi, Laruatan Guayacol 0.5%, Lemari Pendingin, dan H2 O2 0.1%.

2.4 Mekanisme Pengujian Varietas Kedelai


Gambar 2.4.1 dan 2.4.2 Tabel Karakteristik Tanaman Kedelai

1. Batang
Tipe Tumbuh
Penentuan tipe tumbuh memerlukan uji tersendiri, diulang tiga atau
empat ulangan dengan masing-masing 20 tanaman/ulangan. Jarak antar baris
40 cm dan dalam barisan 15 cm. Varietas yang akan diuji (kandidat) dan
varietas contoh harus ditumbuhkan dalam kelompok menurut umur
kematangan.
Pada awal berbunga (satu bunga mekar pada batang utama) dilakukan
penandaan pada bagian ujung tanaman. Pada saat mencapai kematangan,
dilakukan penghitungan jumlah buku antara bagian yang telah ditandai dengan
ujung tanaman. Hasil rerata per varietas menunjukkan ekspresi karakteristik
tersebut (dibandingkan dengan varietas pembanding).
Sebagai tambahan, karakteristik ukuran daun terminal juga dapat
dijadikan dasar pemisahan ekspresi determinit. Daun terminal pada batang
utama varietas determinit kurang lebih sama dengan daun di bawahnya. Pada
tipe indeterminit, daun terminal berukuran lebih kecil.

Gambar 2.4.3 Tipe Tumbuh Batang

Tipe Percabangan
Gambar 2.4.4 dan 2.4.5 Tipe Percabangan Batang
Tinggi Tanaman

Gambar 2.4.6 Tabel Tinggi Tanaman Rata-rata

2. Daun

Gambar 2.4.7 dan 2.4.8 Tipe Bentuk Daun

3. Biji

Pengujian dilakukan pada 20 biji kedelai. Kulit biji dikupas dengan hati-hati
sehingga tidak ada serpihan kotiledon yang tertinggal. Untuk tujuan ini, biji kedelai
direndam air selama 2 jam.
Kulit biji kedelai ditempatkan dalam kotak sel atau tabung reaksi (satu tabung
per biji) dan ditambahkan 3-4 cm3 larutan 0.5% Guayacol. Setelah 10 menit
tambahkan 1 tetes 0.1% H2O2 .
Larutan berubah warna menjadi merah tua atau coklat untuk menunjukkan
reaksi positif, atau tetap tidak berwarna untuk menunjukkan reaksi negatif. Untuk
mengecek larutan 0.5% Guayacol, disarankan untuk menyertakan beberapa biji
varietas referensi yang mempunyai reaksi positif.
Kotak sel atau tabung kocok perlahan untuk mempercepat reaksi. Untuk
pencatatan yang lebih baik, tabung diletakkan di atas permukaan putih.
2.5 Uji BUSS Kedelai
Tabel 2.5.1 Karakteristik Uji BUSS Varietas Dega 1 dengan Varietas Grobogan dan Baluran
sebagai pembanding

Varietas Contoh Varietas Pembanding


No. Karakteristik
Dega 1 Grobogan Baluran

1 Dilepas Tahun 5 September 2016 2008 15 April 2002

Pemurnian populasi
Silang tunggal antara Persilangan
2 Asal lokal Malabar
grobogan dan malabar AVRDC
Grobogan

3 Tipe tumbuh Determinit Determinit Determinit

4 Umur berbunga 29 hari 30-32 hari 33 hari

5 Umur polong masak 71 hari 76 hari 80hari

6 Warna hipokotil Ungu Ungu Ungu

7 Warna epikotil Ungu Ungu Hijau

8 Warna daun Hijau Hijau agak tua Hijau

9 Warna bulu Coklat Coklat Coklat

10 Warna bunga Ungu Ungu Ungu

11 Warna polong Coklat muda Coklat Coklat

12 Warna kulit biji Kuning Kuning muda Kuning

13 warna hilum biji Coklat Coklat Coklat muda

14 Bentu kdaun Oval Lanset -

Bercabang (1-3
15 Percabangan Tidak ada -
cabang/ tanaman)

16 Tinggi tanaman 53 cm 50-60cm 60-80 cm

Agak tahan pecah Agak tahan pecah


17 Pecah polong -
polong polong

18 Bobot 100 biji 22,98 gr 18 gr 15-17 gr


19 Bentuk biji Lonjong - Bulattelur

20 Potensi hasil 3,82 ton/ ha 3,40 ton/ha 2,5-3,5 ton/ha

21 Rata-rata hasil 2,78 ton/ ha 2,64 ton/ha 2,25 ton/ha

22 Kandungan protein 37,78 % BK 43,9 % BK 38-40 % BK

23 Kandungan lemak 17,29 % BK 18,4 % BK 20-22 % BK

Ketahanan terhadap
HPT

-Penyakit karat
24 Agak tahan Agak tahan Rentan
-Hama penghisap
polong Agak tahan Tahan Rentan

-Hama ulat grayak Rentan Sangat rentan Sangat rentan

25 Lainnya Adaptif lahan sawah

Varietas unggul berumur genjah dan biji berukuran besar semakin diminati
konsumen. Di Indonesia, lebih dari 90% kedelai digunakan untuk pangan, 88% diantaranya
untuk bahan baku tahu dan tempe. Ukuran biji besar lebih disukai sebagai bahan baku
pembuatan tempe karena memberikan volume produk yang lebih besar sehingga lebih
menguntungkan karena tempe dijual dalam satuan volume. Galur kedelai GM-26 dengan
nama Dega 1, telah direkomendasikan untuk dilepas sebagai varietas unggul baru
berdasarkan berita acara hasil sidang TP2V No. 56/BBN.TP/9/2015. Dega 1 mempunyai
keunggulan potensi hasil tinggi, rata-rata hasil tinggi, umur genjah, ukuran biji besar, dan
beradaptasi luas.

Gambar 2.5.1 Kedelai Varietas Dega 1


Dega 1 adalah keturunan persilangan antara varietas Grobogan dan Malabar.
Persilangan buatan dilakukan pada tahun 2009 dan selanjutnya dilakukan penggaluran tahun
20102012 hingga diperoleh galur Dega 1. Metode seleksi yang digunakan adalah metode
silsilah (pedigree). Seleksi F2 dilakukan di KP Genteng (Banyuwangi) pada 2010 (F2),
dilanjutkan di KP Kendal payak pada 2010 (F3), di KP Muneng (Probolinggo) pada 2011
(F4), di KP Kendal payak dan di lahan petani di desa Tambirejo, kecamatan Toroh,
kabupaten Grobogan pada 2011 dan 2012 (F5 dan F6). Uji daya hasil pendahuluan (UDHP)
dilaksanakan di KP Muneng (Probolinggo) dan di desa Tambirejo, kecamatan Toroh,
kabupaten Grobogan pada 2012, uji daya hasil lanjutan (UDHL) di KP Muneng
(Probolinggo) dan KP Genteng (Bayuwangi) pada I 2013. Varietas pembanding pada
pengujian varietas Dega 1 adalah Grobogan dan Baluran.

Gambar 2.5.2 dan 2.5.3 Kedelai Varietas Grobogan

Dega 1 mempunyai potensi hasil dan rata-rata hasil lebih tinggi dibandingkan
dengan varietas Grobogan dan Baluran. Umur masak lebih genjah dibandingkan dengan
varietas Baluran. Ukuran biji (bobot 100 biji) lebih besar dibandingkan dengan varietas
Grobogan dan Baluran. Dega 1 agak tahan terhadap penyakit karat daun dan hama pengisap
polong.

Dega 1 sesuai untuk ditanam di lahan sawah. Cara budidaya yang diperlukan adalah sama
dengan budidaya kedelai yang telah ada saat ini, yaitu jarak tanam 40 cm x 15 cm atau 40 cm
x 20 cm, dengan dua tanaman per rumpun. Dosis pupuk yang digunakan adalah 250 kg
Phonska/ha.Dengan pengelolaan tanaman yang optimal, terutama penyiangan (tepat waktu),
pengendalian hama dan penyakit tepat waktu dan dosis, maka Dega 1 mampu memberikan
hasil biji rata-rata >2,5 ton/ha. Dengan keunggulan tersebut di atas dan mengingat varietas
unggul kedelai umur genjah, biji besar, dan potensi hasil tinggi masih terbatas jumlahnya,
maka galur harapan kedelai Dega 1 akan menjadi alternatif tumpuan peningkatan
produktivitas guna menunjang usaha swasembada kedelai di Indonesia.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Uji baru, Unik, Seragam dan Stabil (BUSS) merupakan salah satu cara pengujian untuk
melindungi tanaman yang akan di lepas, perlindungan varietas, dan mengidentifikasi
kebaruan, keunikan, keseragaman, dan kestabilan suatu varietas yang di uji dibandingkan
dengan varietas pembanding/ varietas asal. Uji ini berdasarkan Pasal 1 Ayat 3 Undang-
undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman (PVT). Penhujian
dilakukan dengan melihat sifat morfologi suatu tanaman dan mencocokkannya dengan
varietas pembanding.

Pada uji BUSS, kedelai varietas Dega 1 mempunyai potensi hasil dan rata-rata hasil lebih
tinggi dibandingkan dengan varietas Grobogan dan Baluran. Umur masak lebih genjah dibandingkan
dengan varietas Baluran. Ukuran biji (bobot 100 biji) lebih besar dibandingkan dengan varietas
Grobogan dan Baluran. Dega 1 agak tahan terhadap penyakit karat daun dan hama pengisap polong.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman (PVT)

Herwitarahman, A. 2014. Simulation of Novelty, Distinctness, Uniformity, and Stability


(DUS) Test for Banana(Musa spp.) at Experimental field Pasir Kuda, Bogor. Bul.
Agrohorti 2(1) : 66 74
Maileni, D A. 2010. Pendaftaran Varietas Tanaman. Universitas Sumatera Utara
Diakses melalui repository.usu.ac.id
www.litbang.pertanian.go.id/varietas/?k=310&t= Diakses pada 6 Desember 2016
www.balitkabi.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2201-dega-1-vub-kedelai-genjah-besar-
hasil-tinggi.html Diakses pada 7 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai