TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
JL. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
TERHADAP ASPAL
A. TUJUAN PELAKSANAAN
1. Tujuan Umum
Dapat menguji besarnya kelekatan agregat terhadap aspal dengan cara visual
2. Tujuan Khusus
Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian kelekatan agregat terhadap aspal
Dapat terampil menggunakan peralatan pengujian dengan baik dan benar
Dapat melakukan pencatatan dan pemeriksaan data pengujian kelekatan agregat
terhadap aspal
Dapat menyimpulkan, mengklarifikasikan dan menganalisa data hasil pengujian
kelekatan agregat terhadat aspal berdasarkan standar yang diacu
B. REFERENSI
1. SK SNI -20-1990-F
2. Modul praktik LAB PERKERASAN yang di susun oleh Drs. Kusumadi, M.T
3. Pengalaman yang dimiliki teknisi lab aspal (pak erwin & pak topik) yang mendampingi
1
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
JL. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
C. DASAR TEORI
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelekatan aspal pada agregat adalah :
- Pori-pori dan absorbs
- Agregat berpori berguna untuk menyerap aspal, sehingga ikatan antara aspal dan agregat
baik. Tetapi terlalu banyak pori dapat mengakibatkan terlalu banyak aspal yang terserap
dan berakibat lapisan agregat aspal menjadi tipis.
- Bentuk dan tekstur permukaan
- Agregat berbentuk kubus dan kasar lebih mengikat asapal daripada agregat berbentuk
bulat dan halus. Permukaan agregat yang kasar akan menimbulkan/meberikan ikatan
dengan aspal lebih baik daripada agregat dengan permukaan licin
- Ukuran butiran
Berdasarkan SK SNI 20-1990-F, pengujian kelekatan aspal dengan agregat yang layak
adalah dengan nilai persentase permukaan agregat yang masih diselimuti aspal harus dekat
dengan 100%
Selain itu kelekatan aspal terhadap agregat dipengaruhi juga oleh sifat agregat terhadap
air. Granit dan batuan yang mengandung silica merupakan agregat yang bersifat hydrophilic
yaitu agregat yang senang terhadap air. Agregat yang demikian tidak bagus digunakan untuk
bahan campuran dengan aspal karena mudah terjadi striping yaitu lepasnya lapis aspal dari
agregat karena pengaruh air. Agregat sebaliknya yang tidak mudah terikat denga air
sehingga ikatan antara aspal dan agregat cukup baik.
2
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
JL. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
3
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
JL. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Memasukkan 100 gram agregat kedalam wadah dan mengisi 2 mL air
3. Aduk pada suhu ruang sampai benda uji menjadi basah secara merata
4. Tambahkan 5,5 + 2 gram aspal yang telah dipanaskan sampai suhu yang diperlukan
Aspal
Aspal cair, grade 30 dan 70 Suhu ruang
Aspal cair, grade 250 35 + 20 C
Aspal cair, grade 800 52 + 20 C
Aspal cair, grade 3000 68 + 20 C
5. Aduk sampai merata sehingga benda uji terselimuti aspal, pengadukan tidak boleh
lebih dari 5 menit
4
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
JL. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
7
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
JL. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
G. LAMPIRAN
8
PENGUJIAN KELEKATAN AGREGAT
TERHADAP ASPAL
DISUSUN OLEH :
KELAS : TPJJ 5B
NIM : 1505131055
KELOMPOK : 6 (enam)